MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI PENGARUH DESAIN PRODUK DAN PROSES INDUSTRI DI DALAM PT. SINAR SOSRO Nama Anggota Kelompok : 1. Abdurrahman Faiz (1313010015) 2. Hafiizh Nur Hakim (1313010010) 3. Kharisma Angel P (1313010011) 4. Muhammad Nabil Firas (1313010039) Kelas EC-5B PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI JURUSAN ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Produk dan Proses Industri”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Industri. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sumber pengetahuan bagi para pembaca. Depok, 2 Desember 2015 Penulis BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produk adalah barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Agar barang dan jasa dapat dinikmati atau diperoleh oleh konsumen, maka diperlukan desain produk dan pemrosesan produk tersebut dalam proses industri. Proses industri harus dipandang sebagai suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau berkesinambungan (continous improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siklus proses produksi dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan konsumen. Selanjutnya dari riset pasar diperlukan perancangan produk dan perancangan proses produksi. Perancangan produk atau dapat dikatakan sebagai desain produk juga membawa konsekuensi pada perancangan proses produksinya sehingga diperlukan mesin-mesin dan sparepart atau suku cadang mesin agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kebutuhan mesin dan suku cadangnya membawa konsekuensi untuk melakukan order dan pembelian kepada pemasok. Sebab, proses desain produk diperlukan dalam setiap proses manufaktur dengan tujuan untuk menghasilkan produk akhir dengan biaya produksi yang optimal karena sebagian besar biaya produksi ditentukan pada tahap proses desain (Wahyudi, D, 1999). Perancangan proses produksi membawa konsekuensi pada perancangan tata kerja, metode kerja, waktu standar dan kegiatan lainnya dalam proses produksi. Selanjutnya siklus berlanjut pada proses produksi yang melibatkan bagian-bagian dalam industri seperti bagian gedung penyimpanan material, bagian keuangan, bagian tenaga kerja, bagian keuangan dan bagian lainnya. Setelah produk jadi maka diperlukan upaya pendistribusian kepada konsumen, selanjutnya siklus terus berlanjut seperti semula. I.2 Rumusan Masalah Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian desain produk? 2. Bagaimana hubungan proses industri terhadap desain produk? 3. Bagaimana strategi desain produk dalam proses industri? I.3 Tujuan Beberapa rumusan masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi : 1. Diri sendiri Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam memahami pengaruh desain produk dan proses industri. 2. Pembaca Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca makalah ini. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi desain dan produk Desain adalah suatu kegiatan manusia untuk menciptakan lingkungan dan khasanah perbendaan buatan yang diolah dari alam. Di dalam perkembangannya pengertian desain ditafsirkan oleh berbagai kelompok dan beberapa pengertian yang perlu dicatat adalah : a. Desain adalah keterampilan, pengetahuan dan medan pengalaman manusia yang tercermin dalam apresiasi serta penyesuaian hidup terhadap kebutuhan spritualnya (Analoguas with humanitis, science). b. Desain adalah kegiatan kreatif yang membawa pembaruan (Reswick,1965) Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa desain adalah bidang keterampilan, pengetahuan dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterikatannya dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan kerohanian dan kebendaannya. Secara khusus desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena buatan manusia, sedangkan menurut Imam Buchari Zainuddin seorang desainer Indonesia, berpendapat bahwa : “Desain adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, performansi, bentuk dan semuanya baik secara bagian maupun keseluruhan” Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berupa barang atau jasa. Setiap barang dan jasa yang masuk dalam fase perkenalan, dapat didefinisikan, yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa produk dan jasa itu digunakan. Perusahaan mendesain produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti warna, bentuk, dan ukurannya yang dapat diterima oleh pasar. 2.2 Pengertian Desain Produk Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Salah satu fungsi manajemen terpenting dalam semua organisasi adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau jasa yang dirancang secara tepat atau menghasilkan keluaran- keluaran yang dapat memuaskan keinginan para pelanggan. Untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang tepat guna dan sesuai dengan keinginan pelanggan maka perlu adanya desain produk. Ada pun beberapa pengertian tentang desain produk menurut para ahli. Sebelum menerangkan tentang pengertian desain produk, maka produk pun memiliki pengertian sendiri sebagaimana dikemukakan oleh W.J. Stanton (1981;192 ), dimana : “ A product is a set of tangible and intangible attributes, including, packaging, color, price, manufakture prestige, retailer prestige, and manufacture and retailer service, which the buyer may accept as offering want – satisfaction ” Yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu : “ Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik perusahaan, nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginannya.” 