Uploaded by gedeharsemadi

Makalah desain produk

advertisement
MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI
PENGARUH DESAIN PRODUK DAN PROSES INDUSTRI DI DALAM
PT. SINAR SOSRO
Nama Anggota Kelompok :
1. Abdurrahman Faiz
(1313010015)
2. Hafiizh Nur Hakim
(1313010010)
3. Kharisma Angel P
(1313010011)
4. Muhammad Nabil Firas
(1313010039)
Kelas EC-5B
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Produk dan Proses
Industri”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Industri. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan menjadikan sumber pengetahuan bagi para pembaca.
Depok, 2 Desember 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Produk adalah barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada
konsumennya. Agar barang dan jasa dapat dinikmati atau diperoleh oleh konsumen, maka
diperlukan desain produk dan pemrosesan produk tersebut dalam proses industri. Proses
industri harus dipandang sebagai suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau
berkesinambungan (continous improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siklus
proses produksi dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan konsumen. Selanjutnya
dari riset pasar diperlukan perancangan produk dan perancangan proses produksi.
Perancangan produk atau dapat dikatakan sebagai desain produk juga membawa konsekuensi
pada perancangan proses produksinya sehingga diperlukan mesin-mesin dan sparepart atau
suku cadang mesin agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kebutuhan
mesin dan suku cadangnya membawa konsekuensi untuk melakukan order dan pembelian
kepada pemasok. Sebab, proses desain produk diperlukan dalam setiap proses manufaktur
dengan tujuan untuk menghasilkan produk akhir dengan biaya produksi yang optimal karena
sebagian besar biaya produksi ditentukan pada tahap proses desain (Wahyudi, D, 1999).
Perancangan proses produksi membawa konsekuensi pada perancangan tata kerja, metode
kerja, waktu standar dan kegiatan lainnya dalam proses produksi. Selanjutnya siklus berlanjut
pada proses produksi yang melibatkan bagian-bagian dalam industri seperti bagian gedung
penyimpanan material, bagian keuangan, bagian tenaga kerja, bagian keuangan dan bagian
lainnya. Setelah produk jadi maka diperlukan upaya pendistribusian kepada konsumen,
selanjutnya siklus terus berlanjut seperti semula.
I.2 Rumusan Masalah
Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian desain produk?
2. Bagaimana hubungan proses industri terhadap desain produk?
3. Bagaimana strategi desain produk dalam proses industri?
I.3 Tujuan
Beberapa rumusan masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi :
1. Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam
memahami pengaruh desain produk dan proses industri.
2. Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca
makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi desain dan produk
Desain adalah suatu kegiatan manusia untuk menciptakan lingkungan dan khasanah
perbendaan buatan yang diolah dari alam. Di dalam perkembangannya pengertian desain
ditafsirkan oleh berbagai kelompok dan beberapa pengertian yang perlu dicatat adalah :
a. Desain adalah keterampilan, pengetahuan dan medan pengalaman manusia yang tercermin
dalam apresiasi serta penyesuaian hidup terhadap kebutuhan spritualnya (Analoguas with
humanitis, science).
b. Desain adalah kegiatan kreatif yang membawa pembaruan (Reswick,1965)
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa desain adalah bidang keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman manusia yang mencerminkan keterikatannya dengan apresiasi dan adaptasi
lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan kerohanian dan kebendaannya. Secara
khusus desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena
buatan manusia, sedangkan menurut Imam Buchari Zainuddin seorang desainer Indonesia,
berpendapat bahwa :
“Desain adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, performansi,
bentuk dan semuanya baik secara bagian maupun keseluruhan”
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berupa barang atau jasa. Setiap barang dan jasa yang
masuk dalam fase perkenalan, dapat didefinisikan, yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa
produk dan
jasa
itu
digunakan.
Perusahaan
mendesain
produk
dengan
tujuan
bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya definisi suatu produk dilihat dari
aspek desain seperti warna, bentuk, dan ukurannya yang dapat diterima oleh pasar.
2.2 Pengertian Desain Produk
Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang
akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Salah satu fungsi manajemen terpenting dalam semua organisasi adalah menjamin
bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau
jasa yang dirancang secara
tepat atau menghasilkan keluaran- keluaran yang dapat
memuaskan keinginan para pelanggan. Untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang tepat
guna dan sesuai dengan keinginan pelanggan maka perlu adanya desain produk. Ada pun
beberapa pengertian tentang desain produk menurut para ahli.
Sebelum menerangkan tentang pengertian desain produk, maka produk pun memiliki
pengertian sendiri sebagaimana dikemukakan oleh W.J. Stanton (1981;192 ), dimana :
“ A product is a set of tangible and intangible attributes, including, packaging, color,
price, manufakture prestige, retailer prestige, and manufacture and retailer service, which
the buyer may accept as offering want – satisfaction ”
Yang telah diterjemahkan oleh DR. Buchori Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran dan
pemasaran jasa, yaitu :
“ Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik perusahaan, nama baik toko yang
menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna
memuaskan keinginannya.”
2.2.1 Maksud dan tujuan desain produk
Berdasarkan beberapa pengertian Desain Produk tersebut diatas ternyata bahwa Produk
Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan
mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil
produki yang sesuai dengan
keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan
perusahaan.
Maksud dari Desain Produk, antara lain :

