TUGAS TERSTRUKTUR II SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN “PRINSIP-PRINSIP SURVEY TANAH" Disusun Oleh : Muhammad Harissullah 115040201111296 Muhammad Farid 115040201111308 Muhammad Ari. K 115040213111044 Muhammad Rijal Muttaqin 115040201111163 Kelas : K PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 1. Tanah sebagai suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yang setiap individunya punya ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yg sempit, sehingga mudah dibedakan 1 dengan lainnya. Jelaskan ! Jawab : Artinya bahwa secara umum tanah terlihat sama, yaitu partikel gumpalan atau remah yang dominan berwarna gelap yang berada di permukaan bumi. Tidak seperti keadaan dunia hayati, dimana antar spesiesnya dapat dibedakan secara jelas hanya dari kenampakan wujudnya. Padahal, pada kenyataannya terdapat bermacam-macam jenis tanah yang dibagi ke dalam 12 ordo tanah, aitu Entisol, Inceptisol, Alfisol, Ultisol, Oxisol, Andisol, Histosol, Molisol, Vertisol, Gelisol, Spodosol, dan Andiso. Untuk mengetahui termasuk jenis tanah apa dari tanah yang terlihat tidak secara sembarangan tetapi dilihat dari sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi dari tanah tersebut karena masing-masing tanah pasti memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. 2. Jelaskan definisi tanah. Pasir pantai apakah termasuk dlm definisi tanah? Mengapa? Jawab : Menurut Soil Survey Staff (1999; 2003) Tanah adalah kumpulan benda alami dipermukaan bumi yang dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahanbahan tanah, mengandung gejala-gejala kehidupan dan mampu menopang pertumbuhan tanaman dilapangan. Tanah meliputi horizon-horizon tanah yang terletak diatas bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, Makhluk hidup (organisme), bahan induk dan relief. Jika dilihat dari pengertian tanah itu sendiri, maka pasir pantai tidak termasuk dalam pengertian tanah. Mengacu pada definisi tanah yaitu bahwa tanah harus mampu menopang tumbuhan di lapangan (outsites), maka daerah yang tidak mampu menyokong pertumbuhan tanaman seperti pasir pantai tidak termasuk dalam pengertian tanah. Ini dikarenakan proses pembentukan pasir bukan dikarenakan oleh faktor pembentuk tanah, melainkan salah satunya dipengaruhi oleh gelombang dari pantai itu sendiri. Selain itu, Pada pembentukan tanah, organisme juga sangat berperan dalam menghasilkan suatu tanah, tetapi pada pasir pantai tidak terdapat organisme yang dapat membantu proses pelapukan menjadi butiran yang lebih halus lagi. 3. Jelaskan apa yg dimaksud dlm Gambar 2 ? continuum, soilscape, polypedon dan lainlain ! Jawab : Penjelasan dari bagian-bagian pada gambar di atas : Continuum merupakan proses pertukaran dalam kesinambungan interaksi antar komponen tanah dan kelangsungan segala reaksi tanah. Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat berbeda antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya. Polypedon merupakan gabungan atau kumpulan dari pedon – pedon yang mempunyai sifat hampir sama atau sama. Pedon adalah tubuh tiga dimensi dari tanah dengan dimensi – dimensi lateral,dan biasanya mempunyai luas antara 1 hingga 10 meter, dimana horizon – horizon terputus atau siklik. Soil Profil merupakan penampang vertikal tanah yang ditempati horizon – horizon dan dibawahnya terdapat bahan induk yang biasanya digunakan untuk mendiskripsikan suatu keadaan tanah (sifat fisika, kimia dan biologi) Soil Agregat merupakan gabungan dari partikel-partikel tanah yang biasanya membentuk bongkahan dan merupakan penyusun struktur tanah. 4. Tanah sebagai satuan 3-D, perlu disajikan dengan cara 'multifactorial' dalam bentuk peta tanah. 2-D digambarkan pada peta tanah, sedangkan dimensi vertikal dan sifat-sifat internalnya, disajikan dlm legenda peta. Maksudnya apa? Jawab : Berdasarkan pengamatan dilapang, tanah dapat dikategorikan sebagai bentuk 3 dimensi, karena didalamnya terdiri dari beberapa horizon-horizon tanah yng menjadi penciri dan pembeda antar suatu jenis tanah. Keadaan tanah disuatu daerah tertentu berbeda dengan keadaan tanah lainnya. Informasi perbedaan kondisi tanah antar wilayah ini dapat disajikan dalam gambar (peta tanah). Penyajian ini tidak hanya berupa keadaan tanah dan topografi di suatu daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan faktor-faktor yang berada didalamnya. Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam bentuk 2 dimensi sesuai keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala. Sedangkan faktor-faktor yang berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur, kelembaban, konsistensi, dll, disajikan dalam bentuk legenda. Biasanya dapat disajikan dengan tanda-tanda, warna tertentu, dll. Legenda peta ini yang nantinya dapat membantu seseorang untuk membaca suatu peta tanah dan memberikan informasi tentang satuan-satuan tertentu yang terdapat di dalam peta tanah. 5. Jelaskan pengertian peta tanah ! Untuk membuat peta tanah, peta apa saja yang diperlukan sebagai dasar atau penunjang? Mengapa? Jawab : Peta tanah merupakan peta yang dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi.. Sebagai peta dasar atau penunjang dapat digunakan peta vegetasi/penggunaan lahan, peta iklim atau peta lainnyayang tersedia, asal diterbitkan oleh instansi resmi dan mempunyai ketelitian yang tinggibaik isi maupun skalanya. Dalam praktik umumnya menggunakan peta topografi atau peta rupa bumi sebagai peta dasar. 6. Apa yang dimaksud dengan Poligon di dalam peta tanah? Bagaimana membuatnya? Jawab : Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titiktitik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta. Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu : -Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris -Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah : a. Pengukuran Polyangon Terbuka Bebas 1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik 3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah. 5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7. Lakukan pembacaan sudut horisontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8. Pindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat. 9. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa untuk bacaan muka). 10. Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2. 11. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat sudut horisontalnya, baik bacan biasa maupun luar biasa.Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 12. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai P akhir. 13. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 14. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 15. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan. b. Pengukuran Polygon Tertutup 1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik 3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah. 5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7. Lakukan pembacaan sudut horisontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horisontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga kembali ke titik P1. 10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan. 7. Apa yang dimasud dengan taksa tanah? Jawab : Suatu kelas pada tingkat taksonomik (pengelompokan) tertentu atau kelas pada kategori tertentu. Dalam mengklasifikasikan tanah ke dalam masing-masing kategori tersebut dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat tanah yang dimiliki dengan kriteria-kriteria untuk berbagai taksa yang dalam Taksonomi Tanah telah disusun dalam bentuk ―kunci‖yaitu Keys to Soil Taxonomy. Dalam kunci tersebut telah disusun untuk kategori order, sub order, great group dan sub group sedemikian rupa sehingga dalam membandingkan sifat-sifat tanah dengan kriteria-kriteria untuk taksa yang ditulis harus berurutan dan harus dimulai dari kriteria untuk taksa yang ditulis paling dulu. Apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan ke dalam taksa yang disebut paling awal, bari dicoba untuk taksa yang kedua, ketiga dan seterusnya. 