BUKU LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Nama : NRP : Prodi : Teknik Elektro LABORATORIUM RANGKAIAN PENGUKURAN LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG, ……….. TATA TERTIB PRAKTIKUM BAGI MAHASISWA NON REGULER (KARYAWAN) DI SELURUH LABORATORIUM PRODI TEKNIK ELEKTRO 1. Praktikum terdiri dari 3 komponen wajib yaitu: Tes pendahuluan, Pelaksanaan Praktikum dan Laporan. Kekurangan salah satu komponen maka akan mengakibatkan praktikan gagal mengikuti modul tersebut dan bernilai 0 (nol). Kecuali pada modul Presentasi. 2. Praktikan harus mengikuti seluruh modul yang dibuktikan dengan mengisi absensi. Tidak mengikuti satu modul mengakibatkan praktikan dianggap tidak lengkap mengikuti praktikum tersebut dan nilai total praktikum adalah 0 (nol). 3. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit dari jam dimulainya praktikum. Lebih dari itu tidak boleh ikut praktikum modul tersebut dan harus menyisip. 4. Menyisip karena terlambat tidak perlu dengan surat, cukup melalui asisten/koordinator yang diteruskan kepada staf Lab untuk ditentukan waktunya. Pemberian izin menyisip berdasarkan adanya surat hanya berasal dari Kepala Lab. 5. Praktikum sisipan dikenakan biaya Rp. 150.000 jika hanya satu modul, jika lebih dari itu dikenakan biaya Rp 100.000. Jika jumlah praktikan yang menyisip lebih dari 1 orang dalam satu modul maka biaya perorang menjadi Rp 100.000 dengan pelaksanan dilakukan dalam satu shift praktium. Kecuali sakit dan ada surat keterangan dokter serta memberitahukan pada saat praktikum tersebut berjalan kepada staff lab maka praktikan diberikan praktikum sisipan tanpa membayar. 6. Pelaksanaan praktikum sisipan paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan praktikum normal terakhir dan melakukan koordinasi dengan staf laboratorium. Pelaksanaan praktikum sisipan karena sakit hanya bisa dilakukan pada hari dan jam kerja (senin – jum’at/ 8.00 – 16.00). 7. Praktikan harus memakai sepatu & kemeja/kaos berkerah bagi laki-laki, dan sepatu & pakaian non kaos oblong bagi perempuan. Jika tidak dipatuhi tidak boleh ikut praktikum dan harus menyisip. 8. Praktikan harus mengikuti tes pendahuluan praktikum sebagai syarat praktikum. Jika tidak (misal karena terlambat) maka harus menyisip. 9. Praktikan dan asisten/koordinator harus mengisi form pemakaian alat sebelum memulai praktikum. 10. Kerusakan alat karena kecerobohan praktikan akan menjadi tanggung jawab seluruh anggota kelompok praktikan tersebut dengan mengganti biaya perbaikan alat tersebut. Sebelum dipenuhinya biaya perbaikan itu maka akan menahan keluarnya nilai praktikum kelompok praktikan tersebut. 11. Data pengamatan per modul harus ditandatangani semua praktikan dalam satu kelompok setiap kali selesai praktikum dan diserahkan (yang asli) kepada asisten. 12. Penyerahan laporan praktikum modul minggu sebelumnya merupakan syarat untuk ikut praktikum selanjutnya. 13. Kelayakan suatu laporan ditentukan oleh asisten/koordinator, jika suatu laporan tidak layak maka harus diperbaiki paling lambat pada saat praktikum modul terakhir. Jika tidak maka dianggap tidak mengumpulkan laporan. 14. Laporan modul terakhir harus diselesaikan hari itu juga. 15. Praktikan diwajibkan memiliki buku laporan yang dikeluarkan oleh laboratorium dan akan digunakan untuk membuat laporan praktikum. Pengisian dilakukan dengan tulisan tangan dan bisa dengan menambahkan grafik / tabel dari komputer atau lembar data. Lembar data jika ada harus dilampirkan didalamnya. 