Uploaded by fransiskuskadju

10939-20228-1-SM

advertisement
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU
(Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)
THE ANALYSIS OF MARKETING CHANNEL AND MARGIN ON BUFFALO
(A Case Study in the Bungbulang District Garut Regency)
Muhammad Iqbal Adhi Perdana*, Anita Fitriani**, Dadi Suryadi**
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016
**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian mengenai “Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Kerbau (Studi Kasus di
Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)“ dilaksanakan sejak tanggal 23 Juni 2015 hingga 6
Juli 2015. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis bentuk saluran pemasaran, besar
persentase margin, biaya, keuntungan dan besar bagian harga (farmer share) yang diterima
peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut pada berbagai saluran
berdasarkan klasifikasi umur dan jenis kelamin kerbau. Data dianalisis menggunakan analisis
kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode penelitian studi kasus melalui wawancara
kepada para pelaku pemasaran (peternak dan pedagang pengumpul). Hasil penelitian
menunjukan bahwa saluran pemasaran kerbau yang terdapat di Kecamatan Bungbulang terdiri
dari 25 bentuk. Besarnya persentase margin, biaya dan keuntungan tataniaga kerbau pada
klasifikasi jantan dewasa adalah sebesar 44,44%-100%, 13,06%-65,31% dan 41,16%-86,94%;
betina dewasa 33,33%-100%, 20,00%-51,61% dan 29,41%-80,00%; jantan muda (jajalon)
50,00%-100%, 12,00%-64,00% dan 45,33%-88%; betina muda (danten) 100%, 16,00%17,00% dan 83,00%-84,00%; gudel jantan 100%, 17% dan 83%; gudel betina 33,33%-66,67%,
27,27%-80,00% dan 34,38%-65,63%. Besar bagian harga yang diterima oleh peternak kerbau
(farmer share) pada saluran pemasaran jantan dewasa 88,89%-95,24%; betina dewasa 85,00%94,94%; jantan muda (jajalon) 90,91%-94,74%; betina muda (danten) 90,00%-94,44%; gudel
jantan 92,31%; gudel betina 72,73%-76,92%.
Kata Kunci: Kerbau, saluran pemasaran, margin pemasaran dan farmer share
ABSTRACT
Research on the “Analysis of Marketing Channel and Margin on Buffalo (A Case Study
in the Bungbulang District Garut Regency)” has been started since 23th June 2015 until 6th July
2015. The purpose of the study is to analyze the forms of marketing channels, a large
percentage of the margin, costs, profits and farmer share received by buffalo farmers in the
Bungbulang district, Garut regency on various channels based on buffalo age and gender
classification. Data were analyzed using quantitative and qualitative analysis using the case
study method through interviews to the performers of marketing channel (farmers and traders).
The results showed that the buffalo marketing channels in Bungbulang districts consists of 25
forms. The percentage of margin, costs and profits buffalo trading system on the classification
of adult males is 44,44%-100%, 13,06%-65,31% and 41,16%-86,94%; adult female 33,33%100%, 20,00%-51,61% and 29,41%-80,00%; male youth (jajalon) 50,00%-100%, 12,00%64,00% and 45,33%-88%; young females (danten) 100%, 16,00%-17,00% and 83,00%Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
84,00%; male gudel 100%, 17% and 83%; female gudel 33,33%-66,67%, 27,27%-80,00% and
34,38%-65,63%. Farmer share in adult male marketing channels 88,89% -95,24%; adult
females 85,00% -94,94%; male youth (jajalon) 90,91% -94,74%; young females (danten)
90,00% -94,44%; male gudel 92,31%; female gudel 72,73% -76,92%.
Keywords: Buffalo, marketing channel, marketing margin and farmer share
PENDAHULUAN
Kerbau merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang memiliki cukup banyak
potensi. Kerbau dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga kerja, penghasil daging, kulit dan
juga menghasilkan pupuk organik. Produk-produk dari kerbau ini dapat dijadikan sebagai
pengganti dari produk sapi.
