Analisis Probabilitas Durasi Proyek dengan Metode PERT-CPM Untuk Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211 PT Freeport Indonesia Hamzah Maulana Project Control Department PT Freeport Indonesia, Palm Office Room 008 Grasberg Surface Mine Area E-mail: [email protected] / [email protected] Abstrak Durasi proyek adalah salah satu aspek penting yang harus bisa diestimasi dengan seakurat mungkin pada tahap penjadwalan. Salah teknik estimasi yang dapat menghasilkan tingkat akurasi cukup tinggi adalah Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan tiga variabel yaitu durasi optimistis (tO), durasi yang paling sering terjadi (tM), dan durasi pesimistis (tP). Durasi dari setiap aktivitas kritis yang terangkai menjadi jalur kritis suatu proyek dapat menggambarkan durasi sebuah proyek. Oleh karena itu kombinasi metode PERT-CPM dapat digunakan untuk melakukan analisis durasi proyek. Namun hasil sebuah estimasi belum pasti akan sesuai dengan aktual pelaksanaan. Variabel-variabel pada metode PERT akan membentuk distribusi probabilitas durasi-durasi yang mungkin terjadi. Dengan input paramater nilai minimum, paling sering terjadi, dan maksimum maka jenis distribusi yang paling sesuai digunakan untuk dasar perhitungan distribusi PERT adalah distribusi beta. Hasil perhitungan menghasilkan berbagai durasi yang nilainya berada di antara nilai minimum dan maksimum nilainya dalam bentuk persentase peluang dan sangat berguna sebagai salah satu tool untuk berbagai analisis dalam perencanaan dan penjadwalan proyek. Kata Kunci: CPM, distribusi beta, GHX, konstruksi baja, PERT, penjadwalan proyek, probabilitas Abstract Project duration is one of the important aspects that should be estimated as accurately as possible at the scheduling stage. One of the estimation techniques that can produce a high degree of accuracy is the Program Evaluation and Review Technique (PERT) with three variables: optimistic duration (tO), most frequent duration (tM), and pessimistic duration (tP). The duration of each critical activity that stretches into the critical path of a project can illustrate the duration of a project. Therefore a combination of PERT-CPM methods can be used to analyze the project duration. But the result of an estimate is not certain to be in accordance with the actual implementation. The variables in the PERT method will form probability distributions of possible durations. With the parameter input of the minimum, most common, and maximum value, then the most suitable type of distribution used for the basis of PERT distribution is the beta distribution. The calculation results produce various durations whose values are between the minimum and maximum values in the form of percentage of opportunity and are very useful as a tool for various analyzes in project planning and scheduling. Keywords: beta distribution, CPM, PERT, probability, project management, project scheduling, steel construction points estimates yang aplikasinya menggunakan Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan reserve analysis. Penggunaan metode PERT akan menghasilkan suatu durasi yang diharapkan (tE) sebagai suatu durasi dengan tingkat keakuratan lebih tinggi. Namun dalam penerapannya yang tak kalah penting adalah bagaimana menentukan durasi optimistis (tO), durasi yang paling sering terjadi (tM), dan durasi pesimistis (tP) untuk setiap aktivitas pekerjaan. Dalam estimasi jam kerja struktur baja setiap komponen harus diketahui dan dihitung menggunakan aturan praktis atau standard dan data historis untuk dapat menekan faktor ketidakpastian (CPE No. 0113008, 2013: 4). 