Uploaded by User89449

dokumen.tips laporan-haccp-rumah-sakit-cibabat-cimahi

advertisement
LAPORAN PERENCANAAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL
CONTROL POINT (HACCP)
A. Latar Belakang
Masalah keamanan pangan masih merupakan masalah penting dalam bidang
pangan di Indonesia, dan perlu mendapat perhatian khusus dalam program
pengawasan pangan. Penyakit dan kematian yang ditimbulkan melalui makanan di
Indonesia sampai saat ini masih tinggi, walaupun prinsip-prinsip pengendalian
untuk berbagai penyakit tersebut pada umumnya telah diketahui. Pengawasan
pangan yang mengandalkan pada uji produk akhir tidak dapat mengimbangi
kemajuan yang pesat dalam industri pangan, dan tidak dapat menjamin keamanan
makanan yang beredar di pasaran. Pendekatan tradisional yang selama ini
dilakukan dapat dianggap telah gagal untuk mengatasi masalah tersebut.
Oleh karena itu dikembangkan suatu sistem jaminan keamanan pangan yang
disebut Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical
Control Point /HACCP) yang merupakan suatu tindakan preventif yang efektif
untuk menjamin keamanan pangan. Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi
berbagai bahaya yang berhubungan dengan suatu keadaan pada saat pembuatan,
pengolahan atau penyiapan makanan, menilai risiko-risiko yang terkait dan
menentukan kegiatan dimana prosedur pengendalian akan berdaya guna.
Sehingga, prosedur pengendalian lebih diarahkan pada kegiatan tertentu yang
penting dalam menjamin keamanan makanan.
HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat
bahaya, menduga perkiraan risiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam
pengawasan, dengan menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian proses
dari pada pengujian produk akhir yang biasanya dilakukan dalam cara
pengawasan tradisional (Suklan, 1998).
Hazard Analysis, adalah analisis bahaya atau kemungkinan adanya risiko
bahaya yang tidak dapat diterima. Bahaya disini adalah segala macam aspek mata
rantai produksi pangan yang tidak dapat diterima karena merupakan penyebab
masalah keamanan pangan.
Pendekatan HACCP ini akan membantu dalam perencanaan berbagai kegiatan
keamanan makanan dan pendidikan kesehatan yang memusatkan perhatian pada
berbagai bahaya yang berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi dan
makanan yang diolah dan disiapkan.
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi merupakan rumah sakit tipe B
yang penyelenggaran makanannya dikelola oleh instalasi gizi, untuk itu perlu
diterapkan HACCP dalam penyelenggaraan makanan yang bertujuan menjaga
keamanan makanan yang akan diberikan kepada pasien atau konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis
tertarik untuk mengamati bagaimana
gambaran penerapan HACCP pada menu Rolade Ayam di RSUD Cibabat Cimahi.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui kualitas makanan melalui penerapan HACCP pada menu
Rolade Ayam di Instalasi Gizi RSUD Cibabat Cimahi
b. Tujuan Khusus
1. Mengevaluasi cara produksi lauk hewani Rolade Ayam dan
mengetahui bahaya yang mungkin timbul dari Rolade Ayam.
2. Memperbaiki cara produksi lauk hewani Rolade Ayam dengan
memberikan perhatian khusus pada proses yang dianggap kritis
mengakibatkan bahaya.
3. Memantau dan mengevaluasi cara cara penanganan dan pengolahan
serta penerapan hygiene sanitasi dalam memproduksi lauk hewani
Rolade Ayam.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Merupakan sarana belajar untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
serta menambah wawasan tentang tahapan HACCP. Juga sebagai wadah
menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.
2. Bagi Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi
Sebagai bahan masukan dan informasi yang dapat meningkatkan serta
memperbaiki penyelenggaraan makanan Rumah Sakit melalui pengawasan
kualitas makanan.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Tim HACCP
a. Ibu Dewi Wulan,S.P dan Kurnia Hariani,S.Gz sebagai pembimbing
b. Fazrina Khasanah sebagai peneliti
c. Ibu Risma, pak Nceng dan Ibu Ika sebagai pembuat Rolade Ayam.
2. Deskripsi HACCP dan CCP
a. HACCP
Sistem HACCP adalah suatu sistem yang mengidentifikasi bahaya
spesifik yang mungkin timbul dalam mata rantai produksi makanan
dan tindakan pencegahannya untuk mengendalikan bahaya dengan
tujuan menjamin keamanan makanan tersebut. HACCP adalah suatu
alat untuk mengidentifikasi bahaya dan menetapkan pengendalian yang
diarahkan pada tindakan pencegahan dan tidak tergantung pada
pengujian produk akhir.
b. CCP
CCP atau titik kendali kritis adalah titik prosedur untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut, dengan tujuan untuk
menjamin keamanan makanan. CCP 1 merupakan cara untuk
menghilangkan bahaya sedangkan CCP 2 merupakan cara untuk
mengurangi bahaya.
3. Deskripsi Produk
a. Nama Produk
: Rolade Ayam
b. Konsumen
: Pasien
c. Satuan atau Porsi : gram
d. Penyajian
: Rolade Ayam disajikan dengan menggunakan
piring lauk hewani dan plato sesuai kelas
e. Penyimpanan
: di dalam wadah mengukus.
f. Konsumsi
: Sebagai Lauk Hewani makanan lunak dan biasa
(non-diet dan Diet)
g. Distribusi
: Sentralisasi (C4, C5, C6, D3, E2, E3) dan
desentralisasi (D2 dan C3)
h. Cara Produksi