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki
potensi dalam sektor peternakan. Jenis ternak yang cukup berpotensi di Kabupaten Garut
adalah kerbau. Menurut data BPS Kabupaten Garut Tahun 2013 jumlah kerbau di Kabupaten
Garut menempati peringkat kedua terbanyak di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 14.754
ekor. Kecamatan Bungbulang menempati urutan nomor satu dari seluruh Kecamatan di
Kabupaten Garut dengan jumlah kerbau terbanyak, yaitu dengan jumlah 1.729 ekor.
Secara umum, hasil observasi awal mengenai peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang
menunjukan bahwa rata-rata para peternak kerbau merupakan para petani yang bekerja di area
persawahan. Kerbau masih banyak digunakan di daerah ini karena banyak sawah-sawah di
Kecamatan Bungbulang yang memiliki luas petak sawah yang cukup sempit, bentuk yang tidak
simetris dan kontur tanah yang berbukit-bukit, karena hal-hal tersebut para peternak lebih
memilih menggunakan kerbau untuk membajak sawah dibanding menggunakan traktor. Para
peternak di daerah Kecamatan Bungbulang tidak menjadikan usaha kerbau sebagai sumber
penghasilan utama melainkan hanya sebagai usaha sampingan atau sebagai hewan peliharaan.
Terdapat 844 peternak kerbau yang tersebar di 13 desa di Kecamatan Bungbulang dengan skala
kepemilikan kerbau per peternak yaitu 2 : 1 yang tersebar di 13 desa atau kelurahan.
Penyebaran populasi kerbau dan peternak kerbau dapat dilihat pada Tabel 1.
Para peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang memiliki kesulitan untuk menjual
kerbau hidup, karena jarak yang cukup jauh dari perkotaan dan peternak tidak memiliki alat
transportasi yang memadai untuk mengangkut ternak. Untuk menyalurkan ternak, peternak
membutuhkan para pelaku pemasaran untuk membantu menjual kerbau tersebut kepada
konsumen.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang diperlukan sebagai cara untuk menjual
kerbau kepada para konsumen. Sistem pemasaran yang baik akan memudahkan penyaluran
kerbau hingga kerbau bisa sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang baik. Dalam alur
pemasaran akan ada pelaku pemasaran yang terlibat didalamnya. Semakin banyak pelaku
pemasaran yang terlibat dalam kegiatan ini semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan dalam
proses kegiatan pemasaran.
Biaya yang dikeluarkan oleh para pelaku pemasaran akan
berpengaruh terhadap selisih harga yang diterima oleh peternak terhadap harga yang
dikeluarkan oleh konsumen.
Dalam situasi penentuan harga seorang peternak memiliki bargaining power yang
lemah, sebaliknya seorang konsumen memiliki bargaining power yang kuat. Bargaining power
adalah kekuatan dalam tawar menawar. Kekuatan tawar menawar ini ditentukan berdasarkan
pengaruh kondisi pasar, pada komoditi agribisnis seperti kerbau kondisi pasar yang terbentuk
adalah pasar oligopsoni. Kondisi ini menyebabkan pedagang ternak memiliki kemampuan
yang besar untuk menentukan dan mempengaruhi penawaran harga dari kerbau. Dalam kondisi
seperti ini seorang peternak akan menjadi seorang price taker yaitu, kondisi dimana peternak
sebagai produsen secara relatif tidak memiliki kemampuan untuk menentukan dan
mempengaruhi harga produk, sebaliknya pedagang akan menjadi seorang price setter atau
penentu harga produk.
Hal ini menarik bagi penulis karena kegiatan pemasaran dinilai sebagai faktor kunci
dalam menyalurkan kerbau hidup yang dimiliki para peternak melalui pelaku pemasaran hingga
kerbau sampai ke tangan konsumen. Meninjau dari informasi yang didapat mengenai potensipotensi dari kerbau, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kerbau ditinjau dari
segi ekonomi yaitu mengenai “Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Kerbau di Kecamatan
Bungbulang Kabupaten Garut”.
