Uploaded by User77634

LAPORAN KIMCHI

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP
SIFAT FISIK KIMCHI
Disusun Oleh :
Oktavia Dwi Hartanti
18308141036
Biologi E
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Tujuan :
Mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan lama fermentasi terhadap sifat fisik
kimchi.
Abstrak
Salah satu produk makanan hasil proses fermentasi adalah Kimchi, yang merupakan
makanan tradisional Korea berupa suatu jenis asinan sayur hasil fermentasi. Proses fermentasi
kimchi dipengaruhi oleh faktor konsentrasi garam serta waktu fermentasi. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan lama fermentasi terhadap sifat
fisik kimchi. Penelitian ini menggunakan model rancangan acak lengkap 2 faktor, yaitu
penggunaan konsentrasi larutan garam (2% dan 4%) dan lama fermentasi (12 jam dan 24 jam).
Parameter yang diamati yaitu rasa, warna, tekstur, dan bau. Hasil yang didapat yaitu
konsentrasi garam berpengaruh terhadap rasa, tekstur, dan bau pada kimchi. Sementara lama
fermentasi berpengaruh terhadap rasa, warna, dan tekstur.
Kata kunci : Kimchi, rasa, warna, tekstur, bau
TINJAUAN PUSTAKA
Fermentasi merupakan metode pengolahan pangan dengan mempergunakan metode
tertentu untuk menghasilkan asam atau komponen lainnya yang dapat menghambat mikrobia
perusak (Widowati dan Misgiyarta, 2003). Fermentasi terjadi akibat adanya aktivitas mikroba
pada substrat organik yang sesuai yang menyebabkan perubahan sifat bahan pangan akibat
pemecahan kandungan bahan pangan tersebut (Marliyati, 1992) sehingga makanan menjadi
lebih bergizi, mudah dicerna, lebih aman, dan memiliki citarasa lebih baik (Widowati dan
Misgiyarta, 2003).
Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem biologi yang
menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan akseptor elektron digunakan senyawa organik.
Senyawa organik yang biasanya digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Glukosa
akan diubah melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan katalis enzim menjadi bentuk lain,
misalnya aldehida yang bisa diubah menjadi asam (Winarno dan Fardiaz, 1981).
Salah satu produk makanan hasil proses fermentasi adalah Kimchi. Kimchi adalah
sejenis asinan sayuran hasil fermentasi dengan bumbu pedas. Sayuran yang di rendam atau
digarami selama beberapa jam kemudian dicuci dan diberi bumbu yang terbuat dari campuran
udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe, dan cabe merah bubuk. Karena hasil fermentasi,
kimchi memiliki rasa masam seperti acar. Selain memiliki cita rasa yang khas, kimchi juga
dipercaya dapat memberi manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena mengandung kadar
serat makanan yang tinggi dan memiliki kadar kalori yang rendah. Hal ini disebabkan karena
kimchi terbuat dari berbagai jenis sayuran, seperti bawang bombay, bawang putih, dan cabai
merah yang kaya akan vitamin dan dapat menyehatkan tubuh. Bakteri Laktobacillus yang
berperan dalam proses fermentasi dapat menghasilkan asam laktat dengan kadar tinggi,
sehingga jika dikonsumsi dapat memperlancar sistem pencernaan. Kimchi juga diyakini
memiliki khasiat untuk mencegah kanker. Selain itu kimchi berperan dalam antiinflamasi,
antibakteri, antioksidan, antikanker, antiobesitas, sifat probiotik, pengurangan kolesterol, dan
sifat antipenuaan bagi tubuh (Patra, et.al. 2016).
Karakteristik kimchi berbeda tergantung dengan varietas bahan baku yang digunakan,
metode proses, bumbu, lokalitas dan sifat fungsional kimchi. Kimchi dapat diklasifikasikan
atas dua kelompok, yaitu kimchi dan mul-kimchi (kimchi dengan penambahan air). Kimchi
tanpa penambahan air termasuk baechu kimchi (potongan kubis), tongbaechu kimchi (kubis
utuh), yeolmoo kimchi (lobak muda), kakkdugi (kimchi lobak yang berbentuk kubus)
sedangkan mul-kimchi termasuk baik kimchi (baechu kimchi dengan penambahan air),
dongchimi (kimchi lobak dengan penambahan air), dan nabak kimchi (kimchi dengan potongan
lobak dan kubis) (Mheen, 2010).
Rasa yang diperoleh dari pembuatan kimchi adalah rasa asam. Rasa asam pada
kimchi merupakan hasil dari proses fermentasi oleh bakteri asam laktat yang menghasilkan
asam laktat, dimana asam laktat yang dihasilkan dapat menurunkan pH dan meningkatkan rasa
asam (Ayustaningwarno, 2014).
