Uploaded by dedegede381

AYU GEDHE PUJATHI ACARA 2 FTPP

advertisement
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN
Ayu Gedhe Pujathi
1804020029
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya KH. Ahmad Dahlan Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokwerto, Kembaran,
Banyumas
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan
pembekuan. Pendinginan dan pembekuan sifatnya hanya menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut dimungkinkan dapat aktif kembali
apabila bahan tersebut dikeluarkan dari tempat pendinginan. Pada permukaan bahan,
pembekuan berlangsung cepat sedangkan pada bagian dalam , proses pembekuan lebih
lambat. Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu pembekuan bahan
yaitu -2 sampai 10 °C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam lemari es
adalah pada suhu 5-8 °C. Pembekuan merupakan salah satu metode pengawetan pangan,
dimana produk pangan diturunkan suhunya sehingga berada dibawah suhu bekunya.
Selama pembekuan terjadi pelepasan energy (panas sensible dan panas laten). Pada
praktikum ini tujuannya untuk mengetahui apa itu pendinginan dan pembekuan, untuk
mengetahui bahan – bahan yang digunakan, dan untuk mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi pendinginan. Pada kelompok 1 persen penyusutan pendinginan 3,47%
dan penyusutan pembekuan 8,80%, pada kelompok 2 persen penyusutan pendinginan
0,024% dan penyusutan pembekuan 3,523%, pada kelompok 3 persen penyusutan
pendinginan yakni 0,31% dan penyusutan pembekuan 5,10%, pada kelompok 4 persen
penyusutan pendinginan yakni 0,02% dan persen penyusutan pembekuan -0,04%, dan
pada kelompok 5 persen penyusutan pendinginan yakni 8,9% dan persen penyusutan
pembekuan 102,9%.
Kata kunci : Pendinginan dan Pembekuan.
I.
PENDAHULUAN
Sampai sekarang pendinginan
merupakan satu-satunya cara ekonomis
untuk penyimpanan jangka panjang bagi
buah dan sayuran segar. Asas dasar
penyimpanan
dingin
adalah
penghambatan
respirasi
oleh
suhu
sehari-hari dalam lemari es adalah pada
tersebut (Pantastico, 1986). Perubahan
suhu 5 - 8 °C (Winarno, Pangan Gizi,
yang terjadi selama penyimpanan yaitu
Teknologi dan Konsumen, 1993).
penurunan kesegaran dan kepadatan,
Pendinginan
dan
pembekuan
warna oksidasi lemak dan melunaknya
juga akan berbeda pengaruhnya terhadap
jaringan-jaringan serta rasa pada bahan
rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat-sifat lain
pangan (Winarno, 1982).
dari
bahan
pangan.
Pendinginan
Penyimpanan bahan makanan
merupakan cara yang sudah umum bagi
suhu
hanya
pengawetan makanan yang sifatnya
mengurangi laju respirasi, tapi juga
sementara. Beberapa faktor yang kritis
menghambat pertumbuhan kebanyakan
dalam pendinginan adalah temperatur,
mikroorganisme penyebab kebusukan.
kelembaban
Pendinginan dan pembekuan tidak dapat
penggunaan cahaya ultra violet (Apandi,
menigkatkan kualitas bahkan dalam
1974).
pada
rendah
tidak
relatif,
ventilasi
dan
kondisi optimum perlakuan ini hanya
Penyimpanan pada suhu rendah
dapat mempertahankan kualitas dalam
dapat menghambat kerusakan makanan,
batas waktu tertentu. Pendinginan dan
antara
pembekuan juga dapat menghambat
kerusakan enzimatis maupun kerusakan
proses metabolisme mikroorganisme dan
mikrobiologis. Pada pengawetan dengan
reaksi-reaksi enzimmatis serta reaksi-
suhu
reaksi kimia lainya pada bahan. Karena
pendinginan
pendinginan dan pembekuan sifatnya
Pendinginan dan pembekuan merupakan
hanya
salah satu cara pengawetan yang tertua.
menghambat
pertumbuhan
lain
kerusakan
rendah
fisiologis,
dibedakan
dan
pembekuan.
mikroorganisme, maka mikroorganisme
Pendinginan
tersebut
aktif
penyimpanan dengan suhu rata-rata yang
tersebut
digunakan masih di atas titik beku bahan.
dikeluarkan dari tempat pendinginan
Kisaran suhu yang digunakan biasanya
(Munzir, 2009).
antara – 1 ℃ sampai 4 ℃. Pada suhu
kembali
dimungkinkan
apabila
dapat
bahan
atau
antara
refrigerasi
ialah
Pendinginan merupakan suatu
tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses
penyimpanan bahan pangan diatas suhu
biokimia akan terhambat. Pendinginan
pembekuan bahan yaitu -2 sampai 10 °C.
biasanya akan mengawetkan bahan
Pendinginan
pangan selama beberapa hari atau
yang
biasa
dilakukan
beberapa minggu, tergantung kepada
pendinnginan dilakukan, biasanya ada
jenis bahan pangannya. Pendinginan
perlakuan-perlakuan
yang biasa dilakukan di rumah-rumah
diterapkan pada bahan. Salah satu jenis
tangga adalah dalam lemari es yang
perlakuannya adalah blanching. Proses
mempunyai suhu –2 ℃ sampai 16 ℃
blanching mempunyai beberapa tujuan.
(Rusendi, 2010).
