eJournal - Jurnal Administrasi Bisnis

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 441-453
ISSN 2355-5408, ejournal.Adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE DI
SAMARINDA
Syafruddin Noer
eJournal Administrasi Bisnis
Volume 2, Nomor 3, 2014
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3): 441- 453
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE DI
SAMARINDA
Syafruddin Noer 1
Abstrak
Syafruddin Noer. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Tupperware di Samarinda. Dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Aji Ratna
Kusuma, M.Si dan Bapak Adietya Arie H, S.Sos, M.AB.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktorfaktor yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Tupperware di Samarinda serta mencari variabel mana
yang paling berpengaruh.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang akan mengunakan
serta telah menggunakan produk tupperware di Samarinda. Oleh karena itu maka
dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini
adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan non probability sampling. Jenis non probability sampling yang
digunakan adalah accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan
kuisioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi liniear
berganda.
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 13 menunjukan bahwa
dari beberapa faktor-faktor bauran pemasaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil koefisien regresi produk
keputusan pembelian tupperware Y = 1,574 + 0,181X1 - 0,054X2 + 0,484X3 +
0,208X4, Variabel produk (b1=0,181), harga (0,054), promosi (0,484), tempat
(0,208). Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,659 dan nilai R
Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,434 atau 4,34%.
Pengujian hipotesis secara keseluruhan (Uji F) keputusan pembelian tupperware
dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel anovab dengan Fhitung sebesar
18,227 > Ftabel 2,47 nilai signifikan < 0,05 sehingga membuktikan hipotesis
berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama
diterima (Ho ditolak dan Ha diterima).
Hasil pengujian dengan Uji t diketahui bahwa variabel promosi
merupakan variabel yang paling signifikan dan memiliki pengaruh yang positif
terhadap keputusan pembelian Tupperware di Samarinda.
Kata Kunci: Produk, Harga, Promosi, Tempat dan Keputusan Pembelian.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Pendahuluan
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas memiliki
tujuan tertentu, dimana pada umumnya beriorentasi untuk memperoleh
keuntungan (laba) yang maksimal, sehingga tujuan tersebut menuntut perusahaan
untuk selalu berusaha meningkatkan kualitasnya demi perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas usaha akan memberikan pengaruh
yang lebih besar terhadap tingkat perkembangan dan pembagunan ekonomi
nasional yang tertumpu pada sector usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang lebih produktif, dengan menekankan terciptanya lapangan kerja
dengan frekuensi cukup tinggi.
Sebenarnya semakin banyak unit usaha, maka akan semakin
memperlancar arus perputaran modal dalam suatu region tertentu. Sangat disadari
bahwa tingkat kepuasan konsumen berbeda dan selalu mengalami perkembangan,
maka seseorang pengusaha harus mempunyai kekuatan imajinasi, sehingga terus
menerus dapat memikirkan dan menemukan sebanyak mungkin manfaat baru dan
daya yang dihasilkan mempunyai kelebihan dibanding dengan produk pesaing.
Di era globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi bejalan dengan
cepat sehingga mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk menjadi
semakin kritis. Salah satu produk yang berkembang saat ini adalah peralatan
makan berbahan dasar plastik yang aman untuk digunakan untuk rumah tangga.
Perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini membuat kesadaran
konsumen akan kesehatan semakin meningkat. Selain itu, permintan konsumen
akan produk yang praktis dan inovatif juga akan meningkat. Tupperware adalah
nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik,
termasuk didalamnya, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa
peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum. Berdasarkan data
yang didapatkan dari PT. Indrakinarya Mugisantosa, angka penjualan produk
Tupperware yang terdapat dalam penjualan Tupperware pada tahun 2007-2012
mengalami fluktuasi, pada tahun 2010-2011 penjualan Tupperware mengalami
kenaikan yang besar daripada penjualan tahun sebelumnya, walaupun harga yang
ditawarkan oleh Tupperware cukup mahal bila dibandingkan dengan produk Lion
Star yang menjadi pesaing utama Tupperware dalam kategori alat rumah tangga
berdasarkan surveyTop Brand Indeks yang dilakukan oleh Frontier Consulting
Group dan Majalah Marketing (topbrandaward.com, 2012) berdasarkan survei
yang dilakukan di enam kota besar di Indonesia yaitu Bandung,Jakarta, Makassar,
Medan, Semarang dan Surabaya, namun nampaknya hal tersebut tidak
mempengaruhi pelanggan untuk tetap setia menggunakan produk dari
Tupperware.