Rasa dan manfaat kimchi saat ini sudah dikenal di seluruh dunia karena sudah banyak
kimchi diekspor keluar negeri. Kimchi yang dikenal sebagai acar Asia umumnya difermentasi
oleh Lactobacteria. Pada kimchi telah ditemukan bakteri asam laktat seperti genus
Lactobacillus, Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc dextranicum, Leuconostoc citreum,
Lactobacillus brevis, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus plantarum, Pediococcus (Tae
Ick, 1998).
Bakteri asam laktat yang ditemukan dalam kimchi seperti genus Lactobacillus,
Leuconostoc, Weissella tetapi genus Leuconostoc dan Weissella adalah bakteri asam laktat
yang berperan utama dalam mengatur jalannya fermentasi kimchi (Mheen, 2002).
METODE
A. Variabel
Variabel bebas
: Konsentrasi garam (2% dan 4%) dan lama fermentasi
Variabel Kontrol
: Jenis garam, jumlah dan jenis sawi putih, jumlah air untuk
merendam, lama perendaman, suhu inkubasi, wadah untuk
inkubasi
Variabel Terikat
: Bau, rasa, warna, tekstur
B. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
-
Timbangan
-
2
wadah
(baskom)
-
Pisau
-
Telenan
untuk
merendam
-
Garam
-
Sawi putih
-
Air
-
Wadah untuk penyimpanan (8
buah)
-
Label
-
Alat tulis dan dokumentasi
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Garam ditimbang sebanyak 24,02 gram dan 48,04 gram
3. Ditimbang sawi putih sebanyak 400 gram (untuk satu kali ulangan)
4. Sawi putih dicuci hingga bersih dan ditiriskan
5. Sawi putih dipotong dengan ukuran sedang
6. Kemudian dimasukkan kedalam baskom dan diberi garam 24,02gram untuk
perlakuan dengan konsentrasi garam 2% dann 48,04 gram untuk konsentrasi garam
4%, setelah itu di remas – remas hingga merata
7. Dimasukkan 1 liter air bersih untuk merendam selama 2 jam
8. Sawi yang telah selesai direndam, dicuci hingga bersih dan ditiriskan airnya hingga
benar – benar kering
9. Sawi yang sudah kering dibagi sama rata kedalam wadah untuk diinkubasi dengan
setiap wadah diberi label sesuai perlakuan
10. Diamati sesuai lama fermentasi perlakuan yaitu 12 jam dan 24 jam
11. Setelah itu dilakukan perhitungan total bakteri asam laktat dengan menimbang
kimchi secara aseptis dan diblender kemudian disaring.
12. Hasil saringan diambil 1 ml dan diencerkan kedalam 9 ml NaCl fisiologi 0,85%.
larutan ini disebut pengenceran 10-2. Perlakuan ini dilakukan terus menerus hingga
mencapai pengenceran 10-6 .
13. Selanjutnya sampel sebanyak 1 ml dari 3 pengenceran terakhir diambil lalu masingmasing sampel dimasukan ke dalam cawan petri dan dilakukan secara duplo.
14. Kemudian cawan petri ditutup rapat agar tidak terjadi kontaminasi, kemudian
sebanyak 15 ml de Man Ragosa and Shape Agar (MRSA) bersuhu 50ºC dimasukan
ke dalam cawan petri dengan cara membuka sedikit tutup cawan agar terhindar dari
kontaminasi.
15. Setelah itu cawan langsung digerakan di atas meja secara hati-hati dengan
membentuk gerakan angka delapan supaya semua medium merata.
16. Setelah medium padat, cawan diinkubasi dengan menggunakan inkubator bersuhu
37ºC selama 24 jam dalam posisi cawan terbalik.
17. Jumlah koloni dihitung pada cawan petri yang memiliki jumlah koloni sebanyak
30-300 koloni. Angka total bakteri asam laktat dalam 1 ml adalah dengan
mengalikan jumlah koloni pada cawan petri dibagi dengan faktor pengenceran.
Hasil analisis mikrobiologi dilaporkan dengan menggunakan Standard Plate Count
(SPC) (Rohman et al, 2019).