16. Praktikan yang menghilangkan kartu praktikum harus lapor ke staf Lab dan mengganti Rp 5.000 untuk setiap kartu baru. 17. Buku modul praktikum dipinjamkan kepada mahasiswa hanya untuk penggunaan di laboratorium saja dan dikembalikan lagi dalam kondisi baik setelah selesai praktikum tersebut. Jika hilang harus mengganti Rp 50.000 setiap buku. Softcopy modul dapat diunduh di-yahoo group labelektroiti . 18. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditentukan kemudian oleh Kepala Lab. 19. Tata Tertib Praktikum ini menghapus semua aturan Lab lain di lingkungan Prodi T Elektro sebelumnya dan/atau yang bertentangan dengannya, yakni yang mungkin tertulis di buku modul praktikum atau di papan-papan pengumuman. Catatan: Surat keterangan untuk menyisip, pembayaran menyisip, biaya penggantian kartu/buku modul dan denda diserahkan kepada staf Laboratorium (yaitu Pak Warjono di Lab DST dan Pak Nimin di Lab RED). Ditetapkan di Serpong, 17 Januari 2014 Kepala Lab Prodi T Elektro Ir. Edwin Kamal, M.Eng.Sc. NILAI PEMERIKSA PARAF TANGGAL LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL I MENGUKUR NILAI RESISTOR DENGAN METODA JEMBATAN WHEATSTONE Nama : NRP : Prodi : Teknik Elektro Hari / Tanggal praktikum : Asisten : LABORATORIUM RANGKAIAN PENGUKURAN LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG, …… I. Tujuan Mempelajari penggunaan rangkaian jembatan wheatstone dalam menentukan nilai suatu tahanan II. Percobaan - Buatlah rangkaian seperti gambar disamping a, b, R, dan S adalah kotak-kotak tahanan (variabel) : 1 = saklar 2,3 = saklar tekan g = galvanometer x = tahanan yang diukur E = batere (1,5V) - Buatlah perbandingan a/b = 1 dengan mengatur harga a dan b sebesar mungkin, misalnya a = b = 1000 ohm dan buatlah S pada harga sekitar 50 : 100 ohm. - Atur harga R pada (catatan : kalau pada kotak tahanan tidak ada posisi, lepaskan hubungan R dengan titik C. Masukkan saklar (1) dan tunggu beberapa saat untuk mencapai arus konstan. Tekan saklar (2) dan segera lepaskan lagi untuk menghindari terjadinya arus yang terlalu besar yang dapat menyebakan rusaknya pita penggantung kumparan galvanometer. Arah gerakan harus kekanan, yaitu sesuai dengan harga besar pada R. Kalau ternyata arahnya kekiri, balikkan polaritas batere E. Dengan demikian kita dapat memperoleh petunjuk yang kita perlukan nanti, yaitu bila galvanometer berdefleksi kekanan, maka harga R saat itu lebih besar dari harga yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan jembatan (jadi untuk menuju keadaan seimbang R masih harus diperkecil); bila defleksi galvanometer kekiri harga R saat itu masih lebih kecil. - Masukkan lagi cabang R dalam rangkaian (cabang CD) dan aturlah R sehingga didapatkan titik keseimbangan diantara dua harga R. - Setiap memulai percobaan tahanan shunt dari galvanometer. S diatur pada harga yang memberi sensitivitas paling kecil (dipilih harga S minimum) baru kemudian diubah untuk mencapai sensitivitas maksimum pada harga R disekitar titik keseimbangan. Kalau terjadi osilasi pada galvanometer dapat digunakan saklar (3) untuk menghentikannya. III. Tugas dan Analisa 1. Dengan tahanan λ yang sama, lakukanlah beberapa pengukuran pada harga a/b yang berlainan dan bandingkanlah hasil yang diperoleh. Pada setiap percobaan tentukan batasbatas kesalahannya. 