1. Pendahuluan Proyek adalah serangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang memiliki tujuan tertentu yang harus diselesaikan dengan spesifikasi tertentu, memiliki jangka waktu tertentu (kapan mulai dan selesai), memerlukan sumber daya (misalnya manusia, material, dan peralatan), memiliki anggaran biaya tertentu, dan bersifat fungsional (Kerzner, 2013 dalam Bjarnason, 2015). Jangka waktu proyek dibatasi oleh titik mulai dan selesainya proyek yang harus bisa ditentukan berdasarkan estimasi durasi setiap aktivitas dan durasi proyek secara keseluruhan. Menurut PMBOK Edisi Keempat (2008) terdapat lima cara penentuan durasi aktivitas proyek yaitu expert judgement; estimasi analog; estimasi parametrik, three- Selanjutnya untuk menentukan durasi proyek secara keseluruhan maka akan lebih tepat jika dilakukan analisis 1 jalur kritis atau critical path method (CPM). CPM adalah salah satu metode dasar analisis jaringan yang bertujuan untuk menentukan durasi proyek berdasarkan panjang jalur kritis (Horáčková, 2011). Dengan demikian analisis probabilitas durasi proyek secara keseluruhan juga akan dilakukan dengan pendekatan durasi aktivitas kritis. Kombinasi metode PERT-CPM dapat menghasilkan estimasi durasi yang lebih akurat. Setelah itu probabilitas durasi proyek dapat dikalkulasi sehingga dapat pula diketahui tingkat keyakinan penyelesaian sebuah proyek dengan durasi tertentu sebagai sebuah risiko terhadap target yang diberikan. Risiko harus dipertimbangkan pada tahap awal perencanaan proyek dan manajemen risiko harus dilakukan selama pelaksanaan proyek (Cooper et al., 2005). 2. Distribusi yang Digunakan Menurut London (2013, dalam Andale, 2016) distribusi PERT (disebut juga teknik estimasi beta-PERT atau three points estimates) adalah versi yang halus dari distribusi seragam atau distribusi segitiga. Menurut Prakasah (2017) dengan asumsi bahwa banyak fenomena dunia nyata terdistribusi normal, pertimbangan dalam penggunaan distribusi PERT adalah akan menghasilkan kurva yang mirip dengan bentuk kurva normal tanpa mengetahui parameter yang tepat dari kurva normal yang terkait. Menurut teori limit terpusat, data dengan ukuran sampel yang besar akan berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji z yang biasa digunakan pada distribusi normal digunakan utuk menguji data yang sampelnya berukuran besar (Hatta, 2010). Sedangkan distribusi PERT hanya memasukkan paramater minimum, paling sering terjadi, dan maksimum. Selain itu perbedaan distribusi PERT dengan distribusi normal adalah adanya skewness atau tingkat deskripsi data yang akan akan mengukur kurang simetrinya distribusi dalam data. Dengan demikian distribusi beta lehih tepat digunakan sebagai dasar distribusi PERT. struktur baja berbentuk truss untuk menopang berbagai peralatan mechanila & electrical di atasnya. Standar Perhitungan Jam Kerja. Perhitungan durasi tM didasarkan pada standar pelaksanaan konstruksi baja PT Freeport Indonesia (Standard PTFI) yang biasa digunakan sebagai durasi yang paling sering terjadi karena disusun berdasarkan kondisi aktual dan data statistik berbagai proyek sebelumnya sehingga durasi setiap aktivitas bisa dihitung dengan lebih rinci. Untuk dasar perhitungan durasi tO dan durasi tP dihitung menggunakan referensi dari proyek sebelumnya. Untuk durasi tO akan dihitung menggunakan standard salah satu kontraktor yang pernah terlibat di PTFI yaitu Fluor karena beberapa pertimbangan dan secara matematis dapat mewakili suatu standard produktivitas yang lebih cepat dibanding standard PTFI. Sedangkan durasi