Bahasa Indonesia Pertemuan 11

advertisement
ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Dr. Wahyu Wibowo
[email protected]
2013



Keterbelakangan dalam publikasi
(pro-kontra Surat Edaran Dikti Januari
2012);
Kerisauan etika secara global;
(pelanggaran etika kepenulisan):
teknologi media massa, internet, dll.;
Keterbacaan vs ketertulisan.
Produktivitas Pelbagai Bangsa
dibandingkan dengan Jumlah Publikasi dan Sitasi
1997–2001
Negara
India
Cina
Jerman
Jepang
USA
Jumlah Publikasi
77.201
115.339
318.286
336.858
1.265.808
Jumlah Sitasi
188.481
341.519
2.199.617
1.852.271
10.850.549
GDP per kapita
487
989
24.051
31.407
36.006
Keterbatasannya disebabkan
karena sempitnya sirkulasi persebaran publikasi dan berkala
tiras yang sedikit sehingga tidak dilanggan oleh perpustakaan
utama pusat kegiatan ilmiah internasional,
penggunaan bahasa yang tak terbacakan secara luas.
Sebagai akibatnya judul tulisan karya ilmuwan Indonesia pun tak
tertampilkan dalam layanan cepat bibliografi dan kata kuncinya
tak terambil oleh penyedia pindaian internet. Dapatlah
dimengerti jika ilmuwan Indonesia sudah dicap hanya
merupakan jago kandang. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika berkala ilmiah Indonesia yang terdaftar
dalam liputan Science Citation Index masih dapat dihitung
dengan jari sebelah tangan (Rifai, 2012).
Sebagai peneliti, Andalah yang tahu betul
apakah kegiatan penelitian yang sudah diselesaikan diyakini
secara pasti menghasilkan simpulan berupa keluaran (output)
yang memiliki keunikan tinggi yang diminati orang banyak di
pentas lokal, nasional, ataupun internasional karena sangat
orisinal, serta mempunyai akibatan (outcome), dan dampak
(impact) luas dalam memajukan frontir ilmu dan teknologi
(Rifai, 2012).
ETIKA, sarana orientasi bagi usaha manusia
untuk menjawab suatu pertanyaan yang
amat fundamental: bagaimana saya harus
hidup dan bertindak secara baik
(berdasarkan norma moral/ajaran, aturan
tertulis, nilai adat?).
DIMENSI
TUJUAN: yakni upaya penulis artikel ilmiah dalam
mencapai kesejahteraan masyarakat yang didasarkan atas
kebebasan eksistensialnya (kebebasan dari dan untuk);
DIMENSI
SARANA: yang memungkinkan pencapaian tujuan
dengan memperhatikan sistem dan prinsip-prinsip dasar
dalam menulis artikel ilmiah; mengikuti tata permainan
bahasa artikel ilmiah;
DIMENSI
AKSI: yakni kualitas moral penulis artikel ilmiah
sebagai subjek yang menentukan pembentukan tindak tutur
komunikasinya.
Dari ketiga dimensi tersebut, nyatalah bahwa
etika penulisan artikel ilmiah mengandung aspek
individual sekaligus aspek sosial. Aspek
individual berkaitan dengan masalah kualitas
moral penulisnya, sedangkan aspek sosial
bertalian dengan refleksi etika penulisan atas
masalah-masalah hukum, tatanan sosial, dan
institusi yang adil.
perhatikan kutipan berikut ini.
Kutipan 1
Industri kosmetik dapat menjadi raksasa
bukan hanya karena tingginya permintaan,
tetapi juga karena kelihaian memelihara
pasar. Pasar, yang terus menerima setiap
produk kosmetik, dengan nilai dan simbol
tertentu.
Kutipan 2
Wanita adalah ciptaan Tuhan. Kecantikan
wanita juga ciptaan Tuhan. Kecantikan,
sebagai bagian dari produk industri
kosmetik, makin membuat konsumen
meyakini menggunakan kosmetik
merupakan bagian diri mereka yang tidak
dapat dipisahkan.

Peneliti wajib menyadari landasan sosial ilmu
pengetahuan, karena dampak pengetahuan
individu dan pengetahuan masyarakat; masalah
state of the art.



