Uploaded by User84546

ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM

advertisement
ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM
A. ADAB BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA
1. Pengertian orang yang lebih muda
Pemuda dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat
dijumpai di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman Allah
Swt.
٦٠ْ‫لْلَهُۥْٓ ِإ ۡب َٰ َر ِهي ُْم‬
ُْ ‫س ِمعۡ نَاْفَ ٗتىْيَ ۡذ ُك ُر ُه ْۡمْيُقَا‬
َ ْْ‫قَالُوا‬
“Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh
Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali)
kecuali perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada
masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah
karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh
seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul dan berpisah karenaNya, seorang
laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang
memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah Swt. “Seseorang
yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir
kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata. (HR. BukhariMuslim)
Sementara dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai
setengah umur dan merupakan lawan kata tua.
Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para
pemuda.
2. Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda
a. Memberi nasehat dengan bijak
Kalangan muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda
mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan
sumbangsihnya dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga
merupakan masa yang penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang
pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami
gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang.
Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita,
Allah swt. Berfirman:
ًّ َ‫نتْْف‬
ْ‫ك‬
َْ ‫نْ َح ۡو ِل‬
ْۡ ‫بَْلَنفَضُّواْْ ِم‬
ِْ ‫ظْ ۡٱلقَ ۡل‬
َْ ‫ظاْ َغ ِلي‬
َْ ‫نتْلَ ُه ْۡمْ َولَوْْۡ ُك‬
َْ ‫ٱّللْ ِل‬
َِْ َْْ‫فَبِ َماْ َر ۡح َمةْْ ِمن‬
ۡ َ‫ف‬
ۡ ‫فْ َع ۡن ُه ْۡمْ َو‬
ِْ‫لْ َعلَىْ َه‬
ْ‫ٱّلل‬
ََْ ْ‫ن‬
َْ ‫ٱّللْ ِإ‬
ْۡ ‫تْفَت َ َو َك‬
َْ ۡ‫ٱست َ ۡغ ِفرْْۡلَ ُه ْۡمْ َوشَا ِو ۡر ُه ْۡمْفِيْ ۡٱۡلَمۡ ِْرْفَإ ِ َذاْ َعزَ م‬
ُْ ‫ٱع‬
١٥٩َْْ‫يُ ِحبُّْْ ۡٱل ُمت َ َو ِك ِلين‬
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali ‘Imran (3):159)
Dengan demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak
mengajak anaknya kepada jaln yang benar. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf AS
b. Memberi perhatian dan kasih sayang
Rasullullah saw.bersabda:
“Rasulullah saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang
lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari Abu Hurairah ra berkata: “Kalian tidak akan masuksurga hingga kalian beriman.
Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu
pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan saling
mencintai?(Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
c. Memberi teladan yang baik
Firman Allah :
٤ْْ‫ىْ ُخلُقْْ َع ِظيم‬
َْٰ َ‫كْلَ َعل‬
َْ َ‫ْ َو ِإن‬
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. AlQolam:4)
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim(66):6)
d. Melakukan pembinaan dengan baik
Firman Allah :
ْ‫نْ َع َم ِل ِهم‬
ْۡ ‫َوٱلَذِينَْْ َءا َمنُواْْ َوٱتَبَ َع ۡت ُه ْۡمْذُ ِريَت ُ ُهمْبِإِي َٰ َمنْْأ َ ۡل َح ۡقنَاْبِ ِه ْۡمْذُ ِريَت َ ُه ْۡمْ َو َمْا ْٓأَلَ ۡت َٰنَ ُهمْ ِم‬
٢١ْْ‫بْ َر ِهين‬
َْ ‫س‬
ُّْ ‫ِمنْش َۡيءهْْ ُك‬
َ ‫لْٱمۡ ِريْْبِ َماْ َك‬
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami
tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah saw. Bersabda:
“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit
dan berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan
keringanan dan merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
3. Larangan dalam bergaul dengan yang lebih muda
a. Tidak meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin
Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan
Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
b. Antipati
Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah saw bersabda:
“Anas ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR.
Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
c. Tidak memahami aktifitas generasi muda
Allah swt berfirman:
ْ‫ىْأَنْ َي ُكونُواْْخ َۡي ٗراْ ِم ۡن ُه ۡم‬
َْٰٓ ‫س‬
َْ ْْ‫َٰ َٓيأَيُّ َهاْٱلَذِينَْْ َءا َمنُوا‬
َ ‫لْيَ ۡسخَرْْۡقَ ۡومْْ ِمنْقَ ۡومْْ َع‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS.Al-Hujurat
(49):11)
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu
daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)
B. ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
a. Pengertian lawan jenis
Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan
makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga wajar,jika terjadi
pergaulan diantara mereka. Allah swt berfirman:
ُ ْ‫ىْ َو َجعَ ۡل َٰنَ ُك ْۡم‬
ْ‫ن‬
َْ ِ‫ارفُ ٓوهْاْإ‬
َْ ِ‫شعُوبٗ اْ َوقَبَآئ‬
َْٰ َ ‫خلَ ۡق َٰنَ ُكمْ ِمنْ َذ َكرْْ َوأُنث‬
َْ ْ‫اسْإِنَا‬
ُْ َ‫َٰ ٓيَأَيُّ َهاْٱلن‬
َ َ‫لْ ِلتَع‬
١٣ْْ‫ٱّللْ َع ِليمْْ َخبِير‬
ََْ ْ‫ن‬
َْ ‫ٱّللْأ َ ۡتقَ َٰى ُك ۡهْمْ ِإ‬
َِْ ْ‫أ َ ۡك َر َم ُك ْۡمْ ِعن َْد‬
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
b. Tata cara bergaul dengan lawan jenis
1. Berteman semata-mata karena Allah
Rasulullah saw bersabda
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia
akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang
lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke
dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan)
Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah
saw bersabda
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka
berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
2. Menutup Aurat
Allah swt berfirman
ْ‫ن‬
َْ ‫نْ ِمنْ َج َٰلَ ِبي ِب ِه ه‬
َْ ‫سا ٓ ِْءْ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَْْيُ ۡدنِينَْْ َعلَ ۡي ِه‬
َْ ِ‫كْ َو َبنَات‬
َْ ‫يْقُلْ ِۡل َ ۡز َٰ َو ِج‬
ُّْ ‫َٰ َٓيأَيُّ َهاْٱلنَ ِب‬
َ ِ‫كْ َون‬
٥٩ْ‫وراْ َر ِح ٗيما‬
َْ َْْ‫لْيُ ۡؤذَ ۡينَْْ َو َكان‬
ْ َ َ‫َىْأَنْيُعۡ َر ۡفنَْْف‬
َْٰٓ ‫كْأ َ ۡدن‬
َْ ‫َٰ َذ ِل‬
ٗ ُ‫ٱّللُْ َغف‬
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istriistri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33):
59)
Hadis Rasulullah saw
“Wanita itu adalah aurat.Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata
laki-laki”.(HR. Tirmidzi)
3. Menjaga Kemaluan
Allah swt. Berfirman
ُ َ‫ص ِر ِه ْۡمْ َويَ ۡحف‬
ْ‫ٱّلل‬
ََْ ْ‫ن‬
َْ ِ‫ىْلَ ُه ۡهْمْإ‬
َْٰ ‫كْأ َ ۡز َك‬
َْ ‫ظواْْفُ ُرو َج ُه ۡهْمْ َٰ َذ ِل‬
ْۡ ‫قُلْ ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَْْيَغُضُّواْْ ِم‬
َ َٰ ‫نْأ َ ۡب‬
٣٠َْْ‫يرْبِ َماْيَصۡ نَعُون‬
ُْ ِ‫َخب‬
Artinya :“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS.
An-Nur (24): 30)
4. Menundukan Pandangan
Rasulullah Saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak
adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah
melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan
adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan beranganangan, yang semuanya dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadis lain dari Jabir bin Abdullah ra berkata:
Aku bertanya kepada Rasullullah saw mngenai pandangan yang tidak di sengaja.
Maka beliau memerintahkan supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
5. Saling bertanggung jawab
Rasulullah saw bersabda:
“Seorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan, yang
bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)
c. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis
1. Berkhalwat
Dalam hal ini melalui Uqbah Ibn Amir, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar
perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana
hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah kematian
kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin”. (HR. Ahmad)
2. Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah swt berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji,dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
3. Bersolek berlebihan
Dalam hal ini Allah swt berfirman:
َْْ‫صلَ َٰوْة َْ َو َءاتِين‬
َْٰ َ‫جْ ۡٱل َٰ َج ِه ِليَ ِْةْ ۡٱۡلُول‬
َْ ‫لْتَبَ َر ۡجنَْْتَبَ ُّر‬
َْ ‫نْ َو‬
َْ ‫َوقَ ۡرنَْْفِيْبُيُوتِ ُك‬
َ ‫ىْ َوأَقِ ۡمنَْْٱل‬
َ
ْ‫ت‬
ِْ ‫لْ ۡٱلبَ ۡي‬
َْ ‫سْأ َ ۡه‬
َْ ‫ٱلر ۡج‬
َْ ‫ٱّللُْ ِليُ ۡذ ِه‬
َْ ْ‫سولَهُهْۥْٓ ِإنَ َماْيُ ِري ُْد‬
ََْ َْْ‫ٱلز َك َٰوْة َْ َوأ َ ِطعۡ ن‬
ُ ‫ٱّللْ َو َر‬
َ ْ‫ب‬
ِ ْ‫عن ُك ُْم‬
َ ُ‫َوي‬
٣٣ْ‫ط ِه َر ُك ْۡمْت َ ۡط ِه ٗيرا‬
Artinya “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya”. (QS. Al Ahzab (33):33)
C. ADAB PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA DAN TEMAN LEBIH TUA
adab (‫ )ادب‬dalam bahasa arab yang artinya budi pekerti, tata krama, atau sopan santun.
