GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DI KALANGAN MAHASISWA Mahasiswa merupakan aset bangsa di masa depan sehingga harus memiliki kualitas hidup dan kesehatan yang baik. Saat ini banyak mahasiswa yang mengabaikan pola hidup sehat. Padahal dengan menjalankan kebiasaan pola hidup sehat seperti olahraga rutin serta memiliki asupan yang bergizi dan bernutrisi dapat meningkatkan konsentrasi belajar bagi mahasiswa. Salah satu yang menjadi penyebab banyaknya mahasiswa mengabaikan pola hidup sehat adalah mobilitas yang tinggi dan jauh dari orang tua. Anak-anak muda yang mobilitasnya tinggi terkadang melewatkan makan mereka. Apalagi mereka yang kreatif dan bekerja terus terkadang terlambat makan bahkan bisa melupakan makan dan pola hidup tidak sehat. Padahal pola hidup sehat harus dimulai sejak masih muda, sehingga hidup akan menjadi lebih baik. Sebagai mahasiswa, tugas dan materi kuliah yang harus dipelajari setiap hari cukup banyak, ditambah lagi untuk mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan kampus, menyebabkan kurangnya perhatian terhadap pola hidup sehat. Untuk menunjang aktivitas tersebut harus menjaga asupan gizi. Dikalangan mahasiswa banyak yang mengalami berbagai macam penyakit akibat kurangnya perhatian terhadap pola hidup sehat, dari penyakit ringan hingga berat seperti : - Sakit kepala, demam, flu, dan batuk merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh mahasiswa karena adanya faktor tekanan fikiran karena tuntunan tugas, kecapean, dan telat makan. - Diare, biasanya disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa yang jajan dan makan sembarangan di pinggir jalan yang hanya memikirkan harga murah dan mengesampingkan makanan sehat tanpa melihat kondisi kebersihan tempat dan makanan. - Maag atau dikenal Gastritis disebabkan karena pola makan yang tidak teratur dan terlalu sering mengkonsumsi makanan yang terlalu asam atau pedas. - Tifus, ini disebabkan oleh Typhi yang masuk terkontaminasi bakteri. Oleh karena itu sangat penting bagi kita menjaga kebersihan makanan dan kebersihan tangan. - Demam Berdarah, seperti yang kita ketahui penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegipty. Cueknya mahasiswa akan kebersihan kos menjadikan nyamuk mudah berkembang biak di lingkungan kos. - Dan masih banyak lagi Dengan banyaknya kegiatan mahasiswa menjadikan mahasiswa harus pintar dalam mengatur waktu untuk menjaga kesehatan tubuh sendiri. Agar tetap sehat, ada beberapa tips yang dapat dilakukan, seperti : - Mengatur pola makan dengan baik yaitu dengan makan secukupnya makanan yang sehat, dan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan. Atur pola makan 3x sehari secara teratur. Hindari makanan yang mengandung lemak jahat. - Berolahraga minimal 1-2 jam dalam sehari. Olahraga ringan seperti jalan kaki, joging dan senam juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga tubuh dapat terhindar dari berbagai penyakit. - Atur pola istirahat. Usahakan tidur malam 6-8 jam dan siang 1-2 jam. Dengan pola istirahat yang teratur dapat membuat mahasiswa lebih kuat daya tahan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit. - Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas/hari dan minum dalam keadaan duduk. Selain itu air putih juga dapat mencegah rusaknya ginjal. - Hindari diri dari kebiasaan merokok aktif dan pasif. - Biasakan hidup bersih. - Dan sebagainya Sehat itu mahal, jadi tidak ada salahnya untuk memulai belajar hidup sehat. Pengetahuan mengenai cara hidup sehat untuk kinerja lebih baik juga harus diketahui secara baik oleh mahasiswa, sehingga ketika lulus tidak memiliki masalah dengan kesehatannya. DAFTAR PUSTAKA https://mataelangnusantara.wordpress.com/2016/05/14/pentingnya-pola-hidupsehat-di-kalangan-mahasiswa/ https://www.ayobandung.com/read/2016/10/01/11917/mahasiswa-banyakabaikan-pola-hidup-sehat FENOMENA PHUBBING DALAM KOMUNIKASI Perkembangan teknologi yang semakin pesat ternyata memberikan perubahan pada cara berkomunikasi antar individu. Sebelumnya orang-orang berkomunikasi secara lisan dan bertatap muka, di era digital ini orang-orang tidak harus bertemu dengan lawan bicaranya untuk menyampaikan pesan karena alat komunikasi seperti ponsel maupun smartphone menjadi perangkat yang mampu mengantarkan pesan dalam hitungan detik. Ditambah lagi dengan kehadiran media baru seperti internet dan sosial media memberikan akses yang informasi secara mudah, luas, dan bebas yang kemudian melahirkan realitas baru berbentuk virtual bernama dunia maya. Dengan adanya dunia maya yang memberikan fasilitas kebebasan dalam berekspresi dan berbagi informasi tanpa disadari telah mengakibatkan perubahan pola interaksi manusia dalam berjejaring di kehidupan nyata. Kini banyak dijumpai orang-orang yang lebih sibuk dengan gawai dan dunia maya dibandingkan harus berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Fenomena ini disebut Phubbing, yaitu akronim dari phone dan snubbing. Istilah ini menggambarkan perilaku atau sikap tidak mempedulikan lawan bicara akibat fokus mengoperasikan gawai. Mungkin istilah ini masih asing untuk sebagian orang, namun ternyata perilaku tersebut sering kita jumpai atau bahkan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang sedang asyik dengan gawainya pada saat terlibat perbincangan, sering kali ia tak mengindahkan keberadaan lawan bicaranya. Ironisnya, perilaku ini sering terjadi pada saat momen kebersamaan sedang berlangsung, bahkan dalam lingkungan