Namun
Tujuan
penyimpanan
suhu
demikian
khusus
tidak
yang
dapat
diaplikasikan untuk semua buah dan
dingin (cold storage) adalah untuk
sayuran
mencegah
tanpa
beberapa reaksi yang merugikan yang
mengakibatkan pematangan abnormal
dapat mempengaruhi kualitas produk
atau perubahan yang tak diinginkan
(Larousse, 1997).
kerusakan
sehingga mempertahankan komoditas
yang
Proses
diperlakukan.
pendinginan
Ada
dan
dalam kondisi yang dapat diterima oleh
pembekuan tidak mampu membunuh
konsumen selama mungkin (Tranggono,
semua mikroba, sehingga pada saat
1990).
dicairkan
kembali
(thawing),
sel
refrigerasi
mikroba yang tahan terhadap suhu
adalah proses pengambilan panas dari
rendah akan mulai aktif kembali dan
suatu bahan sehingga suhunya akan
dapat menimbulkan masalah kebusukan
menjadi lebih rendah dari sekelilingnya.
pada bahan pangan yang bersangkutan
Bila suatu medium pendingin kontak
(Hudaya, 2008). Maka pertumbuhan dan
dengan benda lain misalnya bahan
perkembangbiakan
pangan, maka akan terjadi pemindahan
berlangsung dengan cepat. Penyimpanan
panas dari bahan pangan tersebut ke
dingin dapat menyebabkan kehilangan
medium
bau dan rasa beberapa bahan bila
Pendinginan
atau
pendingin
sampai
suhu
mikroba
dapat
keduanya sama atau hampir sama.
disimpan berdekatan. Misalnya :
Pendinginan
 Mentega dan susu akan menyerap bau
telah
lama
digunakan
sebagai salah satu upaya pengawetan
bahan
pangan,
karena
dengan
pendinginan tidak hanya citarasa yang
dapat
dipertahankan,
 Telur akan menyerap bau bawang.
Bila memungkinkan sebaiknya
juga
penyimpanan bahan yang mempunyai
dan
bau tajam terpisah dari bahan lainnya,
mikrobiologis dapat dihambat. Sebelum
tetapi hal ini tidak selalu ekonomis.
kerusakan-kerusakan
tetapi
ikan dan bau buah-buahan.
kimia
Untuk mengatasinya, bahan
yang
 Mengurangi perubahan flavor jeruk
mempunyai bau tajam disimpan dalam
selama
kedaan
penyaringan.
terbungkus
(Winarno,
Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian ,
2004).
yang
mempengaruhi
 Suhu.
pengupasan
dan
dikalengkan.
dan pengirisan roti.
 Kualitas bahan mentah sebaiknya
yang
akan
disimpan
mempunyai kualitas yang baik.
misalnya pembersihan atau pencucian
atau blanching.
 Kelembaban, umumnya RH dalam
pendinginan sekitar 80 – 95 %. Sayursayuran disimpan dalam pendinginan
dengan RH 90 – 95 %.
 Aliran udara yang optimum Distribusi
udara yang baik menghasilkan suhu
yang merata di seluruh tempat
pendinginan,
sehingga
pengumpulan
dapat
uap
air
setempat (lokal).
 Dapat menahan kecepatan reaksi
pertumbuhan
CO2
yang
digunakan untuk “ soft drink “ Air
dahulu sebelum dikarbonatasi untuk
menaikkan kelarutan CO2.
Pembekuan
merupakan
salah
satu metode pengawetan pangan, dimana
produk pangan diturunkan suhunya
sehingga berada dibawah suhu bekunya.
Selama pembekuan terjadi pelepasan
energy (panas sensible dan panas laten).
Pembekuan menurunkan aktivitas air
dan mengehntikan aktivitas mikroba
(bahkan
beberapa
dirusak,
reaksi
enzimatis, kimia dan biokimia. Dengan
demikian produk beku dapat memiliki
Keuntungan penyimpanan dingin :
dan
 Menaikkan kelarutan
yang digunakan didinginkan lebih
 Perlakuan pendahuluan yang tepat
kimia
dan
 Mempermudah pemotongan daging
pendinginan yaitu :
mencegah
 Mempermudah
ekstraksi
pembuangan biji buah yang akan
Faktor-faktor
bahan
proses
enzimatis,
dan
juga
metabolisme
mikroba yang diinginkan. Misalnya
pada pematangan keju.
daya awet yang lama (Kusnandar, 2010)
Selama pembekuan, suhu produk
pangan menurun hingga di bawah titik
bekunya, dan sebagian dari air berubah
wujud dari fase cair ke fase padat dan
membentuk
kristalisasi
kristal
air
ini
es.
Adanya
menyebabkan
mobilitas air terba- tas sehingga aktivitas
ke suhu titik beku. Pada tahap ini semua
air pun menurun. Penurunan aktivitas air
kandungan air bahan berada dalam
ini berpengaruh pada penghambatan
keadaan cair. Setelah tahap precooling
pertumbuhan mikroba, serta reaksi-
terjadi tahap perubahan fase, pada tahap
reaksi
yang
ini terjadi pemebentukan kristal es
mempengaruhi mutu dan keawetan
(Singh, 1981) dalam laju pembekuan ada
produk
dalam 3 golongan yaitu :
kimia
dan
pangan.
bioki¬mia
Dengan
demikian,
pengawetan oleh proses pembekuan
disebabkan
penu¬runan
oleh
adanya
suhu
dan
kombinasi
penurunan
aktivitas air (Kusnandar, 2010).
1) Pembekuan
lambat,
jika
waktu
pembekuan adalah 30 menit atau
lebih untuk 1 cm bahan yang
dibekukan.
Suhu yang digunakan untuk
2) Pembekuan sedang, apabila waktu
membekukan bahan pangan umumnya
pada pembekuan adalah 20 - 30 menit
dibawah -2 ℃. Pembekuan bahan
atau lebih adalah untuk 1 cm bahan
pangan
yang dibekukan.
biasanya
digunakan
untuk
pengawetan bahan dan produk olahan
3) Pembekuan
cepat
jika
waktu
yang mudah rusak (biasanya memiliki
pembekuan adalah kurang dari 20
kadar air atau aktivitas air yang tinggi)
menit untuk 1 cm bahan yang
seperti buah, sayur, ikan, daging dan
dibekukan.
unggas. Pada suhu beku, sebagian besar
air yang ada di dalam bahan pangan
(90% - 95%) membeku (Kusnandar,
2010).
bertahap dari permukaan sampai pusat
Pada
pembekuan
permukaan
bahan,
berlangsung
cepat
sedangkan pada bagian yang lebih
dalam, proses pembekuan berlangsung
lebih
pembekuan
cepat
adalah
cepatnya
pengambilan panas dari bahan pangan
(Rohanah, 2002).
Proses pembekuan terjadi secara
bahan.
Prinsip dasar dari semua proses
lambat.
pembekuan
Pada
terjadi
awal
fase
proses
precooling
dimana suhu bahan diturunkan dari awal
Buah
apel
mempunyai
bermacammacam varietas dan memiliki
ciri-ciri tersendiri. Beberapa varietas
apel unggulan antara lain Romebeauty,
Manalagi, Anna, Princess Noble, dan
Wangli/Lali
Jiwo.
