B - Unsri

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat disepanjang pantai
muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini disebut pula
sebagai hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau atau hutan bakau. Mangrove
tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya di
tempat yang tak ada muara sungainya hutan mangrove terdapat agak tipis, namun
pada tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran sungainya
banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh baik dan meluas.
Pemanfaatan hutan mangrove sampai saat ini hanya sebatas kepada
pemanfaatan langsung yaitu sebagai bahan bakar, bahan bangunan, alat penangkap
ikan, makanan, minuman, peralatan rumah tangga, pertanian (pupuk), produk kertas
dan sebagai fishingground bagi organisme laut. Keistimewaan dari mangrove
merupakan tumbuhan yang dapat hidup pada salinitas tinggi, memiliki tanah yang
berlumpur, lembek dan sedikit mengandung humus. Hal ini tentu dapat dihubungkan
dengan banyak permasalahan yang meliputi aspek biologi, fisik dan ekonomi perairan.
Namun di sini, akan dilakukan kajian tentang peranan mangrove sebagai bahan
bioaktif antibakteri patogen terhadap udang tambak, dalam rangka membantu
meningkatkan produktifitas pada sektor industri perikanan.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh ektraks mangrove yang
berfungsi sebagai bahan bioaktif, yang dapat menghambat dan membunuh bakteri
vibriosis yang sering menyerang udang yang dibudidayakan oleh petani tambak
Indonesia. Manfaat yang diperoleh adalah diketahuinya komponen bioaktif yang ada
pada daun mangrove Avicennia alba yang merupakan penelitian dasar yang dapat
dikembangkan dimasa datang sebagai zat bioaktif dalam pembudidayaan udang di
Indonesia.
1
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah ditemukannya zat bioaktif
yang diperoleh dari tumbuhan mangrove, yang dapat digunakan sebagai bahan
antimikroba, terutama untuk bakteri vibrio sp yang merupakan penyebab utama
penyakit udang yang di budidayakan di Indonesia. Dari hasil pencaharian literatur
sampai saat ini belum ada zat bioaktif yang berasal dari mangrove yang dipatenkan
(HAKI) baik untuk farmasi maupun makanan, sehingga merupakan suatu kesempatan
untuk mempatenkan zat bioaktf yang berasal dari mangrove sebagai bioaktif untuk
antibiotik atau antimikrobial.
1.4 Keutamaan Penelitian
Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil produksi
budidaya tambak udang adalah dengan cara mengatasi kendala-kendala yang dapat
menghambat kelancaran proses produksi budidaya udang, diantaranya adalah
mengatasi serangan-serangan virus dan bakteri yang dapat mengganggu proses
pertumbuhan dan perkembangan udang di tambak.
Penanggulangan penyakit udang windu telah dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya adalah penggunaan ekstrak bahan-bahan alam untuk mencegah dan
mengobati penyakit udang. Penyakit yang sering menjadi kendala besar bagi para
petambak udang windu saat ini adalah penyakit vibriosis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri-bakteri vibrio. Salah satu ekstrak bahan alam yang dapat digunakan
dalam mengatasi serangan penyakit vibriosis tersebut adalah dari ekstrak tumbuhan
mangrove Avicennia alba.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa selain untuk mengatasi serangan
penyakit vibriosis, penggunaan ekstrak mangrove tersebut dapat juga dapat
meningkatkan ketahanan hidup udang windu setelah diinfeksi dengan bakteri vibrio
harveyi dan penurunan jumlah bakteri yang terdapat pada tubuh udang. Gambaran
histology memperlihatkan terjadinya kenormalan pada organ pencernaan dengan
penuhnya saluran pencenaan oleh pakan setelah pemberian ekstrak bahan-bahan
alam. Jadi ekstrak mangrove memiliki fungsi ganda terhadap proses peningkatan
produksi di tambak.
Penyakit vibriosis dikenal sebagai penyakit yang berkembang subur pada
perairan tropis sedangkan di Indonesia telah menyebar budidaya udang hampir di
2
seluruh wilayah, yaitu Jawa, Bali, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Aceh (Taslihan
1991). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mempersiapkan diri dengan
matang dalam menghadapi penyakit vibriosis sebagai masalah yang besar bagi dunia
perikanan. Maka setelah ditemukan beberapa bahan alam yang dapat digunakan
untuk mencegah dan mengobati
penyakit
tersebut, pemerintah berusaha
menyebarluaskannya kepada petambak, khususnya petambak udang.