:
Mendadar telur : sebelum membuat rolade ayam hal pertama kali
yang dilakukan adalah membuat dadar telur untuk menggulung
rolade ayam yang telah dipersiapkan. Adonan telur ± 21 telur
dadar.

Membersihkan ayam dan memotong : ayam 10,02 kg yang akan
diolah di pisahkan dalam wadah dan dicuci pada saat akan di olah/
digiling.

Menggiling daging ayam : ayam yang telah di persiapkan
sebelumnya digiling dan ditambahkan dengan bawang putih
dengan menggunakan food processor sehingga poses penggilang
dapat dilakukan dengan cepat.

Pengadonan ayam giling : daging ayam yang telah siap giling
ditambahkan dengan tepung terigu sebanyak 250 gr dan telur yang
telah dikocok lepas sebelumnnya lalu dicampur dan diaduk hingga
rata. Adonan yang telah disiapkan dipisahkan 500 gr sebanyak ± 2
buah untuk pasien RG dan diberitanda khusus agar tidak tertukar.

Penambahan bumbu : setelah adonan telah tercampur rata adonan
di tambahkan dengan bumbu penyedap, garam, pala, merica
secukupnya lalu adonan dicampur hingga rata. Setelah selesai
adonan yang telah siap diberikan minyak agar saat menggulung
adonan ayam giling yang telah dibumbui tidak lengket.

Menggulung adonan kedalam telur dadar : adonan yang telah
disiapkan dan dipisahkan sesuai kebutuhan diet dan non diet
digulung dengan telur dadar. Pertama – tama adonan ditimbang ±
500 gr ke dalam plastic yang telah dipersiapkan, lalu adonan
diratakan dan di lapisi dengan telur dadar. Adonan yang telah
bercampur dengan telur dadar di balik lalu digulung sehingga
berbentuk bulat panjang. Adonan yang telah delesai di hekter pada
bagian ujung dan dipisahkan. Kegiatan ini dilakukann terus
menerus hingga adonan habis.

Pengukusan rolade : rolade yang telah dikemas dan dipersapkan
lalu dikukus selama ± 2 jam.

Pemotongan : rolade yang telah selesai di masak kemudian di
potong – potong dan di sajikan kepada pasien dalam wadah yang
telah di perispakan baik itu plato maupun piring.
4. Bahan yang Digunakan

Ayam

Pala

Tepung Terigu

Garam

Telur

Merica

Bawang putih

Minyak

Bumbu penyedap
5. Alat yang Digunakan

Panci besar.