Untuk menghindari kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi dalam
pembuatan
suatu produk.

Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan
produk

Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat

Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat

Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi
persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali
Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah :

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang
tinggi

Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya

Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan
biaya-biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut
2.2.2 Tahapan-tahapan kegiatan desain produk
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu
produk, tahapan tersebut yaitu :
1. Memformulasikan hasil marketing research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset
ini dilakukan baik untuk produk yang betul-betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau
ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan
saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan
produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari
produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga

Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah
ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal-hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor-faktor yang berupa
waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan
pengalaman.
2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan
Untuk
melaksanakan
kegiatan
pembuatan
suatu
produk,
maka
desainer
harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin
– mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus
mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
3. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan
yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja (
blue Print ), sketsa dari masing-masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuranukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
4. Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk,
dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya
dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan-bahan
yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut
selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari
dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
2.2.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk
Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian dan
pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada
penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai
dengan tujuan yang dikendaki. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi desain produk
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi produk
b. Standar dan Spesifikasi desain
c. Tanggung jawab Produk
d. Harga dan Volume
Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Product
Desaign
Function
Desaign
Spesification
Product
Liability
Price and
Volume
Prototype
Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk
Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk :
1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal
ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk
itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting
dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan
yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.
2. Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
a. Sambungan - sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian
supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
b. Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan
bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
c. Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan
penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
d. Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk
keseluruhan.
e. Mutu
secara
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
f. Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang
dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan
pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
g. Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan
kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Tanggung jawab Produk
Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk
kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena
itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu
mendesain produk tersebut.
4. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat
untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain
produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi
dalam penyusunan terakhir desain produk.
2.3 Proses Industri
Seperti dikatakan pada bab 1 pendahuluan bahwa proses industri harus dipandang
sebagai suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau berkesinambungan (continous
improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Proses produksi secara sederhana dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini yang
menggambarkan siklus produksi.
Gambar 2. Siklus Proses Produksi
Proses produksi secara sederhana dapat dijelaskan pada gambar di atas yang
menggambarkan siklus produksi. Gambar di atas menjelaskan bagian-bagian yang ada
dalam sistem produksi beserta alur kerjanya. Siklus ini dimulai dari riset pasar untuk
mengetahui kebutuhan konsumen terus dilanjutkan desain produk dan desain proses. Dari
hasil desain produk dan prosesnya diperlukan material, mesin dan suku cadang untuk
membuat produknya sehingga perlu ada kerjasama dengan pemasok (supplier). Setelah
material diterima maka proses produksi dapat berjalan sehingga dihasilkan produk yang siap
untuk didistribusikan kepada konsumen. Demikian proses ini berjalan secara terus-menerus
dan pada setiap tahap diperlukan usaha perbaikan secara berkesinambungan.
Dr. William Edward Deming, atau yang lebih dikenal dengan Deming merupakan
seorang pengajar manajemen kualitas dari
Amerika Serikat merupakan tokoh utama
dalamn revolusi industri yang terjadi di Jepang. Pada seminarnya di Hotel De Yama Jepang
pada tahun 1950 memperkenalkan suatu diagram yang memandang industri sebagai suatu
sistem yang saling terkait dengan komponen penyusunnya seperti pada gambar seperti
sebagai berikut:
Gambar 3. Gambar proses industri sebagai suatu sistem
Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem industri
dari mulai kedatangan material sampai kepada distribusi produk ke konsumen dan desain
ulang produk untuk masa mendatang. Konsep sistem industri yang dikemukakan Deming
selanjutnya lebih populer dengan nama Roda Deming seperti pada gambar di atas. Komponen
utama Roda Deming :
a.Riset pasar
b.Desain Produk
c.Proses Produksi
d.Pemasaran
Demi menekankan pentingnya interaksi antara ke-4 komponen di atas
agar
perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga kompetitif dan kualitas yang lebih
baik sehingga akan memuaskan konsumen. Demi juga menjelaskan bahwa Roda itu harus
dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi
industri dan peningkatan kualitas.
2.4 Konsep sistem produksi
Produksi adalah bidang ilmu yang terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan teknologi. Produksi memiliki hubungan timbal balik yang erat dengan
teknologi dimana produksi dan teknologi akan saling membutuhkan. Kebutuhan produksi
yaitu biaya operasi yang rendah, kualitas produksi dan produktivitas meningkat serta
kemampuan untuk memperbaiki dan menciptakan produk baru. Hal inilah yang mendorong
teknologi untuk melakukan terobosan dalam riset untuk menemukan sesuatu yang baru. Dalam
industri sistem produksi merupakan jantungnya yang menjadi kehidupan dalam perusahaan.
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan
fungsional. Dalam sistem produksi modern terkjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang
mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga bersaing di pasar global.
Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi
modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki
beberapa karakteristik sbb:
1. Mempunyai komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya dan membentuk satu
kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun
sistem produksi.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya yaitu menghasilkan produk baik
barang atau jasa yang berkualitas yang dapat dijual dengan harga bersaing.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses tansformasi nilai tambah input menjadi output
secara efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimalisasi
pengalokasian sumber daya yang ada.
Komponen struktural terdiri dari : bahan baku, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal,
energi, informasi tanah dan lain sebagainya. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari :
supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan
dengan manajemen dan organisasi. Di samping komponen struktural dan fungsional dalam
sistem produksi perlu memperhatikan aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial
ekonomi, regulasi dan kebijakan pemerintah serta adat yang berlaku dalam lingkungan akan
sangat mempengaruhi sistem produksi itu.
2.5 Desain proses strategik dalam industri