2.2.1 Maksud dan tujuan desain produk Berdasarkan beberapa pengertian Desain Produk tersebut diatas ternyata bahwa Produk Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Maksud dari Desain Produk, antara lain : Untuk menghindari kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu produk. Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah : Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya-biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut 2.2.2 Tahapan-tahapan kegiatan desain produk Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu : 1. Memformulasikan hasil marketing research Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul-betul baru maupun untuk produk yang sudah ada. Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya. Untuk hal-hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor-faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman. 2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin. 3. Membuat sketsa Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing-masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuranukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan. 4. Membuat gambar kerja Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya. 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai dengan tujuan yang dikendaki. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut : a. Fungsi produk b. Standar dan Spesifikasi desain c. Tanggung jawab Produk d. Harga dan Volume Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut : Product Desaign Function Desaign Spesification Product Liability Price and Volume Prototype Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk : 1. Fungsi Produk Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas. 2. Standar dan Spesifikasi Desain Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari : a. Sambungan - sambungan Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong. b. Bagian Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat c. Bentuk Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya. d. Ukuran Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk keseluruhan. e. Mutu secara Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek. f. Bahan Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri. g. Warna Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. 3. Tanggung jawab Produk Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut. 4. Harga dan Volume Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula. 5. Prototype Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk. 2.3 Proses Industri Seperti dikatakan pada bab 1 pendahuluan bahwa proses industri harus dipandang sebagai suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau berkesinambungan (continous improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Proses produksi secara sederhana dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini yang menggambarkan siklus produksi. Gambar 2. Siklus Proses Produksi Proses produksi secara sederhana dapat dijelaskan pada gambar di atas yang menggambarkan siklus produksi. Gambar di atas menjelaskan bagian-bagian yang ada dalam sistem produksi beserta alur kerjanya. Siklus ini dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan konsumen terus dilanjutkan desain produk dan desain proses. Dari hasil desain produk dan prosesnya diperlukan material, mesin dan suku cadang untuk membuat produknya sehingga perlu ada kerjasama dengan pemasok (supplier). Setelah material diterima maka proses produksi dapat berjalan sehingga dihasilkan produk yang siap untuk didistribusikan kepada konsumen. Demikian proses ini berjalan secara terus-menerus dan pada setiap tahap diperlukan usaha perbaikan secara berkesinambungan. Dr. William Edward Deming, atau yang lebih dikenal dengan Deming merupakan seorang pengajar manajemen kualitas dari Amerika Serikat merupakan tokoh utama dalamn revolusi industri yang terjadi di Jepang. Pada seminarnya di Hotel De Yama Jepang pada tahun 1950 memperkenalkan suatu diagram yang memandang industri sebagai suatu sistem yang saling terkait dengan komponen penyusunnya seperti pada gambar seperti sebagai berikut: Gambar 3. Gambar proses industri sebagai suatu sistem Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem industri dari mulai kedatangan material sampai kepada distribusi produk ke konsumen dan desain ulang produk untuk masa mendatang. Konsep sistem industri yang dikemukakan Deming selanjutnya lebih populer dengan nama Roda Deming seperti pada gambar di atas. Komponen utama Roda Deming : a.Riset pasar b.Desain Produk c.Proses Produksi d.Pemasaran Demi menekankan pentingnya interaksi antara ke-4 komponen di atas agar perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga kompetitif dan kualitas yang lebih baik sehingga akan memuaskan konsumen. Demi juga menjelaskan bahwa Roda itu harus dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi industri dan peningkatan kualitas. 