Judul Price Manupulation by Dissemination of Rumors: Evidence from the Indonesian Stock Market Penulis Dewa Gede Wirama, I Gusti Bagus Wiksuana, Zuraidah Mohd-Sanusi, dan Soheil Kazemian. Publikasi International Journal of Economics and Financial Issues, Vol. 7, Issue 1, pp. 429 – 434, Tahun 2017 Latar Belakang Di bursa saham, rumor pasar adalah informasi yang tidak berdasar tentang keamanan tertentu. Dalam kebanyakan kasus, rumor dapat diklasifikasikan sebagai informasi positif atau negatif. Di AS, rumor pasar umumnya dikaitkan dengan informasi negatif dan penjualan singkat. Salah satu rumor terbaru di pasar AS adalah tentang rencana Bank of America untuk melakukan penawaran sekunder, yang umumnya dianggap sebagai bad news. Meski informasi tersebut kemudian dibantah oleh pejabat bank, rumor tersebut berhasil menurunkan harga BAC sebesar 2,8% di hari rumor tersebut. Namun, setelah penyangkalan, harga saham rebound hampir 2% dalam perdagangan setelah jam kerja (Park, 2012). Karena short selling tidak umum di Indonesia, kebanyakan rumor pasar di Indonesia adalah informasi positif yang secara implisit berfungsi sebagai rekomendasi beli. Sebagai contoh, pada tanggal 15 Juli 2008 beredar rumor dari PT Bakrie and Brothers Tbk. akan mengakuisisi PT Indosat Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, dengan harga Rp 7.650 per saham. Kabar tersebut direspon dengan kenaikan ISAT 3,05% menjadi Rp 6.750 per saham dari harga penutupan Rp 6.550 sehari sebelum rumor tersebut. Volume perdagangan juga meningkat menjadi 42 juta saham, jauh lebih tinggi dari volume rata-rata 15 juta saham selama periode 120 hari perdagangan sebelum tanggal rumor tersebut. Fakta bahwa hingga saat ini rencana tersebut tidak pernah terwujud, menimbulkan pertanyaan apakah informasi tersebut adalah informasi palsu yang sengaja direkayasa oleh pihak tertentu untuk memungkinkan penjualan dengan harga yang lebih tinggi. Landasan Teori 1. Metode Manipulasi Metode manipulasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu manipulasi berbasis transaksi dan manipulasi berbasis informasi. Dalam manipulasi berbasis transaksi, sekelompok manipulator melakukan aktivitas jual beli di antara mereka sendiri untuk menciptakan tren harga. Transaksi sebenarnya dilakukan dengan pihak ketiga yang termasuk dalam skema manipulasi. Dalam manipulasi berbasis informasi, para manipulator menyalahgunakan keuntungan informasional mereka untuk keuntungan mereka. 2. Pasar Indonesia Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini mencatatkan 443 perusahaan publik, dengan 119 rumah pialang yang berpartisipasi. BEI juga memperdagangkan obligasi dan beberapa produk turunan. Kapitalisasi pasar saham sekitar US $ 400 miliar, dan ditargetkan mencapai US $ 750 miliar pada akhir 2015. Pasar ini memiliki sekitar 400.000 investor aktif, dan diperkirakan memiliki lebih dari 500.000 investor pada akhir tahun ini (Bisnis Indonesia, 2012). Seperti di semua negara, rumor pasar selalu ada untuk mempermanis pasar. Bahkan, beberapa majalah bisnis terkemuka seperti Bisnis Indonesia dan Investor Harian Indonesia secara rutin menerbitkan rumor pasar. Indonesia juga memiliki banyak situs web yang didedikasikan untuk menyebarkan informasi dan rumor pasar saham. Hipotesis Hipotesis 1: Terdapat CAR negatif untuk periode empat belas hari setelah tanggal rumor. Penelitian Hipotesis 2: Terdapat CAR positif untuk periode empat belas hari sebelum tanggal rumor. Metodelogi 1. Penelitian Penelitian ini menggunakan rumor pasar yang diterbitkan oleh Investor Daily Indonesia, sebuah surat kabar yang mengkhususkan diri pada berita ekonomi dan pasar saham. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari rumor pertama yang diberikan oleh Investor Daily Indonesia pada 3 Agustus 2007, dan berakhir pada rumor terakhir tahun 2008. Periode ini ditandai dengan penurunan tajam pasar, di mana Indeks Harga Saham Gabungan turun hampir 40% dari 2194.34 sampai dengan 1332.67, memberikan motivasi yang tinggi untuk menjual. Selama periode investigasi, terdapat 891 rumor tentang 196 dari 397 perusahaan yang tercatat di Bursa Indonesia per 31 Desember 2008. k 3. Variabel penelitian adalah CAR setelah dan sebelum diterbitkannya rumor pasar. CAR dihitung selama 14 hari perdagangan setelah (sebelum) keluarnya rumor. Karenanya, CAR setelah hari rumor (CAR + 14) merupakan akumulasi abnormal return dari hari 1 hingga 14 setelah tanggal rumor, dan CAR sebelum hari rumor (CAR-14) adalah akumulasi abnormal return dari hari 14 hingga 1 sebelum tanggal rumor. Abnormal return dihitung dengan model yang disesuaikan pasar (Brown dan Warner, 1980). Indeks harga saham gabungan (IHSG) digunakan sebagai proksi pasar. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan uji t satu sampel untuk setiap CAR. 4. Untuk menghindari kesalahan dalam menghitung abnormal return, rumor yang diterbitkan dalam waktu 2 minggu setelah rumor lain dari perusahaan yang sama dikeluarkan dari sampel. Ada 208 rumor seperti itu. Sebelas rumor lain juga dijatuhkan karena dipublikasikan kurang dari 14 hari perdagangan sebelum perusahaan terdaftar, menyisakan 672 rumor untuk 185 perusahaan dalam kumpulan data. Hasil 1. Penelitian H1: Terdapat CAR negatif untuk periode empat belas hari setelah tanggal rumor. Volume rata-rata dalam 14 hari sebelum tanggal rumor adalah 28,50 juta saham, hampir identik dengan perdagangan volume 28,55 dalam 14 hari setelah rumor tersebut. Pada tanggal rumor, volume perdagangan rata-rata mencapai 39,84 juta, hampir 40% lebih tinggi dari volume normal. Dalam tiga hari sekitar rumor volume perdagangan rata-rata adalah 37,94 juta, jauh lebih tinggi dari volume perdagangan rata-rata selama jendela 29 hari 28.92 juta. Hasil pengujian Panel B menunjukkan bahwa setelah menguasai pasar pergerakan harga saham cenderung turun setelah keluarnya rumor. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa rumor pasar adalah bagian dari skema manipulasi yang diatur oleh penjual. 2. H2: Terdapat CAR positif untuk periode empat belas hari sebelum tanggal rumor. Volume perdagangan rata-rata selama 14 hari sebelum tanggal rumor adalah 26,79 juta. Pada tanggal rumor volume rata-rata adalah 34,49 juta. Volume rata-rata selama 14 hari setelah rumor tersebut adalah 24,61 juta. Untuk melakukan pengujian hipotesis, pengamatan diklasifikasikan menjadi lima kelompok berdasarkan jumlahnya dari munculnya rumor di koran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR-14 signifikan secara statistik hanya untuk rumor yang pertama kali dipublikasikan. Rumor selanjutnya tidak disebabkan oleh abnormal return, yang mengindikasikan tidak ada pembelian sebelumnya karena pembelian tersebut dilakukan hanya sebelum rumor dipublikasikan untuk pertama kalinya. Temuan ini memperkuat dukungan untuk Hipotesis 2. Rumor diikuti oleh abnormal return yang signifikan secara statistik hingga kemunculan ketiga mereka, setelah itu mereka mulai kehilangan kekuatan untuk menipu pasar. Dari sisi lain, tampaknya para manipulator harus melakukan aksinya hingga tiga kali sebelum akhirnya bisa menjual seluruh saham yang sebelumnya mereka beli. Simpulan Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa seseorang dapat memanipulasi pasar dengan terlebih dahulu mengakumulasi saham tertentu kemudian menerbitkan rumor sebelum mulai menjual yang mengakibatkan posisi saham nol. Temuan menunjukkan bahwa pasar saham bukanlah arena bermain yang adil. Ada pembuat pasar yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga saham dengan menggunakan modal mereka yang lebih besar dan akses yang lebih baik ke informasi dan media. Beberapa pelaku pasar dapat dibodohi oleh informasi yang salah karena tingginya asimetri informasi di pasar saham.