Kita dapat membandingkan keunggulan mangrove dan bahan-bahan kimia sintetis
dalam penggunaannya untuk mengatasi serangan penyakit vibriosis pada udang
windu. Tumbuhan mangrove cenderung tidak menimbulkan efek samping sehingga
aman dalam penggunaanya. Selain itu, tumbuhan mangrove juga mudah didapat.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
Hutan mangrove memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda dengan tanah
kering. Berdasarkan tempat tumbuhnya hutan mangrove dapat dibedakan pada empat
zone, salah satunya adalah zona Avicennia sp, merupakan zona yang letaknya diluar
hutan bakau, memiliki tanah yang berlumpur, lembek dan sedikit mengandung humus
(Badrudin, 1993). Daerah penyebaran hutan mangrove pada batas pantai yang
mengarah ke laut didominasi oleh Avicennia sp, yaitu jenis bakau yang mempunyai
akar gantung (aerial root), selanjutnya pohon bakau merah Rhizophora (Hutabarat
dan Evans, 1985).
Salah satu yang menjadi sumber antibiotik alami adalah tumbuhan mangrove,
yang merupakan kekayaan alam potensial, kurang lebih 27% populasi mangrove dunia
tumbuh di Indonesia. Di Indonesia hutan mangrove tersebar di sepanjang pantai
Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Jenis yang sering ditemukan di Indonesia dan
merupakan ciri-ciri utama dari hutan mangrove adalah genera Avicennia, Sonneratia,
Ceriops, Brugueira, dan beberapa spesies dari genera Rhizophora (Nobbs, and
McGuinness, 1999). Hutan mangrove atau hutan mangal adalah suatu komunitas
tanaman yang hidup di daerah tropis dan sub tropis pinggir pantai. Terdiri dari lebih
kurang 30 famili dan lebih dari 100 spesies yang berupa pohon atau semak belukar
(Nybakken, 1993). Lebih kurang 60-75 % garis pantai di daerah tropis ditumbuhi oleh
hutan mangrove.
Senyawa kimia dari tumbuhan yang berperan sebagai antimikrobial yaitu dari
golongan alkaloid dikenal sebagai berberina, emitina, kuinina dan tetrametil
pirazina ; dari golongan fenolik biasanya pada jaringan kayu terdapat senyawa asam
amino aromatik, yang berasal dari jalinan asam sikimatnya dapat berperan sebagai
herbisida serta tanin yang biasanya dikenal untuk menyamak kulit, karena mereka
memotong dan mendenaturasi protein serta mencegah proses pencernaan bakteri.
Flavonoid yang mudah larut dalam air pada tumbuhan berfungsi untuk kerja
antimikroba dan antivirus; serta isoprenoid dengan turunannya saponin triterpenoid
merupakan irritan yang kuat dan berperan sebagai antimikrobial. Sebagian besar
fitoaleksin adalah fenil propanoid yang merupakan produk dari asam sikimat,
beberapa diantaranya merupakan senyawa isoprenoid dan poliasetilena (Rowe, 1989).
4
Flavonoid ditemukan hampir pada semua tumbuhan tingkat tinggi. Sedikitnya
terdapat 4000 struktur flavonoid yang telah dilaporkan. Kelas flavonoid lainnya
adalah flavon, flavonol, flavanon, flavanonol yang kurang begitu berwarna terutama
pada tumbuhan berkayu (Harborne, 1987).
Salah satu sifat yang dimiliki oleh suatu antibiotik adalah mempunyai
kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik.
Selanjutnya Efendi (1998), menambahkan bahwa pathogenitas merupakan salah satu
ciri utama mikroorganisme. Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya
untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas organisme tersebut.
Tumbuhan mangrove mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, fenol,
terpenoid, steroid dan saponin. Golongan senyawa ini merupakan bahan obat-obatan
modern (Eryanti et al., 1999). Akan dilakukan pengujian produksi antibiotik dari
ekstrak ini terhadap bakteri Vibrio sp dan diharapkan antibiotik yang dihasilkan dapat
digunakan dalam menanggulangi penyakit kunang-kunang dan vibriosis pada ikan dan
udang yang bernilai ekonomis pada usaha-usaha budidaya.
Dari survey awal yang telah dilakukan, diketahui bahwa beberapa spesies
mangrove (R apiculata, B gymnorhyza) (A. alba, N. fruticans) memiliki efek
antimikrobial terhadap bakteri Vibrio (Effendi,1998). Namun golongan senyawa kimia
yang menghambat bakteri tersebut dan juga efektivitasnya belum diketahui dengan
pasti.