2.4 Konsep sistem produksi Produksi adalah bidang ilmu yang terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi. Produksi memiliki hubungan timbal balik yang erat dengan teknologi dimana produksi dan teknologi akan saling membutuhkan. Kebutuhan produksi yaitu biaya operasi yang rendah, kualitas produksi dan produktivitas meningkat serta kemampuan untuk memperbaiki dan menciptakan produk baru. Hal inilah yang mendorong teknologi untuk melakukan terobosan dalam riset untuk menemukan sesuatu yang baru. Dalam industri sistem produksi merupakan jantungnya yang menjadi kehidupan dalam perusahaan. Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi modern terkjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga bersaing di pasar global. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sbb: 1. Mempunyai komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya yaitu menghasilkan produk baik barang atau jasa yang berkualitas yang dapat dijual dengan harga bersaing. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses tansformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimalisasi pengalokasian sumber daya yang ada. Komponen struktural terdiri dari : bahan baku, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi tanah dan lain sebagainya. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari : supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Di samping komponen struktural dan fungsional dalam sistem produksi perlu memperhatikan aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial ekonomi, regulasi dan kebijakan pemerintah serta adat yang berlaku dalam lingkungan akan sangat mempengaruhi sistem produksi itu. 2.5 Desain proses strategik dalam industri Untuk memenangkan kompetisi yang sangat berat dalam era perdagangan bebas dewasa ini diperlukan desain proses strategik bagi manajemen industri. Dalam proses desain strategik ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu : Strategi konsumen, Strategi desain proses dan Strategi respon terhadap sistem perencanaan dan pengendalian produksi. a. Strategi Produksi dalam Merespon Konsumen Strategi ini mendefinisikan tentang bagaimana cara perusahaan atau industri dalam memberikan respon atau reaksi terhadap permintaan konsumen. Dalam hal ini industri dapat dikelompokkan menjadi : 1. Design to order Pada sistem produksi jenis ini perusahaan tidak memproduksi barang sebelum ada permintaan produk yang model, spesifikasi, dimensi dan jumlahnya ditentukan oleh konsumen. Perusahaan harus mampu mewujudkan keinginan konsumen sesuai dengan permintaan dalam waktu yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan tenaga kerja yang handal dalam melakukan desain produk, desain proses sampai kepada proses produksinya. Keuntungan sistem produksi jenis ini yaitu perusahaan tidak mempunyai resiko terhadap biaya penyimpanan bahan baku dan produk jadi. Perusahaan dengan sistem produksi design to order akan cocok untuk pemenuhan produk-produk baru yang mempunyai sifat unik secara total. Contoh industri yang menerapkan sistem produksi design to order diantaranya adalah: Industri desain web, Konsultan bangunan, Industri kapal dan pesawat, Industri senjata untuk keperluan militer, Kontruksi jembatan, gedung, dan produk-produk sejenisnya. 2. Make to order Sistem produksi make to order berbeda dengan design to order, kalau design to order produk yang diproduksi bersifat baru dan unik, sedangkan make to order produknya tidak selalu baru dan biasanya tidak unik. Produk yang dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen dengan spesifikasi yang ditentukan oleh konsumen dan biasanya telah dibuat sebelumnya. Pada sistem produksi seperti ini persediaan bahan baku standar dapat dilakukan karena produk yang akan diproduksi selalu menggunakan bahan baku standar ditambah bahan baku lainnya. Produsen memiliki katalog produk yang dapat dipesan oleh konsumen.Contoh industri yang menerapkan strategi make to order diantaranya adalah: Industri komputer, industri otomotif, industri elektronik, industri pakaian (tertentu), dan lain sebagainya. 3. Assemble to order Sistem produksi assemble to order lebih menekankan pada perakitan produk akhir berdasarkan permintaan konsumen yang spesifikasinya telah ditentukan dan biasanya merupakan produk yang repetitive (pengulangan) sehingga perusahaan dapat menyimpan bahan-bahan sub asembli dalam jumlah yang disesuaikan dengan tingkat permintaan konsumen. Perusahaan jenis ini mempunyai resiko yang lebih kecil dalam hal penyimpanan bahan sub asembli. Contoh industri yang menerapkan sistem produksi jenis ini diantaranya adalah: perusahaan otomotif, industri komputer, restoran, dll. 4. Make to stock Sistem produksi jenis make to stock memproduksi produknya tidak berdasarkan pesanan seperti pada ke-3 sistem yang dijelaskan di atas melainkan dengan melakukan peramalan terhadap penjualan produk. Dengan demikian sistem ini akan mempunyai sistem penyimpanan (inventory) bahan baku, bahan setengah jadi maupun produk akhir yang baik. Pengiriman produk akhir dilakukan jika ada permintaan dari konsumen, untuk itu perusahaan harus mempunyai stok barang untuk mengantisipasi jika ada permintaan yang mendadak. Perusahaan jenis ini tentu akan memiliki resiko yang cukup besar dalam hal inventori. Inventori memakan biaya yang cukup besar untuk tempat, asuransi, tenaga pengamanan, resiko bencana, rusak, transportasi dan biaya lainnya. Contoh perusahaan yang menggunakan sistem ini adalah : Perusahaan air minum, industri pakaian yang dijual di toko, makanan yang tahan lama, Mie Instan, barang elektronik, buku, majalah, koran, dan lain sebagainya. 