Uploaded by susirhmwt01

BAB III ASKEP FRAKTUR

advertisement
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Teori Fraktur
A. Pengkajian
Kaji tingkat kesadaran pasien dengan GCS. (Doenges, 2000:761)
a. Aktifitas/ Istirahat
Tanda: keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
(mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi secara sekunder, dari
pembengkakan jaringan, nyeri)
b. Sirkulasi
Tanda: hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/
ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah), Takikardi (respon stress,
hipovolemia), Penurunan/ tak ada nadi pada bagian distal yang cedera;
pengisisa kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena, Pembengkakan
jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
Gejala: hilang gerakan/ sensasi, spasme otot, Kebas/ kesemutan
(parestesis)
Tanda: deformitas local: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi,
spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang fungsi.
Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ ansietas atau trauma lain).
d. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada
area jaringan/ kerusakan tulang; dapat berkurang pada imobilisasi); tak ada
nyeri akibat kerusakan saraf.
Spasme/ kram otot (setelah imobilisasi).
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
memperberat dan faktor yang memperingan/ mengurangi nyeri
35
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa
jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari.
e. Keamanan
Tanda: laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna
Pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)
.
B. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi:
a. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan trauma pembuluh
darah atau kompresi pada pembuluh darah
b. Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
fraktur
terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
d. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang,
edema, cedera jaringan lunak
e. Resiko
ketidakseimbangan
cairan
elektrolit
berhubungan
dengan
pendarahan
f. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan
Post operasi:
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi, pemasangan gips
36
c. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang,
edema, cedera jaringan lunak
d. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer
(kerusakan kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
e. Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
fraktur
terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
f. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan pada anggota
tubuh pasca post operasi
37
C. Interensi Keperawatan
Pre Operasi
No Dx Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
1
Intervensi
Rasional
Perubahan perfusi Setelah diberikan tindakan a. Kaji adanya / kualitas nadi a. Penurunan/tidak adanya nadi dapat
jaringan
perifer keperawatan,
berhubungan
dengan
tidak
terjadi
diharapkan
perifer distal terhadap cidera
menggambarkan cidera vaskuler dan
perubahan
melalui palpasi / doopler
perlunya
trauma perfusi jaringan, dengan
pembuluh
darah kriteria hasil :
medik
segera
terhadap status sirkulasi
b. Kaji aliran kapiler, warna kulit b. Kembalinya warna harus cepat (3-5
atau
kompresi Individu
pada
pembuluh mengidentifikasi
darah
faktor
akan
factor-
dan
kehangatan
distal
pada
fraktur
gangguan venal.
sirkulasi c. Lakukan
melaporkan
penurunan dalam nyeri
detik) warna kulit putih menunjukkan
gangguan arterial, sianosis diduga ada
yang
meningkatakan
perifer,
evaluasi
pengkajian c. Gangguan perasaan kebas, kesemutan,
neuromuskuler,
perhatikan
peningkatan/ penyebaran nyeri bila
perubahan fungsi motor/ sensori.
terjadi sirkulasi pada syaraf, tidak
Minta pasien untuk melokalisasi
adekuat atau syarat pusat.
nyeri
d. Kaji jaringan sekitar akhir gips d. Mengindikasikan
untuk titik yang kasar / tekanan
jaringan/iskimeal
selidiki
kerusakan/nekrosis.
keluhan
“rasa
tekanan
menimbulkan
38
terbakar”dibawah gips
2
Kerusakan
Setelah
dilakukan a. Pertahankan tempat tidur yang a. Menurunkan risiko kerusakan/abrasi
integritas kulit
tindakan
berhubungan
diharapkan intregitas kulit
bersih,
dengan fraktur
pasien
bantalan bawah siku, tumit).
terbuka,
kriteria hasil :
pemasangan
- Klien
keperawatan
normal,
dengan
nyaman
dan
aman
alat
tenun
(kering,
kulit yang lebih luas.
kencang,