Penyakit Vibriosis disebabkan oleh bakteri gram negatif Vibrio yaitu; V.
parahaemolyticus, V. alginolyticus, dan V. anguillarum. Penyakit tersebut dapat
dideteksi dengan mengisolasi bakteri dari tubuh udang sakit dan menanamnya pada
media agar selektif untuk Vibrio, yaitu TCBS Agar. Pada media ini koloni bakteri
yang tumbuh tampak berwarna kuning dan hijau (Effendi, 1998).
Dari hasil penelitian awal (Feliatra, 2000) yang dilakukan terhadap beberapa
spesies mangrove memiliki anti mikrobial terhadap bakteri vibrio sp. Sensitifitas
bakteri terhadap beberapa mangrove yang dilakukan dengan menggunakan diagnosis
melalui metoda cakram (paper disk method) dengan mengamati zona bebas bakteri
(clear zone) di sekitar sampel (Tabel 1).
5
Tabel 1. Daya hambat beberapa spesies mangrove terhadap bakteri Vibrio sp.
No.
1
2.
3.
4.
Spesies Mangrove
Rhizoopra apiculata
Nypa fruticans
Bruiuiera gymnorrhiza
Aviciennia alba
Zona bebas Bakteri
1,5 – 3 mm
2,5 – 4,5 mm
1,5 – 3, 5 mm
3,5 – 5,5 mm
Alam (2000) menyatakan bahwa ekstrak mangrove dapat menekan laju
pertumbuhan Vibrio harveyi. Pada media lumpur dan air laut. Selanjutnya Yasmon
(2000) menyatakan ekstrak mangrove bersifat antibakteril terhadap bakteri Vibrio
parahamolyticus pada media lumpur dan air laut. Dari sampel yang digunakan bahwa
daun mangrove lebih efektif dibandingkan buah dan kulit mangrove. Siregar (2000)
menyatakan bahwa mangrove Sonneratia ovate memiliki sensitifitas yang lebih tinggi
pada bakteri Vibrio parahaemolyticus pada daun dibandingkan dengan buah dan kulit.
Tetapi sampai saat ini belum diketahui zat bioaktif apa yang dimiliki oleh tumbuhan
mangrove yang dapat menghambat bakteri vibrio sp tersebut.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen. Pelaksanaan kegitan
penelitian dibagi menjadi dua tahap (dua tahun) yaitu tahap pertama (tahun pertama)
dilakukan ekstraksi komponen bioaktif, pengujian aktivitas ekstrak komponen bioaktif
terhadap bakteri vibrio sp dan pengujian pengelompokan senyawa bioaktif yang
positif terhadap bakteri vibrio sp. Pada tahap kedua (tahun kedua) dilakukan isolasi
dan penentuan struktur kimia senyawa bioaktif dengan prinsip isolasi dipandu
bioassay.
3.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang akan dijadikan ekstrak berasal dari tumbuhan mangrove
( Avicennia alba) yang terdapat di kawasan hutan mangrove Tanjung Api-api,
Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Sampel tumbuhan berupa daun di
bawa ke laboratorium untuk penanganan selanjutnya.
3.2 Proses Ekstraksi Komponen Antimikroba
 Sebelum ekstraksi dilakukan uji kelompok senyawa (alkaloid, steroid,
flavonoid dan terpenoid).
 Dalam proses ekstraksi ini dilakukan terhadap serbuk kering daun tanaman
mangrove (Avicennia alba)
 Ekstraksi komponen bioaktif daun tanaman mangrove dilakukan dengan 4
jenis pelarut (gambar 1). Sebanyak 100 gram serbuk kering daun diekstrak
dengan masing-masing pelarut.
 Filtrat yang diperoleh dievaporasi pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak
kental, kemudian ditimbang dan dilakukan uji aktivitas terhadap bakteri
Vibrio sp.