5. Make to demand Strategi produksi ini merupakan strategi yang baru yang dikembangkan dalam industri. Pada umumnya konsumen meninginkan produk yang dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhannya tetapi tidak mau menunggu terlalu lama. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk menjalankan strategi make to demand. Penyerahan produk akhir dalam sistem produksi ini dari perusahaan berkaitan dengan kualitas dan waktu pengiriman secara tepat berdasarkan permintaan konsumen. Strategi ini bersifat responsif terhadap pesanan konsumen (sesuai spesifikasi) tapi dapat dilakukan dengan cepat seperti pada make to stock. Contoh industri yang menerapkan strategi ini adalah: industri pakaian yang menyiapkan bahan baku dalam jumlah banyak sehingga kalau ada permintaan mendadak dapat dipenuhi dengan segera. Contoh lain rumah makan yang harus menyiapkan makanan sesuai dengan keinginan konsumen dalam waktu yang cepat. Rumah makan biasanya sudah memasak terlebih dahulu dan jika ada konsumen tinggal menghangatkan saja. b. Karakteristik Sistem Produksi Tabel karakteristik berbagai sistem perusahaan (Bertrand, et al, 1990) BAB III PEMBAHASAN Desain produk merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat melakukan persaingan dalam dunia bisnis, selain itu untuk dapat menciptakan merk dalam benak konsumen yang bertujuan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya sehingga konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut. Hal yang menjadi kelebihan desain kemasan yang memang sangat diperhatikan oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan mereka dalam melakukan keputusan pembelian, adalah sebagai berikut: ukuran dan bentuk dari produk, bahan dari produk, warna dari kemasan suatu produk, merk dan label yang terdapat pada kemasan. Unsur-unsur tersebut dianggap begitu penting bagi konsumen, dengan demikian konsumen pun dapat merasa terangsang untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut. Sedangkan perusahaan menginginkan agar konsumen merasa puas terhadap desain produk yang telah diberikan oleh perusahaan kepada produk mereka, maka mereka pun terus berusaha untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Desain produk dan keputusan pembelian merupakan focus dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sejumlah 100 orang responden sebagai sampel. Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginterprestasikan data secara menyeluruh antara desain kemasan Teh Botol Sosro kemasan pouch dengan keputusan pembelian pada PT.Sinar Sosro. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh desain kemasan dengan tingkat keputusan pembelian, maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman dan diperoleh nilai sebesar 0,874 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat, jadi terdapat pengaruh yang sangat kuat antara desain kemasan The Botol Sosro kemasan pouch terhadap keputusan pembelian, sedangkan hasil analisis koefisien determinasi (Kd) sebesar 76,39 % yang menunjukan bahwa 76,39% tingkat keputusan pembelian dipengaruhi oleh desain produk dan sisanya sebesar 23,61% dipengaruhi oleh factor lainnya yang tidak diteliti. Desain produk mempunyai korelasi positif terhadap tingkat keputusan pembelian. Sehubungan dengan hasil penelitian pembahasan yang dilakukan, hipotesis yang semula yaitu desain kemasan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dapat diterima artinya teori yang dijadikan acuan dalam kerangka pemikiran masih relevan. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah berbagai produk dan jasa dirancang, spesifikasi-spesifikasinya harus diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa. Desain proses fisik untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses. Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, derajat otomatisasi, macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya. Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbanganpertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Setelah itu produk di desain sesuai kebutuhan konsumen, maka perlu dikumpulkan bahan baku produk tersebut dan produk akan memasuki tahap proses industri, di mana produk tersebut akan diproses hingga menjadi barang yang akan dipakai oleh konsumen. 4.2 Saran Untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka perlu dilakukan survei pada konsumen bagaimana produk barang yang sesuai dengan kebutuhan mereka saat ini. Selain itu diperlukan juga desain produk yang pas yang dapat menarik konsumen untuk menggunakan produk barang atau jasa, tetapi harus juga mendukung dalam hal kualitas sehingga tidak mengecewakan atau menurunkan minat konsumen dalam menggunakan produk barang atau jasa. Jika produk itu berupa barang, diperlukan juga tenaga kerja yang handal yang dapat membantu proses industri dalam pembuatan produk barang sehingga stok barang di pasar tidak akan berkurang, begitupun juga dengan jasa, diperlukan tenaga kerja yang handal yang dapat membantu masyarakat dalam pengadaan jasa, baik itu dalam pemenrintahan, akademik, kesehatan, dll DAFTAR PUSTAKA http://evonelauw.blogspot.com/2011/06/manajemen-operasional-desain-produk_20.html http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-triastutia-16151-4-bab2-0003.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%206%202011.pdf