Untuk memenangkan kompetisi yang sangat berat dalam era perdagangan bebas
dewasa ini diperlukan desain proses strategik bagi manajemen industri. Dalam proses desain
strategik ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu : Strategi
konsumen, Strategi
desain proses dan
Strategi
respon terhadap
sistem perencanaan dan pengendalian
produksi.
a. Strategi Produksi dalam Merespon Konsumen
Strategi ini mendefinisikan tentang bagaimana cara perusahaan atau industri dalam
memberikan respon atau reaksi terhadap permintaan konsumen. Dalam hal ini industri dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Design to order
Pada sistem produksi jenis ini perusahaan tidak memproduksi barang sebelum ada
permintaan produk yang model, spesifikasi, dimensi dan jumlahnya ditentukan oleh
konsumen. Perusahaan harus mampu mewujudkan keinginan konsumen sesuai dengan
permintaan dalam waktu yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan tenaga kerja yang
handal dalam melakukan desain produk, desain proses sampai kepada proses produksinya.
Keuntungan sistem produksi jenis ini yaitu perusahaan tidak mempunyai resiko terhadap
biaya penyimpanan bahan baku dan produk jadi. Perusahaan dengan sistem produksi
design to order akan cocok untuk pemenuhan produk-produk baru yang mempunyai sifat
unik secara total. Contoh industri yang menerapkan sistem produksi design to order
diantaranya adalah: Industri desain web, Konsultan bangunan, Industri kapal dan pesawat,
Industri senjata untuk keperluan militer, Kontruksi jembatan, gedung, dan produk-produk
sejenisnya.
2. Make to order
Sistem produksi make to order berbeda dengan design to order, kalau design to order
produk yang diproduksi bersifat baru dan unik, sedangkan make to order produknya
tidak selalu baru dan biasanya tidak unik. Produk yang dibuat berdasarkan pesanan dari
konsumen dengan spesifikasi yang ditentukan oleh konsumen dan biasanya telah dibuat
sebelumnya. Pada sistem produksi seperti ini persediaan bahan baku standar dapat
dilakukan karena produk yang akan diproduksi selalu menggunakan bahan baku standar
ditambah bahan baku lainnya. Produsen memiliki katalog produk yang dapat dipesan oleh
konsumen.Contoh industri yang menerapkan strategi make to order diantaranya adalah:
Industri komputer, industri otomotif, industri elektronik, industri pakaian (tertentu), dan
lain sebagainya.
3. Assemble to order
Sistem produksi assemble to order
lebih menekankan pada perakitan produk akhir
berdasarkan permintaan konsumen yang spesifikasinya telah ditentukan dan biasanya
merupakan produk yang repetitive (pengulangan) sehingga perusahaan dapat menyimpan
bahan-bahan sub asembli dalam jumlah yang disesuaikan dengan tingkat permintaan
konsumen. Perusahaan jenis ini mempunyai resiko yang lebih kecil dalam hal
penyimpanan bahan sub asembli. Contoh industri yang menerapkan sistem produksi jenis
ini diantaranya adalah: perusahaan otomotif, industri komputer, restoran, dll.
4. Make to stock
Sistem produksi jenis make to stock memproduksi produknya tidak berdasarkan
pesanan seperti pada ke-3 sistem yang dijelaskan di atas melainkan dengan melakukan
peramalan terhadap penjualan produk. Dengan demikian sistem ini akan mempunyai
sistem penyimpanan (inventory) bahan baku, bahan setengah jadi maupun produk akhir
yang baik. Pengiriman produk akhir dilakukan jika ada permintaan dari konsumen, untuk
itu perusahaan harus mempunyai stok barang untuk mengantisipasi jika ada permintaan
yang mendadak. Perusahaan jenis ini tentu akan memiliki resiko yang cukup besar dalam
hal inventori. Inventori memakan biaya yang cukup besar untuk tempat, asuransi, tenaga
pengamanan, resiko bencana, rusak, transportasi dan biaya lainnya. Contoh perusahaan
yang menggunakan sistem ini adalah :
Perusahaan air minum, industri pakaian yang
dijual di toko, makanan yang tahan lama, Mie Instan, barang elektronik, buku, majalah,
koran, dan lain sebagainya.
5. Make to demand
Strategi produksi ini merupakan strategi yang baru yang dikembangkan dalam
industri. Pada umumnya konsumen meninginkan produk yang dapat dikustomisasi sesuai
dengan kebutuhannya tetapi tidak mau menunggu terlalu lama. Oleh karena itu
perusahaan dituntut untuk menjalankan strategi make to demand. Penyerahan produk akhir
dalam sistem produksi ini dari perusahaan berkaitan dengan kualitas dan waktu pengiriman
secara tepat berdasarkan permintaan konsumen. Strategi ini bersifat responsif terhadap
pesanan konsumen (sesuai spesifikasi) tapi dapat dilakukan dengan cepat seperti pada make to
stock.
Contoh industri yang menerapkan strategi
ini adalah: industri pakaian yang
menyiapkan bahan baku dalam jumlah banyak sehingga kalau ada permintaan mendadak dapat