7
25 gram serbuk kering daun A. alba
Direndam dg : n-heksan
diklorometan
etilasetat
metanol
Perendaman 24 jam, sonikasi 2x30 menit, filtrasi. Evaporasi
Ekstrak n-heksan
Ekstrak diklorometan
Ekstrak etilasetat
Ekstrak metanol
KLT, Uji antimikrobial
Vibrio sp
Ekstrak paling aktif
Gambar 1. Uji pendahuluan
3.3 Uji Aktivitas terhadap bakteri Vibrio sp.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar yang
tergantung pada difusi senyawa antibiotik ke dalam agar. Senyawa antibiotik
tersebut diresapkan pada kertas cakram yang berdiameter 6 mm. Kertas cakram
ini ditempatkan pada permukaan media yang telah diinokulasi bakteri pathogen
yang akan diuji. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37 0C, diamati
daerah hambatan di sekitar kertas cakram. Daerah hambatan yang terbentuk
merupakan daerah bening di sekitar kertas cakram, yang menunjukkan bakteri
pathogen atau mikroorganisme yang diuji telah dihambat oleh senyawa
8
antimikrobial yang berdifusi ke dalam agar dari kertas cakram (Amsterdam,
1992).
Ekstraksi ini diambil dengan konsentrasi 10% b/v, untuk perendaman
kertas cakram dengan diameter 6 mm. Respon aktifitas yang positif ditunjukkan
dengan adanya daerah bening (clear zone) pada sekitar medium yang telah
diinokulasi bakteri Vibrio sp, dimana daerah bening ini merupakan zona hambat
yang dibentuk oleh ekstrak dan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak.
Efektivitas antibotik akan terlihat dengan adanya jarak zona hambat tertinggi
pada konsentrasi kecil.
3.4 Isolasi dan Penentuan Struktur Senyawa Bioaktif
 Isolasi senyawa bioaktif hanya dilakukan pada Komponen ekstrak yang
memberikan test positif terhadap bakteri vibrio sp.
 Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak dilakukan
fraksinasi dengan menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam silica
gel sesuai dengan kelompok senyawa yang ada.
 Kolom dielusi menggunakan eluen n-heksana, etilasetat dan diklorometan,
metanol.
 Hasil fraksinasi yang memili Rf yang sama dikumpulkan menjadi satu, dan
lakukan kembali uji aktivitas terhadap bakteri Vibrio sp. Fraksi yang
memberikan hasil uji positif dilakukan pemurnian dengan pengoloman ulang
atau direkristalisasi.
 Senyawa murni yang diperoleh dianalisis secara fisikokimia dengan, UV, IR
9
Serbuk kering daun A. alba
Direndam 2x24 jam, sonikasi 2x30 menit, filtrasi, revaporasi
Ekstrak etilasetat
VLC
F1
F2
F3
------------------- F11
KLT, Uji antimikrobial
FX
(fraksi paling aktif)
Kromatografi kolom,
cromatotron, flash, KLT
FX1
FX2
FX3
--------------------- FXn
KLT, Uji antimikrobial, rekristalisasi, penentuan titik leleh,
Karakterisasi UV dan IR
Senyawa murni
Gambar 2. Skema kerja penelitian
10
BAB IV
PEMBIAYAAN
Penelitian ini akan didanai oleh Dana Hibah Penelitian Strategis Nasional dapat
dilihat pada Tabel 2, sedang perinciannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
No.
Komponen Pembiayaan
1. Honor tim penelitian
Jumlah Pembiayaan
(Rupiah)
26,480,000
2. Bahan habis pakai dan peralatan penelitian
54,120,000
3. Perjalanan, Akomodasi
14,400,000
4. Laporan, Seminar, dan Jurnal
Jumlah Keseluruhan
5,000,000
100,000,000
Terbilang: Seratus Juta Rupiah
11
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S. 2000. Efektifitas ekstrak mangrove Nypa Fruticans terhadap baktei Vibrio
harveyi didalam lumpur dan air laut. Skripi Sarjana. Laboratorium
Mikrobiologi Laut Universitas Riau. 45p.
Amsterdam, D., 1992. Susceptibility. Dalam Alexander, M., D.A., Hopwood,
Iglewski, B.H. dan Laskin, A.I., peny. Encyclopedia of Microbiology.
Academic Press Inc., San Diego.
Badrudin. A. 1993. Sekilas mengenai hutan bakau di Propinsi Riau. Makalah
disampaikan dalam seminar sehari deforesasi hutan mangrove. 7 Januari 1993.
Fakultas Perikaan Universitas Riau. Pekanbaru 10 hal.
Brown, M.S. 1984. Mangrove leaf litter production and dynamics. P. 231 – 238. In
Snedakker J.G (ed). The mangrove Ecosystem. Research methods. Unesco.
Paris.
Edberg and Berger 1986. Antibiotik dan infeksi. (terjemahan Chandra Sanusi) penerbit
buku kedokteran. EGC Jakarta 219 halaman.
