Uploaded by User24627

Opini

advertisement
GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DI KALANGAN MAHASISWA
Mahasiswa merupakan aset bangsa di masa depan sehingga harus memiliki
kualitas hidup dan kesehatan yang baik. Saat ini banyak mahasiswa yang
mengabaikan pola hidup sehat. Padahal dengan menjalankan kebiasaan pola hidup
sehat seperti olahraga rutin serta memiliki asupan yang bergizi dan bernutrisi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar bagi mahasiswa.
Salah satu yang menjadi penyebab banyaknya mahasiswa mengabaikan pola
hidup sehat adalah mobilitas yang tinggi dan jauh dari orang tua. Anak-anak muda
yang mobilitasnya tinggi terkadang melewatkan makan mereka. Apalagi mereka
yang kreatif dan bekerja terus terkadang terlambat makan bahkan bisa melupakan
makan dan pola hidup tidak sehat. Padahal pola hidup sehat harus dimulai sejak
masih muda, sehingga hidup akan menjadi lebih baik.
Sebagai mahasiswa, tugas dan materi kuliah yang harus dipelajari setiap hari
cukup banyak, ditambah lagi untuk mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan
kampus, menyebabkan kurangnya perhatian terhadap pola hidup sehat. Untuk
menunjang aktivitas tersebut harus menjaga asupan gizi.
Dikalangan mahasiswa banyak yang mengalami berbagai macam penyakit
akibat kurangnya perhatian terhadap pola hidup sehat, dari penyakit ringan hingga
berat seperti :
-
Sakit kepala, demam, flu, dan batuk merupakan penyakit yang paling sering
dialami oleh mahasiswa karena adanya faktor tekanan fikiran karena
tuntunan tugas, kecapean, dan telat makan.
-
Diare, biasanya disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa yang jajan dan
makan sembarangan di pinggir jalan yang hanya memikirkan harga murah
dan mengesampingkan makanan sehat tanpa melihat kondisi kebersihan
tempat dan makanan.
-
Maag atau dikenal Gastritis disebabkan karena pola makan yang tidak
teratur dan terlalu sering mengkonsumsi makanan yang terlalu asam atau
pedas.
-
Tifus, ini disebabkan oleh Typhi yang masuk terkontaminasi bakteri. Oleh
karena itu sangat penting bagi kita menjaga kebersihan makanan dan
kebersihan tangan.
-
Demam Berdarah, seperti yang kita ketahui penyakit ini disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Aegipty. Cueknya mahasiswa akan kebersihan kos
menjadikan nyamuk mudah berkembang biak di lingkungan kos.
-
Dan masih banyak lagi
Dengan banyaknya kegiatan mahasiswa menjadikan mahasiswa harus pintar
dalam mengatur waktu untuk menjaga kesehatan tubuh sendiri. Agar tetap sehat,
ada beberapa tips yang dapat dilakukan, seperti :
-
Mengatur pola makan dengan baik yaitu dengan makan secukupnya
makanan yang sehat, dan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan. Atur
pola makan 3x sehari secara teratur. Hindari makanan yang mengandung
lemak jahat.
-
Berolahraga minimal 1-2 jam dalam sehari. Olahraga ringan seperti jalan
kaki, joging dan senam juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga
tubuh dapat terhindar dari berbagai penyakit.
-
Atur pola istirahat. Usahakan tidur malam 6-8 jam dan siang 1-2 jam.
Dengan pola istirahat yang teratur dapat membuat mahasiswa lebih kuat
daya tahan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit.
-
Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas/hari dan minum dalam keadaan
duduk. Selain itu air putih juga dapat mencegah rusaknya ginjal.
-
Hindari diri dari kebiasaan merokok aktif dan pasif.
-
Biasakan hidup bersih.
-
Dan sebagainya
Sehat itu mahal, jadi tidak ada salahnya untuk memulai belajar hidup sehat.