Spatula

Baskom alumunium

Timbangan

Pisau

Food processor

Talenan
6. Analisis Bahaya dan Kategori Resiko
Formulir 1 Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan
Nama masakan : Rolade Ayam
1. Identifikasi HACCP bahan makanan
No
1
Bahan mentah/
ingredient/bahan
tambahan
ayam
Bahaya
B/F/K
Jenis Bahaya
B
salmonella
F
K
2
tepung terigu
F
pilih daging ayam yang
segar, serta bebas dari
kotoran dan pasir aroma yang menyengat
Jika
belum
diolah
simpan dalam lemari
formalin
pendingin
atau
Langsung
diolah.
Sebelum di olah ayam
dicuci bersih.
tepung yang diterima
Kerikil, pasir,
disortir terlebih dahulu.
streples, dll
K
Pemutih melebihi
batas
B
bacillus cereus
3
telur ayam
B
salmonella
4
Bawang Putih
B
basilus aureus
K
pestisida
F
kotoran
F
Kotoran
5
Garam
6
Merica
B
F
Cara Pencegahannya
bacillus
kotoran
membeli dari suplayer
yang terpercaya dan
melakukan uji secara
berkala.
simpan ditepat yang
kering serta bebas dari
kotoran dan hama.
Cuci dan sortir sebelum
digunakan.
simpan ditempat yang
kering
pilih bawang putih dari
suplayer terpercaya
dikupas dan dicuci
sebelum digunakan.
sortir sebelum
digunaakan dan Simpan
ditempat yang kering
dan tertutup.
Simpan ditempat yang
kering dan tertutup.
Sortir sebelum
digunakan.
7
Pala
B
F
8
9
8.
Penyedap Rasa
minyak makan
Air
bacillus
kotoran
B
bacillus
F
kadaluarsa
F
plastik karet
K
Teroksdasi
(tengik)
B
F
K
E.coli
Pasir
Logam-logam
berat (Hg,Pb, Zn)
2. Identifikasi HACCP alat pengolahan makanan
alat yang
digunakan pada Bahaya
No
Jenis Bahaya
pengolahan
B/F/K
makanan
9
Panci
B
Kontaminasi
silang dari
penggunaan
sebelumnya
F
Kotor
10. baskom
B
Kontaminasi
alumuniaum
silang dari
penggunaan
sebelumnya
F
Kotor, berkarat
9
Pisau
B
Kontaminasi
silang dari
penggunaan
sebelumnya
F
Kotor
Simpan ditempat yang
kering dan tertutup.
Sortir sebelum
digunakan.
Jangan menggunakan
penyedap jika kemasan
sudah rusak.
memperhatikan label
yang tertera pada
kemasan termasuk
tanggal kadaluarsa.
minyak yang akan
digunkana disortir dan
di cek sebelum
digunakan.
disimpan di tempat
tertutup dan bersih.
jngan gunakan minyak
berulang – ulang.
Menggunakan air PAM
Merebus sampai
mendidih.
Cara Pencegahannya
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
10
Talenan
B
F
12.
13
Spatula
B
timbangan
F
B
F
14
food processor
Kontaminasi
silang dari
penggunaan
sebelumnya
Kotor
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
Kontaminasi
silang dari
penggunaan
sebelumnya
Kotor
Kontaminasi
silang dari
penggunaan
sebelumnya
Kotor
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
Sebelum digunakan alat
dicuci dengan sabun dan
dikeringkan setelah
digunakan dicuci
kembali
B
Kontaminasi
Sebelum digunakan alat
silang dari
dicuci dengan sabun dan
penggunaan
dikeringkan setelah
sebelumnya
digunakan dicuci
F
Kotor
kembali
Keterangan B(M)=biologis(Mikroba) ; K=kimia ; F=fisik
Formulir 2 Analisa Resiko Bahaya
Bahan
Makanan
produk :
Rolade Ayam
Kelompok Bahaya “ √ ”
No
1
2
Ayam
Tepung
Terigu
3
telur
3
Bawang
Putih
4
Garam
5
Pala
6
Merica
7
Minyak
8
Rolade
Ayam
Keterangan :
C
Kategori
Resiko
A
B
D
E
F
√
√
Bahan Mentah
√
√
√
√
√
√
√
√
VI
VI
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
VI
VI
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
VI
VI