Efendi I. 1998. Mangrove di Daerah Riau. Pekanbaru. Lembaga Penelitian
Universitas Riau.45 hal.
Eryanti. 1999. Identifikasi dan isolasi senyawa kimia dari Mangrove (hutan Bakau).
Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan
Universitas Riau. 18 hal.
Feliatra. 1998. Isolasi dan identifikasi bakteri heterotrof yang terdapat pada daun
Mangrove (Avicienna sp dan Sonneratia sp) dari kawasan Stasiun Kelautan
Dumai. Jur Natur Indonesia.Vol. 3.No 2 : 104 – 112
Feliatra. 1999. Identifikasi bakteri Patogen (Vibrio sp ) di Perairan Nongsa Batam.
Riau. Jurnal Natur Indonesia. Vol.II:(2)
Feliatra. 2000. Studi awal tumbuhan Mangrove sebagai antimikroba. Lembaga
Penelitian Universitas Riau. 22 hal.
Gritter, R.J., James, M.B., dan Arthur, E.S., 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi ke2. Institut Tekhnologi Bandung. Bandung.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Ed ke-2. Terjemahan K. Padmawinata dan I. Soediro. Institut
Tekhnologi Bandung. Bandung.
Hutabarat, S. dan Evans M.S. 1985. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia
Press Jakarta. 159 hal.
12
Mulyani s. 1982 . Kimia dan biologi antibiotic b-laktan Morin RB dan Corman m
(terjemahan) academic Press New York 418 hal.
Noske, R.A. 1996. Abundance, zonation and feeding ecology of birds in mangroves of
Darwin Harbour, Northern territory. Wildl. Research 23: 443-74.
Noske, R.A. 1999. Notes on the breeding biology of the tropical mangrove-dwelling
Yellow White-eye Zosterops lutus. Aust. Bird Watcher 18: 3-7.
Nobbs, M and McGuinness, K.A. 1999. Developing methods for quantifying the
apparent abundance of fiddler crabs (Ocypodidae: Uca) in mangrove habitats.
Australian Journal of Ecology 24:43-49.
Nybakken, J.W. 1993. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan M.
Eidman., Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. Gramedia.
Jakarta. 459 hal.
O’Grady, A.P., McGuinness, K.A. and Eamus, D. 1996. The abundance and growth of
Avicennia marina and Rhizophora stylosa in the low shore zone of darwin
Harbour, Northern . Australian Journal of Ecology 21:272-279
Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi II. Universitas
Indonesia Press. Jakarta. 192 hal.
Rowe, J.W., 1989. Natural Product of Woody Plant I-II. Chemicals Extraneous to
Lignocellulosic Cell Wall. Springer Series in Wood Science. Springer Verlag.
Berlin Heidenberg. 1243 pp.
Shokita.S., K.Nozawa and Limsakul. 1983 Macrofauna in a mangrove areas of
Thailand. In Nozawa K. (eds). Mangrove Ecology. In Thailand 33-62p.
Siregar.L.M. Sensitifitas Vibrio parahaemolyticus terhadap ekstrak mangrove
(Sonneratia ovate) pada lumpur dan air laut. Skripsi Sarjana Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.40p.
Subagyo, Setyati W.A. dan Ridho A. 2004. Uji aktifitas ekstraks batang tumbuhan
benalu mangrove (Casstha filiformis): II Uji anti bakteri. Ilmu Kelautan 10,(1):
35 – 40.
Trianto A. Wibowo,E. Suryono, Sapta R. 2004. Ekstrak daun mangrove Aegiceras
corbiculatum sebagai antibakteri Vibrio harveyi dan vibrio parahaemolyticus.
Ilmu kelautan 9(4):186-189.
Yasmon.A. 2000. Sensitifitas Vibrio parahaemolyticus terhadap ekstrak mangrove
Rhizopora apiculata di dalam Lumpur dan air laut. Skripsi Sarjana Fakultas
Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Riau. 37p.
13
LAMPIRAN
1. Alokasi Biaya
1.1 Anggaran Honor Peneliti
No.
Peneliti
1 Ketua
2 Anggota
3 Laboran
Alokasi waktu
(jam/mgu)
Jumlah
1
1
2
13 x 4 x 8 bln = 416
10 x 4 x 8 bln = 320
10 x 4 x 2 x 5 bln =400
Total
Biaya
Harga
Satuan
Jumlah (Rp)
30,000 12,480,000
25,000
8,000,000
15,000
6,000,000
26,480,000
1.2 Anggaran Bahan Habis Pakai dan Peralatan Penelitian
Biaya
No.
