MAKALAH MATA KULIAH: ETIKA PROFESI DOSEN: NONCE NOVA LEGI, SST, MSi “ PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN ” DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. FIDEL AXEL SAMPUL STELA ANGRAINI SARAYA DALLE RIKA SULUNG PRISKA TANSMEI NANANGKONG ANDI N. BATARA OKTAVIANI SARANTE PROGRAM STUDI S1 GIZI & DIETETIKA JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO 2020 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “ Perkembangan Kepribadian dan Dinamika Kepribadian ” ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Etika Profesi. Makalah ini berisi tentang perkembangan dan dinamika kepribadian, ulasan yang penyusun sediakan ini semoga dapat menambah wawasan sehingga memperjelas pembahasan materi. Dengan tersusunnya makalah ini penyusun harap, makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada Ibu Nonce Nova Legi, SST, MSi selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi atas bimbingannya selama ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta saran demi terselesaikannya makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun akan sangat membantu penyusun dalam memperbaiki makalah selanjutnya. Manado, 08 Agustus 2020 KELOMPOK IV 2 DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI........................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 1.3. Tujuan........................................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6 2.1 Perkembangan Kepribadian Manusia........................................................ 6 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia6 2.3 Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian .................................... 8 2.4 Perkembangan Kepribadian .................................................................... 12 2.5 Dinamika Kepribadian ............................................................................ 13 2.6 Tahap-Tahap Perkembangan ................................................................... 15 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17 3.2 Saran ........................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat pada diri seorang manusia. Kepribadian seorang manusia dipengaruhi oleh banyak aspek. Kepribadian seorang manusia juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kebahagiaan seseorang. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda meskipun, terkadang memiliki kemiripan ataupun kesamaan. Ada beberapa manusia yang memiliki kepribadian baik adapula yang kurang baik. Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwasanya kepribadian manusia beragam disebabkan oleh banyak aspek. Kepribadian yang cenderung baik ataupun kurang baik tersebut sebenarnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Melihat banyaknya potensi yang dimiliki oleh manusia terutama akal, seharusnya manusia mampu mengurangi kekurangan dan memupuk kelebihan yang ada pada dirinya. Pendidikan merupakan bagian yang memiliki porsi cukup banyak terhadap terbentuknya kepribadian manusia. Pendidikan meliputi pendidikan dalam kandungan, pendidikan orang tua dan pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan yang tepat akan mewujudkan manusia yang memiliki kepribadian yang baik. Pada masa sekarang sering kali ditemukan manusia yang memiliki kepribadian yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan pada dirinya sendiri ataupun makhluk disekitarnya. Padahal sudah dijelaskan didalam al-Qur’an bahwasanya manusia memiliki tugas sebagai khalifah dibumi. Bagaimana jika makhluk yang dijadikan khalifah tersebut ternyata memiliki kepribadian yang kurang baik?. Memang pengetahuan mengenai kepribadian manusia yang paling valid hanya Tuhan dan dirinyalah yang mengetahui, namun setidaknya kita memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk menyelidiki, mengarahkan dan mewujudkan kepribadian manusia yang seutuhnya. Terlebih posisi kita sebagai seorang praktisi pendidikan, seharusnya kita mengetahui apa itu kepribadian dan segala macam pengetahuan mengenai hal tersebut agar kita mampu memberikan upaya yang tepat untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki kepribadian yang baik untuk kemajuan bangsa. 4 Atas dasar itulah, penulis berargumen bahwa kita sebagai praktisi pendidikan perlu untuk mengetahui segala informasi mengenai proses perkembangan kepribadian manusia. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia? 2. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia? 3. Apa saja Konsep-Konsep yg berhubungan dalam Kepribadian? 4. Apa saja yang termasuk dalam Perkembangan Kepribadian? 5. Apa saja yang termasuk dalam Dinamika Kepribadian? 1.3. Tujuan 1. Memahami maksud dari Perkembangan Kepribadian Manusia. 2. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Manusia. 3. Mengetahui Konsep-konsep yang berhubungan dengan Kepribadian. 4. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Perkembangan Kepribadian. 5. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Dinamika Kepribadian. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Kepribadian Manusia Kepribadian didalam bahasa inggris disebut dengan “personality” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu prosopon atau persona yang berarti ‘topeng’ yang biasa digunakan dalam pertunjukan teater. Para pemain drama dalam pementasan teater biasanya menggunakan topeng dan berekspresi sesuai dengan topeng yang dipakainya.