Uploaded by User65349

ANggaran Dasar DWP

advertisement
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
Anggaran Dasar Dharma Wanita Persatuan
PEMBUKAAN
Kami, istri pegawai negeri sipil, menyadari sepenuhnya terhadap kewajiban kami untuk
menyukseskan tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara merata serta
berkeseimbangan antara material dan spiritual.
Kewajiban tersebut akan berhasil jika para istri pegawai negeri sipil mau dan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya yang dimiliki dalam menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan, baik pada
era reformasi yang sedang terjadi di negara kita maupun dalam menghadapi kehidupan era
globalisasi pada Abad XXI.
Tuntutan reformasi dan kehidupan globalisasi Abad XXI mensyaratkan adanya tata kehidupan yang
menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis, keterbukaan, serta tegaknya
supremasi hukum. Hal tersebut merupakan ciri kehidupan masyarakat madani yang akan
mendorong terwujudnya tujuan nasional.
Sejalan dengan tuntutan dan perubahan kehidupan tersebut, kami, istri pegawai negeri sipil, yang
terorganisasi dalam satu wadah bernama Dharma Wanita Persatuan, menyatakan bahwa organisasi
netral secara politis, demokratis, dan mandiri dalam menentukan visi, misi, dan kebijaksanaan
organisasi dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya dan kesejahteraan anggota serta
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan organisasi, dalam Musyawarah Nasional I
pada tanggal 7, 8, dan 9 Desember Tahun 2004, Dharma Wanita Persatuan bersepakat untuk
menyempumakan Anggaran Dasar hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Dharma Wanita Tahun
1999, yang disusun sebagai berikut:
BAB I
NAMA, WAKTU, SIFAT, DAN KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 1
Organisasi ini bernama Dharma Wanita Persatuan disingkat DWP.
Pasal 2
Dharma Wanita Persatuan ditetapkan pada Munas Luar Biasa Dharma Wanita tanggal 7 Desember
1999, di Jakarta, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
1. Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan
membina istri pegawai negeri sipil dengan kegiatan dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan
sosial budaya.
2. Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi mandiri yang tidak terikat pada partai politik
mana pun.
Pasal 4
Organisasi Dharma Wanita Persatuan Pusat berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 5
Asas organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah Pancasila.
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
1/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
Pasal 6
Tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah terwujudnya kesejahteraan anggota dan
keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya
tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB III
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 7
Tugas pokok Dharma Wanita Persatuan adalah :
a. membina anggota dalam memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak, serta
meningkatkan kepedulian sosial,
b. melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian, serta berbudi pekerti luhur.
Pasal 8
Dharma Wanita Persatuan berfungsi sebagai wadah untuk melakukan pembinaan, perencanaan.
pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Tugas Pokok
Organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
1. Anggota Dharma Wanita Persatuan adalah:
a. istri pegawai negeri sipil (PNS);
b. istri pejabat negara bidang pemerintahan;
c. istri pensiunan dan janda PNS;
d. istri pegawai badan usaha milik Negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah
(BUMD) yang belum berstatus persero;
e. istri pensiunan dan janda pegawai BUMN dan BUMD yang belum berstatus persero;
f. istri kepala perwakilan Republik Indonesia (RI) di luar negeri;
g. istri perangkat pemerintahan desa;
h. istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), istri purnawirawan TNI, istri Polisi
Republik Indonesia (Polri), dan istri purnawirawan Polri yang suaminya ditugasi
dalam lingkungan instansi pemerintah sipil;
i. pensiunan pegawai negeri sipil wanita.
2. Keanggotaan Dharma Wanita Persatuan terdiri dari:
a. anggota biasa;
b. anggota luar biasa;
c. anggota kehormatan.
BAB V
ORGANISASI DAN UNSUR PELAKSANA
Bagian Pertama Organisasi
Pasal 10
Organisasi Dharma Wanita Persatuan terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
Dharma Wanita Persatuan Pusat;
Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat;
Dharma Wanita Persatuan Provinsi;
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten/DWP Kota;
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
2/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
e. Dharma Wanita Persatuan Kecamatan;
f. Dharma Wanita Persatuan Kelurahan/DWP Desa.
Bagian Kedua Unsur Pelaksana
Pasal 11
1. Unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Pusat adalah:
a. Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat;
b. Dharma Wanita Persatuan Provinsi.
2. Unsur peiaksana Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat adalah Dharma
Wanita Persatuan pada setiap unit kerja masing-masing.
3. Unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Departemen Luar Negeri meliputi Dharma
Wanita Persatuan perwakilan pemerintah Rl di luar negeri.
4. Unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Provinsi adalah:
a. Dharma Wanita Persatuan instansi vertical pemerintah pusat di provinsi;
b. Dharma Wanita Persatuan instansi pemerintah provinsi;
c. Dharma Wanita Persatuan Kabupaten/ DWP Kota.
5. Unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Kabupaten/DWP Kota adalah:
a. Dharma Wanita Persatuan instansi vertical pemerintah pusat di kabupaten/kota;
b. Dharma Wanita Persatuan instansi pemerintah provinsi di kabupaten/kota;
c. Dharma Wanita Persatuan instansi pemerintah kabupaten/kota;
d. Dharma Wanita Persatuan Kecamatan.
6. Unsur pelaksana Dharma Wanita Persatuan Kecamatan adalah:
a. Dharma Wanita Persatuan instansi pemerintah kecamatan;
b. Dharma Wanita Persatuan Kelurahan/DWP Desa.
BAB VI KEPENGURUSAN
Bagian Pertama Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat
Pasal 12
Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat adalah pengurus pada tingkat nasional.
Pasal 13
1. Susunan pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat terdiri dari:
a. ketua umum,
b. beberapa orang ketua,
c. sekretaris jenderal,
d. tiga orang ketua bidang, dan
e. tiga orang wakil ketua bidang.
2. Ketua umum dipilih dari utusan Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dan
pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat yang ditetapkan oleh musyawarah nasional.
3. Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat sebagaimana dimaksud Ayat (1) Huruf (b), (c),
(d), dan (e) dipilih dari utusan Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dan
ditetapkan oleh ketua umum.
4. Sekretaris jenderal memimpin sekretariat jenderal yang membawahi
a. Bagian Organisasi,
b. Bagian Administrasi Umum,
c. Bagian Keuangan, dan
d. Bagian Informasi.
5. Ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Huruf (d) pasal ini terdiri dari:
a. Ketua Bidang Pendidikan,
b. Ketua Bidang Ekonomi, dan
c. Ketua Bidang Sosial Budaya.
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
3/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
Pasal 14
Tugas dan wewenang pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat adalah :
a. menetapkan kebijaksanaan umum organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, dan Rapat Kerja Nasional;(b)
mengesahkan organisasi Dharma Wanita Persatuan Instansi Pemerintah Pusat dan Dharma
Wanita Persatuan Provinsi;
b. mengesahkan susunan pengurus dan/atau Ketua Dharma Wanita Persatuan Instansi
Pemerintah Pusat dan Dharma Wanita Persatuan Provinsi;
c. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Dharma Wanita Persatuan oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Jenderal yang dapat ditambah dengan seorang Ketua Dharma Wanita
Persatuan Pusat jika diperlukan.
Bagian Kedua
Pengurus Dharma Wanita Persatuan
Instansi Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan,
dan Kelurahan/Desa
Pasal 15
1. Susunan pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP Provinsi, DWP Kabupaten/DWP
Kota, DWP Kecamatan, dan DWP Kelurahan/DWP Desa terdiri dari:
a. ketua,
b. wakil ketua,
c. sekretaris,
d. bendahara, dan
e. tiga orang ketua bidang.
2. Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
3. Ketua
ProvinsiDharma
dipilih Wanita
dari utusan
unsur pelaksana
dalam DWP
Musyawarah
Persatuan
Provinsi. Dharma Wanita Persatuan Provinsi
4. Ketua DWP Kabupaten/DWP Kota dipilih dari utusan unsur pelaksana Dharma Wanita
Persatuan Kabupaten/DWP Kota dalam Musyawarah Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten/DWP Kota.
5. Ketua DWP Kecamatan dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
6. Ketua DWP Kelurahan/ DWP Desa dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
Pasal 16
Tugas pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat, DWP Provinsi, DWP Kabupaten/DWP Kota,
DWP Kecamatan, dan DWP Kelurahan/DWP Desa adalah:
1. menetapkan kebijaksanaan organisasi pada lingkungan masing-masing sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, dan
kebijaksanaan pemimpin organisasi satu tingkat di atasnya;
2. menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi;
3. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan dan hasil program kerja kepada pengurus DWP
satu tingkat di atasnya;
4. mengesahkan organisasi, pengurus, dan/atau ketua DWP satu tingkat di bawahnya.
Bagian Ketiga
Masa bakti
Pasal 17
1. Masa bakti pengurus pada semua tingkat kepengurusan adalah lima tahun, dari munas ke
munas.
2. Jika dalam kurun waktu masa bakti pengurus sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
4/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
ini karena satu dan lain hal tidak dapat melaksanakan tugasnya, dilakukan penggantian
pengurus antarwaktu.
Bagian Keempat
Wilayah Kerja
Pasal 18
1. Wilayah kerja pengurus DWP Pusat meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.
2. Wilayah kerja pengurus DWP Instansi Pemerintah Pusat meliputi instansi masing-masing
yang berada di pusat.