2. Tukarkanlah cabang diagonal dan bandingkanlah sensitivitas yang diperoleh pada kedua macam posisi diagonal itu. (jika untuk cabang-cabang a, b dan R digunakan kotak tahanan yang identik, penukanan cabang diagonal dapat dilakukan dengan menukar a dan R). 3. Pilihlah keadaan yang paling baik untuk melakukan pengukuran tahanan X yang lain. 4. Hasil pengamatan dapat dituliskan pada tabel spt dibawah 5. Pelajarilah cara-cara menggunakan kotak jembatan wheatstone yang tersedia. Kemudian lakukanlah percobaan mengukur tahanan X untuk macam-macam harga a/b. Tabelkan hasil pengamatan seperti pada tugas sebelumnya. Jawaban tugas dan analisa: IV. Kesimpulan LAMPIRKAN LEMBAR DATA PADA HALAMAN INI NILAI PEMERIKSA PARAF TANGGAL LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL II PENGUKURAN TAHANAN KECIL DENGAN JEMBATAN THOMSON Nama : NRP : Prodi : Teknik Elektro Hari / Tanggal praktikum : Asisten : LABORATORIUM RANGKAIAN PENGUKURAN LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG, …… I. Tujuan Mempelajari penggunaan rangkaian jembatan thomson dalam menentukan nilai suatu tahanan yang rendah II. Percobaan - Buatlah rangkaian jembatan thomson sesuai dengan gambar dibawah B = Sumber arus Rh = Tahanan untuk mengatur arus, kalau sumber arus dapat diatur. Rh tidak perlu dipasang P = Pemutus arus (3) = saklar A = amperemeter untuk mengukur besarnya arus dan mengamati keadaan arus yang harus konstan selama percobaan. R = Tahanan standard, 4 terminal 1/1000 atau 1/1000 ohm • X = Tahanan yang diukur. (1), (2) = Saklar tekan. g = Galvanometer m, n. O. P =kotak tahanan variabel yang konstruksinya sama. - Catatan : Harus diingat bahwa rangkaian sumber dialiri arus besar. Gunakanlah penghantar yang cukup kemampuan arusnya dalam rangkaian ini Hubungkanlah. X dan R dengan penghantar yang tahanannya sekecil mungkin. Dalam cabang ini jangan ada rheostat, saklar, fusa dsb Yakinlah bahwa kontak-kontak semua dalam keadaan baik - Aturlah arus primer (dari sumber) pada yang diinginkan, 5 – 10 batas Ampere, disesuaikan dengan batas kemampuan arus dari X dan R - Buatlah (m/n) = (o/p) dengan cara mengatur m=o dan n=p - Cabalah dengan nilai m/n paling kecil dan m/n paling besar. Jika pada kedua harga m/n itu. Kita melihat arah defleksi galvanometer berlawanan. Teruskanlah mencari titik keseimbangan. Bila pada kedua nilai m/n itu arah defleksi galvanometer sama, baliklah hubungan terminal tegangan pada X, kemudian carilah titik keseimbangan - Kalau keseimbangan tidak dapat diperoleh. Tetapi diperoleh dua nilai m/n yang berdekatan yg memberikan arah defleksi berlawanan pada galvanometer. lakukanlah interpolasi. III. Tugas dan Analisa 1. Ukurlah tahanan sebuah, shunt.tahanan kumparan sebuah amperemeter, tahanan kontak dari sebuah saklar 2. Ukurlah resistivitas dari bahan-bahan konduktor tembaga, alumunium, kuningan dan besi 3. Tabelkan hasil pengukuran saudara pada tabel seperti dibawah ini. Jawaban tugas dan analisa IV. Kesimpulan LAMPIRKAN LEMBAR DATA PADA HALAMAN INI NILAI PEMERIKSA PARAF TANGGAL LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL III MENGUKUR DAYA LISTRIK DAN RUGI DAYA TRANFORMATOR PADA ARUS BOLAK BALIK Nama : NRP : Prodi : Teknik Elektro Hari / Tanggal praktikum : Asisten : LABORATORIUM RANGKAIAN PENGUKURAN LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG, …… I. Tujuan Mempelajari pengukuran daya dan faktor daya pada berbagai jenis beban listrik serta rugi daya pada transformator. II. Percobaan A. Daya listrik pada arus bolak balik 1. Rangkaian percobaan 2. Masukkan switch S, atur tegangan tidak melebihi 220 V dengan beban maksimum 3. Ukur besar W, A, V dan cos untuk setiap tahap perubahan, perhatikan rating arus maksimum. 