MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I TENTANG ANALISIS MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA DOSEN PEMBIMBING : Ns. DEL FATMAWATI S.Kep, M.Kep OLEH : SRI NADIA (1814201012) PROGRAM STUDI PENDIDKAN NERS SEMESTER II UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI T.A 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I tentang “Analisis Model Konseptual Keperawatan Jiwa” yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan. Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Wassalam... Bukittinggi, 16 Maret 2020 Penyusun i DAFTAR PUSTAKA Kata Pengantar ............................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa.......................... 3 B. Model-Model Konseptual Keperawatan Jiwa ................................ 4 1. Model Konseptual Psikoanalisa ............................................... 4 2. Model Konseptual Interpersonal .............................................. 5 3. Modal Konseptual social .......................................................... 6 4. Model Konseptual Eksistensi ................................................... 8 5. Model Konseptual Medikal ...................................................... 9 6. Model Konseptual Supportive Therapy.................................... 10 7. Model Konseptual Keperawatan .............................................. 11 8. Model Konseptual Behavioral .................................................. 11 9. Model Konseptual Komunikasi ................................................ 11 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 13 A. Kesimpulan ................................................................................... 13 B. Saran .............................................................................................. 13 Daftar Pustaka ............................................................................................... 14 Tabel 1.1 ........................................................................................................ 13 ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbolsimbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam lingkungan atau stressor yang mengakibatkan seorang individu menciptakan perubahan yang adaptif baik secara mandiri maupun bantuan perawat. Model konseptual keperawatan jiwa merupakan upaya yang dilakukan baik oleh perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor yang dialaminya (Videbeck, 2008:58) , selain itu model konseptual dapat Membantu mempraktekkan dan menjadikan suatu dasar untuk pengkajian dan intervensi yang lebih baik serta mengevaluasi keefektifan tindakan. Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Brockopp, 1999 : 73 ). Model konseptual keperawatan jiwa juga merupakan sebagai usahausaha untuk menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model 1 konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan Model Konseptual Keperawatan Jiwa? 2. Bagaimanakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Psikoanalisa? 3. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Interpersonal? 4. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Social Model? 5. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Eksistensi? 6. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Medikal? 7. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Supportive Therapy? C. 8. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Behavioral? 9. Bagaimakah Model Konseptual Keperawatan Jiwa Komunikasi? TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Khusus Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang : a. Model Psikoanalisa b. Model Perilaku c. Model Eksistensi d. Model Interpersonal e. Model Medikal f. Model Komunikasi g. Model Keperawatan h. Model Sosial 2 BAB II PEMBAHASAN A. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA 1. Pengertian Model adalah cara mengorganisasi pokok pengetahuan yang kompleks. Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya (Brockopp, 1999) Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsepadalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42) Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999 : 73). Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk 3 menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009, hal. 29). Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008 : 54). Tujuan dari model konseptual keperawatan a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan. b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan. c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan. d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan. e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan. Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer (Marriner-Tomey , 2004, dalam Nurrachmah, 2010) B. MODEL-MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN JIWA 1. Model Psikoanalisa (Freud, Erickson) Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id 4 (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya ( ego ) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama (super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (defiation of behavioral). Proses terapeutik Psikoanalisa memakai Free association, analisa mimpi dan untuk membentuk kembali perilaku. a. Free association mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa ada sensor. Terapist akan mencari pola kata-kata dan area yang secara tidak sadar dihindari. Kemudian dibandingkan dengan ilmu terapist tentang pengetahuan tentang jiwa dan konflik. konflik yang dihindari klien dianggap hambatan dan harus diselesaikan. b. Analisa mimpi : menjadi gambaran konflik intra psikis yang menjadi hambatan klien dalam berperilaku. Simbol-simbol mimpi dianalisa dan disimpulkan. Kedua proses ini dilengkapi dengan transfer yaitu terapist menjadi sasaran perilaku atau perasaan klien. Kelebihan : 1) Dasar teori yang kuat 2) Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien 3) Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak disadarinya Kekurangan : 1) Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien 2) Memakan waktu yang lama 3) Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama 4) Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih 2. Model Interpersonal (Harri Stack Sullivan) Dia menganggap perilaku itu merupakan bentukan karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial. Kecemasan disebabkan perilakunya tidak sesuai atau tidak diterima orang lain 5 sehingga akan ditolak oleh lingkungan. Perilaku timbul karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk keamanan. Perilaku karena adanya dorongan untuk memuaskan diri disebabkan karena adanya kelaparan, tidur, kenyamanan dan kesepian. Keamanan berhubungan dengan penyesuaian diri terhadap nila-nilai budayaseperti nilai-nilai masyarakat dan suku. Sulivan beranggapan bila kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan dan keamanan terganggu maka dia akan mengalami sakit mental. Sullivan menekankan besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa individu. Kecemasan pertama yang sungguh-sungguh dialami kecemasan Selanjutnya ibu. sewaktu bayi kecemasan pada saat merasakan dihubungkan dengan penolakan/tidak direstui oleh orang-orang yang dekat/penting bagi individu. Jika anak hanya menerima stimulus penolakan atau kecemasan atau kritik, maka anak akan mengembangkan sistem diri yang negatif. Menurut Sullivan: individu memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada dirinya. Ada 2 dorongan yang dimiliki pada individu: a. Dorongan untuk kepuasan Berhubungan dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu. b. Dorongan untuk keamanan Berhubungan dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok tertentu Proses terapinya yaitu mengoreksi pengalaman interpersonal dengan mengalami hubungan yang sehat dengan terapis, klien akan belajar berhubungan interpersonal yang memuaskan dengan reedukasi dan mengembangkan hubungan saling percaya. 3. Sosial Model (Caplan, Szasz) Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial bertanggung jawab terhadap 6 penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain. Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat. Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu tersebut harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan masyarakatnya., meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan tertier sangat penting. Situasi yang dapat menjadi pencetus: 1) Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat 2) Kurang mampu mengatasi stress. 3) Kurang support system. Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah. Proses terapi: a. Prevensi primer b. Kesehatan jiwa masyarakat c. Crisis intervensi. Kelebihan : a) Perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa b) Klien dapat membina hubungan baik dengan perawat sehingga lebih mudah dalam proses pemulihan c) Menggunakan sistem pendukung Kekurangan : a) Membutuhkan waktu yang lama b) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan 7 4. Model Eksistensi (Ellis, Rogers) Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan atau larangan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya. Menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya. prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar individu berpengalaman dan bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai panutan (experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi (self assesment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan menerima kritik atau feedback tentang perilaku dari orang lain serta dapat mengontrol perilakunya (encouraged to accept self and control behavior). prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melalui feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment. 8 Proses terapi: a. Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan b. Terapi Logo Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy). Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya. c. Terapi realitas Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia kelebihan : a) Memiliki 3 proses terapi ( terapi rational emotive, terapi logo, terapi realitas ) Kekurangan : a) Susah menerima masukan dari orang lain b) Klien kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai nilai yang memberi arti eksetensi 5. Model Medikal (Meyer, Kraeplin) Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Contohnya Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi 9 yang digunakan. (therapy, repport effects, diagnose illness, therapeutic approuch). Kekurangan : a) Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan pada diagnosa itu Kelebihan : a) Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah b) Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik tidak menyalahkan perilaku kliennya. 