Penyusunan Pesan Advokasi Dalam Pencegahan Kejadian BBLR pada Bayi yang dapat Menyebabkan Kematian Neonatal Di Ereke, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara Topik : “Ibu Biarkan Aku menikmati masa Balita dan Kanak-kanak” Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indicator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak. Selain itu, angka kematian bayi juga merupakan cerminan dari status keusehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir/neonatal (0-28 hari). Masalah neonatal ini meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan infeksi (Depkes. 2011). Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan neonatal lanjut. Kematian neonatal dini merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran, sedangkan kematian neonatal lanjut merupakan kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih dari 7 hari sampai kurang 29 hari. Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup. BBLR merupakan salah satu factor risiko yang mempunyai konstribusi terhadap kematian bayi kuhsusnya pada masa neonatal (Raharni dkk, 2010). Menrut UNICEF dan WHO (2004), penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu konstribusi penting dalam Millennium Development Goal (MDGs) untuk menurunkan kematian bayi. Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada awal kehidupannya. Oleh karena itu, BBLR merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian mengingat BBLR merupakan salah satu indicator untuk menilai kemajuan dari tujuan MDGs ini. BBLR didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gr dengan tidak memandang masa kehamilan (WHO, 2011). BBLR memberikan konstribusi sebesar 60-80% dari semua kematian neonatal. Prevalensi global BBLR adalah 15,5 %, yang berjumlah sekitar 20 juta BBLR lahir setiap tahun dan 96,5% dari mereka yang berasal di Negara berkembang. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan kejadian BBLR di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 10,2 %. Sedangkan berdasarkan profil kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2014 dan 2016 besar kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara dan di Buton Utara berturut-turut adalah 2,12 % & 3,26 %, dan 2,92 % & 4,38 %. BBLR mempunyai risiko 20 kali untuk mengalami kematian jika dibandingkan dengan BBLN (Berat Bayi Lahir Normal), (WHO, 2004). BBLR menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya masalah kesehatan juangka panjang. BBLR memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keterbelakangan pada awal pertumbuhan, mudah terkena penyakit menular, dan mengalami kematian selama masa bayi dan masa kanak-kanak (WHO, 2011). Factor risiko kejadian BBLR di Indonesia yaitu ibu hamil yang berumur <20 atau >35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek, ibu mempunyai riwayat BBLR sebelmnya, mengerjakan pekerjaan fisik yang berat, mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istrahat, sangat miskin, beratnya kurang dan kurang gizi, merokok, konsumsi obat-obatan terlarang, konsumsi alcohol, anemia, pre-eklampsi atau hipertensi, infeksi selama kehamilan, kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam kandungan (Depkes RI, 2009). Sasaran Advokasi : Di tingkat Kota : Bupati, Kadis Bappeda, Ketua DPRD, Ketua TP.PKK , Organisasi Profesi, Dinkes Kab. Buton Utara, Wartawan/ media massa. Tujuan Advokasi 1. Untuk mendapatkan komitmen bahwa kejadian BBLR menjadi problem di daerah Buton Utara 2. Untuk memberitahukan dampak yang dapat terjadi akibat kejadian BBLR 3. Untuk menjelaskan cara agar dapat mencegah terjadinya kejadian BBLR 4. Untuk mendapatkan kesamaan pendapat bahwa masalah kejadian BBLR harus ditangani Pemosisian Pesan : Upaya menurunkan Kejadian BBLR dan kematian Neonatal pada Bayi yang dilakukan melalui peningkatan Tenaga Medis (Dokter) dan Tenaga Kesehatan (Bidan, Kesmas, dan Gizi) pada Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jumlah Puskesmas di Ereke dengan PKPR ada 4 Puskesmas, artinya jumlah Tenaga Medis dan Kesehatan di Puskesmas yang ada di Ereke adalah sekitar 141 orang. Berdasarkan BPS kabupaten Buton Utara (2015) jumlah bayi dan balita (0-4 tahun) ada 7.720, dengan demikian setiap TenagaMedis dan Kesehatan memantau kesehatan bayi sekitar 55 bayi dan balita. Dalam upaya penanggulangan BBLR, salah satu program yang dapat dilakukan adalah, “konsumsi makanan seimbang pada wanita pranikah dan ibu hamil”. Program ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya kematian Neonatal yang salah satu penyebabnya adalah BBLR. Dalam program tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah, memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan menyadarkan betapa pentingnya 1000 Hari pertama kelahiran, karena nutrisi yang dibutuhkan pada 1000 hari pertama kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran bayi. Program tersebut, dilaksanakan sepanjang tahun, sebagai bagian integral program pembangunan di daerah tersebut. Pesan Janji : Dengan mengkonsumsi makanan seimbang pada wanita pranikah dan ibu hamil dapat mencegah terjadinya kematian Neonatal yang salah satu penyebabnya adalah Kejadian BBLR. Pernyataan Pendukung : Kejadian BBLR merupakan salah satu penyebab kematian Neonatal pada bayi. Berdasarkan profil kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2014, di Kabupaten Buton Utara persentasi Kejadian BBLR sekitar 3,26% dan meningkat di tahun 2016 menjadi 4,38%. BBLR memberikan konstribusi sebesar 60-80% dari semua kematian neonatal. Sehingga Kejadian BBLR merupakan satu masalah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat. Respon yang Diinginkan : Usulan kegiatan pencegahan Kejadian BBLR pada bayi melalui konsumsi makanan seimbang pada wanita pranikah dan ibu hamil di Ereke, Kabupaten Buton Utara. Nada Penyampaian : Himbauan dan mengajak. Saluran media komunikasi : Melalui televisi lokal, radio, dan koran. Jenis media : Slide presentasi, facsheet, poster dan standing-banner Pertimbangan kreatif penyusunan pesan lainnya : Ilustrasi gambar/foto, kata-kata, warna, bentuk dan ukuran media cetak. TUGAS 2 MATA KULIAH ADVOKASI PELAYANAN GIZI PENYUSUNAN PESAN ADVOKASI DALAM PENCEGAHAN KEJADIAN BBLR PADA BAYI YANG DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN NEONATAL DI EREKE, KABUPATEN BUTON UTARA, SULAWESI TENGGARA OLEH : ASTRIT JELINA P00313016005 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN GIZI PRODI DIV 2018