BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban

advertisement
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peradaban manusia dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu peradaban
pertama adalah manusia masih tahap berburu dan meramu, tahapan yang kedua
adalah manusia sudah mulai mengenal cara pertanian, kemudian menuju pertanian
yang menetap, selanjutnya suatu peradaban juga mengarah kepada peradaban
yang lebih maju yaitu industri (Tofler, 2002). Tingkatan kemajuan umat manusia
dibagi kedalam tiga periode evolusi. Pariode masyarakat berburu, atau periode
liar, periode beternak dan periode pertanian yang berkembang kearah suatu
peradaban. Disisni dilihat bahwa manusia berusaha untuk memahami lingkungan
untuk pengembangan intelegensinya. Perkembangan intelegensi disini dilihat dari
perkembangan pola berperilaku terhadap alam hingga sampai kepada perilaku
yang tinggi dan tidak terbatas (Margan, 1877 dalam Porwanto, 2008).
Sebuah peradaban adalah kebudayaan yang lebih maju sehingga
dibedakan
antara
yang
terpelajar
dan
yang
tidak
terpelajar
yang
mempertentangkan dengan manusia barbar, berperadaban adalah baik dan tidak
berperadaban adalah buruk (Hungtinton, 2010). Sebuah peradapan tidak hanya
memerlukan suatu kehidupan yang lahiriah yang maju dan menonjol, melainkan
juga perlu ada kehidupan rohaniah yang mantap dan merata. Peradaban juga
merupakan sebuah proses yang tidak akan berhenti sejak munculnya kesadaran
manusia akan nilai-nilai kemanusiaannya, dan sejak manusia menyadari bahwa ia
harus memanusiakan manusia dan memuliakan harkat dan derajatnya, akal dan
budinya, nalar dan nalurinya, karya dan ciptanya, agar lebih tinggi dari
kebudayaan dan peradaban makhluk yang lain. Suatu peradaban manusia secara
1
lahiriah bisa dikatakan pengetahuan maupun teknologi yang dihasilkan
memberikan buah hasil yang baik terhadap orang lain karena ide dan teknologinya
memberikan manfaat pada orang lain, tetapi apabila tidak dijalankan secara
bersama-sama dengan kehidupan yang rohaniah maka suatu peradaban akan
menjadi peradaban yang tidak beradab (Sayidiman,1995 dalam Syam, 2010).
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2007) yang dimaksudkan
dengan peradaban adalah berasal dari kata adab, kata adab menurut kamus besar
adalah kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti beserta Akhlak. Beradab
adalah: 1. Mempunyai adab, sopan santun, dan baik budi bahasanya. 2. Telah
maju tingkat kehidupan lahir dan bathinnya, sedangkan yang di maksud dengan
peradaban adalah: 1. Kemajuan (kecerdasan dan kebudayaan) lahir dan bathin. 2.
hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.
Berdasarkan teori tersebut maka peradaban berkaitan dengan etika
atau moral bagaimana sikap dan perilaku manusia terhadap alam, menurut Keraf
(2008) etika lingkungan berkaitan dengan
pandangan
biosetrisme dan
ekosentrisme, dan pandangan antroposentrisme. Pandangan yang bersifat
biosentrisme yaitu pandangan yang mengarah kepada pandangan hormat terhadap
mahkluk hidup dan tidak boleh melakukan kerusakan. Sikap Antroposentrisme
yaitu menganggap bahwa alam perlu dikuasai dan ditundukkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan manusia tanpa harus melakukan perbaikan terhadap
kerusakan lingkungan. Pandangan ekosentrisme adalah pandangan yang mengarah
kepada pandangan yang lebih luas dalam menghormati alam yaitu mencakup
lingkungan yang hidup dan juga lingkungan yang tidak hidup, maka menurut
Chang (2000) pandangan etika ekosentrisme adalah pandangan yang lebih luas
2
bila dibandingkan dengan biosentrisme yaitu pandangan yang menghargai
makhluk hidup dan juga pandangan yang menghargai pandangan lingkungan yang
tidak hidup.
Perubahan pandangan yang memperhatikan lingkungan alam perlu
dilakukan maka penerapan etika menjadi sangat penting dalam melakukan
pengelolaan terhadap lingkungan, kerusakan lingkungan alam merupakan salah
satu sikap dan perilaku manusia yang tidak sesuai dengan nilai-nilai adab yang
telah diajarkan dalam agama, dalam jangka panjang pandangan yang memahami
bahwa merusak adalah salah satu sikap dan perilaku yang salah secara agama
perlu ditumbuhkan, saat ini sikap dan perilaku manusia yang perusak lingkungan
bisa dilihat dengan berbagai kenyataan seperti perilaku mencemari air, udara,
membuang sampah sembarangan, kesadaran yang kurang untuk melakukan
penghijauan didaerah perkotaan dan kampus, penjualan air yang semakin marak
sehingga mengakibatkan ekploitasi besar-besaran terhadap air, pembakaran hutan
dan penyiksaan hewan, penyalahgunaan fungsi hewan seperti penggunaan kera
untuk keperluan mencari uang (topeng monyet) dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini maka nilai peradaban Islam
menjadi salah satu pendekatan yang bisa digunakan. Pendekatan ini lebih kepada
bagaimana penerapan moral untuk tidak menyiksa mahkluk hidup dan
memberikan pendekatan model kepada umat untuk melakukan konservasi
lingkungan mulai dari penerapan perilaku larangan untuk tidak menyiksa makhluk
seperti memotong telinga hewan, melarang melakukan pembunuhan terhadap
beberapa jenis hewan (katak, burung, tawon dan dilarang membunuh semut),
melarang umat untuk melakukan pembakaran terhadap semut, melakukan
3
kegiatan konservasi seperti pembentukan kawasan Hima, kawasan Naqi, dan
kawasan Suaka alam Rasulullah SAW.