Setiap perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualanya
perlu penyempurnaan dan perubahan produk sehingga memberikan daya guna dan
daya tarik yang lebih besar. Dalam usaha untuk meningkatakan volume
penjualan, perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
usaha untuk menaikan penjualan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan penjualan, misalnya dengan cara meningkatkan promosi penjualan,
442
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
pemberian potongan harga serta dengan cara memaksimalkan fungsi bauran
pemasaran.
Bauran pemasaran meliputin empat unsur penting (4P), yaitu : produk,
harga, promosi dan tempat. dari keempat unsur tersebut, semuanya mempunyai
tujuan yang sama yaitu meningkatkan volume penjualan dengan mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut.
Perusahaan harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengan tepat, oleh
karena itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari
konsumen. Karena keberadaan konsumen sendiri mempunyai pengaruh pada
pencapaian tujuan akhir perusahaan, yaitu perolehan laba melalui pembelian
produk. Dengan dasar inilah, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan
konsumen sebagai salah satu faktor terpenting dalam pasar, karena dengan
memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat
memenangkan persaingan pasar yang semakin fokus terhadap kepuasan
pelanggan. Kotler (2002:29) ''menegaskan bahwa tugas organisasi adalah
menetukan kebutuhan, keinginan dan minat dari pasar sasaran dan memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan konsumen".
Dalam rangka penyusunan strategi pemasaran yang tepat maka satu
diantara cara yang dapat digunakan oleh Tupperware adalah dengan mengetahui
prilaku konsumenya. Dalam hal ini konsumen yang dimaksud adalah mereka
yang membeli tupperware pada perusahaan Tupperware dijln. Sawo di
Samarinda. Ada beberapa faktor yang dijadikan alasan konsumen dalam
memutuskan untuk membeli tupperware antara lain Produk (keanekaragaman,
kualitas dan kelengkapan ukuran tupperware), Harga (harga yang terjangkau,
potongan, kesesuaian harga dengan bentuk, dan kesesuain harga dengan ukuran),
Tempat (lokasi yang mudah dijangkau, kemudahan trasnportasi dan ketersediaan
tempat parkir), dan Promosi (kejelasan penyampain iklan dan frekuensi
penyampain promosi) yang dapat menarik perhatian konsumen. Dari latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Tupperware di jln. Sawo
Samarinda.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Pemasaran
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pertukaran barang atau jasa
antara satu pihak dengan pihak lain. Suatu perusahaan mempertukarkan barang
dan jasa dengan pendapatan dan kemudian menggunakan pendapatan itu untuk
membeli bahan baku atau alat produksi lain. Pemasaran merupakan satu kegiatan
pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan usahanya
guna mempertahankan kelangsungan usaha yang dijalankannya serta memperoleh
laba. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya
tergantung pada keahlian manajemen perusahaan tersebut yang terdiri atas
443
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
beberapa bidang antara lain bidang produksi, keuangan, bidang central lainnya,
dan yang tidak kalah pentingnya adalah bidang pemasaran karena tanpa adanya
pemasaran maka akan sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan.
Salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan
nilai ekonomi, dimana nilai ekonomi itu sendiri akan menentukan harga barang
dan jasa individu-individu adalah kegiatan pemasaran.
Pemasaran (marketing) berasal dari kata pasar (market). dimana
pengertian pasar disini condong kepada pengertian pasar yang abstrak. Secara
umum dapat dikatakan bahwa pasar adalah tempat perrtemuan antara penjual dan
pembeli. Definisi ini mengandung arti bahwa pasar merupakan suatu tempat atau
daerah yang di dalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran
yang saling bertemu untuk menentukan harga. Pengertian pasar berikutnya adalah
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai uang untuk
belanja, dan mempunyai kemampuan untuk membelanjakan. Oleh karena itu
definisi dan konsep-konsep marketing meliputi pengertian yang sangat luas.para
penulis atau ahli ekonomi umumnya berpendapat bahwa kegiatan/aktifitas
pemasaran bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang atau jasa tetapi
merupakan kegiatan yang lebih luas ruang lingkupnya.
Dalam manajemen pemasaran banyak kita temukan mengenai definisi
pemasaran yang dikemukakan oleh pakar ekonomi walaupun dalam prinsipnya
sama. Hanya saja dilihat dari segi tinjauan terhadap pemasaran yang berbeda
antara satu dengan yang lain.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai
pemasaran dari pakar di bidang pemasaran.