4. Lakukanlah hal diatas dengan memakai rangkaian trafo arus B. Rugi daya pada transformator 1. Rangkaian pengukuran 2. Pengukuran rugi besi. Rugi beban nol dan arus beban nol diukur pada salah satu sisi belitan pada frekuensi dan tegangan pengenal, sisi belitan lainnya terbuka. Cata arus, tegangan dan dayanya. Pengukuran daya menggunakan wattmeter low power factor. 3. Pengukuran rugi tembaga / beban. Ukur nilai resistansi belitan sisi primer dan sisi sekunder dengan menggunakan wheatstone bridge. Catat hasil nilai resistans tersebut. catat suhu belitan t (suhu inti trafo). Transformator pada sisi sekunder dihubung singkat, pada sisi primer dihubungkan dengan sumber tenaga yang dapat diatur. Tegangan primer diatur dari tegangan minimum, dinaikkan perlahan - lahan hingga arus pada belitan sekunder mencapai arus pengenal. Pada nilai arus pengenal, hitung daya hubung singkat. III. Tugas dan Analisa A. Daya listrik pada arus bolak balik 1. Bandingkan harga yang didapat dari pembacaan wattmeter dengan voltmeter, amperemeter 2. Apakah keuntungan dan kerugian memakai trafo arus dan bagaimanakah cara melepas wattmeter dari trafo arus (bila terjadi kesalahan) dalam keadaan operasi. 3. Bagaimana pengaruh perubahan beban induktif terhadap daya, arus, teganan dan faktor daya? Jelaskan! B. Rugi daya pada transformator 1. Pelajarilah cara-cara penentuan rugi trafo tersebut dengan seksama 2. Catat harga-harga sebagai berikut : 3. Bandingkan pengukuran daya dari rangkaian gambar 2 diatas dengan hasil daya dari hasil pengukuran resistansi Jawaban dari tugas dan analisa : IV. Kesimpulan LAMPIRKAN LEMBAR DATA PADA HALAMAN INI NILAI PEMERIKSA PARAF TANGGAL LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL IV PENGUKURAN TAHANAN TANAH Nama : NRP : Prodi : Teknik Elektro Hari / Tanggal praktikum : Asisten : LABORATORIUM RANGKAIAN PENGUKURAN LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG, …… I. Tujuan Mempelajari teknik pengukuran tahanan tanah II. Percobaan 1. Gunakan earth resistance tester type L-10 dan rangkailah sesuai gambar 2. Perhatikan instruksi pada tutup alat tersebut 3. Tancapkan elektroda-elektroda pada tanah menurut garis lurus 4. Harus diperhatikan agar kontak antara elektroda-elektroda dengan tanah cukup baik, jika perlu dapa diberi air 5. Hubungkan elektroda-elektroda tadi dengan alat menurut urutan nomor-nomor jepitan yang benar 6. Aturlah dial multiplier mula-mula pada angka yang paling besar. Generator diputar dengan putaran tetap kemudian atur dial yang ada pada alat tersebut sampai galvanometer dapat seimbang. 7. Pembacaan dari posisi dial pada alat tersebut dinyatakan dalam ohm. 8. Catatlah alat-alat yang digunakan. III. Tugas dan analisa 1. Berapakah besarnya tahanan jenis tanah dan tahanan tanah elektroda yang diukur? 2. Gambarkan pada kertas milimeter hubungan tahanan jenis tanah terhadap jarak dan tahanan tanah terhadap jarak! Jelaskan! 3. Berapa minimum jarak antara elektroda-elektroda itu dapat diambil? 4. Bagaimana cara untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah dari suatu sistem kawat tanah? Jawaban tugas dan analisa IV. Kesimpulan LAMPIRKAN LEMBAR DATA PADA HALAMAN INI....