[1] Menurut Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. (Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment).[2] Didalam buku Daniel dan Lawrence dikemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir, dan perilaku. Enduring disini diartikan bahwa karakteristik kepribadian merupakan kualitas yang setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi dalam kehidupan seseorang.[3] 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia antara lain: 1. Faktor Genetik atau Hereditas Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh bawaan. 2. Faktor Lingkungan Alfred Adler dalam bukunya Dede Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga, situasi sosial, dan pengasuhan. Tokoh lain berpendapat bahwa kebudayaan dan perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat 6 bahwa faktor lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian bahkan, tokoh hereditaspun juga mengakui hal tersebut. 3. Faktor Belajar Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh bagaimana seseorang belajar. 4. Faktor Pengasuhan Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pengasuhan memiliki peranan yang besar terhadap kepribadian anak. Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu pengasuhan orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh kehangatan, selalu memberikan rasa aman dan senantiasa memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut pada dewasanya nanti. Penelitian lainnya menunjukkan anak yang tidak dibesarkan dengan pengasuhan yang saya sampaikan tadi, menyebabkan seseorang ketika dewasa menjadi cemas dan cenderung memiliki skor tinggi dalam penentangan, kemarahan, ketidakpatuhan, dan perilaku bermasalah lainnya. 5. Faktor Perkembangan Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada usia 5 tahun dan akan sulit berubah setelah masa tersebut. Banyak pihak yang menyetujui pernyataan Freud tersebut, akan tetapi diantara orang yang menyetujui tersebut juga berpendapat bahwa kepribadian akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak tersebut hingga sepanjang hayat. Costa & McCrae kepribadian akan terus berkembang hingga seseorang mencapai usia 30 tahun. Pada usia tersebut kepribadian seseorang akan stabil dan relatif tidak berubah. Mc Adam berpendapat bahwa perkembangan kepribadian pada masa dewasa dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, antara lain: kecenderungan sifat yang diturunkan, perhatian personal merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana, tujuan-tujuan dan narasi hidup yang berdampak pada pembentukan diri, pencapaian identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup. 6. Faktor Kesadaran 7 Hampir semua teori kepribadian secara implisit dan eksplisit, menjelaskan proses kesadaran. Kesadaran tersebut digunakan secara rasional untuk membuat perencanaan dan mengarahkan jalan hidup. 7. Faktor Ketidaksadaran Para ahli psikologi menemukan bahwa pemikiran dan memori ditekan ke dalam ketidaksadaran. Ketidaksadaran adalah kekuatan besar yang mungkin lebih besar dari apa yang dipikirkan.[4] 2.3 Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup : Karakter : Konsenkuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku atau konsisten atau tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. Temperamen : Disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi Terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan. Sikap : Sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen. Stabilitas Emosi: Kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari Lingkungan. Responsibilitas: Kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi (tanggung jawab). Sosiabilitas : Disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. 1. Unsur Dalam Kepribadian Unsur-unsur dalam kepribadian ada tiga, meliputi : 8 1) Pengetahuan Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca indranya, yang masuk keberbagai sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Dan di dalam otak tersebutlah, semuanya diperoses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu ke alam sekitar. Didalam psikologi, hal tersebut dikenal sebagai “ persepsi ” yaitu : “ Seluruh peroses akal manusia yang sadar ”. Adakalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu pengambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian penggambaran yang terfokus yang terjadi karena pemusatan secara lebih intensif, didalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “ Pengamatan”. 2) Perasaan Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan, sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsipersepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negatif. 3) Dorongan Naluri Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut“dorongan”. Ada 7 macam dorongan naluri: i. Dorongan untuk mempertahankan hidup 9 ii. Dorongan seks iii. Dorongan untuk berupaya mencari makanan iv. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia v. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya vi. Dorongan untuk berbakti vii. Dorongan akan keindahan 2. Pembagian Kepribadian Pada dasarnya setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lainnya, penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan oleh para ahli sejak dulu kala. Seperti halnya Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis, yaitu : 1) Tipe Sanguin Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam buku milik Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya. 2) Tipe Flegmatik Tipe ini adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. 10 Maka salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois. 3) Tipe Melankolik Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah orang-orang yang mudah sekali dikuasai oleh perasaan. Perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak. 4) Tipe Kolerik Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga minim, karena perasaannya kurang bermain. Lain halnya dengan Paul Gunadi, Eduard Spranger ahli ilmu jiwa dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan kepribadian manusia dengan cara lain. Ia mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai kebudayaan itu di baginya menjadi enam golongan, yaitu : politik, ekonomi, social, seni, agama, dan teori. Berdasarkan hal tersebut, ia membagi kepribadian manusia menjadi enam golongan, yaitu : i. Manusia politik : Orang bertipe politik ini memiliki sifat suka menguasai orang lain. ii. Manusia ekonomi : Yakni, suka bekerja dan mencari untung merupakan sifat- sifat yang paling dominan pada tipe oang ini. iii. Manusia social : Orang bertipe social memiliki sifat-sifat suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain. 11 iv. Manusia seni : Jiwa orang yang bertipe ini, selalui dipengaruhi oleh nilai- nilai keindahan. v. Manusia agama : Bagi mereka yang lebih penting dalam hidup ialah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. vi. Manusia teori : Sifat-sifat manusia ini antara lain suka berfikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu. 2.4 Perkembangan Kepribadian Perkembangan kepribadian meliputi: 1. Identifikasi Identifikasi dapat didefinisikan untuk mengambil alih ciri-ciri orang sebagai metode yang digunakan orang lain dan menjadikannya tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri. Identifikasi juga sebagai bagian merupakan cara memperolah kembali suatu objek yang telah hilang, dengan mengidentifikasikan diri dengan orang terkasih yang telah meninggal atau yang telah hilang itu dijelmakan meresap atau melekat mengidentifikasikan diri pada dengan kembali dalam kepribadian seseorang berpisah. bentuk seseorang. Maka orang ciri tertentu yang Orang juga dapat karena takut. Identifikasi semacam ini merupakan dasar pembentukan superego. 2. Mekanisme pertahanan Untuk menghadapi tekanan terpaksa mengambil tindakan ekstrim kecemasan yang berlebihan, sistem ego untuk menghilangkan Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme tekanan itu. pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah: a. Represi, dorongan-dorongan yang mengancam dimasukan ke alam bawah sadar, atau sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran. Represi dikatakan mendasar 12 b. Reaction formation, menciptakan perilaku tersamar yang bentuknya berlawanan dengan dorongan aslinya. Individu mungkin menyembunyikan kebencian dengan kepura-puraan cinta, atau menutupi kekejaman dengan keramahan yang berlebihan. c. Displacement, salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”, misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya. d. Fixation, kelekatan libido secara permanen pada tahap perkembangan yang lebih awal/primitive. e. Regression, beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku yang sudah ditinggalkan. Menghadapi stres atau tantangan besar, individu mungkin sudah berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa atau tak pantas. f. Projection, melihat perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan yang tidak diterima pada orang lain (yang sebetulnya ada dalam diri), atau memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar. g. Introjection, mekanisme introjeksi terdiri dari mengambil alih dan “menelan” nilai-nilai standar orang lain. Misalnya seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara orang tuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian mengabadikan siklus penganiayaan anak intropoyeksi dapat pula positif, apabila yang diambil alih adalah nilai-nilai positif dari orang-orang lain. h. Sublimation, mencari bentuk-bentuk tujuan pengganti yang bersifat kultural/sosial atau suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi. 2.5 Dinamika Kepribadian a. Insting Insting adalah suatu representasi mental dari kebutuhan fisik atau tubuh. 13 Dengan demikian, insting dapat didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari sumber rangsangan somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Ada empat ciri khas insting, yaitu : 1) Impetus (pressure),yaitu daya atau kekuatan yang ditentukan oleh intensitas kebutuhan yang mendasarinya. 2) Sumber, yakni asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses kimia dan fisika pada tubuh. 3) Tujuan. Dorongan-dorongan insting tertuju pada satu tujuan : kepuasan atau reduksi tegangan. 