Swastha (2000: 4) mengemukakan bahwa “Pemasaran adalah suatu
rangkaian kegiatan terarah dan terpadu yang dilakukan produsen dalam bentuk
perencanaan dan pengendalian harga, promosi, dan penyaluran barang atau jasa
yang diproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen”.
“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain” (Kotler 2000: 8).
Seiring dengan perkembangan teori mengenai sistem pamasaran, Staton
(1998: 85) menambahkan “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan pembeli yang potensial”.
Pengertian lain mengenai pemasaran dikemukakan oleh Kotler (1997: 8)
“Pemasaran adalah analisis, perencanaan dan pengendalian dari suatu program
yang telah diformulasikan dan dirancang secara saksama untuk menciptakan
pertukaran nilai secara sukarela dalam suatu pasar yang ditargetkan, untuk
mencapai tujuan perusahaan”.
Pengertian marketing dari buku element of Marketing yang dikarang oleh
Harvey dan Mitchel, "Pemasaran telah didefinisikan sebagai usaha membeli dan
444
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
menjual dan termasuk sebagai kegiatan usaha mereka yang terlibat dalam aliran
barang dan jasa antara produsen dan pelanggan" (Alma, 2004: 2).
Dari beberapa pengertian diatas, jelas bahwa kegiatan pemasaran bukan
semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa, sebab kegiatan sebelum
dan sesudahnya juga merupakan kegiatan pemasaran.
Pengertian manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya.
Manajemen pemasaran yang efektif biasanya mencakup perencanaan
strategis dari seluruh usaha organisasi dan diikuti oleh perencanaan strategis dari
beberapa divisi fungsionalnya dan termasuk pemasaran. Keberhasilan usaha
pemasaran tergantung pada kemampuan manajemennya untuk merencanakan
secara strategis program-program pemasaran dalam kerangka lingkungan
perusahaan dan kemudian menjalankan rencana tersebut.
Manajemen pemasaran berusaha untuk mempengaruhi tingkat pemilihan
waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa sehingga membantu organisasi dalam
usaha mencapai tujuan. Singkatnya, manajemen pemasaran adalah manajemen
permintaan.
Jadi, pihak manajemen harus berupaya keras untuk meramalkan arah dan
intensitas perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar, menanggapi
perubahan-perubahan itu melalui pemanfaatan efektif sumber daya-sumber daya
yang terawasi.
Ada beberapa pengertian mengenai manajemen pemasaran, salah satu
adalah yang dikemukakan oleh Alma (2004: 18) menyatakan bahwa “manajemen
pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan
harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang
untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan
pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”.
“Manajemen pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan terarah dan
terpadu yang di lakukan produsen dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian harga, promosi, dan penyaluran barang atau jasa yang diproduksi,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen melalui transaksi.” (Suyadi 2000:
23).
Schulz seperti yang dikutip Alma (2004: 83) menyatakan "Manajemen
pemasaran adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan pemasaran
seluruh perusahaan divisi dari suatu perusahaan".
Dengan kata lain manajemen pemasaran di atas mempunyai tujuan untuk
membentuk opini konsumen terhadap suatu produk, membangun kepercayaan
konsumen terhadap produk itu dan memelihara hubungan baik antara produsen
dan konsumen, dengan terlebih dahulu menganalisa, merencanakan, dan
445
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
mengenali apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana memuaskan konsumen
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Konsep pemasaran
Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan
bahwa tugas pokok perusahaan ialah menentukan kebutuhan, keinginan dan
penilaian dari pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan kegiatan perusahaan
sedemikian rupa agar dapat menyampaikan kepuasan yang diinginkan pasarnya
secara lebih berdaya guna serta berhasil guna dari para pesaingnya.
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran adalah
sebagai berikut:
a. Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas
perusahaan.
b. Diperlukan program riset pemasaran agar dapat mengetahui pola
keinginan pembeli.
c. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan di
bawah kontrol pemasaran yang terintegrasi.
d. Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik
dari konsumen.
Apabila perusahaan menganut konsep pemasaran, maka semua kegiatan
diarahkan kepada konsumen sehingga bagian pemasaran berperan aktif sejak
dimulainya proses produksi.
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan
faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya, akan mengetahui
adanya cara dan falsafah baru yang terdapat di dalamnya. Cara dan falsafah baru
ini disebut konsep pemasaran.
Menurut Kotler (2000: 19) “Konsep pemasaran adalah kunci mencapai
tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dari keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien dari pada saingannya”.
“Konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan” (Swastha 2000: 6).