Pada
beberapa
varietas apel, aroma terasa sangat tajam.
Citarasa, aroma, maupun tekstur apel
sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih
Pembekuan
merupakan
suatu
230 komponen kimia, termasuk pula
cara pengawetan bahan pangan dengan
beragam asam seperti asam asetat,
cara mengawetkan bahan pada suhu
format serta 20 jenis asam lain. Selain
dibawah titik beku pangan tersebut
itu, ada kandungan alkohol berkisar 30 –
(Purnomo, 1987).
40 jenis, ester seperti etil asetat sekitar
100 jenis, karbonil seperti formaldehid
dan asetaldehid. Senyawa fitokimia pada
buah apel
yang berfungsi sebagai
antioksidan adalah senyawa fenolik,
golongan
flavonoid,
turunan
asam
sinamat, kumarin, tokoferol dan asamasam organik polifungsional. Apel juga
mengandung betakaroten. Betakaroten
memiliki aktivitas sebagai provitamin A
yang berguna untuk menangkal serangan
radikal
bebas
penyakit
penyebab
degeneratif.
berbagai
Fermentasi
merupakan sebuah proses metabolisme
yang dilakukan oleh mikroorganisme
untuk
memperoleh
mengubah
kebanyakan
gula
gula
energi
saat
diubah
dengan
fermentasi,
menjadi
glukosa dan fruktosa. Fermentasi pada
bahan pangan berjalan karena adanya
mikroba
melakukan
kegiatan
(metabolisme) yang menghasilkan suatu
zat atau produk akhir yang dapat
memberikan perubahan-perubahan pada
bahan pangan itu, baik perubahan fisik
maupun kimia (Hidayat N, 2006).
Pada
pembekuan
permukaan
bahan,
berlangsung
cepat
sedangkan pada bagian dalam , proses
pembekuan lebih lambat (Brennan,
1981).
Pembekuan
memberikan
berbagai manfaat dalam penyimpanan
produk pangan terutama bagi industry
pangan. Misalnya untuk menghambat
penurunan
nutrisi,
menghambat
pertumbuhan mikroorganisme perusak
pangan dan bahkan pada beberapa
produk pangan memberikan manfaat
organoleptik. Kebutuhan pembekuan ini
juga sangat dirasakan pada pengiriman
dan trasportasi produk-produk pangan
dari produsen ke tangan konsumen. Pada
umumnya pembekuan produk pangan
menggunakan
teknologi
pembekuan
(refrigerant) konvensional perubahan
pendingin ammonia atau di masa lalu
menggunakan Freon-CFC yang ternyata
terbukti
menjadi
kerusakan ozon.
gas-gas
penyebab
Pembekuan adalah penyimpanan
biasanya berlangsung selama 30-72
bahan pangan dalam keadaan beku.
jam.Bahan makanan yang dibekukan
Sama halnya pada penyimpanan dingin,
dengan cara cepat mempunyai mutu
pada proses inipun terjadi penghambatan
lebih baik dari pada yang dibekukan
yang jauh lebih efektif terhadap aktivitas
lambat.
metabolisme dan pertumbuhan mikroba
mempertahankan rasa dan nilai gizi
serta
dan
bahan pangan yang lebih baik daripada
enzimatis.Pengolahan edamame beku
metoda lain, karena pengawetan dengan
melalui beberapa tahap proses dimulai
suhu
dari penyediaan alat dan bahan baku,
menghambat
pembersihan
laju
(blowing),
reaksi-reaksi
kimia
Pembekuan
rendah
dapat
(pembekuan)
aktivitas
dapat
mikroba
dengan
hembusan
mencegah terjadinya reaksireaksi kimia
pencucian
(washing),
dan aktivitas enzim yang dapat merusak
grading/sortasi, blanching, pendinginan
kandungan
(cooling),
Quick
Walaupun pembekuan dapat mereduksi
Freezing), penyimpanan dingin (cold
jumlah mikroba yang sangat nyata tetapi
storage), sortasi akhir (finalsorting) dan
tidak dapat mensterilkan makanan dari
pengemasan. Proses pembekuan dapat
mikroba (Frazier, 1977).
IQF
(Individual
digolongkan dalam 2 macam yaitu
pembekuan
lambat.
cepat
Dalam
pembekuan
dan
pembekuan
prakteknya,
yang
baik
proses
biasanya
dilakukan pada suhu -12°C sampai 24°C. Pembekuan cepat (quick freezing)
dilakukan pada suhu -24°C sampai 40°C dalam waktu kurang lebih dari ½
gizi
bahan
pangan.
Tujuan praktikum ini adalah
untuk mengetahui apa itu pendinginan
dan
apa
mengetahui
itu
pembekuan,
bahan
–
bahan
untuk
yang
digunakan, dan untuk mengetahui faktor
–
faktor
yang
mempengaruhi
pendinginan.
jam. Sedangkan pembekuan lambat
II.
METODE PRAKTIKUM
Universitas
a.
Waktu dan Tempat
Purwokerto pada hari Senin tanggal 28
Praktikum
dilaksanakan
di
Laboratorium Terapan Agroteknologi
atau Gedung I, Fakultas Pertanian
Muhammadiyah
September 2020 dari pukul 07.30 WIB
sampai dengan selesai.
b.