arti adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, prilaku atau tata cara hidup yang
mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. orang yang
beradab adalah orang yang selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas
aturanagama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan
antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti
bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam
agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari
segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
Selaku makhluk sosial, kita tentu tidak akan hidup hanya seorang diri saja. Kita
membutuhkan yang namanya teman dalam hidup kita. Namun, dalam mencari teman kita
harus selektif dan hati-hati. Tidak semua orang harus kita jadikan teman, dan setelah kita
mendapatkannya, kita tidaklah asal-asalan di dalam bergaul dengannya.
1. Carilah Teman Yang Baik
Dalam mencari teman, carilah teman yang selalu mengingatkan kita dalam kebaikan,
yang bisa menuntun kita menuju jalan-Nya.
Karena teman yang baik bisa menjadi syafa’at bagi kita pada hari kiamat kelak.
2. Etika Berinteraksi
Ketika kita bertemu dengan seorang Muslim hendaklah kita mengucapkan salam
walaupun kita tidak mengenalnya, dan berilah senyuman karena senyuman itu sebagian dari
ibadah. Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berintraksi dengan
teman sebaya, di antaranya :
a. Menyikapi Teman Sebagai Saudara
Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang tersakiti
maka anggota yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya kaum Muslimin,
jika saudaranya yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum Muslimin yang lainnya akan
merasakan sakit tersebut.
Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan selalu
menemaninya baik dikala susah maupun senang.
b. Saling Menghormati dan Menghargai
Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah kadar
iman dan takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya haruslah
menciptakan rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Yang muda
menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Jika terdapat perbedaan
pendapat antara satu dengan yang lainnya, hendaknya disikapi dengan rasa lapang dada
dan saling menghargai pendapat. Sebab satiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda.
Dan juga tidak semua yang akan menolong kita adalah berasal dari orang-orang yang
memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa jadi kita dibantu oleh saudara kita yang miskin dan
tidak memiliki pangkat. Sebagaimana sabda Shalallahu ‘Alaihi waSallam,
Artinya : "Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari orang-orang lemah
dari kalangan kamu". (HR. Bukhari)
Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan saudara
kita. Sebab sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu sama.
c. Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya dan
berlaku jujur karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan sudah kita
ingkari maka kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama.
d. Berprasangka Baik
Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik terhadap
saudara kita. Jangan sampai kita mudah su’udzan (buruk sangka) terhadap kawan atau
saudara kita. Sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi waSallam bersabda,
َ
َ ‫إياكمْوالظن‬
َ
‫ْْأكذبْْالحديث‬
‫ْْالظن‬
‫ْْفإن‬
ُ
Artinya : “Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah sedustadustanya perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
e. Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
Sering kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja.
Padahal tujuan utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita
sendiri dan sedang mendapat kesulitan.
Lihatlah temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu
mana temanmu yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan
menemani kita dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka,
tatkala kesukaran terjadi ia akan melupakan janjinya.
·
Mengalah Untuk Memulai Pembicaraan
Hendaknya kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu
lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit berbicara.
Namun apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan
tersebut, agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin kebersamaan.
f. Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
Artinya : ”Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong
saudaranya... .”(HR. Muslim)
ْ‫ان‬
ِ َ‫ىْوْْلَْْت َ َع َاونُواْ َعل‬
ِ ‫ْْوْْالعُد َو‬
َ ‫ىْاإلث ِم‬
َ ‫ْْوْْالتَق َو‬
َ ‫َوْْت َ َع َاونُواْ َعلَْىْال ِب ِر‬
Artinya : “Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah
saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2)
g. Saling Menasehati
ْ‫صب ِر‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
َ ‫صواْ ِبال‬
َ ‫واْو َع ِملُواْال‬
َ ‫ْْوت َ َوا‬
َ ‫ْْوت َ َوا‬
ِ ‫صواْ ِبال َح‬
َ ‫ق‬
َ ‫ت‬
َ ُ‫ِإلْالَذِينَْْآ َمن‬
Artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 3)
h. Tidak Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
Artinya : “... Cukup seseorang dikatakan jahat apabila ia menghina saudaranya yang
Muslim, diharamkan bagi setiap Muslim atas Muslim lainnya dari darahnya, hartanya, dan
kehormatannya.” (HR. Muslim)
Artinya : “Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak
berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )
i. Tidak menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya)
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian
prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di
antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati ? Tentu kalian tidak
menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12)
j. Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci
ُ ‫اْوْْلَْْتَنَا َج‬
‫اْوْْلَْْت َ َدْابَ ُروا‬
ُ ‫اْوْْلَْْتَبَا َغ‬
َ ‫لَْْت َ َحا‬
َ ‫ضو‬
َ ‫شو‬
َ ‫سدُو‬
Artinya : ”Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling
membenci dan jangan saling membelakangi!” (HR. Ahmad dan Muslim)
k. Tidak saling mendzalimi
Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang berbunyi,
ُّ
َ َ ‫ْْوْْ َج َعلتُهُْْبَينَ ُكمْْ ُم َح َر ًماْفَلَْْت‬
‫ظالَ ُمْوا‬
‫يَاْ ِعبَادِيْْإِنِيْْ َح َرم‬
َ ‫تُْْالظل َمْْ َعلَىْنَف ِسي‬
l. Jangan Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari
ْ‫لَْْ َي ِح ُّلْْ ِل ُمس ِلمْْأَنْْ َيه ُج َرْْأَخَاهُْْفَوقَْْثَلَث َ ِةْْأَيَام‬
Artinya : “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga
hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, ‘Tidak halal bagi seorang Mukmin untuk mendiamkan saudaranya yang mukmin
di atas tiga hari, jika telah lewat tiga hari lalu saling bertemu, kemudian salah satunya
mengucapkan salam kepadanya. Jika ia menjawabnya maka mereka berdua mendapat
pahala, namun jika ia tidak menjawabnya, maka yang Muslim telah lepas dari dosa akibat
mendiamkan, dan dosa kembali kepada yang tidak menjawab.” (HR. Al-Baihaqi).
B. Adab terhadap orang yang lebih tua
Sabagai umat Islam kita harus menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua
dari kita. Karena yang demikian itu merupakan ajaran akhlak Islam yang paling ditekankan
sebagai sikap terpuji yang mempunyai nilai kewajiban Ilahi.
Terutama kepada orang yang paling dekat dan yang paling berjasa dengan kita,
seperti orang tua kita sendiri, yang telah bersusah payah melahirkan kita, membesarkan dan
mengasuh kita sejakkecil hingga dewasa.
Maka prioritas utama kita dahulukan kepada keduanya sebelum kita menghormati dan
memuliakan orang lain.
Allah swt. berfirman yang artinya : "Dan Tuhanmu telah mempertahankan agar kamu
jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan keduanya perkataan "AH" dan janganlah
engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagai mereka berdua telah mendidik
aku waktukecil". ( QS. Al-Isra : 23-24 )
Setiap orang muslim harus berlaku hormat terhadap orang-orang muslim yang sudah
lanjut usia / orang tua, orang tua yang paling dekat dari kita adalah orang tua kita yaitu ibu
bapak. karenanya berlaku sopan, hormat dan memuliakannya adalah merupakan kewajiban
yang tidak dapat ditawar-tawar.
Sikap lemah lemah lembut, ramah, dan patuh kepada kedua ibu dan bapak adalah
satu bukti bahwa si anak memiliki rasa terima kasih dan sebagai bahwa dia adalah termasuk
anak yang saleh / salehah.
Rasa hormat kepada orang tua, kedua ibu dan bapak, dapat dibuktikan dengan :
 Sikap yang ramah terhadap keduanya
 Taa't kepada keduanya
 Mendengarkan nasehatnya, dan melaksanakannya
 Tidak membantah perintahnya
 Berbicara dengan sopan
 Tidak menyakiti hatinya
 Bila mereka sudah tua, maka si anak harus melindungi dan mengurusnya.
 Mendoakan keduanya, baik mereka yang masih hidup maupun mereka yang sudah
meninggal
Kemudian dapat disamakan juga dengan kedudukan orang tua kita yaitu saudarasaudara bapak / ibu, mertua, bapak angkat dan lain-lain. Maka kepada mereka juga kita pun
harus hormat dan bersikap ramah. Disampingitu kita harus bersikap hormat kepada orang
lebih tua dari kita, dalam lingkungan keluarga, tetangga, lingkungan pekerjaan ataupun
dimana kita berada. Orang lebih usianya dari kita wajib kita hormati dan patut kita muliakan.
Download