VI
VI
VI
(V) : Mempunyai karakteristik bahaya
(-) : tidak mempunyai karakteristik bahaya
A = Makanan untuk Konsumen yang beresiko tinggi
B = Mengandung bahan yang sensitive terhadap bahaya biologis, kimia, fisik.
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama ditribusi/konsumen
F = tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
Kategori Resiko :
Karakteristik bahaya
O
+
++
+++
++++
+++++
A+(Kategori Khusus)
Tanpa atau dengan B s/d F
Kategori
Resiko
O
I
II
III
IV
V
VI
Keterangan
tidak mengandung bahaya As/d F
Satu bahaya B s/d F
Dua bahaya B s/d F
Tiga bahaya B s/d F
Empat bahaya B s/d F
Lima bahaya B s/d F
Kategori resiko paling tinggi (semua
produk yang mempunyai bahaya A)
7. Diagram Alir
Diagram Alir Proses
penerimaan ayam
(gudang)
pengambilan telur
penimbangan
pemilihan
pencucian dengan
air mengalir (CCP 2)
penggorengan
telur (CCP 1)
pengambilan tepung dan telur
pengambilan bumbu dan
penimbangan
pencucian bumbu (CCP 2)
penimbangan
Pemotongan
penggilingan
pencampuran Bumbu, tepung dan telur
penggulungan adonan dan telur dadar
Pengukusan ( CCP 1)
Penyimpanan Sementara
Penyajian Per Porsi
Distribusi
Penghalusan bumbu (blender)
Diagram Alir yang Telah Diverivikasi
penerimaan ayam
(gudang)
pengambilan telur
pengambilan tepung dan telur
pengambilan bumbu dan
penimbangan
penimbangan
pemilihan
pemilihan tepung dan telur (CCP 2)
pencucian dengan
air mengalir (CCP 2)
penggorengan
telur (CCP 1)
pensortiran tepung dan telur (CCP 2)
Pemotongan
penimbangan
pengupasan bumbu (CCP 2)
pencucian bumbu (CCP 2)
penghalusan bumbu (blender)
penggilingan
pencampuran Bumbu, tepung dan telur
penggulungan adonan dan telur dadar
Pengukusan ( CCP 1)
pemanasan kembali sebelum di sajikan (CCP2)
Penyajian Per Porsi
Distribusi
8. CCP Dessission Tree
a. Penerimaan Bahan Makanan
Ayam yang diterima pada hari selasa 17 maret 2015, dengan berat
10,02 kg. Dimana ayam yang digunakan adalah stok 2,32 kg dan ayam
yang baru diterima 7,7 kg sebagai tambahan, ayam yang diterima sesuai
dengan spesifikasi. Ayam diterima pada pukul 07.30 dan dihitung,
diperiksa
sesuai
dengan
pesanan
bahan
makanan
yang
telah
dispesifikasikan. Ayam yang telah dipersiapkan dipindahkan kedalam
baskom stainless steel lalu di masukkan ke dalam dapur produksi. Ayam
yang berlebih di simpan menjadi stok.
b. Persiapan
Sebelum bahan diolah dan didistribusikan ke pasien maka dilakukan
persiapan bahan terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengolahan dan
pendistribusian. Persiapan awal yang dilakukan sebelum mengolah adalah
membersihkan ayam dan memotong ayam menjadi lebih kecil agar mudah
saat proses penggilingan ayam.
Namun pada saat sebelum pengolahan ayam yang telah dipersiapkan
dibiarkan dalam ruang terbuka sehingga hal ini dapat menimbulkan
kontaminasi jika tidak langsung dipersiapkan. Sebaiknya bahan makanan
yang telah dipersiapkan dan ditimbang harus segerah diolah agar
mengurangi resiko kontamiasi BM mentah terutama ayam yang beresiko
terkena bakteri. Pencucian ayam dilakukan pada pukul 08.40 proses
pencucian ayam berlangsung sekitar 5 menit dan untuk pemotongan juga
berlangsung selama menit. Daging yang telah dibersihkan dan dipotong
kemudian digiling dengan menggunkan food processor.