Alat dan Bahan
Pada
praktikum
kali
ini
tekstur
daunnya
)
semua
bahan
menggunakan alat berupa timbangan
dikeringkan menggunakan tissue, pada
analitik, kantong plastik ukuran 1kg
kelompok
atau
plastik
zip
–
lock,
ke
1
menggunakan
lemari
perlakuan dengan daging sapi yakni
pendingin, freezer, sealer plastik, label,
membersihkan atau mencuci daging
baskom, tissue, nampan, kamera HP,
sapi menggunakan air bersih setelah itu
alat tulis, kertas HVS atau kertas folio.
meniriskan dan mengeringkan daging
Kemudian berikutnya untuk bahan –
sapi menggunakan tissue dengan cara
bahan yang digunakan berupa daging
di tap – tap sampai benar – benar
sapi 200 gram, buah apel sebanyak 2
kering, kemudian menimbang masing –
buah, tomat sebanyak 4 buah, ubi jalar
masing daging sapi menggunakan
sebanyak 2 buah yang berukuran
timbangan
sedang, dan sayuran berupa daun
mendokumentasikan
selada sebanyak 250 gram.
dihasilkan, lalu mmbersihkan plastik
c.
yang
Cara Kerja
Pada praktikum ini metode atau
analitik
akan
dan
berat
digunakan
memasukkan
yang
untuk
daging
sapi
prosedur yang dilakukan adalah yang
menggunakan tissue, setelah daging
pertama menyiapkan alat dan bahan
sapi kering kemudian memasukkan
yang
saat
daging sapi ke dalam plastik dibagi
praktikum kemudian mencuci sebuah
menjadi 2 bagian yakni yang satu
bahan – bahan yang akan digunakan
plastic untuk pembekuan diberi label
seperti daging sapi, buah apel, tomat,
dan nama “pembekuan” kelompok 1
ubi jalar, dan sayuran daun selada
dan
menggunakan air bersih lalu tiriskan
“pendinginan” kelompok 1 kemudian
semua bahan – bahan yang telah dicuci
meletakkannya
diatas
tersebut
Kelompok
2
akan
digunakan
dan
pada
mengeringkan
yang
plastic
ke
kedua
untuk
nampan.
menggunakan
menggunakan tissue sampai benar –
perlakuan dengan buah apel sebanyak 2
benar kering ( untuk mengeringkan
buah
daging sapi dengan cara di tap – tap
sebelumnya yakni mencuci semua buah
sampai kering dan untuk sayuran daun
apel sampai bersih lalu meniriskan atau
selada dikeringkan dengan cara dilap
mengeringkan menggunakan tissue,
secara perlahan jangan sampai rusak
kemudian
sama
seperti
menimbang
kelompok
masing
–
masing
buah
apel
mendokumentasikan
dan
hasil
sudah disediakan. Kemudian pada
kelompok
ke
4
menggunakan
penimbangan dari buah apel tersebut,
perlakuan dengan ubi jalar sebanyak 2
setelah itu memasukkan buah apel ke
buah yang berukuran sedang, sama
dalam plastik ukuran 1 kg atau plastik
seperti prosedur yang sebelumnya
zip – lock dibagi menjadi 2 plastik
yakni mencuci semua ubi jalar sampai
yakni yang satu untuk “pembekuan”
bersih menggunakan air yang mengalir
kelompok 2 dan yang kedua untuk
kemudian
“pendinginan” kelompok 2 diberi nama
mengeringkannya menggunakan tissue
menggunakan
dan
sampai benar – benar kering, lalu
meletakkannya diatas nampan. Pada
menimbang masing – masing ubi jalar
kelompok
ke
menggunakan timbangan analitik dan
perlakuan
dengan
label,
3
menggunakan
tomat
yakni
meniriskan
mendokumentasikan
atau
hasil
sebanyak 4 buah tetapi yang digunakan
penimbangan
hanya 2 tomat saja, sama seperti
memasukkan ubi jalar ke dalam plastik
prosedur sebelumnya yakni mencuci
yang berukuran 1 kg atau plastik zip –
semua tomat menggunakan air bersih
lock dan dibagi menjadi 2 plastik yakni
yang mengalir kemudian meniriskan
yang satu untuk “pembekuan” diberi
atau mengeringkannya menggunakan
nama kelompok 4 dan yang kedua
tissue sampai benar – benar kering, lalu
untuk
menimbang masing – masing berat
kelompok 4 menggunakan label dan
tomat
setelah
menggunakan
timbangan
tersebut,
dari
“pendinginan”
itu
kemudian
diberi
meletakkannya
nampan
penimbangannya,
Terakhir kelompok ke 5 menggunakan
itu
sudah
diatas
analitik dan mendokumentasikan hasil
setelah
yang
nama
memasukkan buah tomat ke dalam
perlakuan
plastic yang berukuran 1 kg atau plastic
sayuran daun berupa daun selada
zip – lock dan dibagi menjadi 2 plastik
sebanyak 250 gram, sama seperti
yakni yang satu untuk “pembekuan”
prosedur
kelompok 3 dan yang kedua untuk
mencuci semua ubi jalar sampai bersih
“pendinginan” kelompok 3 diberi nama
menggunakan
air
yang
mengalir
menggunakan
kemudian
meniriskan
atau
label,
dan
meletakkannya diatas nampan yang
dengan
disediakan.
yang
menggunakan
sebelumnya
yakni
mengeringkannya menggunakan tissue
dengan cara perlahan jangan sampai
Kemudian
merusak tekstur dari daun tersebut
pendinginan setelah 3 hari keluarkan
sampai benar – benar kering, lalu
sample dari lemari pendingin dan
menimbang seluruh sayuran daun atau
meletakkannya pada suhu ruang selama
daun selada tersebut menggunakan
30 menggunakan stopwatch. Kemudian
timbangan
dan
untuk perlakuan pembekuan pada hari
dari
kedua pindahkan pembekuan ke lemari
kemudian
pendingin selama 1 hari dan kemudian
memasukkan sayuran daun atau daun
mengeluarkan bahan – bahannya dan
selada tersebut ke dalam plastik yang
diletakkan pada suhu ruang selama 30
berukuran 1 kg atau plastik zip – lock
menit. Berikutnya membuka plastik
dan dibagi menjadi 2 plastik yakni yang
dan keringkan atau tiriskan semua
satu untuk “pembekuan” diberi nama
sample dari air yang ada dipermukaan
kelompok 5 dan yang kedua untuk
sample
“pendinginan” diberi nama kelompok 5
menimbang semua sample pada masing
menggunakan label dan setelah itu
–
meletakkannya diatas nampan yang
didokumentasikannya.
sudah
analitik
mendokumentasikan
penimbangan
tersebut,
disediakan.
perlakuan
sudah
ditiriskan
hasil
masing
kemudian
selesai
dicuci,
penyusutannya.
dikeringkan,
dan juga telah menimbang berat mula –
mula sebelum penginginan kemudian
berat
samplenya.
Kemudian berikutnya untuk bahan –
bahan dengan perlakuan pendinginan
dimasukkan ke dalam lemari pendingin
atau disimpan pada lemari pendingin
selama 3 hari dan untuk bahan – bahan
menggunakan
perlakuan
pembekuan dimasukkan atau disimpan
ke dalam freezer selama 2 hari.
perlakuan
Kemudian
perlakuan
semua
dimasukkan ke dalam plastik zip – lock
yang
tersebut.