b. Masase kulit terutama daerah b. Meningkatkan sirkulasi perifer dan
menyatakan
traksi (pen,
ketidaknyamanan hilang,
kawat, sekrup)
menunjukkan
penonjolan tulang dan area distal
meningkatkan kelemasan kulit dan
bebat/gips.
otot terhadap tekanan yang relatif
perilaku
konstan pada imobilisasi.
tekhnik untuk mencegah c. Lindungi kulit dan gips pada c. Mencegah gangguan integritas kulit
kerusakan
daerah perianal
dan jaringan akibat
kulit/memudahkan
penyembuhan
indikasi,
penyembuhan
kontaminasi
fekal.
sesuai d. Observasi
mencapai
luka
keadaan
kulit, d. Menilai
penekanan gips/bebat terhadap
perkembangan
masalah
klien.
kulit, insersi pen/traksi
sesuai
waktu/penyembuhan lesi
terjadi.
39
3
Gangguan
Setelah
mobilitas
dilakukan a. Pertahankan
fisik tindakan
berhubungan
keperawatan
diharapkan mobilitas fisik
dengan kerusakan klien
optimal,
rangka
criteria hasil :
neuromuskuler
Klien
nyeri,
dengan
pelaksanaan a. Memfokuskan
aktivitas
rekreasi
terapeutik
meningkatakan
(radio,
koran,
kunjungan
diri/harga
teman/keluarga) sesuai keadaan
perhatian,
rasa
kontrol
diri,
membantu
menurunkan isolasi sosial.
klien.
dapat b. Bantu latihan rentang gerak pasif b. Meningkatkan
terapi meningkatkan/mempertah
restriktif
ankan
mobilitas
pada
(imobilisasi)
tingkat paling tinggi yang
sirkulasi
darah
aktif pada ekstremitas yang sakit
muskuloskeletal,
maupun
tonus otot, mempertahakan gerak
yang
sehat
sesuai
keadaan klien.
sendi,
mempertahankan
mencegah
kontraktur/atrofi
mungkin
dapat
dan mencegah reabsorbsi kalsium
mempertahankan
posisi
karena imobilisasi.
fungsional, meningkatkan c. Berikan papan penyangga kaki, c. Mempertahankan posisi fungsional
kekuatan/fungsi yang sakit
gulungan trokanter/tangan sesuai
dan
indikasi.
mengkompensasi
bagian
tubuh, d. Ubah
menunjukkan
yang
tekhnik
memampukan
posisi
secara
sesuai keadaan klien.
ekstremitas.
periodik d. Menurunkan insiden komplikasi kulit
dan
pernapasan
(dekubitus,
atelektasis, penumonia)
melakukan aktivitas.
40
4
Nyeri
akut Setelah diberikan tindakan a. Pertahankan imobilasasi bagian a. Mengurangi nyeri dan mencegah
berhubungan
keperawatan
diharapkan
dengan
spasme klien mengatakan nyeri
otot,
gerakan berkurang
atau
tulang, dengan kriteria hasil :
edema,
cedera
ekstremitas b. Meningkatkan aliran balik vena,
mengurangi edema/nyeri.
penggunaan
teknik c. Mengalihkan
perhatian
terhadap
meningkatkan
kontrol
mampu
manajemen nyeri (latihan napas
nyeri,
berpartisipasi
dalam
dalam, imajinasi visual, aktivitas
terhadap
beraktivitas,
tidur,
dipersional)
berlangsung lama.
istirahat dengan tepat,
b.Menunjukkan
keterampilan
nyeri
yang
mungkin
d. Lakukan kompres dingin selama d. Menurunkan edema dan mengurangi
fase akut (24-48 jam pertama)
penggunaan
rasa nyeri.
sesuai keperluan.
relaksasi e. Kolaborasi pemberian analgetik e. Menurunkan
dan aktivitas trapeutik
5
posisi
yang terkena.
a. Menunjukkan tindakan c. Ajarkan
santai,
malformasi.
gips, bebat dan atau traksi
hilang, b. Tinggikan
fragmen
jaringan lunak
yang sakit dengan tirah baring,
sesuai indikasi.
nyeri
melalui
mekanisme penghambatan rangsang
sesuai indikasi untuk
nyeri baik secara sentral maupun
situasi individual
perifer.
Resiko
Setelah diberikan tindakan a. Rencanakan
ketidakseimbanga
keperawatan (…x…) jam
n cairan elektrolit diharapkan
kebutuhan
tujuan
masukan a. Deteksi dini memungkinkan terapi
cairan untuk setiap pergantian
pergantian
(misal
memperbaiki deficit
1000ml
selama
siang
cairan
segera
untuk
41
berhubungan
volume cairan pasien yang
hari,800ml
selama
sore
dengan
adekuat.
hari,300ml selama malam hari )
pendarahan
Kriteria Hasil:
b. Jelaskan tentang alasan-alasan b. Informasi
yang
Cairan dalam tubuh klien
untuk mempertahankan cairan
meningkatkan
kembali normal
yang adekuat dan metoda-metoda
untuk terapi
jelas
kerja
akan
sama
klien
untuk mencapai tujuan masukan
cairan
6
Ansietas
Setelah diberikan tindakan a. Kaji tingkat kecemasan klien a. Untuk
berhubungan
keperawatan (…x…) jam
(ringan, sedang, berat, panik)
dengan prosedur diharapkan cemas pasien b. Dampingi klien
pembedahan
Klien
merasa
aman
dan
nyaman
Kriteria Hasil:
Pasien
tingkat
kecemasan klien
b. Agar
berkurang.
mengetahui
menggunakan
c. Beri support system dan motivasi c. Meningkatkan pola
klien
koping yang
efektif
mekanisme koping yang d. Beri dorongan spiritual
efektif
d. Agar
klien
dapat
menerima
kondisinya saat ini
e. Jelaskan
jenis
prosedur
tindakan pengobatan
dan e. Informasi
yang
lengkap
dapat