**tetapi penelitian sebenarnya hanya sampai pada pengamatan sifat fisik pada
kimchi karena terbatasnya penelitian yang dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Pengaruh Konsentrasi Garam dan Lama Fermentasi
Konsentrasi Garam dan Lama Fermentasi
Parameter
Rasa
Ulangan
1
2%
4%
12 jam
24 jam
12 jam
24 jam
Asin
Asin dan
Lebih Asin
Lebih asin
terdapat
dan
rasa asam
terdapat
rasa asam
2
Asin
Asin dan
Lebih Asin
Lebih asin
terdapat
dan
rasa asam
terdapat
rasa asam
Warna
1
2
Tekstur
1
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
kekuningan
dan pucat
kekuningan
dan pucat
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
kekuningan
dan pucat
kekuningan
dan pucat
Renyah
Renyah
Lunak
Lebih lunak
Lunak
Lebih lunak
agak lunak
2
Renyah
Renyah
agak lunak
Bau
1
Asam
Asam
Lebih asam
Lebih asam
2
Asam
Asam
Lebih asam
Lebih asam
B. Pembahasan
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Konsentrasi Garam dan Lama Fermentasi
terhadap Sifat Fisik Kimchi” yang dilakukan pada hari Sabtu,26 September 2020.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa konsentrasi garam
sebanyak 2% dan 4% serta lama fermentasi yaitu 12 jam dan 24 jam dengan masing –
masing sebanyak 2 ulangan.
Hasil yang didapat yaitu konsentrasi garam mempengaruhi rasa, tekstur, dan
bau pada kimchi sementara lama fermentasi mempengaruhi rasa warna dan tekstur
pada kimchi.
1.Rasa
Konsentrasi garam memberikan pengaruh pada rasa kimchi yaitu pada
konsentrasi 2% rasanya asin dan pada konsentrasi 4% rasanya lebih asin, perbedaan
rasa asin ini disebabkan karena konsentrasi garam yang diberikan, yang berarti
semakin tinggi konsentrasi garam yang diberikan maka akan semakin meningkat
pula tigkat keasinan produk (Lestari et al, 2017).
Sementara itu lama fermentasi juga mempengaruhi hasil pada rasa, dimana pada
lama fermentasi 24 jam terdapat rasa asam dibandingkan pada lama fermentasi 12
jam. Hal ini mungkin dikarenakan pada waktu fermentasi 12 jam kimchi yang
diinkubasi belum terfermentasi dengan baik sehingga belum terdapat rasa asam.
Sementara itu pada waktu 24 jam sudah terfermentasi sehingga terdapat rasa asam.
Kecenderungan penurunan pH diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi garam
serta meningkatnya lama waktu fermentasi. Pada proses fermentasi anaerob bakteri
asam laktat dengan aktivitasnya mampu mengubah glukosa menjadi asam laktat
saat fermentasi yang semakin lama menjadi salah satu penyebab tingginya
kandungan asam laktat yang dihasilkan sehingga pH kimchi akan semakin menurun
(Umam, Utami, & Widowati, 2012).
2.Warna
Pada parameter warna, konsentrasi garam tidak berpengaruh terhadap warna
kimchi. Sementara itu lama fermentasi mempengaruhi warna dari kimchi yang
dihasilkan yaitu pada lama fermentasi 12 jam warnanya putih kekuningan dan pada
lama fermentasi 24 jam warnanya kekuningan dan pucat. Ini dikarenakan semakin
lama waktu fermentasinya, maka semakin pekat pula warna yang dihasilkan. Hal
ini sesuai dengan penelitian Ramdan, Effendi, & Heverlly (2007) menyatakan pada
fermentasi sayur asin sawi jabung, bakteri asam laktat dapat mempengaruhi pH
yang mengakibatkan perubahan warna. Populasi bakteri asam laktat dari jenis
Leuconostoc, Lactobacillus dan Weissella dapat mempengaruhi proses fermentasi (
Lee, Jung, & Jeon, 2015).
3.Tekstur
Pada parameter tekstur, konsentrasi garam memberikan pengaruh terhadap
tekstur kimchi yaitu pada konsentrasi 2% tekstur dari kimchi lebih renyah daripada
konsentrasi 4%. Sementara itu lama fermentasi juga mempengaruhi tekstur kimchi
dimana pada lama fermentasi 24 jam tekstur kimchi lebih lunak daripada lama
fermentasi 12 jam. Andarwulan, Kusnandar, & Herawati (2011) menyatakan bahwa
terjadinya pelunakan jaringan pada produk sayuran fermentasi yang mempengarui
tekstur produk tersebut, disebabkan oleh konsentrasi garam dan mikroorganisme.
Penelitian Zhao & Eun (2018) menyatakan bahwa konsentrasi garam yang tinggi
memberikan profil tekstur kimchi kubis yang lebih rendah dan lunak. Hal ini
dikarenakan terjadinya peningkatan kehilangan air dan penyerapan garam pada
kimchi kubis. Senyawa ion Na+ dan Cl- memiliki resistensi yang lebih tinggi untuk
diangkut kedalam jaringan kubis. Perubahan pada profil tekstur juga kemungkinan
terjadi karena sel-sel di jaringan bergerak lebih jauh seiring dengan meningkatnya
lama fermentasi (Straadt, Thybo, & Bertram, 2008).