c. Pembuatan Bumbu
Persiapan lainnya juga dapat dilakukan pada bumbu, yaitu bawang
putih dilakukan pengupasan sehari sebelumnya hal ini dilakukan agar
mempercepat proses pengolahan. Sebelum memasukkan bumbu lain
adonan dipisahkan dahulu untuk pasien dengan diet RG. Adapun bumbu
lain yang digunakan bumbu bubuk yang telah dipersiapkan sebelumnya
seperti pala, merica, garam dan penyedap rasa. Untuk bawang putih yang
telah dipersiapkan pada saat penggilingan bawang langsung di masukkan
ke dalam food processor sehingga tidak memakan waktu cukup lama.
Untuk bumbu kering yang lain diberikan pada saat setelah daging digiling.
d. Pengolahan
Pengolahan yang pertama kali dilakukan adalah pembuatan dadar telur,
telur dimasak pukul 08.20 waktu yang dibutuhkan untuk mendadar telur ±
30 menit menghasilkan 20 telur dadar. Pengolahan ayam dilakukan secara
terpisah, setiap anggota membagi tugas, penggilingan ayam dilakukan pada
pukul 08.50 dan waktu yang dibutuhkan untuk menggiling ayam ± 20
menit.daging yang telah digiling kemudian divampur dengan tepung terigu
dan telur yang telah dikocok lepas pengadonan dilakukan pada pukul 08.55
waktu yang dibutuhkan untuk mengadon adalah 5 menit. Setelah tepung
dan telur tercampur adonan di timbang 500 gr 2 kali untuk pasien RG dan
diberi symbol agar adonan yang belum diberi garam tidah tergabung
dengan adonan yang lain. Setelah dipisahan lalu bumbu seperti garam dan
penyedap dimasukkan ke dalam adonan dan di aduk hingga rata dengan
cara konensional yaitu dengan menggunakan tangan. Setelah adonan
tercampur rata adonan diberi minyak agar tidak lengket saat digulung.
Adonan yang telah tercampur rata kemudian di timbang ± 500 gr perposri
tujuan menimbang adonan adalah agar berat rolade rata. Adonan yang telah
ditimbang digulung waktu yang diperlukan untuk menggulung rolade
adalah 35 menit dengan telur yang telah di goreng sebelumnya dan dikemas
menggunakan plastik putih transparan. Setelah selasai dikemas adonan
rolade yang telah siap di kukus kurang lebih 2 jam.
e. Penyajian sementara
Setelah rolade ayam matang pada pukul 12.00 wib tidak langsung
didistribusikan, rolade yang telah matang disimpan dalam wadah
pengukusan dalam keadaan api tidak menyala. Rolade yang telah matang
dipotong pada pukul 03.00 waktu tunggu untuk penyajian makanan ke
pasien cukup lama ± 4 jam sehingga makanan dapat beresiko terkontamiasi
jika tidak diberikan perlakuan yang benar. Rolade yang telah dipersiapkan
didistribusikan pada pukul 04.00 dan sampai pada pasien ± pukul 04.30.
f. Pendistribusian
Proses pendistribusian berlangsung sekitar 30 menit, penjamah dan
pramusaji makanan menyajikan rolade ayam yang sudah matang kedalam
piring dan plato sesuai dengan kelas pasien. Penjamah dan pramu saji tidak
menggunakan masker, saat pemorsian juga sering berbicara, seharusnya
saat pemorsian bahan makanan itu tidak boleh bercerita dan harus
menggunakan masker untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang pada
makanan. pramu saji masih ada juga yang tidak menggunakan sarung
tangan plastik saat memorsi sayuran dan yang lainnya kedalam mangkok
atau plato namun hanya menggunakan centong sayur saja. Hal ini dapat
mengakibatkan kontaminasi silang terhadap makanan tersebut.