Setelah
atau
menghitung
untuk
menghitung
dan
Terakhir
persen
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabel Pengamatan Organoleptik
Kelompok
Warna
Tekstur
Kenampakan
Keseluruhan
(kesukaan)
A
B
A
B
A
B
A
B
1
2
6
5
7
2
7
2
7
Deskripsi
Tidak
Suka
Agak
Sangat
Tidak
Sangat
Tidak
Sangat
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
2
7
2
6
2
7
2
7
1
Deskripsi
Sangat
Tidak
Suka
Tidak
Sangat
Tidak
Suka
Sangat
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Tidak
Suka
3
7
5
6
2
7
2
7
1
Deskripsi
Sangat
Agak
Suka
Tidak
Sangat
Tidak
Sangat
Sangat
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
Tidak
Suka
4
6
5
5
5
6
5
6
5
Deskripsi
Suka
Agak
Agak
Agak
Suka
Agak
Suka
Agak
Suka
Suka
Suka
1
6
1
7
1
7
1
Suka
Sangat
Sangat
Sangat
Sangat
Sangat
Tidak
Tidak
Suka
Tidak
Suka
Tidak
Suka
Suka
5
Deskripsi
7
Sangat Sangat
Suka
Suka
Suka
Suka
Suka
2. Pengamatan Persen Penyusutan
Kelompok 1 :

Pendinginan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(99,9)−(96,43)
(99,9)
𝑥 100%
𝑥 100%
(3,47)
= (99,9) 𝑥 100% = 3,47%

Pembekuan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(101,4)−(92,47)
(101,4)
𝑥 100%
𝑥 100%
(8,93)
= (101,4) 𝑥 100% = 8,80%
Kelompok 2 :

Pendinginan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(165,4)−(165,36)
(165,4)
𝑥 100%
𝑥 100%
(0,04)
= (165,4) 𝑥 100% = 0,024%

Pembekuan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(171,2)−(165,63)
(171,2)
𝑥 100%
𝑥 100%
(5,57)
= (171,2) 𝑥 100% = 3,253%
Kelompok 3 :

Pendinginan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(240,9)−(240,13)
(240,9)
𝑥 100%
𝑥 100%
= 0,31%

Pembekuan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(247,2)−(234,58)
(247,2)
= 5,10%
𝑥 100%
𝑥 100%
Kelompok 4 :

Pendinginan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(217,3)−(217,4)
(217,3)
𝑥 100%
𝑥 100%
(0,06)
= (217,3) 𝑥 100% = 0,02%

Pembekuan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(210,1)−(210,19)
(210,1)
𝑥 100%
𝑥 100%
−(0,09)
= (210,1) 𝑥 100% = -0,04%
Kelompok 5 :

Pendinginan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(100,8)−(91,77)
(100,8)
𝑥 100%
𝑥 100%
= 8,9%

Pembekuan
Persen penyusutan (% loss) =
=
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
(102,9)−(63,63)
(102,9)
𝑥 100%
𝑥 100%
= 38,1%
Pada praktikum kali ini adalah
digunakan berupa timbangan analitik,
mengenai tentang Pendinginan dan
kantong plastic ukuran 1 kg atau plastik
Pembekuan. Pada praktikum ini bahan
zip – lock, lemari pendingin, freezer,
yang digunakan berupa daging sapi
sealer plastic, label, baskom, nampan,
sebanyak 200 gram, buah apel sebanyak
tissue, kamera HP, kertas HVS atau
2 buah, tomat sebanyak 4 buah, ubi jalar
kertas folio, alat tulis. Pada praktikum ini
sebanyak 2 buah berukuran sedang, dan
dari kelompok ke 1 sampai kelompok ke
sayuran daun atau daun selada sebanyak
5 melalukan perlakuan yang berbeda –
250 gram, sedangkan untuk alat yang
beda
dimana
kelompok
ke
1
menggunakan perlakuan dengan daging
dipermukaan sample, lalu menimbang
sapi,
sample,
kelompok
ke
2
dengan
menggunakan buah apel, kelompok ke 3
dan
menghitung
persen
penyusutunnya.
dengan menggunakan perlakuan tomat,
Pada
kelompok
1
yaitu
kelompok ke 4 dengan menggunakan
menggunakan perlakuan dengan bahan
perlakuan ubi jalar, dan kelompok ke 5
daging sapi segar dengan berat sebanyak
dengan menggunakan perlakuan sayur.
200 gram, 100 gram untuk perlakuan
Kemudian
prosedur
yang
pendinginan dan 100 gram yang satunya
dilakukan yakni mencuci semua bahan –
untuk perlakuan pembekuan. Setelah
bahan yang akan digunakan lalu tiriskan
dilakukan perlakuan dapat dilihat bahwa
dan keringkan menggunakan tissue
pada pembekuan terlihat segar, tetapi
sampai benar – benar kering, kemudian
pada perlakuan pendinginan daging
membagi menjadi 2 bagian atau sample
tidak segar, pada proses pembekuan
untuk pendinginan dan pembekuan,
daging
menimbang masing – masing bahan
membusuk, karena pada saat proses
setiap kelompok atau perlakuan pada
pembekuan
kelompok, memasukkan bahan ke dalam
mikroorganisme terhenti sehingga tidak
plastic, menimbang berat mula – mula
terjadi pembusukan dan masih segar,
sebelum pendinginan dan menghitung
sedangkan pada proses pendinginan
berat sample, untuk pendinginan simpan
daging sudah tidak segar lagi, karena
di lemari pendingin selama 3 hari, untuk
proses mikroorganisme masih berjalan
pembekuan simpan di dalam freezer
walaupun
selama 2 hari dan untuk pendinginan
mikroorganisme
setelah 3 hari keluarkan sample dari
berhenti pada suhu 1°C sampai 4 °C dan
lemari pendingin selama pada suhu
dapat bertahan dengan baik selama
ruang selama 30 menit dan untuk
beberapa
pembekuan pada hari ke 2 pindahkan
Kemudian pada perlakuan pendinginan
pembekuan ke lemari pendingin selama
persen penyusutannya yakni 3,47% dan
1 hari kemudian keluarkan pada suhu
untuk perlakuan pembekuan persen
ruang selama 30 menit. Berikutnya
penyusutannya yakni 8,80%. Perubahan
membuka plastic dan keringkan atau
yang terjadi selama penyimpanan yaitu
tiriskan sample dari air yang ada
penurunan kesegaran dan kepadatan,
terlihat
segar
dan
seluruh
berjalan
hari
proses
lambat,
pada
sekitar
tidak
karena
daging
10
akan
minggu.