3. Wilayah kerja pengurus DWP Departemen Luar Negeri meliputi instansi Departemen Luar
Negeri yang berada di pusat dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
4. Wilayah kerja pengurus DWP Provinsi meliputi wilayah provinsi.
5. Wilayah kerja pengurus DWP Kabupaten/DWP Kota meliputi wilayah kabupaten/kota.
6. Wilayah kerja pengurus DWP Kecamatan meliputi wilayah kecamatan.
7. Wilayah kerja pengurus DWP Kelurahan/DWP Desa meliputi wilayah kelurahan/desa.
BAB VII
PELINDUNG, PENASIHAT UTAMA, DEWAN PENASIHAT, DAN PENASIHAT
Bagian Pertama
Pasal 19
1. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia adalah Pelindung DWP.
2. Istri Presiden adalah Penasihat Utama DWP.
3. Istri Wakil Presiden adalah Wakil Penasihat Utama DWP.
Bagian Kedua
Pasal 20
1. Dewan Penasihat Dharma DWP terdiri dari:
a. istri Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
b. istri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
c. istri Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
d. istri Ketua Mahkamah Agung (MA), dan
e. istri menteri.
2. Dewan Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini mempunyai tugas
memberikan saran dan pertimbangan, baik ketika diminta maupun tidak diminta, kepada
pengurus DWP Pusat.
Bagian Ketiga
Penasihat
Pasal 21
1. Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua BPK, Ketua MA, menteri, ketua/kepala lembaga pemerintah
nondeparternen, kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, Sekretaris Jenderal
MPR, Sekretaris Jenderal DPR, Sekretaris Jenderal BPK, Sekretaris Jenderal MA, gubernur,
wakil gubernur, bupati/walikota, wakil bupati/wakil walikota, camat, lurah, kepala desa,
pemimpin BUMN, dan pemimpin BUMD yang belum berstatus persero adalah Penasihat
DWP instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Sekretaris Daerah Provinsi dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota masing-masing adalah
Penasihat DWP Provinsi dan DWP Kabupaten/Kota juga merupakan Penasihat DWP
Sekretariat
Daerah
bersangkutan.
Istri Ketua
MPR,pemerintah
istri Ketua DPR,
istri Ketua istri
BPK,
istri Ketua MA,
istriyang
menteri,
istri ketua/kepala
lembaga
nondeparternen.
gubernur, istri wakil gubernur, istri bupati/istri walikota, dan istri wakil bupati/istri wakil
walikota, adalah Penasihat DWP instansi pemerintah yang bersangkutan.
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
5/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
3. Istri ketua/kepala lembaga pemerintahan nondeparternen, istri kepala perwakilan Rl di luar
negeri, istri Sekretaris Jenderal MPR, istri Sekretaris Jenderal DPR, istri Sekretaris Jenderal
BPK, istri Sekretaris Jenderal MA yang tidak menjadi ketua merupakan Penasihat DWP
instansi pemerintah yang bersangkutan.
4. Istri pemimpin unit kerja instansi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, istri camat,
istri lurah/istri kepala desa, serta istri pemimpin BUMN dan istri pemimpin BUMD yang
belum berstatus persero, yang tidak menjadi ketua merupakan Penasihat DWP instansi
pemerintah yang bersangkutan.
Tugas dan Tanggung Jawab Penasihat
Pasal 22
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. mengayomi serta memberi saran dan pertimbangan bagi organisasi;
b. membantu mencari jalan keluar bagi permasalahan organisasi;
c. berperan serta dalam membangun citra organisasi yang positif.
BAB VIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 23
1. Musyawarah Dharma Wanita Persatuan diselenggarakan pada tingkat nasional dan daerah.
2. Musyawarah Nasional adalah forum tertinggi organisasi yang berwenang:
1. menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar,
2. menetapkan rencana kerja,
3. memilih dan menetapkan ketua umum,
4. mengevaluasi laporan pertanggungjawaban ketua umum,dan
5. menetapkan keputusan lainnya.
3. Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini dilaksanakan dalam
lima tahun sekali.
4. Musyawarah daerah terdiri dari
1. musyawarah provinsi dan
2. musyawarah kabupaten/kota.
5. Musyawarah daerah berkewajiban menyampaikan hasil Musyawarah Nasional dan
berwenang untuk:
1. menetapkan rencana kerja;
2. memilih dan menetapkan Ketua DWP Provinsi/DWP Kabupaten/DWP Kota;
3. mengevaluasi laporan pertanggungjawaban ketua DWP yang bersangkutan;
4. menetapkan putusan lainnya.