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah saluran pemasaran peternak kerbau yang berlokasi di
Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan pelaku pemasaran yang terkait dan
berperan untuk menyalurkan kerbau dari produsen hingga sampai ke konsumen. Pelaku
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
pemasaran yang diteliti adalah peternak kerbau, pedagang besar, dan yang berada di Kabupaten
Garut.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan suatu kejadian (kasus) tertentu saja (Paturochman, 2012). Analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.
Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada pertimbangan bahwa menurut data dari
Dinas Peternakan dan BPS Kabupaten Garut bahwa Kecamatan Bungbulang memiliki populasi
kerbau yang cukup tingi yaitu, sekitar 1.729 ekor. Pertimbangan lain untuk penentuan lokasi
adalah bahwa peternak di Kecamatan Bungbulang terbuka untuk memberikan informasi yang
berguna bagi penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui teknik wawancara yang mendalam pada para pelaku pemasaran
kerbau, yaitu peternak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Data
sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan dan BPS Kabupaten Garut.
Teknik Penentuan Informan
Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak dan pelaku pemasaran yang
terlibat dalam alur pemasaran kerbau di wilayah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.
Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara snowball, yaitu pengambilan sampel yang
dimulai dari seorang objek, kemudian secara berantai makin lama makin banyak (Paturochman,
2012). Kecamatan Bungbulang dipilih sebagai wilayah penelitian dengan alasan kecamatan ini
memiliki populasi kerbau tertinggi diantara seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. Penentuan
para pelaku pemasaran yang akan di wawancarai adalah para pelaku pemasaran yang
melakukan transaksi jual beli dalam kurun waktu 16 bulan terakhir terhitung mulai Bulan
Januari tahun 2014 hingga Bulan Mei tahun 2015.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Metode Analisis
Untuk menjawab permasalahan pertama, yaitu bentuk saluran pemasaran kerbau,
dilakukan penelusuran pemindahan produk dari peternak hingga tiba di tangan konsumen,
dianalisis secara deskriptif.
Menjawab permasalahan kedua, yaitu menghitung besarnya
persentase margin, biaya dan keuntungan parsial dan total pada berbagai pemasaran kerbau
dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Hamid (1972) sebagai berikut :
1. Margin Tataniaga Parsial = Harga Jual – Harga Beli
2. Margin Tataniaga Total = Harga Eceran – Harga pada Produsen
3. Persentase Margin Tataniaga Parsial =
Margin Tataniaga Parsial / Margin Tataniaga Total x 100%
4. Keuntungan Tataniaga = Margin Tataniaga – Biaya Tataniaga
5. Persentase Biaya Tataniaga Parsial =
Biaya Tataniaga Parsial / Biaya Tataniaga Total x 100%
6. Persentase Keuntungan Tataniaga Parsial =
Keuntungan Tataniaga Parsial / Keuntungan Tataniaga Total x 100%
7. Persentase Biaya Tataniaga Total =
Biaya tataniaga Total / Margin Tataniaga Total x 100%
8. Persentase Keuntungan Tataniaga Total =
Keuntungan Tataniaga Total / Margin Tataniaga Total x 100%
Menjawab permasalah yang ketiga, yaitu menghitung bagian harga (farmer share) yang
diterima oleh produsen dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Hamid (1972) sebagai
berikut :
Lp= [(He-M)/He] × 100%
Keterangan :
Lp = Bagian harga yang diterima produsen (%)
M = Margin Total (Rp)
He = Harga Eceran (Rp)
Jika Lp > 50%, pemasaran dapat dikatakan efisien
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Umur Informan
Tingkat umur Informan berkisar antara 34-75 tahun. Tingkat umur akan mempengaruhi
produktivitas seseorang dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Badan Pusat Statistik
penduduk dengan umur produktif adalah masyarakat yang berusia 15-64 tahun.