Falsafah ini mempengaruhi seluruh usaha organisasi, bukan hanya
kegiatan-kegiatan pemasaran, tetapi konsep pemasaran sama sekali bukan
merupakan falsafat kedermawanan yang ditunjukan untuk membantu para
pelanggan. Sebuah perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran tidak hanya
memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga mencapai sasaran-sasarannya sendiri
atau perusahaan itu tidak akan dapat menjalankan bisnisnya dalam waktu yang
lama. Sasaran keseluruhan dalam konsep bisnis dapat diarahkan pada peningkatan
laba, pangsa pasar, penjualan atau gabungan dari ketiga sasaran tersebut.
Perilaku konsumen
446
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
Menurut Engel dan BlackWell (1994: 3) dalam mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut: “kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut”.
Winardi (1998: 49) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku
yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang dan jasa ekonomi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
memiliki dua elemen penting yaitu: 1) prosses pengambilan keputusan dan 2)
kegiatan fisik yang semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan
dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomi.
Metode Penelitian
dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu
dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang diteliti
dengan menggunakan alat analisis Regresi linear berganda.
Salah satu cara menentukan besarnya sampel yang memenuhi hitungan itu
adalah yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2011), yaitu
N
n=
1 + Ne 2
dimana:
N = jumlah seluruh anggota populasi
n = jumlah sampel
e = error tolerance (toleransi terjadinya galat, taraf signifikasi ; untuk sosial
0,05)
Menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, menggunakan
persamaan (1), yaitu:
N
n=
1 + Ne 2
133
n=
1 + 133(0,05)2
133
n=
1 + 133 (0,0025)
133
n=
1.3325
n = 99.81 dibulatkan menjadi 100 responden.
447
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Jadi hasil perhitungan ini maka dibulatkan menjadi 100 orang responden
yang dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penyajian Data Responden
Karakteristik Responden
Yang dimaksud dengan karakteristik responden dalam penelitian ini
mencakup usia, pekerjaan, jenis kelamin responden, dan pendapatan perbulan.
Masing-masing
karakteristik
dikaitkan
denganvariabel-variabel
yang
mempengaruhi tingkat kepuasaan konsumen, sesuai dengan tujuan analisis.
Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan usianya
Interval Usia
Jumlah Responden
Persentase (%)
<30 Tahun
18
18 %
30-39 Tahun
39
39 %
40-49 Tahun
39
39 %
>50 Tahun
4
4%
Jumlah
100
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel menginformasikan usia responden sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkat umur antara 30-39 tahun dan 40-49 tahun sebanyak
39 orang responden (39%) dan yang paling kecil memiliki tingkat umur diatas 50
tahun yaitu 4 orang responden (4%).
Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase (%)
Laki-laki
0
0%
Perempuan
100
100 %
Jumlah
100
100 %
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel menunjukkan jenis kelamin responden yang terbanyak adalah jenis
kelamin laki-laki 0 responden sebanyak 0% sedangkan jenis kelamin perempuan
100 responden sebanyak 100%.
Tabel sampel responden berdasarkan pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Jumlah Responden
Persentase (%)
PNS
33
33%
Karyawan Swasta
16
16%
Wiraswasta
4
4%
Ibu Rumah Tangga
43
43%
Lainnya
4
4%
Jumlah
100
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pada tabel diatas tampak bahwa konsumen terbanyak berprofesi sebagai ibu
rumah tangga yaitu sebanyak 43 orang responden (43%). Hal ini menunjukan
bahwa konsumen yang menggunakan tupperware di Samarinda adalah yang
448
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan sisanya berprofesi wiraswasta
dan lain-lain seabnyak 4 orang responden (4%).
Tabel sampel responden berdasarkan pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Persentase (%)
s/d SMA
23
23%
Diploma
23
23%
S1
49
49%
S2
5
5%
Jumlah
100
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pada tabel diatas tampak bahwa konsumen terbanyak berdasarkan tingkat
pendidikan adalah S1 sebanyak 49 orang responden (49%) dan yang paling
kecil yaitu tingkat pendidikan S2 sebanyak 5 orang responden (5%).
Tabel Distribusi sampel responden berdasarkan penghasilan
Persentase
Pendapatan Responden
Jumlah Responden
(%)
< Rp. 2.000.0000
20
20%
Rp. 2.000.000 - Rp. 4.000.000
71
71%
Rp. 4.000.000 - Rp. 6.000.000
9
9%
> Rp. 6.000.000
0
0%
Jumlah
100
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diketahui bahwa responden dengan tingkat pendapatan
Rp. 2.000.000 - Rp. 4.000.000 lebih mendominasi dengan jumlah responden
sebanyak 71 orang responden (71%).