tP dihitung dengan cara estimasi analog menggunakan proyek GHX208 yang produktivitasnya (durasi dibagi tonase) lebih besar dibanding standard PTFI. Perhitungan Durasi Setiap Aktivitas Pekerjaan. Durasi setiap aktivitas pekerjaan adalah jumlah jam kerja untuk seluruh profil baja penyusunnya berdasarkan standard (untuk tO dan tM). Sedangkan untuk perhitungan tP digunakan suatu nilai pembanding antara produktivitas proyek GHX208 dengan durasi tM GHX211. Perhitungan jam kerja setiap profil baja dimulai dengan pengukuran panjang (untuk item pekerjaan misalnya grating floor digunakan luas) setiap profil baja kemudian diklasifikasikan sehingga diperoleh nilai jam kerjanya (wh) berdasarkan standard. Setelah profil baja pada setiap aktivitas pekerjaan diperoleh jam kerjanya kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh jam kerja setiap aktivitas pekerjaa (WH). Perhitungan durasi setiap aktivitas pekerjaan (t) dihitungan berdasarkan nilai WH dengan pendekatan durasi kerja yaitu 8 jam per hari dan konfogurasi tenaga kerja & alat berat berdasarkan standard PTFI. Pada penelitian ini akan digunakan alat bantu Primavera P6 termasuk untuk perhitungan jam kerja setiap aktivitas pekerjaan dengan pengaturan fixed unit/time berdasakan input jam kerja. 3. Metodologi Penelitian Proyek yang Dianalisis. Grashopper 211 (GHX211) merupakan sejenis portable conveyor yang direncakanan akan menjadi fasilitas pelengkap untuk rangkaian overvburden handling system (OHS) tambang Grasberg di PT Freeport Indonesia (PTFI). GHX211 berlokasi di area Lower Wanagon (LW) dan didesain untuk dapat mengakomodasi manuver stacker di LW-OHS terkait dengan kebutuhan rencana produksi yang mendesak. Proyek LW-OHS GHX211 harus dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan target durasi yang diberikan oleh top management PTFI, yang dalam hal ini bertindak sebagai klien, untuk menghindari kemungkinan terburuk yaitu produksi tambang Grasberg berhenti sementara akibat belum tersedianya tambahan jalur distribusi overburden yang direncanakan akan melalui LW-OHS GHX211. Struktur LW-OHS GHX211 adalah rangkaian Analisis Jalur Kritis. Analisis jalur kritis dilakukan dengan forward pass dan backward pass sehingga diketahui aktivitas mana yang memliki nilai ES = LS dan EF = LF. Rangkaian dari aktivitas kritis tersebut akan menghasilkan jalur kritis proyek pekerjaan struktur LWOHS GHX211. Perhitungan Durasi Yang Diharapkan. Durasi proyek yang diharapkan (TE) dihitung dengan persamaan PERT: ....................... (1) Perhitungan Durasi proyek. Durasi proyek dihitung sebagai penjumlahan dari durasi seluruh aktivitas kritis. Durasi proyek yang diharapkan dapat dihitung dengan rumus: .............. (2) Page 2 of 6 Perhitungan durasi proyek tersebut harus diulangi dengan variabel durasi tM, tO, dan tP sehingga akan diketahui durasi proyek dengan ketiga durasi tersebut. Beta(α, β) = Nilai Γ(α), Γ(β), dan Γ(αβ) adalah variabel akhir yang diperlukan untuk perhitungan fungsi beta. Perhitungan Nilai Rata-Rata & Standard Deviasi. Menurut Allsylabus (2010) nilai TM adalah nilai puncak pada kurva distribusi PERT dan nilai TO danTP akan menjadi batas minimum dan maksimum tetapi nilai TM tidak harus menjadi median atau nilai tengah antara TO dan TP. Nilai TM secara teori akan menggambarkan modus atau nilai yang paling sering muncul sedangkan TE akan menggambarkan mean (µ) atau nilai rataratanya. Sedangkan pada penerapan metode PERT standard deviasi (σ) dihitung dengan persamaan: σ Γ(α) = ......................... (8) Γ(α) = ......................... (9) Γ(αβ) = ................. (10) Menurut Wonica (2017: 2) distribusi beta (disebut beta density) dari perkiraan suatu nilai x yang terletak pada range nilai TO dan TP Dapat dihitung dengan rumus: ................................ (3) BetaDensity(x) = Perhitungan Skewness. Skewness aadalah tingkat deskripsi data yang akan akan mengukur kurang simetrinya distribusi dalam data. Dalam perhitungan skewness diperlukan variable α dan β yang merupakan paramater condongnya kurva distribusi ke arah minimum atau maksimum. Berdasarkan referensi dari LaserLightNetwork (2017) dengan penyesuaian notasi pada persamaan PERT dengan TO sebagai nilai minimum dan TP sebagai nilai optimum maka variabel α dan β dapat dihitung dengan rumus: α= .... (8) Perhitungan Probabilitas Durasi Proyek. Fungsi distribusi probabilitas beta suatu nilai x dapat dihitung dengan persamaan berikut: f(x) = ................. (9) Fungsi distribusi probabilitas beta tersebut akan digunakan untuk menghitung probabilitas durasi proyek dengan nilai x adalah durasi proyek dalam satuan hari. Untuk menyatakan probabilitas pada umumnya bisa dilakukan dalam bentuk persentase hasilnya akan dikalikan dengan 100%. ....... (4) β= α ....................... (5) 4. Hasil dan Pembahasan Setelah itu skewness dapat dihitung dengan persamaan: Skewness = ............... (7) Analisis Jalur Kritis. Penentuan aktivitas kritis dilakuan menggunakan Primavera P6 sehingga nilai ES, LS, EF, dan LF dapat diketahui. Setelah itu Primavera P6 otomatis dapat membedakan suatu aktivitas termasuk ke dalam aktivitas kritis jika ES=LS dan EF=LF.Aktivitiasaktivitas kritis pekerjaan struktur proyek LW-OHS GHX211 dapat dilihat pada batang berwarna gelap pada Gambar 1 (tampilan timescale logic view Primavera). ......... (6) Fungsi Beta. Menurut Wonica (2017: 1) secara umum fungsi beta untuk paramater α dan β dapat dihitung dengan rumus: Gambar 1. Timscale logic view (Aktivitas Kritis Berwarna Gelap) 3 Durasi yang Diharapkan (tE). Setelah diperoleh nilai tO, tM, dan tP untuk setiap aktivitas pekerjaan maka durasi yang diharapkan (tE) dihitung dengan persamaan 1. Perhitungan tE diutamakan untuk aktivitas kritis karena akan digunakan untuk perhitungan durasi. Durasi Proyek. Setelah diperoleh durasi seluruh aktivitas kritis maka durasi proyek dapat dicari dengan persamaan 2. Rekapitulasi hasil perhitungan durasi proyek dapat dilihat pada Tabel 1 sehingga selain TE juga akan diperoleh nilai TM, TO, dan TP. Tabel 1. Durasi Proyek TO, TM, TP, dan TE Hasil Perhitungan Durasi Proyek TE 39,33 hari 39 hari 2,64 jam TO 31,78 hari 31 hari 6,24 jam TM 40,31 hari 40 hari 2,48 jam TP 42,97 hari 42 hari 7,76 jam Nilai Rata-Rata dan Perhitungan Standard Deviasi Jalur Kritis. Nilai rata-rata atau mean (µ) pada metode PERT akan sama dengan nilai TE. Dengan demikian maka µ = TE = 39,33 hari. Sedangkan standard deviasi dihitung dengan persamaan 3 dan menghasilkan nilai σ = 1,87 hari. Nilai standard deviasi sebesar 1,87 hari berarti nilai variabel x yaitu durasi proyek dengan acuan jam kerja TM, TO, dan TP menyimpang dari nilai rata-ratanya yaitu durasi proyek dengan acuan jam kerja TE sebesar 1,87 hari. Skewness. Nilai skewness yang dihitung menggunakan persamaan 6 menghasilka nilai sebesar -0,472. Nilai negatif tersebut berarti kurva distribusi PERT akan condong data ke arah kiri (condong negatif) dimana nilai modus lebih besar dari nilai mean (Mo > µ). Hal ini juga akan menjadi kontrol hasil perhitungan distribusi beta (PERT) yang akan digambarkan ke dalam bentuk kurva. Distribusi dan Probabilitas Durasi Proyek. Setelah diperoleh nilai Γ(α), Γ(β), dan