PEMODELAN SISTEM PENGATURAN pH PADA SIRKUIT CLEANER PROSES FLOTASI BIJIH SULFIDA DI PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung Oleh : HILMAN HIDAYAT 12515055 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK METALURGI FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2020 1BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tembaga merupakan suatu unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29 [1] . Dalam penggunaannya, tembaga banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kabel listrik, dikarenakan sifatnya sebagai penghantar listrik dan panas yang baik [1]. Pada saat ini kebutuhan tembaga di dunia meningkat, begitu juga di Indonesia. Hal ini mengakibatkan produksi tembaga ikut mengalami peningkatan. Salah satu produsen konsentrat tembaga di Indonesia adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Secara umum proses pengolahan mineral di PT Amman Mineral Nusa Tenggara terbagi menjadi dua, yaitu upstream dan downstream. Proses pengolahan upstream dilakukan melalui proses kominusi bijih hasil tambang, yaitu proses reduksi ukuran bijih dengan peremukan dan penggerusan yang bertujuan untuk menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan operasi, membebaskan mineral berharga dari pengotor dan memperbesar luas permukaan bijih. Proses pengolahan bijih tembaga secara downstream pada PT Amman Mineral Nusa Tenggara dilakukan dengan cara konsentrasi flotasi. Proses ini bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan sifat permukaan mineral. Secara umum terdapat tiga tahapan flotasi di PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yaitu rougher-scavenger, flotasi kolom, dan cleaner. Proses rougher-scavenger bertujuan untuk meningkatkan recovery Cu sebesar mungkin, sedangkan proses flotasi kolom dan proses cleaner bertujuan untuk meningkatkan kadar Cu. Proses flotasi dalam pengolahan bijih tembaga membutuhkan suatu kondisi tertentu agar proses berjalan dengan optimal. Salah satu parameter untuk mencapai kondisi optimal pada proses flotasi adalah pH. Tiga fungsi pH pada proses flotasi di PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yaitu mengoptimalkan kinerja kolektor, menjaga kondisi bijih tetap dalam bentuk sulfida, dan berfungsi sebagai depresan pyrite. 1 Untuk itu dibutuhkan suatu metode yang digunakan untuk mengatur tingkat pH agar tetap konstan selama proses flotasi, salah satunya dengan menambahkan lime slurry. Berdasarkan data yang diperoleh pH yang terdapat pada area cleaner sering tidak memenuhi set point, yang menyebabkan kondisi operasi kurang optimal sehingga mengakibatkan konsentrat yang dihasilkan dari proses flotasi kurang optimal. Hal ini bisa terlihat pada Gambar 1.1. Berdasarkan hasil step test 0% air asam tambang (seluruhnya air laut) pada column 1 dan 2 menunjukkan bahwa pH yang dihasilkan kurang stabil, diduga disebabkan oleh sistem kontrol yang kurang baik. Kondisi ini bisa terlihat pada Gambar 1.2. 50 45 40 30 25 Selisih pH dengan set point pHColumn 1 dan 2 Fresh Low Pyrite Ore Sea Water Dominan 20 15 10 5 0 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 More frekuensi 35 selang data Gambar 1.1 Histogram selisih pH dengan set point pH [2] 2 30 12 25 pH 11.5 20 11 15 10.5 10 10 pH Column 1 dan 2 pH Rougher 06-Oct-19 10:33:36 06-Oct-19 10:19:12 06-Oct-19 10:04:48 Waktu 06-Oct-19 09:50:24 06-Oct-19 09:36:00 0 06-Oct-19 09:21:36 9 06-Oct-19 09:07:12 5 06-Oct-19 08:52:48 9.5 Bukaan Valve 12.5 Bukaan Valve Gambar 1.2 Kondisi pH yang kurang stabil [2] Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi tentang penstabilan nilai pH pada slurry dalam sirkuit flotasi yang berasal dari karakteristik bijih yang heterogen dan memiliki nilai derajat oksidasi yang tinggi, untuk meningkatkan nilai recovery dan nilai grade dari bijih stockpile (bijih yang disimpan cukup lama di stockpile) 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menstabilkan pH terutama di sirkuit flotasi PT AMNT dengan cara sebagai berikut: 1. Menganalisis data operasi penggunaan kapur di sirkuit flotasi 2. Mendesain filosofi kontrol dari penambahan kapur di sirkuit flotasi 3. Memodelkan sistem kontrol penambahan kapur di sirkuit flotasi 1.3. Metodologi Penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur mengenai faktor yang mempengaruhi pH pada sirkuit cleaner PT Amman Mineral Nusa Tenggara dari 3 berbagai sumber baik dari buku, paper jurnal, paper seminar, maupun tugas akhir yang sudah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian. Setelah didapatkan informasi yang cukup dari