No
1
2
3
4
5
Umur
15-64 tahun >64 tahun





4
1
Informan
P.Pengumpul I
P.Pengumpul II
P.Pengumpul III
P.Pengumpul IV
P.Pengumpul V
Jumlah
Tingkat Pendidikan Informan
Tingkat pendidikan dari informan sendiri bervariasi mulai dari SD hingga SMA.
Menurut Mubyarto (1994), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuan dan
keterampilan dalam mengelola usaha akan semakin baik.
Tingkat Pendidikan
No
1
2
3
4
5
Informan
P.Pengumpul 1
P.Pengumpul 2
P.Pengumpul 3
P.Pengumpul 4
P.Pengumpul 5
Jumlah
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
Pergurua
n Tinggi




1

3
0
1
0
Pengalaman Usaha
Pengalaman informan dalam menggeluti usaha jual beli kerbau terlihat bervariasi mulai
dari 6 – 33 tahun. Menurut Soeharjo dan Patong (1973), pengalaman yang lebih lama akan
membuat peternak dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi dan lebih berhati-hati
dalam mengambil keputusan.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
No
Informan
1
2
3
4
5
P.Pengumpul I
P.Pengumpul II
P.Pengumpul III
P.Pengumpul IV
P.Pengumpul V
Jumlah
Pengalaman Usaha
<10 tahun 10-20 tahun >20 tahun





1
2
2
Pelaku Pemasaran
Para pelaku pemasaran yang terlibat didalam proses pemasaran kerbau dari Kecamatan
Bungbulang, Kabupaten Garut adalah pedagang pengumpul. Banyaknya pedagang pengumpul
yang terlibat didalam proses saluran pemasaran kerbau dari Kecamatan Bungbulang,
Kabupaten Garut terdiri dari lima orang. Peran dari pedagang pengumpul sangat vital dalam
proses pemasaran kerbau, yaitu sebagai lembaga yang berperan sebagai penyalur kerbau dari
tangan peternak hingga sampai ke tangan konsumen.
Alur Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XIV
ke konsumen I melalui pedagang pengumpul I dan III.
 Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak VI ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul II dan III.
 Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak VII ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul III.
 Saluran 4 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XX ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul IV.
 Saluran 5 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XVI
ke konsumen II melalui pedagang pengumpul IV.
 Saluran 6 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XXI
ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V.
 Saluran 7 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XVII
ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total (%)
Total (%)
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
1
Saluran 1
P.Pengumpul I
P. Pengumpul III
55,56
44,44
48,39
51,61
57,05
42,95
20,81
82,78
2
Saluran 2
P.Pengumpul II
P.Pengumpul III
55,56
44,44
34,69
65,31
58,84
41,16
13,61
86,39
3
Saluran 3
20
80
4
Saluran 4
22,5
77,5
5
Saluran 5
14,75
85,25
6
Saluran 6
15,67
84,33
7
Saluran 7
13,06
86,94
No
Saluran Pemasaran
Bagian Harga yang diterima Peternak (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau
Jantan Dewasa
Saluran
1
2
3
4
5
6
7
Produsen
Peternak XIV
Peternak VI
Peternak VII
Peternak XX
Peternak XVI
Peternak XXI
Peternak XVII
Farmer Share
(%)
89,29
89,89
94,94
95,24
92,24
88,89
89,29
Keterangan
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Alur Pemasaran Kerbau Betina Dewasa di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Saluran Pemasaran Kerbau Betina Dewasa
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak IV ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan III.
 Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XIII ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan III.
 Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XVIII ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul I.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
 Saluran 4 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak X ke
konsumen I melalui pedagang pengumpul III.
 Saluran 5 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak II ke
konsumen I melalui pedagang pengumpul III.
 Saluran 6 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak VII ke
konsumen I melalui pedagang pengumpul III.
 Saluran 7 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak VIII ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul IV.
 Saluran 8 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak IX ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan IV.
 Saluran 9 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XVI ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul IV.