warna oksidasi lemak dan melunaknya
suhu daging, suhu lingkungan, kadar air,
jaringan-jaringan serta rasa pada bahan
kelembapan, jumlah oksigen, tingkat pH,
pangan. Pendinginan dan pembekuan
dan
tidak dapat menigkatkan kualitas bahkan
1998).
dalam kondisi optimum perlakuan ini
kandungan
gizinya
(Soeparno,
Pada kelompok ke 2 yaitu
hanya dapat mempertahankan kualitas
menggunakan
dalam batas waktu tertentu. Pendinginan
menggunakan buah apel sebanyak 2
dan pembekuan juga dapat menghambat
buah apel, 1 buah apel untuk perlakuan
proses metabolisme mikroorganisme dan
pendinginan, dan 1 buah apel untuk
reaksi-reaksi enzimmatis serta reaksi-
perlakuan pembekuan, pada perlakuan
reaksi kimia lainya pada bahan. Karena
pendinginan buah apel terlihat segar, dan
pendinginan dan pembekuan sifatnya
pada perlakuan pembekuan terlihat
hanya
rusak,
menghambat
pertumbuhan
jelek,
perlakuan
warnanya
kecoklatan,
mikroorganisme, maka mikroorganisme
teksturnya
tersebut
aktif
Kemudian pada perlakuan pendinginan
tersebut
persen penyusutannya yakni 0,024% dan
dimungkinkan
kembali
apabila
dapat
bahan
lembek,
dengan
pada
(Munzir,
2003)
penyusutannya yakni 3,253%. Untuk
menyebutkan bahwa daging memang
perlakuan pendinginan terlihat segar
merupakan media yang ideal bagi
karena pada saat proses pendinginan
perkembangbiakan
mikroorganisme
aktivitas mirkroba akan terhenti, atau
(baik mikroorganisme perusak maupun
akan berjalan lambat yang menyebabkan
pembusuk). Hal ini disebabkan kadar air
buah masih segar, dan pada setiap buah
daging yang sangat tinggi (68-75%),
memiliki keminimalan suhu sendiri -
kaya
mengandung
sendiri, pada biasanya buah – buahan di
nitrogen, mengandung sejumlah zat yang
perlakuan suhu kurang dari 13 °C
dapat
akan
biasanya terkena dampak chilling injury
mineral, dan mempunyai pH yang
atau kerusakan pada suhu rendah, untuk
menguntungkan
pertumbuhan
perlakuan pembekuan pada buah apel,
mikroorganisme (5,3-6,5). Cepat atau
terlihat rusak atau bonyok, seharusnya
lambatnya daging mengalami kerusakan
apabila diletakkan pada suhu yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
rendah akan terjaga kualitasnya, pada
akan
zat
(Lawrie,
yang
difermentasikan,
bagi
kaya
pembekuan
berair.
dikeluarkan dari tempat pendinginan
2009).
perlakuan
dan
persen
proses
pembekuan
metode
asam organik polifungsional. Apel juga
pembekuan secara cepat dan pembekuan
mengandung betakaroten. Betakaroten
secara lambat, jikalau pembekuan secara
memiliki aktivitas sebagai provitamin A
cepat maka tidak terjadi kerusakan,
yang berguna untuk menangkal serangan
karena proses pembekuan berjalan cepat
radikal
dan suhu supercooling relative rendah,
penyakit
sehingga kristal es yang terbentuk
merupakan sebuah proses metabolisme
menjadi kecil - kecil, sedangkan pada
yang dilakukan oleh mikroorganisme
proses
untuk
pembekuan
ada
lambat
terjadi
bebas
penyebab
berbagai
degeneratif.
memperoleh
energi
mengubah
pembekuan berjalan lambat, sehingga
kebanyakan
kristal es yang terbentuk menjadi besar.
glukosa dan fruktosa. Fermentasi pada
apel
mempunyai
saat
dengan
kerusakan atau bonyok, karena proses
Buah
gula
Fermentasi
gula
fermentasi,
diubah
menjadi
bahan pangan berjalan karena adanya
bermacammacam varietas dan memiliki
mikroba
ciri-ciri tersendiri. Beberapa varietas
(metabolisme) yang menghasilkan suatu
apel unggulan antara lain Romebeauty,
zat atau produk akhir yang dapat
Manalagi, Anna, Princess Noble, dan
memberikan perubahan-perubahan pada
Wangli/Lali
bahan pangan itu, baik perubahan fisik
Jiwo.
Pada
beberapa
varietas apel, aroma terasa sangat tajam.
melakukan
kegiatan
maupun kimia (Hidayat et al., 2006).
Citarasa, aroma, maupun tekstur apel
Proses
pembekuan
dapat
sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih
digolongkan dalam 2 macam yaitu
230 komponen kimia, termasuk pula
pembekuan
beragam asam seperti asam asetat,
lambat.
format serta 20 jenis asam lain. Selain
pembekuan
itu, ada kandungan alkohol berkisar 30 –
dilakukan pada suhu -12°C sampai -
40 jenis, ester seperti etil asetat sekitar
24°C. Pembekuan cepat (quick freezing)
100 jenis, karbonil seperti formaldehid
dilakukan pada suhu -24°C sampai -
dan asetaldehid. Senyawa fitokimia pada
40°C dalam waktu kurang lebih dari ½
buah apel
yang berfungsi sebagai
jam. Sedangkan pembekuan lambat
antioksidan adalah senyawa fenolik,
biasanya berlangsung selama 30-72
golongan
asam
jam.Bahan makanan yang dibekukan
sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-
dengan cara cepat mempunyai mutu
flavonoid,
turunan
cepat
Dalam
dan
pembekuan
prakteknya,
yang
baik
proses
biasanya
lebih baik dari pada yang dibekukan
proses pendinginan tomat terlihat segar,
lambat.