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
membuktikan hipotesis mengenai variabel produk, harga, promosi, tempat
terhadap keputusan pembelian tupperware
Tabel Hasil Analisis Regresi berganda
Variabel
Koefisien Standar
Bebas
Regresi
Error
Konstanta
1.574
.347
T
Hitung
Sig.
Keterangan
449
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
Product
.122
.054
2.265 .026
Signifikan
Tidak
signifikan
Signifikan
Signifikan
Harga
-.045
.084
-.535 .594
Promosi
.412
.086
4.803 .000
Tempat
.150
.073
2.060 .042
F Hitung
18.227
R
0.659
R square
0.434
sig.f hitung
0,000
F tabel
2.47
T tabel
1.985
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil diatas perhitungan di atas diperoleh persamaan regersi liner
berganda dari variabel X1(produk), X2(harga), X3(promosi), X4(tempat)
terhadap variabel Y (keputusan pembelian) adalah sebagai berikut:
Y = 1,574 + 0,181 - 0,054 + 0,484 + 0,208
a. Nilai konstanta sebesar 1,574, penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa jika dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu produk, harga,
promosi, tempat maka keputusan pembelian tidak akan
mengalami perubahan
(konstan).
b. b1 = 0,181, apabila nilai produk (X1), naik satu satuan maka akan
berpengaruh terhadap penambahan Y sebesar 0,181 dengan asumsi
variabel yang lainnya adalah tetap.
c. b2 = -0,054, apabila nilai harga (X2) naik satu satuan maka akan
berpengaruh terhadap penurunan nilai Y sebesar -0,054 dengan
asumsi variabel yang lainnya tetap.
d. b3 = 0,484, apabila nilai promosi (X3) naik satu satuan maka akan
berpengaruh terhadap penambahan nilai Y sebesar 0,484 dengan
asumsi variabel yang lainnya adalah tetap.
e. b4 = 0,208, apabila nilai tempat (X4) naik satu satuan maka akan
berpengaruh terhadap penambahan nilai Y sebesar 0,208 dengan
asumsi variabel yang lainnya adalah tetap.
Pembahasan
Secara umum penelitian ini menunjukan hasil analisis deskriptif
menunjukan bahwa kondisi penilaian responden terhadap variabel-variabel
penilitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dpat ditunjukan dari banykanya
tanggapan kesetujuan yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masingmasing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa tiga
variabel independent yaitu produk,tempat, promosi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda sedangkan
450
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
untuk variabel independent yaitu harga yang ternyata tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda.
Y = 1,574 + 0,181X1 - 0,054X2 + 0,484X3 + 0,208X4
Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa empat variabel independent yaitu
produk, harga, promosi, dan tempat diantaranya memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda. Maka dari
hasil ini bahwa hipotesis yang menyatakan dari empat variabel tersebut hanya
variabel produk, variabel promosi, variabel tempat yang berpengaruh signifikan
sehingga hipotesis pertama diterima.
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dijelaskan di atas, diketahui
variabel promosi memiliki nilai standart koefisien beta tertinggi sebesar 0,484.
Hal ini menunjukan bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda, sehingga
hipotesis kedua dapat diterima. Penjelasan dari masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis parsial, diketahui variabel produk (X1)
yang indikatornya terdiri dari kualitas produk, bentuk yang beragam, dan ukuran
yang beragam mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian tupperware. Hal ini dikarenakan kualitas produk yang baik membuat
konsumen puas saat menggunakannya serta bentuk dan ukuran yang beragam
merupakan salah satu karakteristik penting dalam membuat sebuah produk.
Bentuk dan ukuran akan akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk
membeli produk tersebut. Bentuk dan ukuran yang beragam dapat menarik
perhatian konsumen dan akan membeli produk tersebut. Hal tersebut yang
membuat variabel produk berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan
pembelian, sehingga perusahaan harus mempertahankan serta mengembangkan
produk yang sudah dikenal dan dipercaya oleh konsumen untuk meningkatkan
keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil analisis pada variabel harga (X2) yang indikatornya
terdiri dari harga memiliki kesesuaian dengan kualitasnya, cukup kompetitif
dibanding produk lain, dan memberikan diskon untuk pembelian tertentu tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda.
