BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makananpun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan ante natal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasimekonium,asfiksianeonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambungkecil), gangguan sistem perkemihan (ginjalbelumsempurna), gangguan sistem persyarafan(respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Bayi yang lahir dengan berat 1 lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi halhal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian BBLR? 2. Apa saja etiologi BBLR? 3. Bagaimana insiden BBLR? 4. Apakah patofisiologi BBLR? 5. Apa saja tanda dan gejala BBLR? 6. Apa saja komplikasi BBLR? 7. Bagaimana penanganan BBLR? 8. Bagaimana peran bidan bila menemui kasus BBLR? 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu : 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai dengan 2500 gram. 2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram. 3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu: 1. Prematuritas Murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK) 2. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK) Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah Kurva lubchenco. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk tabel. Definisi tentang bayi premature adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir < 2500 g. Definisi ini direkomendasikan oleh American 3 Academy of Pediatrics dan World Health Assembly. Dokter ahli pediatrics dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan pertumbuhan janin. Dengan Kurva Lubchenco diharapkan dapat menunjukkan hubungan pertumbuhan janin dan usia kehamilan. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity. Hal ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih 90% atau berat badan lahir kurang dari persentil 10%, sehingga dapat diprediksi masalah medis. Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation = retardasi pertumbuhan intrauterin). Untuk menentukan apakah bayi itu lahir prematur SMK (Sesuai Masa Kehamilan), matur normal, KMK atau BMK (Besar untuk Masa Kehamilan) dapat dengan membandingkan berat badan bayi dalam gram dengan usia kehamilan dalam minggu yang kemudian diplot di kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin dari Battaglia dan Lubchenco (1967). Dari kurva ini didapat : 1. Pertumbuhan janin normal / berat bayi matur normal dan bayi prematur (SMK) terletak di antara persentil ke-10 dan persentil ke90 2. Bayi KMK beratnya di bawah persentil ke-10 3. Bayi BMK beratnya di atas persentil ke-90 4 B. Etiologi BBLR 1. Faktor Ibu a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia) Pre-eklampsia/Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang. b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemia sel sabit. c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks). d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma). e. Ibu yang menderita penyakit antara lain : 1) Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria). 2) Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal (glomerulonefritis akut). f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh 5 g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol) h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. i. Paritas ibu Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. 2. Faktor Janin a. Kehamilan ganda. Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk kedua janin tidak sama. Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak dengan kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab utama. b. Hidramnion. Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR c. Ketuban pecah dini. Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh 6 adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau di pecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu . d. Cacat bawaan, kelainan kromosom. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya . e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis). f. Insufensi plasenta. Plasenta secara anatomi dan fisiologi tidak mampu memberi nutrisi dan oksigen kepada janin g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B, dan O) 3. Faktor Plasenta a. Plasenta privea. b. Solusi plasenta. 4. Faktor lingkungan Radiasi atau zat-zat beracun. 5. Keadaan sosial ekonomi yang rendah Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. 7 Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. 6. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok 7. Tingkat Pendidikan C. Insiden BBLR Kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 5,7%. Beberapa provinsi yang kejadian BBLR nya relatif jauh dengan rata-rata nasional, di antaranya Kepulauan Riau (8,3%), Bali (8,9%), NTT (10%), Kalimantan Tengah (10,8%), Kalimantan Selatan (9,1%) Sulawesi Utara (9,3%), Sulawesi Selatan (9,6%) dan Maluku Utara (11,3%) dan Papua Barat (8,9%). Kiranya perlu dicermati dan dianalisis lebih lanjut mengapa di provinsi tersebut kejadian BBLR cukup tinggi. Tren kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir masih belum menunjukkan perubahan yang berarti. Kondisi ini menunjukkan bahwa program yang ada belum cukup efektif untuk menurunkan kejadian BBLR. Kasus anak yang meninggal dengan usia di bawah satu bulan ternyata yang mempunyai riwayat BBLR sebesar 43,3%. sedangkan yang meninggal usia 1 sampai 23 bulan yang mempunyai riwayat BBLR sebesar 21,7%. Hasil ini menguatkan penelitian bahwa kejadian BBLR berpengaruh pada kematian bayi terutama di masa 1 bulan ke bawah. Kasus anak meninggal dari data yang ada semua berjenis kelamin perempuan, apakah ini sebagai faktor kebetulan atau tidak perlu penelitian lebih lanjut, Dari semua kasus anak meninggal dalam 5 tahun terakhir ternyata yang memiliki riwayat BBLR sebesar 33,3%.Faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian BBLR dalam penelitian ini adalah meminum zat besi, kejadian komplikasi selama kehamilan dan wilayah. Besar risiko faktor yang bermakna pada kejadian BBLR ibu yang meminum zat besi kurang dari 90 tablet mempunyai risiko terjadi BBLR 1,7 kali dibandingkan ibu yang meminum zat besi 90 tablet ke atas. Lokasi tempat tinggal di perdesaan 8 mempunyai risiko 0,68 kali untuk terjadi BBLR dibandingkan ibu yang tinggal diperkotaan, sedangkan ibu yang mengalami komplikasi ketika hamil mempunyai risiko 2,3 kali untuk terjadi BBLR dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil. D. Patofisiologi BBLR 1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. 2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. 3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun 9 sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. 4. Tanda dan Gejala BBLR Tanda dan gejala bayi Prematur 1. Kulit tipis dan mengkilap 2. Tulang rawan elinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna 3. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung 4. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik 5. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun 6. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk 7. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur 8. Aktifitas dan tangisnya lemah 9. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah Tanda dan gejala bayi dismaturitas 1. Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat 2. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis 3. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan 10 4. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun 5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian 6. Menghisap cukup kuat E. Komplikasi BBLR Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu: 1. Hipotermi Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 360C.Suhu normal bayi, baru lahir berkisar 36,50C – 37,50C (suhu Axilla). Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir : a. Radiasi: dari objek ke panas bayi Contoh : timbangan bayi dingin tanpa alas b. Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit. Contoh : air ketuban pada tubuh bayi, baru lahir, tidak cepat dikeringkan. c. Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat ditubuh. Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti. d. Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara. Contoh : angin dari tubuh bayi baru lahir 2. Hipoglikemia Kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dan berat badan yang sama. Sebagai batasannya pada bayi aterm (cukup bulan) dengan berat badan 2500 gram atau lebih, kadar glukosa plasma darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya, sedangkan pada berat badan lahir rendah dibawah 25 mg/dl. Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin, walaupun asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu, kadar gula darah janin sekitar dua pertiga dari kadar gula darah ibu. 11 Karena terputusnya hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam kadar 40 mg/dl. Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya hipoglikemi terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu yang dipantau glukosa darahnya dengan baik. 3. Gangguan cairan dan elektrolit Gangguan cairan dan elektrolit pada BBLR mengakibatkan dehidrasi. 4. Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus jika tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis 5. Sindroma gawat napas Sindroma gawat napas juga disebut penyakit membran hialin yaitu terjadi akibat pematangan paru yang kurang sempurna akibat kekurangan surfaktan terjadi pada bayi kurang bulan. 6. Paten duktus arteriosus Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. 7. Infeksi Karena antibodi pada BBLR belum berkembang memungkinkan bakteri, virus atau jamur mudah menginfeksi bayi tersebut 12 8. Perdarahan Intraventrikuler Yaitu terdapatnya darah hanya dalam sistem ventrikuler, tanpa adanya ruptur ataulaserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH merupakan perdarahan intraserebral nontraumatik yang terbatas pada sistem ventrikel 9. Apnea of prematurity Penghentian bernapas dengan seorang prematur bayi yang berlangsung selama lebih dari 15 detik dan / atau ini disertai dengan hipoksia atau bradycardia. 10. Anemia Anemia sering terjadi pada bayi prematur, ditandai oleh penurunan nilai hematokrit, retikulosit dan kadar eritropoetin endogen rendah. Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain : 1. Gangguan perkembangan Kadang bayi prematur rentan mengalami kelainan pada otak ayng mengakibatkan kesulitan belajar, gangguan pendengaran, dan penglihatan 2. Gangguan pertumbuhan Gangguan pertumbuhan dapat ditangani dengan anak dapat distimulasi, antara lain dengan mengajak bicara serta melatih berdiri, juga memberikan perhatian yang lebih besar. Lakukan latihan ini secara intensif. Selain itu, dapat diberikan makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti bayam, kangkung, juga multivitamin dan mineral, terutama yang mengandung zat besi, mengingat cadangan zat besi untuk anak yang lahir dengan berat 1 kg hanya sedikit. Zat besi penting bagi perkembangan anak. 3. Gangguan penglihatan(Retinopati) Penyebab kebutaan bayi lahir prematur adalah retinopathy of prematurity ( RoP ), yaitu kelainan pada mata yang disebabkan oleh 13 adanya gangguan perkembangan selaput saraf yang melapisi dinding dalam bola mata atau retina. Perkembangan aktif bola mata itu sendiri dimulai sejak janin memasuki usia 4 minggu hingga minggu ke 40. Pada saat akhir masa kehamilan ( fullterm) perkembangan mata bayi ukurannya mencapai setengah mata orang dewasa dan terus berkembang sampai 2 tahun. Tidak semua bayi prematur lahir lahir dengan RoP. Kalaupun ada gejalanya kebanyakan RoP tersebut membaik tanpa pengobatan pada stadium yang awal. Akan tetapi, pada bayi prematur dengan RoP yang berkembang ke stadium yang lanjut diperlukan penanganan secepatnya. Kelainan itu umumnya terjadi pada kedua mata, tetapi perkembangan stadiumnya tidak sama. Bisa jadi salah satu matanya jadi lebih buruk. Faktor resiko RoP terjadi bila berat lahir bayi kurang dari 1.500 gram dengan umur kelahiran kurang dari 32 minggu ( 8 bulan ) atau dikenal dengan nama bayi lahir prematur. Bayi prematur dengan pertumbuhan bola mata yang tidak sempurna dapat mengakibatkan RoP sampai stadium 5 dapat dipastikan bayi menjadi buta, karena itu pada bayi kelahiran prematur, penanganan medis harus dilakukan secara tepat. 4. Gangguan pendengaran Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna. 5. Penyakit paru kronis Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna. 6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit Karena pembentukan organ yang belum sempurna bayi prematur rentan terkena penyakit. 7. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan Kelainan kelamin misalnya pada bayi laki-laki testis belum turun pada skrotum sedang pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora atau bahkan pada bayi belum terbentuk organ genital. 14 F. Penanganan BBLR 1. BBLR yang menangis termasuk ke dalam kriteria Bayi Lahir tanpa asfiksia. Bayi tersebut dalam keadaan bernapas baik dan warna air ketuban jernih. Untuk BBLR yang lahir menangis atau bernapas spontan ini dilakukan Asuhan BBLR tanpa asfiksia sebagai berikut: a. Bersihkan lendir secukupnya kalau perlu b. Keringkan dengan kain yang kering dan hangat c. Segera berikan pada ibu untuk kontak kulit ibu dengan kulit bayi d. Segera memberi ASI dini dengan membelai e. Memandikan bayi dilakukan setelah 24 jam, atau lebih dari 24 jam jika bayi hipotermi < 36,5 C, suhu lingkungan dingin, ada penyulit yang lain. f. Profilaksis suntikan Vitamin K1 1 mg dosis tunggal, IM pada paha kiri anterolateral g. Salep mata antibiotik h. Perawatan tali pusat: kering, bersih, tidak dibubuhi apapun dan terbuka i. Bila berat lahir ≥ 2000 gram dan tanpa masalah atau penyulit, dapat diberikan