Γ(αβ) maka dilanjutkan dengan perhitungan distribusi beta (BetaDensity(x)) menggunakan Persamaan 8. Nilai x yang dimasukkan dimulai dari x = TO = 31,78 hari hingga x = TP = 42,97 hari dan di antara nilai tersebut akan dimasukkan nilai x antara 32 hari hingga 42,5 hari dengan interval 0,5 hari. Selain itu akan dihitung juga x = TE = 39,33 hari; x = TM = 40,31 hari; dan x = TD = 40 hari. Hasil perhitungan distribusi beta disajikan pada Tabel 2 dan akan dipadu dengan hasil perhitungan probabilitas durasi proyek (hanya ditampilkan nilai x dengan interval 1 hari) yang dihitung menggunakan persamaan 9. Tabel 2. Distribusi dan Probabilitas Durasi Proyek Durasi x (hari) Beta Density(x) Prob (%) 31 hari 6,24 jam (TO) 32 hari 33 hari 34 hari 35 hari 36 hari 37 hari 38 hari 39 hari 39 hari 2,64 jam (TE) 40 hari (TD) 40 hari 2,48 jam (TM) 41 hari 42 hari 42 hari 7,76 jam (TP) 31,78 32 33 34 35 36 37 38 39 39,33 40 40,31 41 42 41,97 0,0000000 0,0000018 0,0008554 0,0066931 0,0225042 0,0512037 0,0919068 0,1388866 0,1811670 0,1915072 0,2029316 0,2025856 0,2002508 0,1562263 0,0000000 0,00% 0,00% 0,02% 0,34% 1,70% 5,27% 12,34% 23,87% 39,97% 46,13% 59,42% 65,72% 69,55% 87,84% 100,00% Grafik Distribusi Durasi Proyek. Hasil perhitungan distribusi durasi proyek atau BetaDensity(x) dari Tabel 2 disajikan dalam bentuk kurva distribusi PERT pada Gambar 2. Dari kurva tersebut terlihat beberapa ukuran data statistik sebagai berikut. Nilai x = TO = 31,78 hari menjadi nilai minimum kurva di sisi kiri. Nilai x = TP = 42,97 hari menjadi nilai maksimum kurva di sisi kanan. Nilai x = TE = 39,33 hari secara teori adalah nilai ratarata atau mean (µ) dan tidak harus menjadi median atau modus. Nilai x = TM = 40,31 hari secara teori akan menjadi nilai yang paling sering muncul atau modus (Mo) dan terbukti dari kurva tersebut bahwa x = TM = 40,31 hari menjadi puncak kurva distribusi PERT. Nilai tengah atau median (Me) dapat sebagai suatu nilai di antara TO dan TP yaitu sebesar 37,38 hari yang jika digambarkan akan berada tepat di tengah kurva. Gambar 2. Kurva Distribusi PERT Proyek Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211 Page 4 of 6 Grafik Probabilitas Durasi Proyek. Hasil perhitungan durasi proyek dari Tabel 2 disajikan dalam bentuk kurva pada Gambar 3. Berdasarkan kurva dan hasil perhitungan probabilitas durasi proyek dihasilkan nilai probabilitas terkecil yaitu 0% atau tidak mungkin terjadi dan 100% atau sangat mungkin terjadi. Berdasarkan rumus distribusi beta sebagai dasar distrribusi PERT nilai probabilitas 0% dan 100% secara teori adalah tendensi yang diberikan dari nilai minimum yaitu TO dan nilai maksimum yaitu TP. Artinya Standard Fluor sebagai acuan durasi optimistis akan memberikan pengaruh sejauh mana durasi tercepat yang mungkin terjadi dan sebaliknya untuk referensi proyek GHX208 sebagai acuan durasi pesimistis akan memberikan pengaruh sejauh mana durasi terlama yang mungkin terjadi. Perseberan kemungkinan yang akan terjadi akan berada pada range tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai TO memiliki kemungkinan terjadi sangat kecil (0%) dan TP memiliki kemungkinan terjadi sangat besar (100%). Secara logika bahwa jika kita diberikan suatu pekerjaan maka kemungkinan terjadinya dalam batas tercepat adalah semakin kecil karena hal itu berarti kita benarbenar bisa menekan risiko dan unsur ketidakpastian. Sebaliknya kemungkinan terjadinya dalam batas terlambat adalah semakin besar karena tanpa kita berusaha maksimal untuk menekan risiko dan unsur ketidakpastian pun maka pekerjaan mungkin akan tetap selesai. Perhitungan