Penetapan harga yang dilakukan Tupperware tidak dapat mempengaruhi
keputusan pembelian tupperware disebabkan harga yang dilakukan perusahaan
Tupperware relativ tinggi dimana dari harga plastik biasa adalah 1:2 ditambah
dengan memberikan potongan harga pada setiap pembelian tertentu dan bersekala
besar kurang mampu membantu, hal ini pun menjadi tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada perusahaan tupperware
dikarenakan potongan harga itu diberikan hanya kepada konsumen yang
melakukan pembelian rutin maupun bersekala besar. Berdasarkan hasil analisis
pada variabel promosi (X3) yang indikatornya materi iklan yang cukup menarik,
sering melakukan event seminar untuk informasi, dan penjualan personal yang
menarik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
tupperware di Samarinda. Melakukan event-event seminar seperti home party
tupperware merupakan cara promosi dan pemasaran langsung yang dilakukan
451
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2 , Nomor 3, Tahun 2014
oleh Tupperware dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
para ibu-ibu dan wanita karir. Cara ini telah efektif untuk dapat memasarkan
produk-produk tupperware, karena dengan cara penjualan yang informatif dan
menghibur sehingga membuat konsumennya aware terhadap produk tupperware
dan meningkatkan penjualan.
Dengan adanya variasi promosi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Deskripsi data penelitian
menunjukan bahwa promosi yang dilakukan dan pemasaran yang dilakukan
perusahaan Tupperware sudah baik, oleh karena itu faktor promosi ini perlu
diperhatikan dan ditingkatkan agar konsumen lebih mengenal serta secara tidak
langsung konsumen akan memberikan tanggapan yang baik kepada perusahaan
Tupperware di Samarinda berdasarkan hasil analisis pada variabel tempat (X4)
yang indikatornya tempat penjualan yang tersebar, lokasi yang strategis dan
ketersediaan barang yang memadai. pernyataan tersebut berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Lokasi atau tempat
perusahaan dianggap strategis, dekat perkotaan. Jangkauan kantor tupperware
yang dekat dan strategis membuat konsumen melakukan pembelian produk
dengan mudah serta ketersediaan barang yang memadai sehingga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi (R2) diperoleh
nilai sebesar 0,434 yang artinya variabel produk, harga, promosi, dan tempat
dapat menerangkan variabel bauran pemasaran dalam melakukan keputusan
pembelian tupperware sebesar 43,4% dan sisanya 56,6% dapat dijelaskan oleh
faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penlitian serta analisis yang telah dilakukan dan
pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis Uji F (Uji Serentak) menunjukan bahwa secara
bersama-sama variabel produk, promosi, dan tempat memperoleh hasil yang
berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan hasil variabel harga memperoleh
hasil yang tidak berpengaruh dan tidak signifikan. Dari keempat variabel tersebut
variabel promosi yang mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap
keputusan pembelian tupperware di Samarinda.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi (R) variabel produk, harga,
promosi, dan tempat menunjukan hubungan yang kuat terhadap keputusan
pembelian tupperware di Samarinda. Artinya pembelian produk tupperware
karena produk yang memuasakan, promosi yang baik dan sebanding dengan
harga.
Berdasarkan hasil analisis uji t (uji parsial) menunjukan bahwa variabel
produk, promosi, dan tempat secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai fhitung lebih besar dari ftabel
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel harga
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tupperware. Dengan
452
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Syafruddin)
nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Keempat variabel yaitu produk, harga, promosi, tempat bahwa variabel
promosi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap keputusan pembelian tupperware di Samarinda.
Daftar Pustaka
Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rhineka Cipta.
Basu Swastha, Handoko, Hani. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Basu Swastha DH, Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta, 2000.
Engel, James F, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1994. Perilaku
Konsumen. Terj Budianto. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasan, Iqbal, 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Husaen Umar, 1995. Metodologi Penelitian (Aplikasi Dalam Pemasaran), Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat, 2001 Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia.
Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol, Alih Bahasa Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Jilid 2,
Edisi Revisi. Jakarta: PT. Prenhalindo.
Prawirosentono, Suyadi. 2000. Manajemen Operasi: Analisis dan Studi Kasus,
Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Edisi ke 5. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, Prof, Dr. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
., et.al.2000. Marketing Managenment An Asian Perspective. Alih
Bahasa: Fandy Tjiptono. Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000. Kotler
Philip. Marketing Manajemen. The Millenium Edition. Prentice Hall
Internasional, Inc, New jersey.
William J Staton, et.al. 1998. Fundamental of Marketing. 10th edition, Singapore:
Mc Grawhill Internasional.
453
Download