Nama Material
A. Bahan Habis Paka
1 Isolat Vibrio sp
2 Media Agar NA
3 Media Agar TSA
Media Agar MR4 VP
5 n-Heksana
6 Diklorometan
7 Etilasetat
8 Metanol
9 Akuades
10 Iodin
11 Etil Alkohol
12 Safranin
13 H2O2
14 Larutan Naftol
Larutan
15 Phenylendiamin
16 Immersion Oil
17 Indikator Metil Red
18 NaCl 1%, 3%, 7%
Bahan uji
19 rekristalisasi
Bahan
Karakterisasi UV
20 dan IR
B. Sewa Peralatan
1 Mikroskop Cahaya
2 Spektrofotometer
Kegunaan
Volume
Harga
Satuan
Jumlah
(Rp)
Bakteri Uji
Media Uji
Media Uji
Media Uji
na
4 pkt (500 gr)
4 pkt (500 gr)
4 pkt (500 gr)
2,500,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
2,500,000
4,000,000
4,000,000
4,000,000
Bahan uji
Bahan uji
Bahan uji
Bahan uji
Uji Gram (Perwarnaan)
Uji Gram (Perwarnaan)
Uji Gram (Perwarnaan)
Uji Gram (Perwarnaan)
Uji Katalase
Uji Oksidasi
Uji Oksidasi
500 ml
500 ml
500 ml
500 ml
50 liter
5 paket
5 paket
5 paket
5 paket
5 paket
5 paket
100,000
100,000
100,000
100,000
50,000
50,000
50,000
50,000
100,000
100,000
100,000
500,000
500,000
500,000
500,000
250,000
250,000
250,000
250,000
500,000
500,000
500,000
Uji Motalitas
Uji Metil Red
Sifat Holofilik
Penentuan Antibakterial
5 paket
5 paket
5 paket
5 paket
100,000
100,000
300,000
500,000
500,000
500,000
1,500,000
2,500,000
Penentuan Antibakterial
5 paket
Pengamatan,
Penghitungan bakteri
dan uji antimikrobial
Pengamatan,
Penghitungan bakteri
dan uji antimikrobial
2,000,000 10,000,000
50 x 4 x 5 =
1000
2,000
2,000,000
50 x 4 x 5 =
1000
5,000
5,000,000
14
C. Peralatan Penelitian
1 Kertas cakram 6
mm
2 Petri Dish
3 Tabung Reaksi
10ml
4 Rak Tabung Reaksi
5 Jarum Ose
6 Lampu Bunsen
Tempat pertumbuhan
bakteri
Tempat Media
Tempat Media
100 buah
25,000
2,500,000
100 buah
100 buah
25,000
60,000
2,500,000
6,000,000
Tempat Media
Pembiakan
Pembiakan
Total
10 buah
10 buah
10 buah
100,000
12,000
100,000
1,000,000
120,000
1,000,000
54,120,000
1.3 Anggaran Perjalanan dan Akomonadi
No.
1
2
Nama Kegiatan
Kegunaan
Volume
Transportasi Unsri
(Inderalaya)-Hutan Mangroeve
Tanjung Api-api (pp)
Lain-lain
Pengambilan
sampel mangrove
3x4x2=16
Mantenant sampel
Total
-
Biaya
Harga
Jumlah
Satuan
(Rp)
500,000 12,000,000
-
2,400,000
14,400,000
1.4 Anggaran Laporan Seminar dan Jurnal
Biaya (Rp)
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Kegiatan
Seminar Internasional
Jurnal Nasional
Perbanyak Makalah
Pembuatan Laporan
Kegunaan
Publikasi
Publikasi
Publikasi
Laporan
Total
Volume
2
3
5
10
Harga
Satuan
1,500,000
300,000
20,000
100,000
Jumlah
3,000,000
900,000
100,000
1,000,000
5,000,000
Terbilang: Seratus Juta Rupiah
II. Dukungan Terhadap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini tidak ada dukungan dana dari pihak manapun juga.
III. Sarana
3.1. Laboratorium
Laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium
Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya
15
3.2. Peralatan utama
No.
1.
2.
3.
Peralatan yang
Tersedia
Mikroskop Elektron
Spektrofotometer
Peralatan
Pengamatan,
Perhitungan bakteri
dan uji bakterial
Kegunaan
Lokasi
Pengamatan
Lab. Bioteknologi
Mikroba
Analisis mikroba Lab. Bioteknologi
Pengamatan
Lab. Bioteknologi
Mikroba
Status
Ket.