probabilitas secara matematis ini sangat penting sebagai dasar manajemen risiko. Gambar 3. Kurva Probabilitas Proyek Pekerjaan Sturktur LW-OHS GHX211 Analisis Probabilitas Durasi Proyek. Durasi proyek yang dihitung dengan metode PERT adalah 39,33 hari (39 hari 2,64 jam) dengan probabilitas 46,13%. Nilai tersebut juga menjadi mean (µ) dari berbagai kemungkinan durasi proyek LW-OHS GHX211. Durasi proyek yang paling sering terjadi TM yang dihitung menggunakan Standard PTFI yaitu 40,31 hari (40 hari 2,84 jam) memiliki probabilitas 65,72%. Untuk durasi proyek optimistis TO yang dihitung menggunakan Standard Fluor yaitu 31,78 hari (31 hari 6,24 jam) memiliki probabilitas 0% sebagai batas minimum pada distribusi PERT. Untuk durasi proyek pesimistis yang dihitung dengan estimasi analog terhadap proyek GHX208 yaitu 42,97 hari (42 hari 7,76 jam) memiliki probabilitas 100% sebagai batas maksimum pada distribusi PERT. Sedangkan target durasi yang diberikan oleh top management PTFI TD selaku klien yaitu 40,00 hari memiliki probabilitas 59,42%. dari durasi yang diberikan oleh klien TD (40 hari) maka perlu direncanakan beberapa kemungkinan antisipasi sejak awal proyek. Sedangkan durasi proyek yang dihitung dengan metode PERT dapat dijadikan acuan dalam mengontrol pelaksanaan proyek dan akan ditampilkan dalam kurva progress komulatif proyek per hari. Pertama, membagi beban kerja pada hari ke-41 (lihat Gambar 4) menjadi tambahan durasi kerja pada hari ke-1 hingga ke-40 secara rata sehingga durasi kerja rata-rata per hari menjadi 8 jam 3,72 menit atau hanya membaginya pada periode tertentu (misalnya pada satu hari, dua hari, satu minggu, dsb). Rencana Antisipasi Untuk Mencapai Target Durasi dari Klien. Secara SOP durasi yang resmi harus diterima oleh top management PTFI adalah durasi yang paling sering terjadi dengan dasar perhitungan Standard PTFI. Namun karena durasi tersebut (40,31 hari) lebih besar Gambar 4. Manpower Loading Proyek Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211 5 Kedua, menambah tenaga kerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas. Namun penggunaan solusi ini harus bisa terukur secara matematis untuk sehingga tidak inefisiensi biaya dan berkurangnya tenaga kerja dari proyek lain.Ketiga, menambah tim kerja untuk proyek LW-OHS GHX211 menjadi dua tim karena secara matematis dapat ditentukan durasinya akan lebih cepat dua kali lipat dengan pertimbangan proyek ini selesai lebih cepat meskipun ada proyek lain yang akan tertunda penyelesaiannya. Keempat, karena selisih antara durasi dengan jam kerja TM dan TD tidak terlalu besar maka bisa dilihat terlebih dahulu progress aktual hingga periode tertentu (apakah cenderung mendekati kurva TM, mendekati atau di atas kurva TE, atau di bawah kurva TM) baru kemudian diputuskan salah satu atau gabungan dari solusi pertama hingga ketiga. 5. Penutup Kesimpulan. Durasi TD, TE, TM, TP, dan TO memiliki probabilitas masing-masing yang disajikan pada Tabel 2. Nilai TP dan TO menjadi batas minum dan maksimum kurva distribusi PERT dan nilai probabilitasnya. Sedangkan TD, TM, dan TE memiliki probabilitas pada range 0% hingga 100%. Durasi yang ditetukan oleh klien TD yaitu 40 hari memiliki probabilitas 59,42% yang artinya ada risiko sebesar 100%-59,42%=40,58% yang harus diantisipasi sebagai faktor ketidakpastian yang mungkin menyebabkan target tersebut tidak tercapai. Perhitungan probabilitas durasi proyek ini sangat penting sebagai salah satu tool untuk analisis pada tahap pra pelaksanaan sehingga harus disiapkan beberapa rencana antisipasi untuk dapat mencapai suatu durasi tertentu. Saran. Beberapa saran untuk penelitian lain terkait probabilitas durasi proyek berdasarkan pendapat, hal-hal yang dihadapi oleh penulis, kesulitan, serta hal-hal yang perlu dilanjutkan dari penelitian ini antara lain: pentingnya penentuan dasar perhitungan durasi tM, tP, dan tO; penggunaan metode PERT sebagai alat kontrol suatu pelaksanaan konstruksinya; serya perlunya penelitian probabilitas proyek pada sisi biaya serta kualitas pekerjaan yang bisa diukur secara kauntitatif. Daftar Pustaka Bjarnason, Elias. 