4.Bau
Pada parameter bau, konsentrasi garam berpengaruh terhadap bau dari kimchi
yang dihasilkan dimana bau kimchi pada konsentrasi 4% meunjukkan rasa yang
lebih asam dibanding pada konsentrasi 2%. Lestari et al, 2017 mengatakan bahwa
semakin tinggi kandungan larutan garam menyebabkan penurunan aktivitas bakteri
asam laktat yang berpengaruh pada organoleptic aroma yang ditandai dengan
penurunan nilai organoleptic aroma kimchi lobak. Irwansyah, 2019 dalam
penelitiannya mengatakan aroma kimchi rebung dengan konsentrasi garam 5% dan
lama fermentasi 2 hari memiliki tingkat kesukaan aroma tertinggi dibandingkan
yang lain. Hal ini disebabkan adanya aroma dari asam laktat yang mempengaruhi
aroma dari kimchi rebung karena tersedianya zat gizi dan mikroba proteolitik. Hal
tersebut sesuai penelitian Ramdan et al. (2007) menyatakan bahwa diduga
terdapatnya bakteri enterobacter dan plavobacterium pada awal fermentasi, yang
mana kedua bakteri tersebut menghasilkan bau asam yang berlebihan. Tetapi
dengan semakin lama fermentasi bau yang dihasilkanpun tidak jauh berbeda.
KESIMPULAN
Konsentrasi garam mempengaruhi sifat fisik kimchi berupa rasa, tekstur, dan bau.
Sementara itu lama fermentasi mempengaruhi sifat fisik kimhi berupa rasa, warna dan tekstur.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. (2011). Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.
Ayustaningwarno, F. 2014. Aplikasi Pengolahan Pangan. Yogyakarta : Deepublish.
Lee, S. H., Jung, J. Y., & Jeon, C. O. (2015). Source tracking and succession of kimchi lactic
acid
bacteria during fermentation. Journal of Food Science, 80(8), M1871–M1877.
https://doi.org/ 10.1111/1750-3841.12948
Lestari, C., Suhaidi, I., & Ridwansyah. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan garam dan suhu
fermentasi terhadap mutu kimchi lobak. Jurnal Rekayasa Pangan Dan Pertanian, 5(1),
34–41.
Marliyati, S.A., A Sulaeman Dan F. Anwar. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah
Tangga.
Bogor : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. PAU IPB.
Mheen, T.I., 2002.Wisselia korrensis Sp. Nov Isolated From Kimchi. Korea Research of
Institute
Of Bioscience and Biotechnolog. 52 (4): 1257-61
Mheen, T. I. 2010. Kimchi Fermentation and Characteristics of The Related Lactic Acid
Bacteria.
Korean Institute of Science and Technology Information, Korea.
Patra, J.K., Das, G., Paramithiotis, S., Kimchi, Han-Seung Shin. 2016. Kimchi and Other
Widely
Consumed Traditional Fermented Foods of Korea: A Review. Front Microbiol. 7:
1493. doi: 10.3389/fmicb.2016.01493
Ramdan, M., Effendi, S., & Heverlly, D. S. (2007). Pengaruh konsentrasi air tajin dan lama
fermentasi terhadap karakteristik sayur asin sawi jabung (Brassica juncea.L). Skripsi.
Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan.
Straadt, I. K., Thybo, A. K., & Bertram, H. C. (2008). NaCl-induced changes in structure and
water
mobility in potato tissue as determined by CLSM and LF-NMR. LWT - Food Science
and Technology, 41(8), 1493–1500. https://doi.org/10.1016/j.lwt. 2007.09.007
Tae, ick., 1998 Kimchi in microorganisms and industry, ed. Mheen, T.I., Hanlimon Pub.co.,
Kimchi PP454-480.
Umam, M. F., Utami, R., & Widowati, E. (2012). Kajian karakteristik minuman sinbiotik
pisang
kepok (Musa paradisiaca forma typical) dengan menggunakan starter Lactobacillus
acidophillus IFO 13951 dan Bifidobacterium longum ATCC 15707. Jurnal
Technosains Pangan, 1(1), 2–11.
Widowati, S. dan Misgiyarta. (2003).Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalm Pembuatan
Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 360-373.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : PT
Gramedia.
Zhao, C.-C., & Eun, J.-B. (2018). Influence of ultrasound application and NaCl concentrations
on
brining kinetics and textural properties of Chinese cabbage. Ultrasonics Sonochemistry,
49, 137–144. https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2018.07.039
LAMPIRAN
Penimbangan garam
Pengukuran air
1000ml
Pencucian sawi
Pemotongan sawi
Peremasan sawi
dengan garam
Perendaman sawi
dengan air
Pencucian sawi setelah
perendaman
Pembagian sawi ke dalam
wadah untuk diinkubasi
Pemberian label untuk
diinkubasi
12 jam
24 jam
Hasil perbedaan pada warna kimchi
Download