6. Supportive Therapy (Wermon, Rockland) Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah : factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. a. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti : sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. b. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah c. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya. Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan 10 klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif. 7. Model Keperawatan Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat holistik : bio-psikososial spiritual. Perawat mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela klien. Fokus pada : 1) Rentang sehat sakit 2) Teori dasar keperawatan 3) Tindakan keperawatan 4) Hasil tindakan Kelebihan : a) Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacammacam teori Kekurangan : a) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan 8. Model Behavioral Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif dan afektif 9. Model Komunikasi Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik verbal maupun non verbal adalah bentuk 11 komunikasi. Ketidak mampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi. Kelebihan : a) Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak efektif b) Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktifitas dalam pencegahan penyakit Kekurangan : a) Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima 12 Tabel 1.1 Model Konseptual Keperawatan Jiwa Model Psikoanalisis (Freud, Erikson) Tampilan Perilaku Yang Menyimpang Proses Terapeutik Ego tidak mampu Asosiasi bebas analisis Klien : mengontrol ansietas, mimpi mengungkapkan semua pikiran dan mimpi konflik tidak selesai Transveren untuk memperbaiki trauma Terapis : masa lalu Interpersonal (Sulivan, Peplau ) Peran Pasien Dan Terapis Menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien Ansietas timbul dan Membangun di alami secara interpersonal ketakutan yang mendasar adalah ketakutan terhadap penolakan perasaan Klien : aman Menceritakan ( sharing) Menjalin hubungan kecemasan yang dirasakan. apa yang dirasakan, yang saling percaya dan membina kepuasan Terapis : dalam bergaul dengan Menggunakan empati dan memberikan respon verbal orang lain sehingga yang mendorong rasa aman klien dalam berhubbungan klien merasa berharga dengan orang lain dan di hormati 13 Social Faktor (Caplan, Szasz) factor social dan Memodifikasi lingkungan yang akan memicu munculnya pada Klien : lingkungan dan Menyampaikan masalah menggunakan sumber yang dukungan social ada di masyarakat stress seseorang, dimana Terapis : akan Menggali system social klien menimbulkan kecemasan dan gejala gagal Berpengalaman Eksistensial Individu (Elis Roger) menemukan dan membina menerima diri dan sendiri dalam Klien : hubungan, Berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk bergaul dalam mempelajari diri kelompok Mendorong untuk Terapis : menerima jati dirinya Memperluas kesadaran diri klien sendiri dan menerima feedback perilakunya serta dapat mengontrol perilakunya 14 Medical (Meyer,Kreaklin) dari Pemeriksaan diagnostic, Klien : Kombinasi fisiologi, genetic, lingkungan, dan sosial terapi somatic, Menjalani prosedur diagnostic dan terapi jangka farmakologi, dan teknik panjang interpersonal Terapis : Terapi , dampak , diagnose penyakit , pendekatan terapeutik Suportif Terapi Menguatkan Factor (Wermon,Rockland) biopsikososial respon dan respon Klien : koping adaptif Terlibat dalam identifikasi koping maladaftif masa kini Terapis : Hubungan yang hangat dan empati 15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi menggambarkan dan keselarasan management, dan bersifat keseimbangan positif yang kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 9 model yang terdiri dari Model Psikoanalisa, Model Perilaku, Model Eksistensi, Model Interpersonal, Model Behavioral, Model Medikal, Model Komunikasi, Model Keperawatan, dan Model Sosial. B. SARAN 1. Mahasiswa Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi pedoman dalam memahami teori mengenai konseptual model keperawatan jiwa, Sehingga kedepannya dapat berkerja dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien. 2. Perawat Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam model keperawatan jiwa yang dapat di jadikan pedoman dan diterapkan kepada pasien. 3. Pelayanan Kesehatan Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan psikososial maupun gangguan jiwa 16 DAFTAR PUSTAKA Perry & potter. 1999. Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC Suliswati, Dkk. 2004. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC Maramis, Willy F. & Maramis Albert A. 2009. Ilmu kedokteran jiwa. Jakarta : AUP Sunaryo. 2004. Psikologi lingkup keperawatan. Jakarta : EGC Stuart Wiscarz, Sandra I. Sundeen. 1995 . Prinsip dan Praktik Ilmu Keperawatan Psikiatri. Ed.5. Missouri: Mosby. Ann Isaacs. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Ed.3. Jakarta: EGC Kaplan, Harold I. & Sadock, Benjamin J. 2010. Synopsis psikiatri. Tengerang BINARUPA AKSARA Publisher Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model Konseptual, Ed.4, Jakarta, EGC. 17