2015. Critical Success Factors for Planning, Scheduling and Control in Design and Construction (Tesis). Reykjavík: Reykjavík University. Central Services Project & Cost Control. 2010. Project Control – Scheduler, Standard Operational Procedure. Tembagapura: Central Services Project & Cost Control, CDT – PT Freeport Indonesia. Central Services Project & Cost Control. 2015. PT Freeport Indonesia construction rate. Tembagapura: Central Services Project & Cost Control, CDT – PT Freeport Indonesia. CPE Candidate No. 0113008. 2013. How to Estimate the Cost of a Steel Superstructure for a Multi-Story Medical Office Building at Design Development. Nashville: American Society of Professional Estimators. Dale Cooper et al. 2005. Project Risk Managemnt Guidelines (Managing Large Projects and Complex Procurements). Sussex: John Wiley & Sons Ltd. De Weck, Oliver. 2010. ESD.36, Lecture 2, System & Project Management, Critical Path Method (CPM). Cambridge: Massachusetts Institute of Technology. Dubey, Anuj. 2015. Resource Levelling for a Construction Project. Maharashtra: IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering (IOSR-JMCE). Fluor Corporation. 2000. Fluor Estimating, Standard Unit Work Hours. Fluor Corporation. Gabrial, Steven A. 2009. ENCE 603, Management Science Applications in Project Management Lectures 5-7, Project Management LP Models in Scheduling, Integer Programming. Maryland: UMD. Horáčková, Anna. 2011. Project Evaluation Applying the PERT and The Critical Chain Method. Brno: Mendelu University. Kusnanto. 2010. Penjadwalan Proyek Konstruksi dengan Metode PERT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap I). Surakarta: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UNS. London, Felecia L. Analytic Method for Probabilistic Cost and Schedule Risk Analysis. Houston: National Aeronatics and Space Administration (NASA). Maulana, Hamzah. 2015. Analisis Jalur Kritis dengan Critical Path Method. Jakarta: Majalah Bisnis Kontraktor Edisi #03/Thn I. Mubin, Sajjad dan Abdul Mannan. 2013. Innovative Approach to Risk Analysis and Management of Oil and Gas Sector EPC Contracts from a Contractor’s Perspective. Journal of Business & Economics Vol.5 No.2 (July-December 2013) pp. 149-170. Project Management Institute. 2008. A Guide to The Project Management Body of Knowledge, Fourth Editon. Pennsylvania: Project Management Institute, Inc. Raharja, Irwan. 2014. Analisa Penjadwalan Proyek dengan Metode PERT di PT Hasana Damai Putra Yogyakarta pada Proyek Perumahan Tirta Sani. Yogyakarta: UII. Raghunathan, Krishnan. 2006. Productivity Improvement in Downstream EPC Projects using Value Streams based Organization (Tesis). Cambridge: Department of Civil and Environmental Engineering, Massachusetts Institute of Technology. Suprayogi. 2006. Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis. Bandung: Institut Teknologi Bandung. TNDOT Department of Transporation. 2015. Critical Path Methos (CPM) Schedules. Washington: American Association of State Highway and Transportation Officials. Page 6 of 6