Peneliti wajib memahami nilai-nilai dalam ilmu
pengetahuan, karena dapat menyimpulkan
sesuatu yang tidak bermanfaat atau bertentangan
dengan kemajuan bangsa;
Peneliti wajib menghindari bias kepentingan
(conflict of interest) dalam penelitiannya;
dampaknya terhadap kebenaran ilmiah;
Peneliti wajib menyebarluaskan/mempublikasikan
hasil penelitiannya, dalam rangka mencegah
terjadinya pelanggaran etika (oleh peneliti lain).
TENTANG ETIKET
PENELITI dan
TENTANG
PLAGIARISME DAPAT
DIRUJUK PADA
1. Etika Peneliti (LIPI,
2007);
2. Permendiknas
No.17/2010
tentang
Plagiarisme.
Objektif : Berdasarkan kondisi faktual;
 Up to date: Tulisan merupakan perkembangan
ilmu mutakhir;
 Rasional: berfungsi sebagai wahana
penyampaian kritik timbal balik;
 Reserved : jujur, lugas, dan tidak bermotif
pribadi;
 Efektif dan Efisien: Tulisan merupakan media
komunikasi yang berdaya tarik tinggi yang
tunduk pada kaidah baku berbahasa.

= Judul, jangan menimbulkan kesalahpahaman
(integrasikankanlah dalam perumusan masalah);
= Pendahuluan, susunlah secara proporsional;
ibarat
etalase toko;
= Pembahasan, jangan menimbulkan ingar/tidak
fokus; analisis tidak mendalam; bukan empirik.
= Simpulan, mengulang-ulang pernyataan yang
ada dalam pembahasan;
= Perhatikan abstrak, istilah asing, ilustrasi,
rujukan.






Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut;
Sosiologi Hukum Pemilu;
Manajemen Kesehatan Ikan;
Menuju Jurnalisme Beretika;
Permainan Bahasa Ludwig Wittgenstein;
Etika Politik Sebagai Keniscayaan Etis
Saat ini rasio perbandingan jumlah perawat
dan penduduk Indonesia adalah 1:44, sebuah
angka yang rendah jika kita bandingkan
dengan negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Meski jumlah
tersebut rendah, namun sepertinya tidak
memungkinkan lagi bagi healthcare provider
untuk menerima tambahan perawat baru
karena besaran beban keuangan.
Era globalisasi dan era kebebasan
informasi, terjadinya kesenjangan
informasi, dan dikotomi infornasi, antara
masyarakat kaya dan masyarakat miskin
akan lebih terasa. Hal ini bisa dikurangi
dengan munculnya kelompok-kelompok
informasi masyarakat dan forum-forum
informasi. Khususnya masyarakat
pinggiran lebih-lebih di pedesaan yang
agak jauh dari pusat kota
Fabrikasi
data);
data, membuat data fiktif (‘mempabrik’
Falsifikasi
data, mengubah data sesuai dengan
keinginan penulis, agar “selaras” dengan
simpulan;
Plagiarisme,
mengambil kata-kata atau kalimat
atau
teks orang lain tanpa memberikan
acknowledgment
(dalam bentuk sitasi) yang secukupnya.
Subjek yang melahirkan karya orisinal;
 Subjek yan menjunjung tinggi posisinya
sebagai cendekia; menjaga kebenaran dan
manfaat serta makna informasi yang
disebarkan agar tidak menyesatkan;
 Subjek yang menulis secara cermat, teliti,
dan tepat;
 Subjek yang bertanggung jawab secara
akademis atas tulisannya;

-
Subjek yang menjunjung tinggi hak,
pendapat, atau temuan orang lain;
Subjek yang memberi manfaat kepada
masyarakat pengguna;
Subjek yang menyadari sepenuhnya bahwa
pelanggaran etika ilmiah berakibat pada
hilangnya integritas dirinya jika
melakukannya.
 Sumber tulisan ini didasarkan pada materi-materi Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah Nasional yang dilaksanakan oleh Direktorat Penelitian
dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2012.
 Tim Penatar:
Mien A. Rifai
Suminar S. Achmadi
Wasmen Manalu
Ali Saukah
Nur Kholis Setiawan
A. Latief Wiyata
Wahyu Wibowo
Lusitra Munisa
TERIMA KASIH
Download