dapat
ini disebabkan karena aktivitas mikroba
mempertahankan rasa dan nilai gizi
pada suhu tersebut akan terhenti, oleh
bahan pangan yang lebih baik daripada
sebab itu buah tomat terlihat segar dan
metoda lain, karena pengawetan dengan
terjaga kualitasnya, sedangkna pada
suhu
dapat
perlakuan pendinginan tomat terlihat
mikroba
bonyok atau rusak, , seharusnya jikalau
mencegah terjadinya reaksireaksi kimia
diletakkan pada suhu yang rendah akan
dan aktivitas enzim yang dapat merusak
terjaga
kandungan
pangan.
pembekuan ada metode pembekuan
Walaupun pembekuan dapat mereduksi
secara cepat dan pembekuan secara
jumlah mikroba yang sangat nyata tetapi
lambat, jikalau pembekuan secara cepat
tidak dapat mensterilkan makanan dari
maka tidak terjadi kerusakan, karena
mikroba. (Frazier, 1977).
proses pembekuan berjalan cepat dan
Pembekuan
rendah
menghambat
(pembekuan)
aktivitas
gizi
bahan
Pada kelompok ke 3 yaitu
menggunakan
perlakuan
kualitasnya,
suhu
supercooling
pada
relative
proses
rendah,
dengan
sehingga kristal es yang terbentuk
menggunakan bahan berupa 4 buah
menjadi kecil - kecil, sedangkan pada
tomat, 2 buah tomat untuk pendinginan,
pro
dan 2 buah tomat untuk pembekuan,
kerusakan atau bonyok, karena proses
setelah melakukan pengamatan dapat
pembekuan berjalan lambat, sehingga
dilihat bahwa pada proses perlakuan
kristal es yang terbentuk menjadi besar.
pendinginan tomat terlihat lebih segar,
Tujuan penyimpanan suhu dingin (cold
warnanya bagus, teksturnya tidak terlalu
storage)
lembek
kerusakan
sedangkan
pada
perlakuan
ses pembekuan lambat terjadi
adalah
untuk
tanpa
mencegah
mengakibatkan
pembekuan terlihat bahwa buah tomat
pematangan abnormal atau perubahan
terlihat
yang
rusak
atau
bonyok,
serta
tak
diinginkan
sehingga
warnanya tidak menarik, dan teksturnya
mempertahankan
terlalu lembek dan banyak berair. Pada
kondisi
perlakuan
konsumen selama mungkin (Sutardi,
pendinginan
persen
penyusutannya yakni 0,31% dan pada
perlakuan
penyusutannya
pembekuan
yakni
5,10%.
persen
Pada
yang
komoditas
dapat
dalam
diterima
oleh
1990).
Pada kelompok ke 4 yaitu
menggunakan
perlakuan
dengan
menggunakan bahan berupa 2 buah ubi
pro
jalar dengan ukuran yang sedang, 1 buah
kerusakan atau bonyok, karena proses
ubi jalar untuk perlakuan pendinginan,
pembekuan berjalan lambat, sehingga
dan 1 buah ubi jalar berikutnya untuk
kristal es yang terbentuk menjadi besar.
perlakuan pembekuan,
pada proses
ses pembekuan lambat terjadi
Pada kelompok ke 5 yaitu
perlakuan pendinginan ubi jalar dapat
menggunakan
terlihat bahwa ubi jalar segar, warnanya
menggunakan
menarik, tekturnya keras namun tidak
sebanyak 250 gram, 125 gram untuk
lembek,
pendinginan, dan 125 gram berikutnya
sedangkan
pada
proses
perlakuan
bahan
dengan
sayur
pembekuan ubi jalar terlihat bonyok atau
untuk
rusak, warna mulai pudar, tekstur sedikit
perlakuan pendinginan dapat dilihat
lembek. Pada perlakuan pendinginan
bahwa sayur selada terlihat segar,
persen penyusutannya yakni 0,02% dan
warnanya cerah, hijau, menarik, serta
pa
persen
teksturnya
renyah,
penyusutannya yakni -0,04%. Pada
perlakuan
pembekuan
proses pendinginan tomat terlihat segar,
terlihat layu dan rusak serta warnanya
ini dikeranenakan aktivitas mikroba
jelek, banyak airnya, lembek. Pada
pada suhu tersebut akan terhenti, oleh
perlakuan
sebab itu buah tomat terlihat segar dan
penyusutannya yakni 8,9% dan pada
terjaga kualitasnya, sedangkan pada
perlakuan
perlakuan pendinginan tomat terlihat
penyusutannya yakni 38,1%. Sayuran
bonyok atau rusak, , seharusnya apabila
dan buah - buahan sangat peka terhadap
diletakkan pada suhu yang rendah akan
kerusakan akibat penyimpanan rendah
terjaga
proses
(pendinginan dan pembekuan) apabila
pembekuan ada metode pembekuan
suhu penyimpanan tidak sesuai dengan
secara cepat dan pembekuan secara
suhu optimumnya. Kerusakan tersebut
lambat, apabila pembekuan secara cepat
dinamakan chilling injury dan freezing
maka tidak terjadi kerusakan, karena
injury.
Pembekuan
dan
pencairan
proses pembekuan berjalan cepat dan
kembali
(thawing)
yang
dilakukan
suhu
rendah,
berulang kali akan sangat menurunkan
sehingga kristal es yang terbentuk
kalitas bahan yang disimpan. Semua
menjadi kecil - kecil, sedangkan pada
bahan yang disimpan dalam keadaan
perlakuan
pembekuan
kualitasnya,
supercooling
pada
relative
pembekuan,
pada
selada
proses
sedangkan pada
sayur
pendinginan
pembekuan
selada
persen
persen
dingin
atau
beku
pengemasan
dehidrasi.
perlu
untuk
Freeze
dilakukan
kerusakan enzimatis maupun kerusakan
menghindari
mikrobiologis. Pada pengawetan dengan
burn
merupakan
suhu
rendah
dibedakan
perubahan warna, tekstur, dan citarasa
pendinginan
serta nilai yang bersifat irreversible pada
Pendinginan dan pembekuan merupakan
bahan yang dibekukan. Pada proses
salah satu cara pengawetan yang tertua.
pendinginan sayur terlihat segar karena
Pendinginan
suhu
karena
penyimpanan dengan suhu rata-rata yang
terhadap
digunakan masih di atas titik beku bahan.
ideal
sauyuran
untuk
sayuran,
sangat
peka
dan
antara
atau
pembekuan.
refrigerasi
ialah
pendingan
maupun
pembekuan.
