ZOWEL SIMANGUNSONG 191000050 KELAS A • JUDUL JURNAL “KAJIAN KONDISI SANITASI MASJID DI KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO PROPINSI JAWA TENGAH“ • PENGARANG 1. Derajat Prasojo, 2. Rita Dewi T, 3. Wuryani Artiningsih • Volume dan Nomor/Tahun Terbit VOL. 16/NO. 1/April 2016 http://ejurnal.ity.ac.id/berkas/0510026001_KAJIAN_KONDISI_SA NITASI_MASJID_DI_KECAMATAN_KUTOARJO_KABUPATEN_PURW OREJO_PROPINSI_JAWA_TENGAH.pdf d Latar Belakang Penelitian Abstrak Metode Penelitian Tujuan Penelitian Kesimpulan & Saran Masjid sebagai tempat umum dapat memberi peluang terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan atau ganggungan kesehatan yang lainnya apabila lingkungannya tidak bersih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi termasuk orang yang menggunakan masjid Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif melalui survey dan observasi pada obyek penelitian berpedoman checklist penilaian sanitasi masjid dari Dirjen PPM dan PL dengan populasi sebanyak 63 masjid. Sampel penelitian ini berjumlah 39 masjid, dengan teknik purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masjid yang kondisi sanitasinya laik sehat sebanyak 12 masjid (30,8 %) dan 27 masjid (69,2 %) tidak baik sehat. Masjid dengan kesehatan lingkungan dan bangunan laik sehat sebanyak 23 masjid (59 %) dan 16 masjid (41 %) tidak laik sehat, dimana sebagian besar masjid dalam kondisi pencahayaan kurang dari 100 lux (35 masjid atau 89,7 %) dan pagar tidak terpelihara (21 masjid atau 53,8 %). Sedangkan masjid dengan fasilitas sanitasi laik sehat sebanyak 14 masjid (35,9 %) dan 25 masjid (64,1 %) tidak laik sehat, dimana sebagian besar masjid dalam kondisi tidak tersedia tempat penampungan sementara untuk sampah(30 masjid atau 76,9 %), tidak tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat (28 masjid atau 71,8 %), jamban pria dan wanita tidak terpisah (25 masjid atau 64,1 %), dan semua masjid (39 masjid atau 100%) kualitas air wudlunya memenuhi syarat untuk parameter rasa, warna, suhu, serta pH, tetapi ada 9 masjid (23,1%) airnya berbau karena terdapat lumut dan endapan kotoran di tandon air. • Menurut Mukono (2006) sanitasi di tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesakkarena tempat umum merupakan tempat bertemunya masyarakat dengan minuman, air dan udara • Dengan demikian sanitasi tempat-tempat Umum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sebagaimana yang disyaratkan oleh Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (1993) yang meliputi kesehatan lingkungan LATAR BELAKANG PENELITIAN • cakupan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Purworejo (2011) baru mencapai 62,84 %, masih jauh dari target standar pelayanan minimal 90%. • Sebagai tempat umum masjid juga dapat memberi peluang terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan atau ganggungan kesehatan yang lainnya apabila lingkungannya tidak bersih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi termasuk orang yang menggunakan masjid. • Kantor Urusan Agama Kecamatan Kutoarjo (2014) menyatakan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Kutoarjo memeluk agama Islam. Survey lapangan tanggal 4 Oktober 2015, ditemukan 2 (dua) masjid di Kecamatan Kutoarjo kondisi sanitasinya belum baik sehat. Penyebabnya antara lain, pengelolaan sampah, kebersihan, dan sarana jamban yang kurang baik. 03 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengkaji kondisi sanitasi masjid di Kecamatan Kutoarjo berdasarkan persyaratan sanitasi masjid yang telah ditetapkan oleh Dirjen PPM dan PL (1993). • Infographic JenisStyle penelitian yang digunakan adalah deskriptif melalui survey dan observasi pada obyek penelitian berpedoman checklist penilaian sanitasi masjid. Populasi obyek penelitian berjumlah 63 masjid. Adapun sampel yang digunakan adalah 39 masjid di Kecamatan Kutoarjo dengan teknik pengambilan purposive random sampling Variabel yang diteliti adalah kesehatan lingkungan dan bangunan yang meliputi lokasi, halaman, pagar, lantai, dinding, atap, langitlangit, pencahayaan, ventilasi, serta alas sholat dan variabel fasilitas sanitasi yang meliputi air bersih, pembuangan air limbah, tempat sampah, serta jamban dan urinoir Checklist penilaian sanitasi masjid dibuat oleh Dirjen PPM dan PL (1999) yang ditunjang dengan penggunaan alat luxmeter sebagai pengukur intensitas pencahayaan dan uji laboratorium untuk mengetahui kualitas air bersih. KESIMPULAN • • • Masjid yang kondisi sanitasinya laik sehat sebanyak 12 masjid (30,8 %) dan 27 masjid (69,2 %) tidak laik sehat. Sebagian besar masjid tidak laik sehat dalam kondisi pencahayaan kurang dari 100 lux, pagar tidak terpelihara, tidak tersedia tempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, bertutup, tidak tersedia TPS, dan jamban pria dan wanita tidak terpisah. Mengenai air wudhunya, semua masjid (39 masjid atau 100%) kualitas air wudlunya memenuhi syarat untuk parameter rasa, warna, suhu, serta pH, tetapi ada 9 masjid (23,1%) airnya berbau karena terdapat lumut dan endapan kotoran di tandon air. SARAN • Disarankan kepada pengurus dan Pembina masjid untuk memberikan perhatian khusus terhadap sanitasi masjid yaitu kebersihan dan perawatan pagar, penambahan penerangan, membersihkan tandon air, menyediakan tempat sampah, TPS, dan jamban pria dan wanita yang terpisah sebagai langkah mewujudkan kenyamanan, rasa aman, dan sehat bagi pengguna masjid. Thank you...