Untuk memahami bagaimana sikap dan perilaku manusia terhadap
lingkungan alam maka perlu dilakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan
bagaimana sikap dan perilaku manusia dalam memahami nilai-nilai peradaban
untuk melestarikan lingkungan alam sehingga diketahui apakah agama sudah
dijadikan sebagai dasar dalam konservasi lingkungan alam atau belum sehingga
sangat penting dilakukan penelitian kepada kelompok Intelektual kampus yaitu
pada mahasiswa Islam di beberapa kampus Islam di Yogyakarta. Sikap
Mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam adalah apabila mahasiswa
merasa senang atau tidak senang atau tidak mendukung terhadap konservasi
lingkungan alam berdasarkan peradaban Islam. Sikap mahasiswa akan
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan peradaban Islam atau perilaku yang
tidak sesuai dengan peradaban Islam.
Perilaku yang sesuai dengan peradaban Islam apabila mahasiswa
Islam melakukan tindakan dalam mencegah kerusakan lingkungan alam yang
telah diajarkan dalam agama.Sikap dan perilaku mahasiswa sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan mahasiswa terhadap nilai-nilai peradaban Islam dalam
konservasi lingkungan dan keyakinan mahasiswa akan nilai-nilai peradaban dalam
konservasi lingkungan alam. Sikap, pengetahuan, dan keyakinan mahasiwa
mempengaruhi perilaku mahasiswa yang sesuai dengan peradaban Islam atau
tidak sesuai dengan peradaban Islam dalam hal pelestarian lingkungan alam
sehingga pendekatan melalui agama merupakan salah satu pendekatan yang bisa
digunakan dalam mengatur bagaimana umat mempunyai sikap dan perilaku yang
4
ramah terhadap lingkungan alam dan bagaimana umat berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai adab yang telah diajarkan.
1.2. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah ditetapkan maka dapat disusun
beberapa rumusan masalah seperti berikut ini:
a. Bagaimana
sikap
mahasiswa
terhadap
konservasi
lingkungan
alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
b. Bagaimana perilaku mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
c.
Bagaimana keasadaran mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
d.
Bagaimana keyakinan mahasiswa dalam memahami nilai-nilai peradaban
Islam dalam konservasi lingkungan alam.
e.
Bagaimana hubungan antar variabel kesadaran, keyakinan terhadap sikap
mahasiswa Islam, dan bagaimana hubungan sikap terhadap perilaku
mahasiswa Islam dalam konsevasi lingkungan alam berdasarkan peradaban
Islam.
1.3. Kegunaan penelitian
1.3.1. Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap
pengelolaan lingkungan alam dengan dasar nilai-nilai agama sebagai solusi.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
1. Menyadarkan umat bahwa hubungan manusia dan dan tuhan perlu diperbaiki
dengan cara mencegah kerusakan lingkungan alam dengan cara menerapkan
nilai-nilai Agama.
2. Memberikan masukan terhadap pemuka agama agar mengangkat dakwahdakwah yang mengangkat isu-isu terkait dengan kerusakan lingkungan alam.
3. Membuat kurikulum baru dibidang agama dan lingkungan hidup pada kampuskampus PAI (Perguruan tinggi agama Islam) baik yang swasta dan juga
perguruan tinggi negeri, hal ini penting dilakukan untuk memaksimalkan peran
perguruan PAI dalam penyelamatan lingkungan alam.
1.3.2. Kegunaan praktis
Agama menjadi salah satu aturan dalam pengelolaan lingkungan hidup
jadi semua umat bertanggung jawab dalam menerapkan agama dalam kegiatan
konservasi lingkungan hidup baik konservasi tanah, air, udara, dan konservasi
hewan.
1.4. Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas dapat disusun beberapa tujuan:
1. Untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
2. Untuk mengetahui perilaku mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
3. Untuk mengetahui kesadaran mahasiswa terhadap konservasi lingkungan alam
berdasarkan nilai-nilai peradaban Islam.
4. Untuk mengetahui keyakinan mahasiswa dalam memahami nilai-nilai
peradaban Islam dalam konservasi lingkungan alam.
6
5. Untuk mengetahui hubungan antar variabel kesadaran, keyakinan terhadap
sikap mahasiswa, dan bagaimana hubungan sikap terhadap perilaku
mahasiswa dalam konservasi lingkungan alam.
1.5. Keaslian penelitian
Menurut penulis penelitian ini belum pernah diteliti dikalangan
ilmuwan baik pada perguruan tinggi bernuansa Islam dan perguruan tinggi biasa
dalam pembuatan tesis sehingga penjelasannya selalu didasarkan atas ayat dan
hadis dan referensi non-Tesis (buku) namun selalu dikaitkan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan masalah kerusakan
lingkungan alam saat ini, hal ini dilakukan karena belum ada dalam penelitian
yang terkait dengan agama Islam, filsafat, dan lingkungan hidup yang diteliti oleh
para ilmuwan muslim baik di perguruan tinggi dan lembaga-lembaga Islam
sehingga sangat penting untuk diteliti untuk menyelamatkan alam terutama di
Indonesia.
7
Download