Uploaded by nailahrahmah1997

Tuli Sensorineural

advertisement
Tuli
Sensorineural
OLEH : NAILAH RAHMAH (406181048)
PE M B I MB ING : D R . JE N N Y, S P.TH T - K L
Definisi
Tuli sensorineural atau “nerve deafness” sering terjadi akibat patologi pada koklea.
SNHL merujuk pada keadaan defek pada jalur auditori yang melibatkan koklea, kanal
auditori interna, atau jalur auditori sentral.
Sumber : Rauch SD, Dobie R, Doyle KJ. Part 28 :Menière Disease, Vestibular Neuritis, Benign Paroxysmal Positional Vertigo, Superior Semicircular Canal Dehiscence, and Vestibular Migraine . Ballenger’s Otolarnygology : 18th Edition. 2016;313
Tuli sensorineural idiopatik mendadak (ISSNHL) adalah perubahan pendengaran
minimal 30 dB dari 3 kali pemeriksaan audiometri berturut-turut, dan
berlangsung < 3 hari. Perubahan ini dapat diketahui dengan membandingkan dari
hasil audiogram yang sudah ada sebelumnya. Sering kali ISSNHL adalah
unilateral
Epidemiologi
ISSNHL terjadi pada sekitar 1-8
orang per 100.000 populasi per
tahun, dan sekitar 25.000 kasus
per tahun di Amerika Serikat.
SNHL terjadi pada sekitar 28 juta orang
Amerika, dan sekitar 2-3 bayi per 1000
kelahiran lahir dengan ketulisan atau
sulit untuk mendengar.
Semua usia dan jenis kelamin dapat mengalami hal ini,
dengan puncak usia adalah pada usia 30-60 tahun
Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
Proses transmisi gelombang suara
Anatomi Telinga
Kongenital
Genetik & non-genetik
Akuisita
Kongenital
 Genetik : aplasia Michel, aplasia Monidi Alexander, aplasia schiebe, aplasia Seibenmann Bing,
sindrom Warrdenburg, sindrim Pendrede, sindrom MELAS, sindrim Muckle-Wells,
hiperpigmentasi, oncidodistorfi, sindrom pendred, sindrom Jervell, sindrom usher, trisomy
13,15/21
 Non-genetik : keracunan ototksik (strreptomisin, aspirin, kuinin, talidomine), infeksi, kelainan
metabolik (kretinisme), eritoblastosis fetalis, radiasi (pada trimester pertama), premature,
trauma lahir, anoksia
Kongenital : genetik
Akuisita

Infeksi : meningitis, labirinitis

Trauma : trauma kepala (dengan/atau tanpa fraktur), barotrauma (dengan/atau tanpa fistula perilimfe), trauma akustik, trauma iatrogenic

Neoplasma : vestibular shwannoma, metastasis ke meningen/tulang temporal, keganasan hematologic (leukimia, myeloma)

Imunologis : penyakit autoimun telinga dalam, penyakit imun sistemik (sindrom Cogan, Wegener granulomatosis, polyarteritis, arteritis temporal)

