1 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–September 2021. Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Tugas Akhir, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik, seperangkat alat-alat gelas standar (merk pyrex), plat tetes, jangka sorong, mikropipet, viskometer, pH meter, Spektrometer UV-Vis, Transmission Electron Microscope, pH-indicator strips, rotary evaporator, water bath, botol sampel, kertas saring, hot plate, magnetic stirer, shaker, vortex, microwave, oven, blender, inkubator, autoclave, batang pengaduk, jarum ose, cawan petri, gelas objek, plat tetes, sudip, lampu spiritus, mortal dan alu. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pinang (Areca catechu L), perak nitrat (AgNO3, 99%), aquades steril, pelarut etanol 70%, Nutrien Broth (NB), Nutrien Agar (NA), suspensi bakteri Staphylococcus aureus, dan Eschericia coli. 3.3 Metode Penelitian 1. Preparasi Sampel dan Pembuatan Ekstrak Sampel kulit buah pinang diambil dan dicuci, lalu dikering anginkan selama 4 hari. Sampel yang kering dihaluskan dengan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk. Sampel kulit pinang sirih yang telah dihaluskan sebanyak 23 gram diekstraksi secara sokletasi dengan pelarut metanol sebanyak 400 mL. Proses ekstraksi dilakukan 2,5 jam hingga pelarut yang terdapat di dalam labu tidak berwarna. Hasil ekstrak dievaporasi pada suhu 50°C sampai diperoleh ekstrak metanol. Preparasi dan pembuatan ekstrak ini di dasarkan pada prosedur yang dilakukan oleh Petrina et al., (2017). 2. Sintesis Nanopartikel Perak Sintesis nanopartikel perak mengacu pada prosedur yang dikembangkan oleh Kudle, et al. (2014). Sebanyak 5 mL ekstrak dimasukkan ke dalam 45 mL AgNO3 variasi konsentrasi 1,0 ; 1,5 dan 2,0 mM diaduk menggunakan pengaduk magnet dan disintesis dalam microwave sampai terjadi perubahan warna. Terbentuknya nanopartikel perak ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi kuning kecoklatan. Selanjutnya nilai absorbansi dan panjang gelombang maksimal diketahui dengan spektrofotometer UV-Vis. Ukuran partikel tiap sampel ditentukan dengan PSA. Nanopartikel optimal dikarakterisasi dengan TEM. Stabilitas nanopartikel perak diukur secara berkala 0-2 minggu setelah sintesis. 3. Pengujian Aktivitas Antibakteri Uji antibakteri mengacu pada prosedur yang dikembangkan oleh Wahyudi, et al., (2011). Jenis bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli 2 dan Staphylococcus aureus. Pengujian aktivitas antimikroba secara kualitatif atau uji daya hambat mikroba, dilakukan dengan cara membuat serangkaian pengenceran senyawa uji (larutan induk koloid nanopartikel perak hasil sintesis) dengan variasi pengenceran 25%, 50% dan 100%. Kontrol dilakukan terhadap media pereaksi senyawa uji. Uji daya hambat dilakukan dengan membasahi cakram kertas steril dengan larutan nano perak hasil pengeceran, kemudian diletakkan pada cawan petri yang berisi bakteri uji Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang ditumbuhkan pada media NA. Daya hambat material uji diketahui dengan mengukur lebar zona bening di sekitar kertas cakram (dalam milimeter), sedangkan penentuan aktivitas antimikroba secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung persentase reduksi biakan bakteri.