8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks. Jelaskan. Beri ilustrasi dengan gambar, sehingga perbedaan ketiganya jelas ! Jawab : Konsosiasi : merupakan satuan peta yang didominasi oleh satu satuan tanah dan tanah yang mirip (similar soil) Cara penamaannya mengikuti ketentuan sebagai berikut : Nama pertama terdiri dari satua tanah atau taxon yang kemudian diikuti dengan fase. Untuk fase tekstur lapisan atas atau lapisan organik dipermukaan tidak disertai dengan tanda ‘koma’. Contoh : Ciawi liat. Tidak ditulis Ciawi, liat. Jika fase tekstur lapisan atas tidak digunakan tetapi karena berbatu, berkerikil dsbnya, maka penulisannya menggunakan ‘koma’. Contoh : Cobanrondo, berbatu. Untuk dua atau tiga fase digunakan ‘koma’. Contoh : pujian liat, lereng 15-20%, tererosi. Penulisan fase erosi ditulis paling belakang. Penulisan fase lereng ditu;s paling belakang kecuali jika ada fase erosi. Contoh : pujian skeletal berliat, substratum padas, leren 5-30%, tererosi. Asosiasi : sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya, tetapi karena kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan. Berbeda dengan kompleks, maka kata asosiasi selalu digunakan. Perhatikan contoh berikut : Asosiasi Cangar-Batu, terjal (dua seri tanah dengan fase lereng terjal) Asosiasi Cangar, terjal-Batu (fase lereng terjal hanya pada seri cangar) Asosiasi Typic Frgiochrepts-Aeric Fragioaquepts (asosiasi sub-group) Kompleks : sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam suatu deliniasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola tertentu atau menunjukkan pola yang tidak beraturan. Ditulis kata ‘kompleks; jika fase dari masing-masing taxon tersebut tidak sama, misalnya tekstur lapisan atas tidak sama. Contoh : Kompleks Cobanrondo-Sebaluh. Kata ‘kompleks’ tidak ditulis jika fase tekstur lapisan atas seri-seri tanah yang menyusunnya sama. Contoh : Jeho-Cula liat. Kompleks Sedep-Pali, berbatu (kedua seri tersebut mempunyai fase berbatu di permukaan) Kompleks Batu-Tandem, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase lereng yang sama). Tandem-Toki liat, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase tekstur lapisan atas dan lereng yan sama). Kompleks Toki berbatu-Lante (hanya seri toki yang mempunyai fase berbatu). 9. Beri contoh single value map. Cari di internet. Mengapa peta tersebut dikatakan bukan peta tanah? Jawab : Single value map bukan merupakan peta tanah dikarenakan peta tanah itu dibuat untuk memperlihatkan distribusi taksa tanah dalam hubunganya dengan kenampakan fisik dan budaya dipermukaaan bumi, untuk single value map sendiri merupakan peta dengan titik tungal sedangkan untuk peta memiliki titik x dan y yang mana menunjukan bahwa peta itu tidak satu titik tunggal. 10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini? Jawab : a. Survei Grid Metode survei ini disebut juga metode grid kaku. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) diseluruh daerah survei. Pola tanah dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertilkal dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Titik-titik pengamatan tanah ditempatkan di lapangan dan diamati karakteristiknya. Dengan menggunakan metode statistik baku atau geostatistik, dilakukan estimasi variabilitas tanah. Metode ini sangat cocok untuk surveiintensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensitas pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Metode ini juga sangat cocok diterapkan di daerah yang belum tersedia foto udara atau peta topografi (peta rupa bumi) untuk navigasi. Selain itu pada daerah-daerah yang berhutan lebat atau di daerah pasang surut dimana penggunaan interpretasi foto udara seringkali sangat terbatas, sehingga cara termudah untuk mengetahui posisi atau lokasi pengamatan di lapangan adalah dengan melakukan pengukuran jarak (Sitorus, 1986). Namun demikian, untuk menentukan posisi pengamatan saat ini semakin mudah dengan bantuan GPS. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang menpunyai pola tanah yang kompleks dimana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Servei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetanya sukar ditentukan dengan pasti. b. Adapted Grid Survey Merupakan perpaduan metode grid-kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survey detail hingga semi-detail, foto udara berkemampuan terbatas dan ditempat-tempat yang orietasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti pada grid-kaku, tetapi jarak pengamatan tidak perlu sama dengan dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan berjauhan. Dengan demikian kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Survei ini sangat baik dilakukan oleh penyurvei yang belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara.Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis model mental hubungan tanahlansekap, menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta. c. Physiographic Survey Survei ini diawali dengan melakukan interpretasi foto udara (IFU) untuk mendelineasi landform yang terdapat di daerah yang disurvei, diikuti dengan pengecekan lapangan terhadap komposisi satuan peta, biasanya hanya di daerah pewakil. Contoh metode fisiografi adalah pendekatan geopedologi yang dikembangkan oleh ITC Belanda. Survei ini umumnya diterapkan pada skala 1: 50.000 – 1: 200.000. pada skala kecil, hanya satuan lansekap dan landform yang luas saja yang dapat digambarkan. Metode survei ini hanya dapat diterpkan jika tersedia foto udara yang berkualitas tinggi. Batas satuan prta sebagian besar atau seluruhnya didelineasi dari hasil IFU. Pengamatan lapangan dengan kerapatan rendah dilakukan untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi sifat dan ciri tanah disetiap satuan peta. Pengecekan batas fisiografi/ landform dilakukan terutama jika batas-batas tersebut tidak begitu jelas yang disebabkan lansekap yang relatif datar. 11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yg digunakan di Indonesia. Bandingkan nama peta-peta tsb dg nama yg digunakan di Amerika, Kanada, Inggeris dan negara lainnya?Cari dr internet. Jawab : Berdasarkan skala ada 5 jenis peta skala dalam khasanah ilmugeografi yaitu: a. Peta Kadaster/PetaTeknik Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya. b. Peta Skala Besar Peta Skala Besar mempunyai skala antara1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah. c. Peta Skala Sedang Peta Skala Sedang mempunyai skala antara1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. d. Peta Skala Kecil Peta Skala Kecil mempunyai skala antara1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000. e. PetaGeografi/PetaDunia Peta Dunia mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. 12. Apa yg dimaksud dengan luas minimum yg masih dapat disajikan pada peta?. Mengapa perlu ada batasan tsb? Jawab: Luas minimum yang dapat disajikan pada peta adalah suatu luasan terkcil yang masih dapat digambarkan pada peta. Pada dasarnya ukuran tersebut merupakan parameter kartografi, karena setiap polygon pada suatu peta harus tertulis simbol satuan petanya. Simbol tersebut harus tertulis dengan ukuran tertentu, sehingga masih dapat dibaca. Batasan ukuran polygon minimal adalah 0,4 cm2 (untuk yang bebentuk bulat), sedangkan untuk polygon bebentuk memanjang dan sempit harus lebih besar (dari aspek luasannya) agar dapat memuat simbol satuan peta. Perlu ada batasan, karena untuk mengetahui batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup atau bahan-bahan tumbuhan yang belum mulai melapuk. Satuan – satuan yang di hasilkan umumnya berupa tubuh lahan yang memiliki cirri-ciri tertentu yang dibedakan oleh batas-batas alami suatu batas tanah pada suatu peta. 13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tersebut? Masing-masing kelompok agar menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala yang berbeda ? Jawab: Ubin (atauru, tumbak) dalam agrarian adalah satuan luas lahan yang dipakai di Indonesia. Satuan ubin ini banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang), khususnya di Pulau Jawa dan telah dipakai sejak zaman Hindia-Belanda. Ukuran satu ubin menyatakan luas sebesar 14,0625 (3,75 × 3,75) meter persegi. Satu bahu adalah 500 ubin. Satuan ini terutama dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman pangan, seperti padi atau kedelai. Pada suatu lahan diberi batas yang dinamakan “petak ubinan” (berukuran satu ubin). Hasil panen untuk petak ini diukur terlebih dahulu sebelum dicampur dengan hasil panen yang lain. Hasil pengukuran ini lalu dikonversi menjadi hasil per hektare. Jawab : Dari gambar diatas, terlihat vegetasi hutan yang cukup lebat, sehingga intensitas pengamatan dalam ketepatan penempatan titik dengan metode IFU akan kurang efektif. Selain itu lahan juga relative datar, sehingga jika langsung dilakukan deleniasi melalui landform juga kurang tepat. Jadi metode survey yang paling tepat untuk diaplikasikan pada lahan tersebut adalah dengan metode grid karena cara termudah untuk mengetahui posisi atau lokasi pengamatan di lapangan atau medan seperti iru adalah dengan melakukan pengukuran jarak dan untuk menentukan posisi pengamatan dapat dilakukan dengan bantuan GPS.