Neurologi : multipel sclerosis, iskemia fokal pontine

Metabolic : gangguan metabolisme besi, gagal ginjal/dialysis

Lainnya : penyakit meniere

Kondisi bilateral : presbiaskusis, noise-induced, otoskleoriss, hydrops endolimfatik, metabolic/hematologis
Etiologi ISSHNL
•Idiopatik
•Kadang keadaan ini dapat muncul pada pasien yang sudah memiliki penyakit
mendasari, seperti Meniere, Bells palsi
•Vaskular : diabetes, hipertensi, obesitas dan hiperlipidemia
Etiologi lainnya
-
Rupture membrane koklea (jendela bulat atau jendela oval) akibat barotrauma, menyebabkan terbentuknya fistula perilimfatik.
Barotrauma tersebut terjadi akibat scuba diving, meniup hidung secara ekstrim, mengerahkan tenaga ketika menahan nafas,
mengangakat beban dengan tekhnik yang tidak tepat. Barotrauma tersebut juga menyebabkan pembentukan gas di intrakoklear
-
Infeksi lainnya : sifilis, ensefalitis
-
Faktor imunologis, melalui pembentukan antibody-antigen yang memediasi destruksi. Penyakit cogan dapat menyebakan
pembentukan kompleks imun. Penyakit multipel sclerosis menyebabkan terjadinya demielinisasi
-
Schwannoma vestibular yang menyebabkan perburukan vaskular
-
Agen ototoksik : mendestruksi metabolisme seluler
-
Penyakit meniere : menyebabkan rupture membrane intrakoklea
Infeksi virus
•CMV neonatal menunjukkan tingkat infeksi sekitar 1,3%, dan 10% dari mereka mengalami tuli
kongenital atau progresif
•herpers simpleks neonatal juga terkait dengan tulio pada 10% bayi
•Measles menyebabkan sekitar 3-10% tuli bilateral pada anak sebelum adanya vaksin MMR
•varicella zoster, keadaan herpes zoster otikus/ Ramsay Hunt sindrom menyebabkan 6% tuli
sensorineural pada orang dewasa
Presentasi Klinis
Anamnesis
•Seberapa besar kehilangan pendengaran yang terjadi
•seberapa cepat terjadi
•stabilitas pendengaran
•Simetrisitas kehilangan pendengaran
•apakah ada kausa yang dapat diidentifikasi
•Riwayat seperti trauma akustik/bising, barotrauma, trauma di tulang temporal perlu digali, Serta pengobatan
terkait
Presentasi Klinis
Gejala lain :
•Pada penelitian pada 250 pasien terdapat gejala tinnitus pada 84% kejadian, atau vertigo pada 44% kejadian,
dan rasa penuh pada telinga sebesar 69%
•tuli yang ringan-sedang, sering menunjukkan gejala awal berupa rasa penuh pada telinga
•Gejala konkominan seperti hiperaskusis, depresi, ansietas, demensia, atau halusinasi auditori mungkin dapat
ditemukan
Pemeriksaan Fisik
•Pada PF telinga tidak ditemukan adanya kelainan
Pemeriksaan Penunjang
RINNE
WEBER
SWABACH
Pemeriksaan Penunjang : audiometri
Pemeriksaan Penunjang
Untuk membedakan tuli sensorineural koklea atau retrokoklea, diperlukan pemeriksaan audiologi
khusus
•Tes SISI (short increment sensitivity index)
•tes ABLB (alternate binaural loudness balans test)
•tes kelelahan (tone decay), audiometri tutur
•dan audiometri Bekesy
Pemeriksaan Penunjang
Investigasi lain yang perlu dilakukan pada SNHL, terutama idiopatik adalah
•pemeriksaan darah lengkap
•urea dan elektrolit, profil lipid, glukosa, fungsi tiroid, serologi sifilis, auto-antibodi, dan MRI
•MRI terutama untuk deteksi tumor dengan menginjeksikan kontras gadolinium, serta untuk deteksi
perdarahan yang berkaitan dengan kelainan hematologi
•Perdarahan dapat terlihat sebagai penyangatan gadolinium di koklea, akibat kebocoran pada barrier darahotak.
Tatalaksana
Pada tahu 2012, American Academy of Otolarynogology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) mempublikasikan
guideline praktis klinis untuk tuli sensorineural mendadak, dengan rekomendasi :
•Kortikosteroid
•Oksigen hiperbarik
•Obat antiviral
•Terapi lainnya : Terapi vascular dengan pentoxifilin oral, naftidofuril, procaine, dekstran intravea untuk
menurunkan viskositas aliran darah, afaresis untuk membuang lipoprotein kolestrol densitas rendah dari darah,
karbogen (campuran 10% CO2 dan 90% O2), serta papaverine (untuk dilatasi pembuliuh darah)
Tatalaksana
•Manajemen tinnitus yang persisten dan hilangnya pendengaran yang inkomplit
dapat menggunakan alat bantu dengar dan konseling simpatetik
•Alat bantu dengar berfungsi untuk amplifikasi suara ke dalam telinga, dan
kemudian dikonversi menjadi energi elektrik
Implan koklea
•menrurunkan tintius, rehabilitas pendengaran, dan memperbaiki kemampuan lokalisasi suara pada pasien
dengan tuli 1 telinga
•dapat memberikan stimulus pada sistem auditori dengan impuls elektrik untuk tetap mempertahankan sel
rambut
•Pemberian ini juga diindikasikan pada pasien tuli sensorinnerual bilateral berat (95dB pada frekuensi
500,1000 dan 2000 Hz) yang tidak respon pada stimuli suara yang diamplifikasi
•Pemasangan implant juga akan lebih baik pada anak yang menaglami tuli kongenital sebelum dapat bicara
(usia 10 tahun) untuk memberikan bantuajdalam perkembangakn korteks sebrebral
Komplikasi dan Prognosis
•Prognosis dari ISSNHL tergantung pada beberapa faktor, seperti kecepaatn pemberian obat, respon 2 inggu pada
pengobatan pertama, usia, derajat tuli saraf dan faktor predisposisi
•Diketahui bahwa tuli di frekuensi rendah memiliki prognosis yang lenoh baik dibanding tuli di frekuensi tinggi,
dan pasien dengan tanpa gejala dizziness atau vertigo memiliki prognosis yang lebih baik dibanding dengan gejala
vestibular
•Kesembuhan dapat dianggap komplit jika penyembuhan  10 db dari keadaan sebelum kehilangan pendengaran,
penyembuhan parsial jika pendengaran kembali minimal 50% dari keadaan sebelum kehilangan pendengaran, dan
tidak ada peneymbuhan jika hanya <50%
•Penyembuhan sponta ditemukan pada 75% kasus, dan 47% kasus pada pasien yang tidak mendapat terapi apapun
Thank You
Download