 Saluran 10 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XII ke
konsumen II melalui pedagang pengumpul V.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Kerbau Betina Dewasa
No
Saluran Pemasaran
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total
Total
(%)
(%)
1
Saluran 1
P.Pengumpul I
P. Pengumpul III
33,33
66,67
48,39
29,41
29,41
70,59
20,67
79,33
2
Saluran 2
P.Pengumpul I
P. Pengumpul III
50
50
48,39
51,61
50,46
49,54
22,14
77,86
3
Saluran 3
37,5
62,5
4
Saluran 4
24,62
75,38
5
Saluran 5
22,86
77,14
6
Saluran 6
20
80
7
Saluran 7
22,86
77,14
8
Saluran 8
20
80
9
Saluran 9
20,51
79,49
10
Saluran 10
36,15
63,85
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 9
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Bagian Harga yang diterima Peternak (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau
Betina Dewasa
Saluran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Farmer Share
(%)
85,00
90,28
94,94
94,86
94,89
94,94
94,89
94,94
94,90
94,86
Produsen
Peternak IV
Peternak XIII
Peternak XVIII
Peternak X
Peternak II
Peternak VII
Peternak XIII
Peternak IX
Peternak XVI
Peternak XII
Keterangan
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Alur Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) di Kecamatan Bungbulang Kabupaten
Garut
Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon)
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan muda (jajalon) dari peternak
XXII ke konsumen VI melalui pedagang pengumpul IV.
 Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan muda (jajalon) dari peternak V
ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V dan III.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon)
No
Saluran Pemasaran
1
Saluran 1
2
Saluran 2
P.Pengumpul V
P.Pengumpul III
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
50
50
36
64
54,67
45,33
Margin Tataniaga Total
Biaya Total Keuntungan
(%)
Total (%)
12
88
25
75
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 10
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau
Jantan Muda (Jajalon)
Saluran
Farmer Share
(%)
94,74
Produsen
1
Peternak XXII
2
Peternak V
90,91
Keterangan
Efisien
Efisien
Alur Pemasaran Betina Muda (Danten) di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Saluran Pemasaran Kerbau Betina Muda (Danten)
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak
XV ke konsumen V melalui pedagang pengumpul II.

Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak
XIX ke konsumen IV melalui pedagang pengumpul II.

Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak XI
ke konsumen II melalui pedagang pengumpul III.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon)
No
Saluran Pemasaran
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total (%)
Total (%)
17
83
1
Saluran 1
2
Saluran 2
17
83
3
Saluran 3
16
84
Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau
Betina Muda (Danten)
Saluran
Produsen
1
2
3
Peternak XV
Peternak XIX
Peternak XI
Farmer Share (%)
94,44
94,12
90,00
Keterangan
Efisien
Efisien
Efisien
Alur Pemasaran Gudel Jantan di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Saluran Pemasaran Gudel Jantan
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran gudel jantan dari peternak III ke konsumen
III melalui pedagang pengumpul II.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 11
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Gudel Jantan
No
1
Saluran Pemasaran
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
Saluran 1
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total (%)
Total (%)
17
83
Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Gudel
Jantan
Saluran
1
Produsen
Farmer Share (%)
Peternak III
92,31
Keterangan
Efisien
Alur Pemasaran Gudel Betina di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Saluran Pemasaran Gudel Betina
 Saluran 1 merupakan saluran pemasaran gudel betina dari peternak I ke konsumen
II melalui pedagang pengumpul I dan III.

Saluran 2 merupakan saluran pemasaran gudel betina dari peternak I ke konsumen
II melalui pedagang pengumpul V dan III.