Kisaran suhu yang digunakan biasanya
(Muchtadi,
1992)
menyatakan
antara – 1 ℃ sampai 4 ℃. Pada suhu
penyimpanan bahan pada suhu rendah
tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses
merupakan cara yang efektif untuk
biokimia akan terhambat. Pendinginan
memperpanjang umur simpan bahan
biasanya akan mengawetkan bahan
segar, karena dengan cara ini dapat
pangan selama beberapa hari atau
mengurangi kegiatan respirasi, proses
beberapa minggu, tergantung kepada
penuaan,
jenis bahan pangannya. Pendinginan
dan
pertumbuhan
mikroorganisme.
yang biasa dilakukan di rumah-rumah
Penyimpanan pada suhu rendah
tangga adalah dalam lemari es yang
dapat menghambat kerusakan makanan,
mempunyai suhu –2 ℃ sampai 16 ℃
antara
(Rusendi, 2010).
lain
kerusakan
fisiologis,
KESIMPULAN
sekelilingnya.
Pendinginan merupakan suatu
pendingin kontak dengan benda lain
penyimpanan bahan pangan diatas suhu
misalnya bahan pangan, maka akan
pembekuan bahan yaitu -2 sampai 10 °C.
terjadi pemindahan panas dari bahan
Pendinginan
dilakukan
pangan tersebut ke medium pendingin
sehari-hari dalam lemari es adalah pada
sampai suhu keduanya sama atau hampir
IV.
suhu
5-8
yang
°C.
biasa
suatu
medium
atau
sama. Pembekuan merupakan suatu cara
refrigerasi adalah proses pengambilan
pengawetan bahan pangan dengan cara
panas dari suatu bahan sehingga suhunya
mengawetkan bahan pada suhu dibawah
akan
titik beku pangan tersebut. Bahan –
menjadi
Pendinginan
Bila
lebih
rendah
dari
bahan yang digunakan berupa daging
pembersihan
sapi 200 gram, buah apel sebanyak 2
blanching, kelembaban, umumnya RH
buah, tomat sebanyak 4 buah, ubi jalar
dalam pendinginan sekitar 80 – 95 %.
sebanyak 2 buah yang berukuran sedang,
Sayur-sayuran
dan
selada
pendinginan dengan RH 90 – 95 %, dan
sebanyak 250 gram. Faktor - faktor yang
aliran udara yang optimum Distribusi
mempengaruhi pendinginan yaitu berupa
udara yang baik menghasilkan suhu yang
suhu, kualitas bahan mentah sebaiknya
merata di seluruh tempat pendinginan,
bahan yang akan disimpan mempunyai
sehingga dapat mencegah pengumpulan
kualitas
uap air setempat (lokal).
sayuran
berupa
baik,
perlakuan
pendahuluan yang tepat
misalnya
V.
yang
daun
Apandi, R. M. (1974). Teknologi
Bandung
Fakultas
:
Pertanian
Universitas Padjajaran.
Brennan.
(1981).
Pengaruh
Lama Penyimpanan yang
Berbeda
Dalam
pencucian
disimpan
Hidayat
DAFTAR PUSTAKA
Pangan.
atau
N,
P.
Mikrobiologi
Dengan
Menggunakan
Suhu rendah . Jakarta:
Gramedia.
Kusnandar,
F.
Gramedia.
Kesegaran
Ikan
Nila.
Surabaya:
Universitas
Brawijaya.
New
York: Mc. Graw Hill
Book Co. Inc.
(2010).
.
Jakarta:
Larousse, J. B. (1997). Food
Canning
Technology.
Canada: Wiley - VHC,
Inc.
Frazier, W. d. (1977). Food
Microbiology.
Industri.
Hudaya, S. (2008). Pengawetan
Es
Mutu
(2006).
Yogyakarta: Andi Press.
Pembekuan
kemunduran
dalam
M.
Campuran Air Laut dan
Terhadap
atau
Lawrie. (2003). Kandungan Gizi
dan Palatabilitas Bakso
Campuran Daging dan
Jantung
Sapi.
Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Muchtadi, D. (1992). Fisiologi
Pasca Panen Sayuran
dan Buah - Buahan.
Bogor:
Departemen
Pendidikan
Dan
Kebudayaan
Direktorat
Jenderal
Tinggi
Rusendi, D. S. (2010). Penuntun
Praktikum. UNPAD .
Singh, H. a. (1981). Teknologi
Pengolahan
Hasil
Pertanian. Surabaya : PT
Bima Ilmu.
Pendidikan
Pusat
Antar
Soeparno. (1998). Ilmu dan
Universitas Pangan dan
Teknologi
Daging.
Gizi IPB.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada University Press.
Munzir, S. (2009). teknologi
Refrigasi
Hasil
Sutardi, T. d. (1990). Biokimia
Perikanan. Jakarta: CV
dan
Teknologi
Paripurna.
Panen.
Pasca
Yogyakarta:
Universitas
Pantastico,
E.
B.
(1986).
Gadjah
Mada.
Fisiologi Pasca Panen,
Penanganan
dan
Winarno, F. G. (1982). Kimia
-
Pangan
Buahan dan Sayur -
Jakarta:
Sayuran Tropika dan Sub
Pustaka Utama.
Pemanfaatan
Tropika.
Buah
Yogyakarta:
dan
Gizi
.
Gramedia
Winarno, F. G. (1993). Pangan
Gadjah Mada University
Gizi,
Press.
Konsumen.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka
Purnomo.
(1987).
Teknologi
Ilmu
dan
Daging
Yogyakarta:
.
Gadjah
Teknologi
dan
Uatama.
Winarno,
F.
G.
(2004).
Mada Universitas.
Pelaksanaan Revitalisasi
Rohanah, A. (2002). Pembekuan
Pertanian . Yogyakarta:
.
Sumatera
Universitas
Utara Press.
Utara:
Sumatera
Agrimedia.
Download