Sewa
Bagus
Sewa
Sewa
Bagus
Bagus
IV. Biodata Peneliti
4.1 Ketua
A.
B.
Data Pribadi
1. Nama
2. Tempat Tanggal Lahir
3. Jenis Kelamin
4. Alamat
5. Telepon
6. Email
Rozirwan, S.Pi, M.Sc
Sukamaju, 21 Mei 1979
Laki-Laki
Perumahan Griya Sejahtera Blok AA No. 03
Jalan Palembang Prabumulih Km 35
Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir.
SUMATERA SELATAN
: 081371711885 (HP)
: [email protected]
Data Pekerjaan
1. Pekerjaan
2. NIP/Gol
3. Instansi
4. Jabatan
5. Alamat
:
:
:
:
:
6. Telepon/Fax.
C.
:
:
:
:
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
132 325 697/IIIb
PS Ilmu Kelautan - FMIPA UNSRI
Staf Pengajar/Dosen
UNSRI Km 35 Inderalaya, Kabupaten Ogan
Ilir. SUMATERA SELATAN
: 0711581118 / 0711581118
Data Pendidikan
1. S1
2. S2
Sarjana Perikanan (S.Pi). Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Lulus Tahun 2001
Master of Science (M.Sc). Marine Science Program. Faculty of Science
and Technology. Universiti Kebangsaan Malaysia. Lulus Tahun 2005
16
D. DATA PENELITIAN
No Judul Penelitian
1
A study on the taxonomy,
physiology and toxicity
Prorocentrum minimum
(Pavillard) Schiller(Dinophyceae).
Thesis. Bangi: UKMalaysia
2
Distribusi kelimpahan
fitoplankton pada perairan yang
berbeda di Dumai
Jabatan
Research
Asisten
Sumber
Tahun
2005
Ketua
Mandiri
2001
E. DATA PUBLIKASI
1. Rozirwan, 2001. Distribusi kelimpahan fitoplankton pada perairan yang
berbeda di Dumai. Skripsi. Pekanbaru: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Univ. Riau
2. Rozirwan & Usup, G. 2004. Morpologi Prorocentrum minimum (Pavillard)
Schiller. Presiding. Bangi: Fakulti Sains dan Teknologi. UKMalaysia
3. Usup, G., Cheah, M.Y., Rozirwan, Ng, B.K., Leaw, C.P., Othman, M., Faazaz,
A.L. 2004. Identification of the species responsible for the harmful algal
bloom event in Selat Tebrau in 2002. Malaysian Applied Biology 35:59-62
4. Rozirwan. 2005. A study on the taxonomy, physiology and toxicity
Prorocentrum minimum (Pavillard) Schiller(Dinophyceae). Thesis. Bangi:
UKMalaysia
5. Rozirwan & Usup, G. 2008. Studi Fisiologi Dinoflagellata Spesies
Prorocentrum minimum. Prosiding. Bengkulu: Univ. Bengkulu
F. DATA PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Pembelajaran teknik identifikasi plankton akuatik pada tingkat sekolah
menengah umum di inderalaya kabupaten Ogan Ilir. Dibiayai dari DIPA
UNSRI No. 0200.0/023-04.0/IV/2008, Tanggal 31 Desember 2007 Sesuai
dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Nomor: 238/HP.2.2/PM/2008, Tanggal 23 Juli 2008
2. Penyuluhan Pemanfaatan Teknologi Internet Kepada Siswa dan Guru SMA 3
tanjung Raja untuk Proses pembelajaran di Sekolah Tahun 2008
G. DATA SEMINAR DAN PELATIHAN
1. Pemakala pada kegiatan seminar BKS-FMIPA PTN Wilayah Barat di
Universitas Bengkulu pada tanggal 13-14 Mei 2008. Judul makala: Studi
Fisiologi Dinoflagellata Spesies Prorocentrum minimum.
2. Peserta dalam ”Seminar Pengembangan Wilayah Pesisir Sumatera Selatan”
pada tanggal 3 Juni 2008 yang diadakan oleh DKP Provinsi Sumatera Selatan
di Palembang.
