STRATEGI DAN MANAJEMEN PEMULIAAN (LAPANG DAN RISET STASIUN) TROPIS SUB TROPIS Tim Pengajar: Dr.Gatot Ciptadi MANAJEMAN BREEDING UMUM KETERKAITAN SELEKSI DAN SISTEM PERKAWINAN Seleksi (indv./Populasi) (generasi n) Breed Lokal ? Pengaturan Sistem Perkawinan: •Inbreeding •Outbreeding (HET.Efek) Pembiakan Konvensional Calon Tetua (Generasi n + 1) Breed Lokal? Breed Import? Aplikasi Biotek ? Tujuan Produksi Tertentu Breed Baru EVALUASI : KREASI BREED BARU PERBAIKAN GENETIK VS KOMERSIAL I. a. b. Perbaikan Genetik Tujuan Genetik: Menghasilkan Breed Baru Breed A X Breed B Introduksi gen unggul pejantan pada betina Pejantan A X Induk Fn F1 X F1 c. Gradding Up: A F2 X F2 X AB B X B ABB • • X B Fn “ + Breed B” Fn : Disebut breed baru: Ciri spesifik baru Waktu: perlu 4 – 5 Generasi: + 93.7596.85 %. Tingkat homoginitas tertentu Sapi : 25 – 30 thn; Kb/Db; 20 thn Babi: 10 th. b. Persilangan dua tingkat II. Tujuan Komersial A X B a. Persilangan Industri / terminal A X AB B X A/B/C/D F2 ( dipotong) F1 Kelebihan: ------- potong • Gabungan: A sifar repro/prod 2 Kali gen komplementaire (F1, F2) • 2 Sumber H efek komulatif B sifat daging/susu/pert. Kekurangan: Kelebihan: • • Komplementer dr 2 breed Fenomena H efek: repro+ pertbh. Kekurangan: • Sulit pemilihan breed tetua:adaptasi • • • Teknis pelaksanaan ( dg IB) Pemanfaatan F1 kurang untuk bibit Replecement betina, perlu memelihara breed murni • • Persilangan kpmpleks Perlu breed murni banyak/org. peternak c. Persilangan alternatif A X B AB x A AAB X B AABB X A dst. Kelebihan: Tujuan doubel, kombinasi gen Kekurangan : tak bisa untuk bibitpotong MANAJEMEN SELEKSI / KONSERVASI PADA BREED LOKAL Alasan: 1. Telah teradaptasi pada lingkungan tropis (penyakit dan ketahanan parasit, reproduksi di temp. panas/lembab, pakan kualitas rendah Seleksi untuk meningkatkan karakter prod. 2. Adanya import ternak eksotik. Adanya cross breeding akan mampu mengancam keberadaan ternak lokal 3. Seleksi breed indigenous (lokal) merupakan bagian penting dari cross breeding (dimana breed lokal dan import digunakan bergantiandalam persilangan rotasi) 4. Modal dasar (genetic resourches) yang sangat penting: beberapa breed murni telah musnah/merginal krn persilangan PEMELIHARAAN “BREED MURNI/LOKAL“ No Kelebihan Kekurangan 1. Adaptasi kondisi lokal bagus (klimat, sosek) Rigiditas thd kondisi perubahan permintaan pasar (ekonomi( 2. Homosigositas populasi dan kesederhanaan manajemen (tingkah laku, morfologi, produksi) memeudahkan manajemen Efektifitas seleksi rendah (untuk sifat dg h2 rendah) 3. Organisasi peternakan lebih mudah( identifikasi breed, kelompok peternak) Kesulitan dalam seleksi simultan untk. Bbrp sifat selakigus (untuk sifat genetik berlawanan (mis repro vs. prod.) 4. Program genetik “irreversible” Resiko menurunkan variabilitas genetik ( krn seleksi atau pd populasi kecil) BAGAIMANA PENGARUH LINGKUNGAN THD HETEROSIS (hasil persilangan)????? Baik Jelek impor F1, silang HET F1, silang Rerata tetua HET Impor AD EF Rerata tetua AD EF Lokal lokal Performans lokal HET: Heterosis. ADEF: Additive Effect PENTINGNYA SELEKSI PADA BREED LOKAL TROPIS Alasan: 1. Telah teradaptasi pada lingkungan tropis (penyakit dan ketahanan parasit, reproduksi di temp. panas/lembab, pakan kualitas rendah Seleksi untuk meningkatkan karakter prod. 2. Adanya import ternak eksotik. Adanya cross breeding akan mampu mengancam keberadaan ternak lokal 3. Seleksi breed indigenous (lokal) merupakan bagian penting dari cross breeding (dimana breed lokal dan import digunakan bergantiandalam persilangan rotasi) FAKTOR PEMBATAS PRODUKTIVITAS TERNAK RUMINANSIA DI DAERAH TROPIS Genetika / Bibit : mis data potensi genetik lokal? Defisiensi nutrisi esensial mis. protein Parasit saluran pencernaan & beberapa mikroorganisme patogen, mis resistensi Cekaman panas menurunkan produktivitas , mis: karakter Kualitatif Prosedur Seleksi untuk Ruminansia (Tropis): Prosedur Utama: •Performans test: Pada karakter dengan heritabilitas yang tinggi dan mudah diukur (dini) pada kedua jenis kelamin (misalnya pertumbuhan) •Progeny testing : low heritability dan hanya bisa diukur pada 1 jenis kelamin saja (produksi susu) atau setelah pemotongan (kualitas karkas) Kebutuhan operasional: 1. Testing Station: •Ternak dari berbagai lokasi dipelihara bersama dan diamati pada kondisi seragam •Digunakan untuk performans test dan progeny testing 2. Skema progeny testing: •Akurasi progeny test tergantung jumlah besar anak/pejantan •Komparasi antar bull (dari kelompok berbeda untuk rangking) 3. Nucleus or Group Breeding Scheme: •Pada setiap kelompok ternak terdapat sejumlah ternak sangat superior scr genetik •Jika diseleksi, Akan membentuk kelompok NUCLEUS, akan mempj rata-rata prod lebih tinggi dari kelompok asalnya •Mengumpulkan ternak-ternak dengan performans tinggi •Menarik, karena cocok untuk TROPIS dimana umumnya seleksi dalam kelompok tak efektif karena jumlah ternak sedikit, atau problem teknik dan sklill Contoh Model Program Pem: Kambing/Domba Alokasi Waktu 1 bln Penjaringan Induk Induk calon pejantan KA/IB Pejantan Muda Stasiun riset 6 bulan 12 bulan Uji libido & Sperma Produksi sperma BBIB/BIBD 3 bulan 6 bulan Progeny test 12-18 bulan Evaluasi Bibit Unggul Penyebaran bibit unggul Total waktu: 40 – 46 bulan + waktu seleksi dan pemurnian stok KARAKTER PRODUKSI: Hubungan antara H , h2 1. 2. Reproduksi Pertumbuhan Karkas h2 (heritabilitas) Jelek (0.0 – 0.15) Sedang (0,2 – 0.4) Tinggi (0.5 – 0.70) Progres genetik (seleksi) Rendah Sedang Tinggi H (efek heterosis) Tinggi ( 10 – 20 %) Sedang ( 5 – 8 0 % %) Perbaikan genetik (persilangan) Tinggi Sedang Catatan: 1. Progress genetik =h2 x DS 2. Pada babi banyak dilakukan persilangan, meningkatkan litter size ?, kenapa 0