Pengetahuan mengenai cara hidup sehat untuk kinerja lebih baik juga harus
diketahui secara baik oleh mahasiswa, sehingga ketika lulus tidak memiliki
masalah dengan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mataelangnusantara.wordpress.com/2016/05/14/pentingnya-pola-hidupsehat-di-kalangan-mahasiswa/
https://www.ayobandung.com/read/2016/10/01/11917/mahasiswa-banyakabaikan-pola-hidup-sehat
FENOMENA PHUBBING DALAM KOMUNIKASI
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ternyata memberikan
perubahan pada cara berkomunikasi antar individu. Sebelumnya orang-orang
berkomunikasi secara lisan dan bertatap muka, di era digital ini orang-orang tidak
harus bertemu dengan lawan bicaranya untuk menyampaikan pesan karena alat
komunikasi seperti ponsel maupun smartphone menjadi perangkat yang mampu
mengantarkan pesan dalam hitungan detik. Ditambah lagi dengan kehadiran
media baru seperti internet dan sosial media memberikan akses yang informasi
secara mudah, luas, dan bebas yang kemudian melahirkan realitas baru berbentuk
virtual bernama dunia maya. Dengan adanya dunia maya yang memberikan
fasilitas kebebasan dalam berekspresi dan berbagi informasi tanpa disadari telah
mengakibatkan perubahan pola interaksi manusia dalam berjejaring di kehidupan
nyata.
Kini banyak dijumpai orang-orang yang lebih sibuk dengan gawai dan dunia
maya dibandingkan harus berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Fenomena
ini disebut Phubbing, yaitu akronim dari phone dan snubbing. Istilah ini
menggambarkan perilaku atau sikap tidak mempedulikan lawan bicara akibat
fokus mengoperasikan gawai. Mungkin istilah ini masih asing untuk sebagian
orang, namun ternyata perilaku tersebut sering kita jumpai atau bahkan kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika seseorang sedang asyik dengan gawainya pada saat terlibat
perbincangan, sering kali ia tak mengindahkan keberadaan lawan bicaranya.
Ironisnya, perilaku ini sering terjadi pada saat momen kebersamaan sedang
berlangsung, bahkan dalam lingkungan keluarga pun perilaku phubbing juga
kerap dijumpai. Phubbing menunjukkan betapa pengguna media sosial saat ini
telah menjadi manusia yang asyik sendiri dan mengindikasikan terjadinya
komunikasi yang tidak sempurna antara dua pihak yang saling berinteraksi.
Phubbing merupakan sebuah dampak ketidakbijakan pengguna dalam
memanfaatkan teknologi. Terkadang phubbing menjadi pilihan ketika seseorang
merasa bosan dan enggan menyimak pembicaraan. Faktor utama penyebab
terjadinya sikap mengacuhkan yaitu rendahnya kesadaran untuk mendengarkan.
Phubbing dapat menyebabkan degradasi adab yang akan terus terjadi apabila
masyarakat tak memiliki rasa simpati dam saling menghargai. Sehingga untuk
mengurangi kebiasaan ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran diri
untuk mengurangi penggunaan gawai dan akses media sosial, menumbuhkan
kesadaran untuk saling bersosialisasi, dan berempati.
