1. Identitas Artikel A. Judul Artikel : Kuantitas Bakteri Coliform Sebagai Bioindikator Pencemaran Air (Studi Kasus Beberapa Anak Sungai di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah) B. Author : Nur Laila Rahayu, Eko Hendarto, Indah Sulistiyawati, Rina Dwi Agustiani : Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati : Vol. 5 (1): 42-47 : 2020 : DOI: 10.24002 / biota.v5i1. 2938 C. D. E. F. Publikasi Vol & Halaman Tahun Situss Artikel 2. Analisis Artikel A. Pendahuluan : Sungai sering digunakan sebagai tempat untuk membuang kotoran seperti kotoran manusia, hewan atau pembuangan sampah, sehingga air sungai sering kali mengandung penyakit infeksi seperti disentri, kolera, tifus dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Lingkungan perairan mudah tercemar oleh mikroorganisme patogen yang masuk dari berbagai sumber seperti permukiman, pertanian dan peternakan. Tingginya pemanfaatan sungai di sepanjang aliran sungai akan berdampak pada masuknya sampah ke badan air sungai, perubahan pemanfaatan lahan dari persawahan menjadi pemukiman. Pemanfaatan zona riparian akan mempengaruhi konsentrasi bakteri di sungai, khususnya bakteri fecal coliform. Salah satu indikator pencemaran mikroba adalah adanya bakteri koliform. Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator kontaminasi badan air adalah Escherichia coli, yang merupakan salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup normal pada kotoran manusia dan hewan, sehingga disebut juga faecal coliform. Faecal coliform adalah salah satu anggota coliform yang mampu memfermentasi laktosa pada 44.5°C dan merupakan bagian utama (97%) dalam kotoran manusia dan hewan. Faecal coliform merupakan indikator pencemaran feses yang paling efisien, karena Faecal coliform hanya dan selalu terdapat pada feses manusia. Apabila bakteri tersebut terdapat di dalam perairan maka dapat dikatakan perairan tersebut telah tercemar dan tidak dapat digunakan sebagai sumber air minum. Bakteri coliform lain yang berasal dari hewan dan tumbuhan mati disebut non fecal coliforms. Penelitian Divya dan Solomon (2016) meneliti Sungai Chalakudy untuk mengevaluasi beban pencemaran di sungai akibat keberadaan bakteri Coliform di Sungai Chalakudy. Hasil penelitian menemukan bahwa kontaminasi mikroba terdeteksi sangat tinggi dalam bentuk bakteri Total Coliform. B. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuantitas bakteri coliform sebagai indikator pencemaran air di beberapa anak sungai di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Melalui kuantitas bakteri coliform dapat diketahui kualitas air di beberapa anak sungai di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. B. Subjek : Penelitian ini dilakukan di beberapa anak sungai yang ada di Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas yaitu di Sungai Raden, Sungai Caban , Sungai Jurig dan Sungai Luhur di bulan Desember 2018. C. Analisis Mikrobiologi D. Pembahasan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode : survei yang diterapkan dari hulu ke hilir Sungai Raden, Sungai Caban, Sungai Jurig, Sungai Luhur. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada delapan stasiun pengamatan dengan dua kali pengulangan dengan interval dua minggu. Uji mikrobiologi dilakukan dengan menghitung jumlah total Coliform dan Fecal Coliform menggunakan uji Most Probable Number (MPN). Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu lingkungan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. . Standar mutu kelas IV yang digunakan sebagai pembanding yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi tanaman dan atau penggunaan lain yang memerlukan kualitas air yang sama dengan peruntukannya. : A. Sungai Raden Jumlah bakteri coliform untuk fecal coliforms dan total coliforms keduanya hulu dan hilir Sungai Raden melebihi ambang standar kualitas. Tinggi kandungan fecal coliform dan total coliform sangat melebihi baku mutu dimana baku mutu fecal coliform adalah 2000 jumlah / 100 ml sedangkan di bagian hulu Air sungai Raden