literatur, selanjutnya dilakukan analisis pada data operasi pabrik dari tanggal 1 Januari 2016 sampai 30 Juni 2019. Tahapan berikutnya adalah menganalisis pengaruh faktor yang lebih dominan pada pH di sirkuit cleaner PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Analisis faktor tersebut dikelompokkan pada 3 area yaitu column 1 dan 2, column 3 dan 4, kemudian cleaner 3. Area column 1 dan 2 memiliki feed dari rougher concentrate. Faktor faktor yang mempengaruhi pH pada area ini yaitu pH rougher, S/Cu, acrat (perbandingan tembaga yang masih dalam bentuk sulfida dengan tembaga yang sudah mengoksidasi), kondisi air proses, dan flow rougher concentrate, bukaan valve kapur dan persen solid. Area column 3 dan 4 memiliki beberapa faktor yaitu, pH column 1 dan 2, pH rougher, S/Cu, acrat, kondisi air proses, flow rougher concentrate, bukaan valve kapur, dan persen solid, Area cleaner 3 memiliki faktor sebagai berikut, pH cleaner 1, pH rougher, S/Cu, acrat, kondisi air proses, flow rougher concentrate, bukaan valve kapur, dan persen solid. Faktor-faktor tersebut kemudian dieliminasi berdasarkan tingkat keberpengaruhan faktor tersebut terhadap pH setiap area. Hasil analisis terhadap faktor pada setiap area tersebut kemudian dianalisis secara general pada sirkuit cleaner dan menjadi dasar dalam percobaan step test response. Step test response merupakan salah satu metode dalam menentukan sistem kontrol pada suatu proses. Pada penelitian ini step test response dilakukan untuk memperoleh nilai dari konstanta gain, time delay dan time constant. Step test response dilakukan pada dua jenis kondisi air proses yaitu 100% sea water dan 70% air asam tambang pada air proses. Hasil step test response kemudian dimodelkan pada Matlab dengan menggunakan metode closed loop system. Kemudian dilakukan analisis pada model tersebut dan ditarik kesimpulan. Skema metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.3. 4 • • Fakta Ketidakstabilan tingkat pH pada proses flotasi dalam proses pengolahan bijih tembaga di PT Amman Mineral Nusa Tenggara. pH sering tidak mencapai nilai set point pH • Rumusan Masalah Perlu adanya penstabilan tingkat pH pada proses flotasi untuk mengasilkan konsentrat yang optimum. • Batasan Masalah Tidak membahas hubungan pH dengan grade concentrate • • • Analisis data operasi pabrik sirukuit cleaner Analisis data operasi pabrik area column 1 dan 2 Analisis data operasi pabrik area column 3 dan 4 Analisis data operasi pabrik area cleaner 3 • Design Filosofi Kontrol Design menggunakan hasil analisis data operasi pabrik sirkuit cleaner • Percobaan Percobaan menggunakan step test response berdasarkan hasil filosofi kontrol pada kondisi 100% sea water pada air proses dan 70% air asam tambang pada air proses. • Pemodelan Pemodelan hasil step test response dengan model closed loop system berdasarkan persamaan πΊ(π ) = πΎπ π −ππ π 1 + ππ π • dengan G(s) adalah konsentrasi OH-, Kp adalah konstanta gain, Tc adalah time constant dan Td adalah time delay Penambahan PID menggunakan metode Ziegler-Nichols berdasarkan persamaan • • dengan Kp adalah konstanta gain, Ki adalah konstanta integratif dan Kd adalah konstanta devariatif Penambahan set point dengan ekuivalensi asam kuat Penambahan input kondisi air proses pada sistem kontrol menggunakan fungsi if-else • • • • Pembahasan Kondisi bukaan valve kapur pada area cleaner Kondisi pH operasi pada area cleaner Hasil step test response Hasil pemodelan Kesimpulan Gambar 1.3 Skema metodologi penelitian 5 1.4 Sistematika Penelitian Laporan tugas akhir ini disajikan dalam lima bab. Melanjutkan Bab I, disajikan Bab II yang berisi tinjauan literatur yang terkait dengan profil PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Adapun yang akan dibahas juga pada Bab II, adalah prinsip dasar pH, prinsip dasar flotasi dan prinsip dasar sistem kontrol. Prosedur percobaan, material dan bahan, serta hasil-hasil percobaan yang diperoleh disajikan pada Bab III. Pembahasan hasil-hasil percobaan diberikan pada Bab IV. Kesimpulan dan saran untuk penelitian lebih lanjut diberikan pada Bab V. Selain kelima Bab tersebut, pada bagian akhir laporan penelitian ini juga disajikan daftar pustaka yang diacu dan beberapa lampiran. 6 RINCIAN PENGELUARAN Pengeluaran Tiket pesawat Jakarta-Lombok Tiket pesawat Lombok-Jakarta Print untuk sidang Print untuk hardcover Total Biaya Rp 1,439,700.00 Rp 1,191,857.00 Rp 258,000.00 Rp 452,500.00 Rp 3,342,057.00 7 1. Tiket pesawat Jakarta-Lombok 2. Tiket pesawat Lombok-Jakarta 8 3. Print untuk sidang 4. Print untuk hardcover 9