DAFTAR PUSTAKA
http://news.unair.ac.id/2018/12/28/phubbing-degradasi-empati-dalam-distorsikomunikasi-masa-kini/
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/9734/7802
PLAGIARISME DI LINGKUNGAN AKADEMIK
Plagiarisme bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan akademik. Maraknya
kasus plagiarisme menjadi keprihatinan kita semua. Hal ini tentu perlu menjadi
perhatian kita, sehingga pengetahuan mengenai plagiarisme menjadi salah satu hal
yang penting untuk dipahami oleh mahasiswa dan dosen agar terhindar dari
praktik plagiarisme. Dalam memproduksi karya tulis diharuskan untuk
menghormati, mengakui dan memberikan penghargaan atas karya orang lain. Ilmu
pengetahuan dikembang berdasarkan pada ilmu-ilmu pengetahuan yang sudah ada
sebelumnya sehingga tidak perlu ragu-ragu dalam menyusun karya tulis dan
menyebutkan sumber rujukan. Hal tersebut merupakan kejujuran intelektual yang
tidak akan menurunkan bobot karya tulis yang kita buat.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, Plagiat
adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Plagiarisme sering terjadi disekitar kita. Ada beberapa hal yang menjadi
penyebab terjadinya tindakan plagiat, seperti keterbatasan waktu untuk
menyelesaikan karya ilmiah yang menjadi tanggungjawabnya sehingga muncul
dorongan untuk melakukan copy-paste atas karya orang lain, rendahnya minat
baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki,
kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan,
dan kurangnya perhatian dari guru atau dosen terhadap persoalan plagiarisme.
Apapun alasan seseorang untuk melakukan plagiat, bukanlah susatu yang dapat
dibenarkan.
Seperti yang ditulis dalam http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism,
ada langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindari tindakan
plagiarisme, yaitu dengan melakukan pengutipan dan/atau paraphrase.
1. Pengutipan, penggunaan dua tanda kutip ketika mengambil langsung satu
kalimat dengan menyebutkan sumbernya dan menuliskan daftar pustaka
dengan baik dan benar atas karya yang dirujuk.
2. Paraphrase, adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan
menggunakan kata-kata sendiri tanpa merubah maksud atau ide/gagasan
dengan tetap menyantumkan sumbernya.
Selain itu, penggunaan aplikasi antiplagiarisme juga dapat dilakukan untuk
menghindari plagiarisme.
DAFTAR PUSTAKA
Avoiding Plagiarism. http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
Panduan Anti Plagiarism. http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327
KETERGANTUNGAN INDIVIDU PADA GAWAI
Penggunaan smartphone dengan layanan internet dikalangan masyarakat
memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dan hiburan. Namun
penggunaan ini harus secara bijak, penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan
dapat
membawa
pengguna
pada
ketergantungan
atau
kecanduan.
Ketergantungan/kecanduan merupakan sebuah pola perilaku yag menekan untuk
melakukan secara terus menerus meskipun terdapat konsekuensi negatif baik fisik,
sosial, spiritual, mental dan ekonomi.
Pada saat ini gawai dapat digunakan dimana saja dan oleh segala usia.
Gawai tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat
hiburan, sarana sosialisasi, sumber informasi dan sebagainya. Fitur-fitur yang
terdapat pada smartphone dapat dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaan orang
dewasa, namun ada banyak juga yang menggunakan gawai untuk menenangkan
bayi dan balita.
Penggunaan berlebihan pada smartphone memberikan pengaruh pada
kepribadian seseorang, seperti menjadi individual, apatis, dan munculnya
gangguan kepribadian lainnya. Seseorang dapat merasa tidak perlu orang lain,
sibuk sendiri, dan kepedulian sosialnya menurun.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketergantungan pada gawai,
seperti :
-
Mematikan notifikasi, hal ini akan menurunkan dorongan untuk memeriksa
ponsel.
-
Mengatur waktu bebas ponsel setiap hari. Mencoba mengatur waktu bebas
ponsel di waktu-waktu tertentu, setiap hari. Hal ini dapat membuat waktu
beristirahat dengan lebih mudah, menerapkan mode airplane beberapa jam
setelah pulang bekerja. Waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat
makan, menghabiskan waktu dengan keluarga atau yang lainnya.
-
Melatih diri dengan istirahat teknologi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/article/print/18070600008/bijak-gunakan-smartphoneagar-tidak-ketergantungan.html
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2419526/5-tips-mudah-kurangiketergantungan-pada-gawai
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/16/102638420/kecanduan-gawai-bisajadi-bom-waktu-bagi-generasi-masa-depan
Download