mengurangi ansietas klien
42
3.2 Asuhan Keperawatan Kasus Fraktur
Tanggal masuk
:
28 Maret 2015
Tanggal pengkajian
:
29 Maret 2015
No. MR
:
497541
Ruang
:
Ruang Penyakit Bedah
Diagnosa medik
:
Close Fraktur Tibia Fibula Sinistra
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama
:
Ny. N
Umur
:
66 Tahun
Agama
:
Kristen Protestan
Jenis kelamin :
Perempuan
Pekerjaan
:
IRT
Alamat
:
Desa Iraonogeba Kecamatan Gunungsitoli Kota
Gunungsitoli.
Penanggung Jawab
:
Nama
:
Ny.S
Umur
:
50 Tahun
Jenis kelamin :
perempuan
Hub.dgn klien :
keponakan
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien dibawa ke IGD pada tanggal 28-des-2010 diantar oleh
keluarga dengan keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak
bisa digerakkan karena patah setelah ditabrak sepeda motor.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 29-des-2010 klien
tampak lemah, kesadaran compos mentis, tampak bengkak pada
43
bagian kaki yang patah, klien mengeluh nyeri pada kaki (betis)
sebelah kiri karena patah dengan skala nyeri :4. Dan nyeri
bertambah jika kaki tersebut digerakkan. Keluarga klien selalu
membantu dalam memenuhi kebutuhannya.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Klien belum pernah mengalami patah tulang sebelumnya, klien
juga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular
lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit keturunan ataupun menular lainnya.
4.
Data psikologis
Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat
sembuh.
5. Data sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik, terlihat dari anak dan keluarganya
yang lain selalu menunggu nya.
6. Data spiritual
Klien beragama kristen protestan, klien dan keluarga selalu berdoa supaya
cepat sembuh.
7. Kebiasaan sehari-hari
No
1
Kebiasan
Di rumah
Di RS
3x sehari
3x sehari
Nasi, sayur,lauk-pauk
Nasi, sayur, lauk-pauk
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
6-7 gelas / hari
6-7 gelas / hari
Air mineral
Air mineral
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
Nutrisi
a. Makanan
⁻
Frekuensi
⁻
Jenis
⁻
Keluhan
b. Minuman
-
Frekuensi
-
Jenis
-
Keluhan
44
2
Eliminasi
a. BAB
-
Frekuensi
1x sehari
1x sehari
-
Konsistensi
Lembek
Lembek
-
Warna
Kuning
Kuning
-
keluhan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
4-5x / hari
Terpasang kateter
b. BAK
3
-
Frekuensi
-
Warna
Jernih kekuningan
Jernih kekuningsn
-
Jumlah
1300 ml
1300 ml
-
Keluhan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
a. Malam
6-7 jam
6-7 jam
b. Siang
1 jam
1 jam
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
a. Mandi
2x sehari
Diseka 1x sehari
b. Gosok gigi
2x sehari
2x sehari
2 hari sekali
Belum keramas
1 minggu sekali
Belum, kuku bersih
Istirahat tidur
c. Keluhan
4
Personal hygiene
c. Keramas
d. Potong kuku
5
Aktivitas
Klien bisa melakukan Klien
selalu
aktiitas mandiri
keluarga
oleh
dibantu
dan
perawat
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
: TD : 150/90 mmHg
N : 81x/Menit
P : 18x/Menit
S : 36,5̊c
1) Kepala
Inspeksi
: Simetris, distribusi rambut merata
45
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
2) Mata
Inspeksi
: Simetris, tidak ada katarak, konjungtiva anemis, sclera anikterik
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
3) Hidung
Inspeksi
: Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
4) Telinga
Inspeksi
: Simetris, tidak ada pengeluaran
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
5) Mulut
Inspeksi
: Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
6) Leher
Inspeksi
: Simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
7) Dada
Inspeksi
: Simetris, pergerakan dinding dada baik
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler
Perkusi
: Bunyi rensonan
8) Abdomen
Inspeksi
: Simetris, tidak ada bekas operasi
Auskultasi: Bunyi bising usus (+)
Perkusi
: Bunyi timpani
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
9) Ekstremitas
Atas
: Pada ekstremitas atas tangan bisa digerakkan dengan baik
Bawah
: Pada ekstremeritas bawah kaki sebelah kiri(tibia-fibula) tidak
bisa digerakkan/fraktur, kondisi sekitar fraktur oedema
10) Genetalia
Inspeksi
: Simetris, terpasang kateter
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
46
9. Therapy
1) Cairan RL 20 tts/menit
2) Citicholine 3x1 (IV)
3) Keterolac 3x1 (IV)
4) Taxef 2x1 gr (14/st)
5) Pronalges supp
6) Dexamethason 2x1 amp (IV)
7) Rannitidin 2x1 amp (IV)
B. ANALISA DATA
No
1.
Data Senjang
DS :