4) Objek,adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya. b. Kecemasan (Anxiety) Anxiety menurut Freud adalah perasaan tidak menyenangkan yang disertai sensasi tubuh yang memberikan tanda pada seseorang akan adanya bahaya. Hanya ego yang merasakan anxiety, namun id, superego dan dunia nyata masing-masing menciptakan anxiety yang berbeda: 1) Neurotic anxiety bersumber dari id, rasa cemas terhadap sesuatu yang tidak jelas atau rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum. 2) Moral anxiety bersumber dari superego, rasa cemas akibat tidak mampu memenuhi standar moral/kesempurnaan tertentu atau rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. 3) Realistic anxiety bersumber dari dunia luar yang nyata, mendekati rasa takut akibat penghayatan akan kejadian nyata atau rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan member sinyal kepada kita ahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. 14 2.6 Tahap-Tahap Perkembangan Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia haras melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Tahap-tahap ini antara lain: a. Fase Oral Daerah mulut dan sekitarnya merupakan zona erogen bagi bayi untuk kepuasan seksualnya. Fiksasi pada fase ini akan menyebabkan kerakusan dan agresi verbal saat dewasa. Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu di kemudian hari, yaitu model: mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. b. Fase Anal 1-3 tahun Libido dipusatkan di daerah anal, dimana anal berfungsi sebagai alat pemuas kenikmatan (baik dalam melepaskan ataupun mempertahankan feses). Di fase ini terjadi sifat ambivalensi pada anak dimana anak berusaha mempertahankan feses sedangkan ibunya memerintahkan untuk dibuang. Fiksasi pada fase ini menyebabkan sikap ambivalensi, biseksualitas, terlalu pembersih, terlalu hemat (perilaku obsesif-kompulsif). c. Fase Falik 3-6 tahun Obyek cinta pada fase ini adalah genital (pada anak laki-laki adalah penis). Anak laki-laki sering merasa ketakutan kehilangan penis (castration anxiety) sedangkan anak perempuan ingin mempunyai penis sehingga cemburu kepada anak laki-laki (penis envy). Kedua hal tersebut termasuk ke dalam castration complex. 15 Dalam fase ini dengan Oedipus juga complex. terdapat fenomena penting yang disebut Freud menggambarkan ini sebagai hubungan segitiga antara anak-ibu-ayah. Pada awalnya cinta anak laki-laki adalah kepada ibunya dan ayahnya memperebutkan ibunya dianggap sebagai saingannya dalam tetapi akhirnya anak kalah bersaing dengan ayahnya bahkan justru ingin meniru ayahnya dengan identifikasi. Bila dalam membesarkan anak dilakukan ibu sendiri dan anak menjadi dekat dengan ibunya sehingga kelak anak akan mencari pacar atau isteri yang mirip dengan ibunya/sama dengan figur ibunya. d. Fase laten 6-12 tahun Di fase ini libido seksual relatif tenang dan anak beridentifikasi secara lebih luas lagi di luar objek orangtuanya seperti teman, orangtua teman dan guru.Periode lambat , dimana desakan digunakan untuk seksual mengendur. Sebaiknya mencari keterampilan kognitif/ pengetahuan dan mengasimilasi nilai- nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan. e. Fase Genital 11-18 tahun Fase ini dibagi menjadi fase pubertas (11-13 tahun), fase adolesens/remaja (14-18 tahun) dan fase dewasa (18 tahun ke atas). f. Tahap Dewasa Tahap Dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja. Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap peijalanan manusia. Tahap ini menekankan pada tujuan dari dorongan sex yaitu kepuasan, namun kepuasannya tidak terbatas hanya pada kepuasan genital. Freud percaya bahwa libido ada di seluruh tubuh. Disamping genital, mulut dan anus dapat menghasilkan kepuasan seksual dan disebut sebagai zona erogen. 16 BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perkembangan dan kepribadian adalah sesuatu hal yang saling berhubungan didalam diri pribadi masing-masing insan manusia. Dimana “ Perkembangan menunjuk pada suatu peroses manusia kearah yang lebih baik atau sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang lagi. Perkembangan menunjuk ada perubahan yang bersifat stagnan dan tidak dapat diputar kembali. Sedangkan “ Kepribadian adalah organisasiorganisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan caracaranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya “. Sedangkan perkembangan sosial merupakan, pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Kemampuan sosial anak merupakan diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul atau bersosial dengan orang dilingkungannya. 3.2.Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan kepada dosen mata kuliah khususnya, yang bersifat membangunan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Dan atas kebijaksanaan para pembaca, penulis mengucapkan terimakasih. 17 DAFTAR PUSTAKA Dede Rahmat Hidayat, 2002 Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, Bogor: Ghalia Indonesia Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6. Inge Hutagalung,2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, Jakarta: Indeks, Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), hal. 1-2. Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika, Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyani dkk, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), hal. 10. Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6-16. https://simba-corp.blogspot.com/2018/12/makalah-perkembangan-kepribadian-manusia.html digilib.uinsby.ac.id/6252/3/Isi.pdf 18