dipenuhi dengan segera. Contoh lain rumah makan yang harus menyiapkan makanan
sesuai dengan keinginan konsumen dalam waktu yang cepat. Rumah makan biasanya sudah
memasak terlebih dahulu dan jika ada konsumen tinggal menghangatkan saja.
b. Karakteristik Sistem Produksi
Tabel karakteristik berbagai sistem perusahaan (Bertrand, et al, 1990)
BAB III
PEMBAHASAN
Desain produk merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat melakukan
persaingan dalam dunia bisnis, selain itu untuk dapat menciptakan merk dalam benak konsumen
yang bertujuan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya sehingga konsumen melakukan
keputusan pembelian terhadap produk tersebut. Hal yang menjadi kelebihan desain kemasan
yang memang sangat diperhatikan oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan mereka dalam
melakukan keputusan pembelian, adalah sebagai berikut: ukuran dan bentuk dari produk, bahan
dari produk, warna dari kemasan suatu produk, merk dan label yang terdapat pada kemasan.
Unsur-unsur tersebut dianggap begitu penting bagi konsumen, dengan demikian konsumen pun
dapat merasa terangsang untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut.
Sedangkan perusahaan menginginkan agar konsumen merasa puas terhadap desain produk yang
telah diberikan oleh perusahaan kepada produk mereka, maka mereka pun terus berusaha untuk
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Desain produk dan keputusan pembelian
merupakan focus dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sejumlah 100
orang responden sebagai sampel. Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, dan menginterprestasikan data secara menyeluruh antara desain
kemasan Teh Botol Sosro kemasan pouch dengan keputusan pembelian pada PT.Sinar Sosro.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh desain kemasan dengan tingkat keputusan pembelian,
maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman dan diperoleh nilai
sebesar 0,874 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat, jadi terdapat
pengaruh yang sangat kuat antara desain kemasan The Botol Sosro kemasan pouch terhadap
keputusan pembelian, sedangkan hasil analisis koefisien determinasi (Kd) sebesar 76,39 % yang
menunjukan bahwa 76,39% tingkat keputusan pembelian dipengaruhi oleh desain produk dan
sisanya sebesar 23,61% dipengaruhi oleh factor lainnya yang tidak diteliti. Desain produk
mempunyai korelasi positif terhadap tingkat keputusan pembelian. Sehubungan dengan hasil
penelitian pembahasan yang dilakukan, hipotesis yang semula yaitu desain kemasan
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dapat diterima artinya teori yang dijadikan
acuan dalam kerangka pemikiran masih relevan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah
berbagai
produk
dan
jasa
dirancang,
spesifikasi-spesifikasinya
harus
diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau
menyediakan jasa. Desain proses fisik untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini
menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan
perencanaan proses. Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, derajat
otomatisasi, macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya. Desain proses tidak
semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbanganpertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Setelah itu produk di desain sesuai
kebutuhan konsumen, maka perlu dikumpulkan bahan baku produk tersebut dan produk
akan memasuki tahap proses industri, di mana produk tersebut akan diproses hingga
menjadi barang yang akan dipakai oleh konsumen.
4.2 Saran
Untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka perlu
dilakukan survei pada konsumen bagaimana produk barang yang sesuai dengan
kebutuhan mereka saat ini. Selain itu diperlukan juga desain produk yang pas yang dapat
menarik konsumen untuk menggunakan produk barang atau jasa, tetapi harus juga
mendukung dalam hal kualitas sehingga tidak mengecewakan atau menurunkan minat
konsumen dalam menggunakan produk barang atau jasa. Jika produk itu berupa barang,
diperlukan juga tenaga kerja yang handal yang dapat membantu proses industri dalam
pembuatan produk barang sehingga stok barang di pasar tidak akan berkurang, begitupun
juga dengan jasa, diperlukan tenaga kerja yang handal yang dapat membantu masyarakat
dalam pengadaan jasa, baik itu dalam pemenrintahan, akademik, kesehatan, dll
DAFTAR PUSTAKA
http://evonelauw.blogspot.com/2011/06/manajemen-operasional-desain-produk_20.html
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-triastutia-16151-4-bab2-0003.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%206%202011.pdf
Download