Kelompok 12: Aisyah Nur Oktavia Impriyanti Riska Tenggelam adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan. Tenggelam merupakan kondisi dimana seseorang tidak mampu menjaga bagian mulut berada di atas air untuk bernapas. Raih ( dengan atau tanpa alat ). Raih korban dengan tangan/ alat tertentu jika korban belum terlalu jauh dengan kita. Usahakan memakai alat yang bisa terapung. Lempar ( alat apung ). Lempari korban dengan benda yang bisa terapung dan tarik korban pelan-pelan. Lalu angkat korban keluar dari air. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ). Dekati korban dengan perahu lalu angkat korban dari dalam air ke atas perahu. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ). Dekati korban dengan berenang. Tarik korban dari belakang dan tenangkan. Bawa korban keluar dari air. 1. 2 4 Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada. Segera bawa ke fasilitas kesehatan. 1. Bantuan Hidup Dasar Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada korban yang mengalami penurunan kesadaran. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu: Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada Listen, yaitu mendengarkan suara napas Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas dengan normal setelah pembersihan jalan napas yaitu kompresi dada lalu pemberian napas buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian napas buatan, yaitu mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan mouth to neck stoma. Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian napas bantuan untuk mengurangi hipoksemia. Pemberian napas buatan inisial yaitu sebanyak 5 kali.Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke hidung lebih disarankan karena sulit untuk menutup hidung korban pada pemberian napas mulut ke mulut Pemberian napas buatan dilanjutkan hingga 10 – 15 kali selama sekitar 1 menit.Jika korban tidak sadar dan tenggelam selama <5 menit, pernapasan buatan dilanjutkan sambil menarik korban ke daratan. Namun, bila korban tenggelam lebih dari 5 menit, pemberian napas buatan dilanjutkan selama 1 menit, kemudian bawa korban ke daratan tanpa diberikan napas buatan. Selama proses pemberian napas,regurgitasi dapat terjadi baik regurgitasi air dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi, namun jangan sampai menghalangi tindakan ventilasi buatan. Korban dapat dimiringkan dan cairan regurgitasinya dikeluarkan. Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau tabung oksigen.1 Oksigen yang diberikan memilikisaturasi 100%.Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan korban belum membaik, dapat dilakukan intubasi trakeal. TERIMA KASIH