17
Indralaya, 24 Maret 2009
Rozirwan, S.Pi, M.Sc
18
4.2 Anggota
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Tempat Tanggal Lahir
4. Alamat
5. Telepon
6. Email
:
:
:
:
Riris Aryawati, S.T, M.Si
Perempuan
Madiun, 05 Januari 1976
Jalan Seroja No. 1183 RT 19 RW 07 20 Ilir
DIII Ilir Timur I Palembang SUMATERA
SELATAN
: 08117102709(HP)
: [email protected]
DATA PEKERJAAN
1. Pekerjaan
2. NIP/Gol
3. Instansi
4. Jabatan Fungsional
5. Alamat
6. Telepon/Fax.
:
:
:
:
:
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
132299029/IIIa
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI
Asisten Ahli
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI
Jalan Raya Palembang – Prabumulih Km 35
Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir.
SUMATERA SELATAN
: 0711581118 / 0711581118
DATA PENDIDIKAN
1. S1
2. S2
Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Diponegoro. Lulus Tahun 1999
Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Lulus Tahun 2007
PENELITIAN
No Judul Penelitian
1. Toksisitas Logam Berat Cu pada Larva
Kepiting Bakau dengan Salinitas yang
Berbeda
2. Hubungan Kondisi Oseanografi dengan
Kelimpahan Fitoplankton di Perairan
Banyuasin
3
Kandungan Logam Berat Pb, Cu, dan
Zn pada Kerang darah (Anadara
granossa)
4
Struktur Komunitas Makrozoobentos
di Kawasan Mangrove Tanjung ApiApi, Banyuasin, Sumatera Selatan
Jabatan
Ketua
Sumber
Mandiri
Tahun
1999
Anggota
Diks-Unsri
2003
Anggota
Dosen MudaDikti
2004
Anggota
Diks-Unsri
2004
19
5
Kelimpahan dan Sebaran Fitoplankton
di Perairan Berau Kalimantan Timur
Anggtota
Pusat Penelitian
Oseanologi-LIPI
(P2O-LIPI).
2006
DATA SEMINAR DAN PELATIHAN
3. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar BKS PTN Wilayah Barat Bidang
MIPA di Universitas Sriwijaya,2003. Judul Makalah: Toksisitas Logam Berat Cu
(LC50) pada Larva Kepiting Bakau.
4. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Forum Perairan Umum Indonesia di
Palembang, Desember 2005. Hubungan Kondisi Oseanografi dengan Kelimpahan
Fitoplankton di Perairan Banyuasin.
5. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar BKS PTN Wilayah Barat Bidang
MIPA di Universitas Bengkulu pada tanggal 13-14 Mei 2008. Judul makalah:
Kandungan Logam Berat Cu dan Zn pada Kerang darah (Anadara granossa).
6. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Nasional Peran Iptek dalam
Pengembangan Kelautan dan Perikanan di Bogor, Oktober 2008. Sebaran
Fitoplankton di Perairan Berau, Kalimantan Timur.
7. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Internasional ” International
conference on Indonesian Inland Waters”, di Palembang 2008.
PUBLIKASI
1.
2.
3.
Jurnal Ilmiah MIPA (JIM), 2003. Judul Makalah: Kelimpahan dan Sebaran
Rumput Laut di Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Tengah.
Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia, 2005. Judul Makalah: Hubungan
Kondisi Oseanografi dengan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Banyuasin.
Prosiding ” International conference on Indonesian Inland Waters”, 2008. Judul
Makalah; Composition and Distribution of Makrozoobenthos in Tanjung Api-Api,
banyuasin.
DATA PENGABDIAN MASYARAKAT
1.
2.
3.
4.
Penyuluhan Monitoring Kualitas Air, Pengenalan dan Pengendalian Penyakit
Udang Dalam Upaya Mencegah Kegagalan Budidaya Tambak Udang Tahun
2004
Penyuluhan Rehabilitasi Mangrove di kawasan Teluk Payau Banyuasin Sumatera
Selatan tahun 2004
Penyuluhan Pemanfaatan Teknologi Internet Kepada Siswa dan Guru SMA 3
tanjung Raja untuk Proses pembelajaran di Sekolah Tahun 2008
Pembelajaran teknik identifikasi plankton akuatik pada tingkat sekolah menengah
umum di inderalaya kabupaten Ogan Ilir. Dibiayai dari DIPA UNSRI No.
0200.0/023-04.0/IV/2008, Tanggal 31 Desember 2007 Sesuai dengan Surat
Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pengabdian Kepada Masyarakat, Nomor:
238/HP.2.2/PM/2008, Tanggal 23 Juli 2008
Inderalaya, 24 Maret 2009
20
Riris Aryawati
21
Download