Waktu antara selesai pemasakan dan distribusi jangan terlalu lama
tenggang waktu dari masakan matang hingga distribusi ke pasien untuk
menu rolade ayam ± 4,5 jam sehingga makanan dapat bersiko
terkontaminasi. Pendistribusian yang terlalu lama dapat mengkontaminasi
makanan yang telah matang.
9. Pembahasan
1. Penerimaan Bahan Makanan
bahan makanan yang akan di gunakan untuk mengolah rolade ayam
datang pada pagi hari untuk bahan maakanan basah seperti ayam. Namun
untuk persiapan bahan makanan kering sudah di persiapkan sehari
sebelumnya di gudang kering. Bahan makanan yang telah di ambil di catat
dan di timbang penggunaan, sisa stok dan pencatatan di nota taupun di
buku stok gudang kering. System penyimpanan yang dilakukan adalah
system FIFO selain itu stok bahan makanan terutama bahan makanan yang
basah tidak terlalu banyak sehingga dapat mengurangi resiko kebusukan
atau kerusakaan bahan makanan karna lama tidak di olah.
2. Persiapan
Pada saat sebelum pengolahan ayam yang telah dipersiapkan
dibiarkan dalam ruang terbuka sehingga hal ini dapat menimbulkan
kontaminasi jika tidak langsung dipersiapkan. Sebaiknya bahan makanan
yang telah dipersiapkan dan ditimbang harus segerah diolah agar
mengurangi resiko kontamiasi BM mentah terutama ayam yang beresiko
terkena bakteri.
3. Pembuatan bumbu
Persiapan lainnya juga dapat dilakukan pada bumbu, yaitu bawang
putih dilakukan pengupasan sehari sebelumnya hal ini dilakukan agar
mempercepat proses pengolahan. Untuk bawang putih yang telah
dipersiapkan pada saat penggilingan bawang langsung di masukkan ke
dalam food processor sehingga tidak memakan waktu cukup lama. Untuk
bumbu kering yang lain diberikan pada saat setelah daging digiling.
4. Pengolahan
Untuk pengolahan menu rolade tahu bahan yang akan di gunakan telah
dipersiapkan sebelumnya sehingga dapat membantu proses pemasakan
makanan. Namun proses pengolahan rolade ayam yang merupakan menu
sore dilakukan pada siang hari sehingga jarak antara waktu makanan
masak hingga waktu tunggu distribusi cukup lama. Hal ini perlu diberi
penanganan khusus untuk mencegah kontaminasi bahan makanan yang
telah matang misalnya dengan pemansan kembali atau disimpan dalam
ruangan dengan suhu yang standar untuk penyimpanan bahan makanan
yang telah matang.
5. Penyajian sementara
waktu tunggu untuk penyajian makana ke pasien cukup lama ± 4 jam
sehingga makanan dapat beresiko terkontamiasi jika tidak diberikan
perlakuan yang benar. Perlakuan yang dapat dilakukan untun mengurangi
resiko kontaminasi seperti pemanasan kembali atau penyimpanan di
tempat yang baik dan suhu yang sesuai.
6. Pendistribusian
Penjamah dan pramu saji tidak menggunakan masker, saat pemorsian
juga sering berbicara, seharusnya saat pemorsian bahan makanan itu tidak
boleh bercerita dan harus menggunakan masker untuk mencegah
terjadinya kontaminasi silang pada makanan.
10. HACCP Plan Matrix
Bahan
Bahaya
Mentah
Potensial
ayam
P1 P2 P3
P4
P5
P6
Kesimpulan
B
√
√
-
√
√
√
B
√
√
-
√
√
√
Persiapan
B
-
√
√
-
√
√
Bumbu
F
pengolahan
B
-
√
√
√
√
√
bahan
F
-
√
√
-
√
√
Bahan baku beku rentan
terhadap terjadinya
kontaminasi saat dibiarkan
lama dalam suhu ruang.
Oleh karena itu
diperlukannya proses
pencairan bahan beku
dengan cepat yaitu dengan