Interprestasi Data
Masalah
Fraktur
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Klien mengatakan nyeri pada
betis sebelah kiri kerena
Diskontinuitas tulang
patah
Pergeseran fragmen
DO :

KLien tampak lemah

Skala nyeri 4

Tampak edema pada bagian
tulang
Nyeri
fraktur

Nyeri bertambah jika pada
bagian yang fraktur di
gerakkan
2
DS :

Fraktur
mobilitas fisik
Keluarga klien mengatakan
aktivitas klien selalu dibantu
Gangguan
Diskontinuitas tulang
oleh keluarga
Perubahan jaringan
DO :

Klien tampak selalu di bantu
sekitar
oleh keluarga dan perawat

dalam melakukan aktivitas
Pergeseran fragmen
Fraktur pada 1/3 tibia fibula
tulang
sinistra
47
Depormitas
Gangguan fungsi
Gangguan mobilitas
fisik
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
Diagnoasa Keparawatan
Tanggal
Ditemukan
1
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
Paraf
Tanggal
Paraf
teratasi
29-3-2015
terputusnya kontinuitas jaringan
pada tulang / fraktur
2
Gangguan mobilitas fisik b.d
29-3-2015
kelemahan
48
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan perawatan a. Pertahankan imobilasasi bagian yang
selama
harapkan
nyaman
3x24
jam
gangguan
nyeri
di
rasa
dengan criteria hasil :
⁻
a. Mengurangi nyeri dan mencegah
malformasi.
dan atau traksi
dapat b. Tinggikan posisi ekstremitas yang
berkurang / atau teratasi
⁻
sakit dengan tirah baring, gips, bebat
Paraf
terkena.
b. Meningkatkan aliran
balik vena,
mengurangi edema/nyeri.
c. Ajarkan
Klien tidak mengeluh
manajemen
nyeri
dalam,
Skala nyeri 0
dipersional)
penggunaan
teknik
nyeri
napas
nyeri, meningkatkan kontrol terhadap
aktivitas
nyeri yang mungkin berlangsung
imajinasi
(latihan
visual,
d. Lakukan kompres dingin selama fase
akut (24-48 jam pertama) sesuai
c. Mengalihkan
perhatian
terhadap
lama.
d. Menurunkan edema dan mengurangi
rasa nyeri.
keperluan.
e. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
indikasi.
e. Menurunkan
nyeri
melalui
mekanisme penghambatan rangsang
nyeri baik secara sentral maupun
perifer.
49
2
Setelah dilakukan perawatan a. Pertahankan
selama 3x24 jam diharapkan
rekreasi
gangguan
kunjungan
dapat
mobilitas
teratasi
fisik
dengan
kriteria hasil :
-
Klien
pelaksanaan
terapeutik
aktivitas a. Memfokuskan
(radio,
koran,
meningkatakan rasa kontrol diri/harga
teman/keluarga)
sesuai
diri, membantu menurunkan isolasi
keadaan klien.
sosial.
b. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif b. Meningkatkan
melakukan
aktivitas secara mandiri
perhatian,
sirkulasi
darah
pada ekstremitas yang sakit maupun
muskuloskeletal,
mempertahankan
yang sehat sesuai keadaan klien.
tonus otot, mempertahakan gerak
sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan
mencegah reabsorbsi kalsium karena
imobilisasi.
c. Berikan
gulungan
papan
penyangga
trokanter/tangan
kaki, c. Mempertahankan posisi fungsional
sesuai
ekstremitas.
indikasi.
d. Ubah posisi secara periodik sesuai d. Menurunkan insiden komplikasi kulit
keadaan klien.
dan
pernapasan
(dekubitus,
atelektasis, penumonia)
50
Download