keluarga pun perilaku phubbing juga kerap dijumpai. Phubbing menunjukkan betapa pengguna media sosial saat ini telah menjadi manusia yang asyik sendiri dan mengindikasikan terjadinya komunikasi yang tidak sempurna antara dua pihak yang saling berinteraksi. Phubbing merupakan sebuah dampak ketidakbijakan pengguna dalam memanfaatkan teknologi. Terkadang phubbing menjadi pilihan ketika seseorang merasa bosan dan enggan menyimak pembicaraan. Faktor utama penyebab terjadinya sikap mengacuhkan yaitu rendahnya kesadaran untuk mendengarkan. Phubbing dapat menyebabkan degradasi adab yang akan terus terjadi apabila masyarakat tak memiliki rasa simpati dam saling menghargai. Sehingga untuk mengurangi kebiasaan ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran diri untuk mengurangi penggunaan gawai dan akses media sosial, menumbuhkan kesadaran untuk saling bersosialisasi, dan berempati. DAFTAR PUSTAKA http://news.unair.ac.id/2018/12/28/phubbing-degradasi-empati-dalam-distorsikomunikasi-masa-kini/ https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/9734/7802 PLAGIARISME DI LINGKUNGAN AKADEMIK Plagiarisme bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan akademik. Maraknya kasus plagiarisme menjadi keprihatinan kita semua. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian kita, sehingga pengetahuan mengenai plagiarisme menjadi salah satu hal yang penting untuk dipahami oleh mahasiswa dan dosen agar terhindar dari praktik plagiarisme. Dalam memproduksi karya tulis diharuskan untuk menghormati, mengakui dan memberikan penghargaan atas karya orang lain. Ilmu pengetahuan dikembang berdasarkan pada ilmu-ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya sehingga tidak perlu ragu-ragu dalam menyusun karya tulis dan menyebutkan sumber rujukan. Hal tersebut merupakan kejujuran intelektual yang tidak akan menurunkan bobot karya tulis yang kita buat. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiarisme sering terjadi disekitar kita. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya tindakan plagiat, seperti keterbatasan waktu untuk menyelesaikan karya ilmiah yang menjadi tanggungjawabnya sehingga muncul dorongan untuk melakukan copy-paste atas karya orang lain, rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki, kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan, dan kurangnya perhatian dari guru atau dosen terhadap persoalan plagiarisme. Apapun alasan seseorang untuk melakukan plagiat, bukanlah susatu yang dapat dibenarkan. Seperti yang ditulis dalam http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism, ada langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindari tindakan plagiarisme, yaitu dengan melakukan pengutipan dan/atau paraphrase. 1. Pengutipan, penggunaan dua tanda kutip ketika mengambil langsung satu kalimat dengan menyebutkan sumbernya dan menuliskan daftar pustaka dengan baik dan benar atas karya yang dirujuk. 2. Paraphrase, adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa merubah maksud atau ide/gagasan dengan tetap menyantumkan sumbernya. Selain itu, penggunaan aplikasi antiplagiarisme juga dapat dilakukan untuk menghindari plagiarisme. DAFTAR PUSTAKA Avoiding Plagiarism. http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi Panduan Anti Plagiarism. http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327 KETERGANTUNGAN INDIVIDU PADA GAWAI Penggunaan smartphone dengan layanan internet dikalangan masyarakat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dan hiburan. Namun penggunaan ini harus secara bijak, penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat membawa pengguna pada ketergantungan atau kecanduan. Ketergantungan/kecanduan merupakan sebuah pola perilaku yag menekan untuk melakukan secara terus menerus meskipun terdapat konsekuensi negatif baik fisik, sosial, spiritual, mental dan ekonomi. Pada saat ini gawai dapat digunakan dimana saja dan oleh segala usia. Gawai tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat hiburan, sarana sosialisasi, sumber informasi dan sebagainya. Fitur-fitur yang terdapat pada smartphone dapat dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaan orang dewasa, namun ada banyak juga yang menggunakan gawai untuk menenangkan bayi dan balita. Penggunaan berlebihan pada smartphone memberikan pengaruh pada kepribadian seseorang, seperti menjadi individual, apatis, dan munculnya gangguan kepribadian lainnya. Seseorang dapat merasa tidak perlu orang lain, sibuk sendiri, dan kepedulian sosialnya menurun. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketergantungan pada gawai, seperti : - Mematikan notifikasi, hal ini akan menurunkan dorongan untuk memeriksa ponsel. - Mengatur waktu bebas ponsel setiap hari. Mencoba mengatur waktu bebas ponsel di waktu-waktu tertentu, setiap hari. Hal ini dapat membuat waktu beristirahat dengan lebih mudah, menerapkan mode airplane beberapa jam setelah pulang bekerja. Waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat makan, menghabiskan waktu dengan keluarga atau yang lainnya. - Melatih diri dengan istirahat teknologi DAFTAR PUSTAKA http://www.depkes.go.id/article/print/18070600008/bijak-gunakan-smartphoneagar-tidak-ketergantungan.html https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2419526/5-tips-mudah-kurangiketergantungan-pada-gawai https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/16/102638420/kecanduan-gawai-bisajadi-bom-waktu-bagi-generasi-masa-depan