Besar Persentase Margin, Biaya dan Keuntungan Tataniaga Parsial dan Total pada
Saluran Pemasaran Gudel Jantan
No
1
No
2
Saluran Pemasaran
Saluran 1
P.Pengumpul I
P.Pengumpul III
Saluran Pemasaran
Saluran 2
P.Pengumpul V
P.Pengumpul III
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
33,33
66,67
27,27
72,73
34,38
65,63
Margin
(%)
Biaya
(%)
Keuntungan
(%)
33,33
66,67
20
80
35,38
64,62
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total (%)
Total (%)
14,67
85,33
Margin Tataniaga Total
Biaya
Keuntungan
Total (%)
Total (%)
13,33
86,67
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 12
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Gudel
Betina
Saluran
Produsen
1
2
Peternak I
Peternak I
Farmer Share (%)
76,92
72,73
Keterangan
Efisien
Efisien
SIMPULAN
1. Bentuk saluran pemasaran kerbau di Kecamatan Bungbulang terbagi ke dalam 6
klasifikasi ternak berdasarkan umur dan jenis kelamin dan terdiri dari 25 jumlah saluran
dan terdiri dari 2 tipe tingkat saluran, yaitu saluran pemasaran tingkat 1 sebanyak 18
saluran dan saluran pemasaran tingkat 2 sebanyak 7 saluran.
2. Besarnya persentase dari margin, biaya dan keuntungan tataniaga dari setiap
klasifikasi kerbau pada tiap saluran pemasaran berbeda-beda, yakni: pada klasifikasi
jantan dewasa sebesar 44,44%-100%, 13,06%-65,31% dan 41,16%-86,94%;
klasifikasi betina dewasa
pada
sebesar 33,33%-100%, 20,00%-51,61% dan 29,41%-
80,00%; pada klasifikasi jantan muda (jajalon) sebesar 50,00%-100%, 12,00%64,00% dan 45,33%-88%; pada klasifikasi betina muda (danten) sebesar 100%,
16,00%-17,00% dan 83,00%-84,00%; pada klasifikasi gudel jantan sebesar 100%,
17% dan 83%; pada klasifikasi gudel betina sebesar 33,33%-66,67%, 27,27%-80,00%
dan 34,38%-65,63%.
3. Besar bagian harga yang diterima oleh peternak kerbau (farmer share) di Kecamatan
Bungbulang, Kabupaten Garut, yakni: pada saluran pemasaran jantan dewasa 88,89%95,24%; pada saluran betina dewasa 85,00%-94,94%; pada saluran pemasaran jantan
muda (jajalon) 90,91%-94,74%; pada saluran pemasaran betina muda (danten)
90,00%-94,44%; pada saluran pemasaran gudel jantan 92,31; pada saluran pemasaran
gudel betina 72,73%-76,92%.
SARAN
Peternak kerbau yang berada di Kecamatan Bungbulang umumnya adalah para petani
yang memiliki penghasilan utama dari bertani, mereka beternak kerbau selain sebagai tenaga
kerja adalah sebagai usaha sampingan atau tabungan untuk dijual saat peternak membutuhkan
dana. Kerbau yang akan dijual akan diberi harga berdasarkan perkiraan bobot karkas ataupun
bobot hidup dari kerbau tersebut, peternak harus memperhatikan tata cara pemeliharaan kerbau
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 13
Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran ................. ............................M. Iqbal A.P.
dengan baik agar kerbau memiliki bobot yang cukup, sehat dan tidak cacat saat akan dijual.
Peternak dapat mengembangbiakkan kerbau untuk meningkatkan populasi, dengan ini peternak
dapat secara rutin melakukan jual beli kerbau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan
peternak tersebut.
Untuk meningkatkan pendapatan sebaiknya peternak memilih saluran
dengan tingkat efisiensi yang paling tinggi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Anita Fitriani, S.Pt., M.Sc. dan bapak
Prof. Dr. Ir. Dadi Suryadi, Ms. selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberi
arahan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2016. Istilah-Istilah. www.bps.go.id/index.php/istilah/index?Istilah_page=4 (diakses 2
Maret 2016, jam 19:30 WIB)
Hamid, A. K. 1972. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Makasar. 12, 133-134, 137 dan 142.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. PT. Pustaka LP3ES. Indonesia,
Jakarta. 180-184.
Paturochman, M. 2012. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. UNPAD PRESS.
Bandung. 39-45.
Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 14
Download