direndam dibawah air yang
mengalir.
Setelah pencairan cepat,
maka
ayam
langsung
dipotong
potong
dan
dibersihkan secara benar.
Walaupun
ayam
telah
dipotong, namun lebih baik
lagi jika dibersihkan agar
tidak terdapat lagi kotoran
yang menempel.
Pada proses persiapan
bumbu ini, semua bumbu
yang digunakan dicuci
bersih. Namun bumbu
seperti bawang putih
dikupas terlebih dahulu
sehari sebelum pengolahan
dan disimpan di gudang
penyimpanan. Hal ini dapat
meningkatkan resiko
cemaran biologis seperti
adanya kapang pada bawang
putih.
Pada proses pengolahan
bahan makanan, semua
bahan yang digunakan
dicuci bersih. Namun bahan
makanan yang telah diolah
tidak diberi perlakuan yang
tepat dapat meningkatkan
resiko cemaran oleh bakteri
dan kontaminasi silang.
penyajian sementara
sebelum pemorsian tidak
(beku)
Persiapan
ayam
makanan
Penyajian
B
diletakkan pada wadah yang
tertutup, hal ini
meningkatkan resiko
cemaran. Jarak waktu
setelah selesai pemasakan
dengan pemorsian itu cukup
lama yaitu ±4,5 jam .
Penyajian
B
√
√
√
√ Saat penyajian
perporsi(pemorsian) sangat
Per porsi
F
penting bagi tenaga
penjamah untuk memakai
masker dan sarung tangan
plastik, untuk mengurangi
resiko dan mencegah
kontaminasu silang pada
makanan.
Keterangan B(M)=biologis(Mikroba) ; K=kimia ; F=fisik
Sementara
F
Keterengan :
P1
: apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang
berbahaya?
P2
: apakah pengolah/penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan oleh
konsumen) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada
tingkat yang aman ?
P3
: apakah formulasi/ komposisi atau tekstur produk antara/ produk akhir
penting untuk mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang
tidak dapat diterima.
P4
: mungkinkah kontaminasi ulang terjadi ? mungkinkah bahaya meningkat ?
P5
: apakah pengolahan/ penanganan (termasuk penggunaan oleh konsumen)
dapat menghilangkan bahaya ?
P6
: apakah tahap proses ditunjukkan untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai batas aman ?
11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
a. Masing masing bahan dan proses pembuatan makanan
memiliki bahaya yang harus dihilangkan atau diminimalkan.
Untuk itu diperlukan adanya HACCP untuk mengendalikan
bahaya yang ada tersebut.
b. Beberapa titik kritis (critical point) dalam pembuatan Rolade
Ayam ini sudah dikendalikan yaitu dengan perendaman ayam
dibawah air mengalir dan pencucian bumbu (CCP 2), serta
dengan pemasakan (CCP 1). Namun masih ada tahap yang
dibutuhkan dan seharusnya dilakukan tetapi terlewati yaitu
pensortiran tepung dan telur yang akan digunakan selain itu
pencucian dan pengupasan bumbu yang merupakan CCP 2.

Saran
a. ayam harus dicuci bersih sebelum dipotong, sekalipun sudah
direndam dalam air yang mengalir namun proses ini perlu
dilakukan untuk mengurangi resiko kontaminasi.
b. Bumbu dapur seperti bawang putih sebaiknya dikupas sebelum
dilakukan pengolahan agar bumbu bumbu tersebut tidak cepat
busuk dan untuk mencegah cemaran biologis seperti kapang.
c. Pastikan makanan yang sudah matang disimpan dalam wadah
tertutup dan sesuai dengan suhu penyimpanan makanan yang
telah matang agar dapat terhindar dari serangga dan dapat
mengurangi resiko kontaminasi silang.
Download