sebanyak 23.000 sum / 100 ml dan di hilir adalah 170.000 jumlah / 100 ml. Isi total coliform melebihi ambang batas baku mutu kelas IV dimana bagian hulu adalah 49.000 jumlah / 100 ml dan bagian hilir adalah 350.000 jumlah / 100 ml. Kandungan bakteri yang tinggi di dalam Raden Sungai diduga disebabkan oleh kepadatan pemukiman di area sungai. Mayoritas dari permukiman diduga membuang limbah domestik secara langsung ke sungai yang ditandai dengan besar jumlah pipa atau saluran pembuangan ke sungai. B. Sungai Jurig Jumlah bakteri fecal coliform di bagian hulu adalah 130.000 jumlah / 100 ml dan di bagian hilir adalah 540.000 jumlah / 100 ml. Jumlah coliform sangat jauh melebihi baku mutu yaitu standar mutu coliform yaitu 2.000 jumlah / 100 ml. Selanjutnya kandungan total coliform melebihi ambang standar kualitas 130.000 jumlah / 100 ml di bagian hulu dan 540.000 jumlah / 100 ml di bagian hilir. Kandungan tinggi fecal coliform dan total karena bakteri coliform di Sungai Jurig sejumlah besar permukiman di sepanjang zona riparian. Sampah rumah tangga dibuang oleh Penduduk umumnya banyak mengandung organik materi sehingga ada banyak mikroorganisme yang terkandung di Sungai Jurig. C. Sungai Caban Jumlah fecal coliform di bagian hulu adalah 350.000 jumlah/100 ml sedangkan di bagian hilir tadi 350.000 jumlah/100 ml. Total coliform di hulu adalah 350.000 ml/100 ml saat di hilir adalah 350.000 ml/100 ml. Tinggi kandungan fecal coliform dan total coliform sangat melebihi baku mutu dimana baku mutu fecal coliform adalah 2.000 jumlah/100. Tinggi fecal coliform dan total bakteri coliform di Sungai Caban disebabkan oleh jumlah pemukiman yang padat di daerah sungai. Masyarakat banyak membuang limbah yang mengandung banyak bahan organik sehingga banyak mikroorganisme yang terkandung di Sungai Caban. D. Sungai Luhur Kandungan fecal coliform dan total coliform di hilir sama dengan yang di hulu. Fecal coliform hulu 350.000 jumlah/100 ml sedangkan di hilir 110.000 jumlah/100 ml. Jumlah coliform di bagian hulu 350.000 jumlah/100 ml sedangkan di bagian hilir 140.000 jumlah / 100 ml. Tingginya kandungan fecal coliform dan total coliform jauh melebihi ambang baku mutu dimana baku mutu fecal coliform 2.000 jumlah /100 ml. Tingginya kandungan fecal coliform dan total bakteri coliform di Sungai Luhur disebabkan banyaknya pemukiman di sepanjang sempadan sungai. Sampah rumah tangga yang dibuang ke perairan umumnya banyak mengandung bahan organik sehingga banyak terdapat mikroorganisme yang terkandung di sungai Luhur. Jadi, Total coliform tertinggi terdapat di Sungai Caban sebesar 350.000 ml / 100 ml sedangkan total koliform terendah terdapat di Sungai Raden yaitu 199.500 ml / 100 m . Fecal coliform tertinggi terdapat di Sungai Caban sebesar 350.000 ml / 100 ml sedangkan fecal coliform terendah terdapat di Sungai Raden sebesar 96.500 ml / 100 ml. Tingginya total coliform disebabkan oleh tingginya kandungan bahan organik di perairan. Keberadaan bakteri coliform dapat mewakili kualitas sungai. Konsentrasi kandungan fecal coliform akan meningkat di wilayah sungai perkotaan seiring dengan peningkatan aliran sungai dan curah hujan. E. Kesimpulan : F. Kelebihan Artikel : Penelitian disajikan secara ringkas dan to the point sehingga memudahkan pembaca untuk lebih memahami penelitian tersebut, dan juga dijelaskan cukup detail. Penelitian tersebut mengangkat tema yang simpel tapi sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Penjelasan disampaikan dengan cukup jelas. Pada atikel juga dicantumkan hasil uji laboratorium jumlah total coliform dan fecal coliform masingmasing sungai dalam gambar yang memudahkan pembaca memahami hasil dari penelitian tersebut. Jumlah bakteri coliform di beberapa anak sungai di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas sangat tinggi baik untuk jumlah coliform maupun fecal coliform yang melebihi baku mutu air kelas IV. G. Kekurangan Artikel : Artikel tidak menyajikan hasil uji laboratorium jumlah total coliform dan fecal coliform seluruh sungai dengan tabel