6. Musyawarah daerah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (4) pasal ini dilaksanakan dalam
lima tahun sekali.
7. Dalam hal terjadi keadaan yang dinilai berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup
organisasi, dapat diselenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa atas dasar persetujuan
lebih dari separuh jumlah unsur pelaksana DWP Pusat, yaitu DWP Instansi Pemerintah
Pusat dan DWP Provinsi.
Pasal 24
1. Rapat Dharma Wanita Persatuan terdiri dari:
a. rapat anggota,
b. rapat kerja,
c. rapat pengurus, dan
d. rapat koordinasi.
2. Rapat anggota adalah pertemuan antara pengurus dan para anggota yang berkewajiban
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
6/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
menyampaikan hasil Munas/Musda dan berwenang untuk:
a. menetapkan program kerja;
b. memilih dan menetapkan Ketua DWP Instansi Pemerintah Pusat dan ketua DWP unit
kerja di lingkungannya;
c. memilih dan menetapkan ketua DWP instansi pemerintah provinsi dan ketua DWP
instansi pemerintah kabupaten/kota;
d. mengevaluasi laporan pertanggungjawaban ketua Dharma Wanita Persatuan yang
bersangkutan;
e. menetapkan keputusan lainnya.
3. Rapat kerja diselenggarakan untuk membahas, mengoordlnasikan, serta mengintensifkan
pelaksanaan program kerja dan kegiatan sesuai dengan kebijaksanaan organisasi yang telah
ditetapkan.
4. Rapat pengurus adalah pertemuan periodik antara ketua dan anggota pengurus untuk
membahas dan mengambil keputusan tentang masalah organisasi dan kegiatan dalam
lingkungannya.
5. Rapat koordinasi adalah pertemuan antara pengurus dan dewan penasihat/penasihat serta
pihak lain pada semua tingkat kepengurusan.
BAB IX
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 25
1. Atribut Dharma Wanita Persatuan terdiri dari lambang, panji, vandel, bendera olah raga,
papan nama, lencana, himne, mars, dan pakaian seragam.
2. Ketentuan tentang atribut sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 26
Keuangan organisasi Dharma Wanita Persatuan diperoleh dari:
a. iuran anggota,
b. sumbangan lain yang tidak mengikat, dan
c. usaha lain yang sah.
BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 27
1. Pembubaran organisasi DWP ditetapkan dengan Keputusan Musyawarah Nasional yang
secara khusus diselenggarakan untuk itu setelah Pemimpin DWP Pusat melakukan
konsultasi dengan Pelindung, Penasihat Utama, dan Dewan Penasihat serta memperhatikan
usul dari Pemimpin DWP Instansi Pemerintah Pusat dan Pemimpin DWP Provinsi.
2. Dalam hal organisasi DWP dibubarkan, status kekayaan organisasi ditetapkan dan diatur
lebih lanjut oleh setiap pengurus DWP pada semua tingkatan serta memperhatikan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh DWP Pusat.
3. Pembubaran organisasi pada unsur pelaksana dapat dilakukan jika:
a. organisasi kedinasan dibubarkan dan
b. organisasi kedinasan dilikuidasi.
4. Dalam hal organisasi unsur pelaksana dibubarkan, status kekayaan organisasi ditetapkan
lebih lanjut oleh pengurus DWP yang bersangkutan dengan berdasarkan hasil musyawarah
para anggota dan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pengurus DWP satu
tingkat di atasnya.
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
7/8
5/10/2018
AdArtDarmaWanita-slidepdf.com
BAB XII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 28
1. Pengurus pada semua tingkatan telah melaksanakan rapat anggota, musyawarah provinsi,
musyawarah kabupaten/kota paling lama tiga bulan sejak Keputusan Musyawarah Nasional
ditetapkan.
2. Kepengurusan Dharma Wanita Persatuan pada semua tingkatan telah disahkan selambatlambatnya tiga bulan sejak Keputusan Musyawarah Nasional ditetapkan.
3. Kepengurusan yang belum sempat melaksanakan serah terima jabatan pada akhir tahun
berjalan tetap harus membuat dan mengesahkan program kerja satu tahun ke depan terhitung
tanggal 1 Januari s.d. 31 Desember.
BAB XIII
LAIN-LAIN
Pasal 29
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga Dharma Wanita Persatuan.
2. Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh
pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 30
1. Dengan penyempurnaan Anggaran Dasar Dharma Wanita Persatuan ini, Anggaran Dasar
Hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Dharma Wanita Tahun 1999 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
2. Anggaran Dasar hasil penyempurnaan Musyawarah Nasional I Dharma Wanita mulai
berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Desember 2004
http://slidepdf.com/reader/full/ad-art-darma-wanita
8/8
Download