Vaksinasi Hepatitis B pertama pada paha kanan 2. BBLR yang tidak bernapas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir dengan asfiksia dan harus segera dilakukan Langkah Awal Resusitasi dantahapan resusitasi berikutnya bila diperlukan. Resusitasi: a. Diputuskan berdasarkan penilaian keadaan Bayi Baru Lahir, yaitubila: 1) Air Ketuban bercampur mekonium ( letak kepala/gawat janin) 2) Bayi tidak menangis, atau tidak bernapas spontan, ataubernapas megap-megap Catatan: Untuk memulai tindakan resusitasi BBLR asfiksia tidak perlu menunggu hasil penilaian skor APGAR b. Menggunakan acuan berikut: 15 1) Buku Modul atau Kaset Video Manajemen Asfiksia Bayi BaruLahir untuk bidan 2) Asuhan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia pada Buku APN c. Langkah awal resusitasi 1) Jaga bayi dalam keadaan hangat 2) Atur posisi kepala bayi sedikit tengadah (posisi menghidu) 3) Isap lendir di mulut, kemudian hidung 4) Keringkan sambil dilakukan rangsang taktil 5) Reposisi kepala 6) Nilai keadaan bayi dengan melihat parameter : usaha napas Bila setelah dilakuan penilaian, bayi tidak menangis atau tidak bernapas spontan dan teratur a) Lakukan Ventilasi sesuai dengan tatalaksana manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir b) Bila setelah ventilasi selama 2 menit, tidak berhasil, siapkan rujukan c) Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak bisa bernapas hentikan ventilasi setelah 10 menit denyut jantung tidak ada/tidak terdengar, kemudian siapkan konseling dukungan emosional dan pencatatan bayi meninggal G. Peran Bidan 1. Asuhan pada BBLR sehat a. Perawatan metode kanguru bagi bblr b. Pemberian ASI pada bayi berat lahir rendah (bblr) c. Pencegahan infeksi d. Perawatan bblr pada minggu-minggu pertama e. Pemberian imunisasi pada bblr f. Mendeteksi tanda bahaya pada bayi baru lahir untuk persiapan prarujukan 2. Asuhan pada BBLR sakit a. Asuhan hipotermi 16 b. Asuhan infeksi c. Asuhan ikterus neonatorum d. Asuhan bblr dengan gangguan minum dan masalah pemberian ASI e. Asuhan kejang f. Asuhan spasme g. Asuhan gangguan saluran cerna h. Asuhan diare i. Asuhan kelainan bawaan 3. Asuhan pra rujukan BBLR 4. Asuhan pasca perawatan BBLR 5. Pemantauan Tumbuh Kembang BBLR 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengertian BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu : 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai dengan 2500 gram. 2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram. 3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu: 1. Prematuritas Murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK) 2. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK) Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk tabel. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity. 18 Etiologi BBLR 1. Faktor Ibu a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia) b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemia sel sabit. c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks). d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma). e. Ibu yang menderita penyakit antara lain : 1) Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria). 2) Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal (glomerulonefritis akut). f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol) h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. i. Paritas ibu 2. Faktor Janin a. Kehamilan ganda. b. Hidramnion. Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR c. Ketuban pecah dini. d. Cacat bawaan, kelainan kromosom. e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis). f. Insufensi plasenta. g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B, dan O) 19 h. Faktor Plasenta a. Plasenta privea. b. Solusi plasenta. i. Faktor lingkungan Radiasi atau zat-zat beracun. j. Keadaan sosial ekonomi yang rendah k. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok l. Tingkat Pendidikan Insiden BBLR Kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 5,7%. Beberapa provinsi yang kejadian BBLR nya relatif jauh dengan rata-rata nasional, di antaranya Kepulauan Riau (8,3%), Bali (8,9%), NTT (10%), Kalimantan Tengah (10,8%), Kalimantan Selatan (9,1%) Sulawesi Utara (9,3%), Sulawesi Selatan (9,6%) dan Maluku Utara (11,3%) dan Papua Barat (8,9%).Faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian BBLR dalam penelitian ini adalah meminum zat besi, kejadian komplikasi selama kehamilan dan wilayah. Besar risiko faktor yang bermakna pada kejadian BBLR ibu yang meminum zat besi kurang dari 90 tablet mempunyai risiko terjadi BBLR 1,7 kali dibandingkan ibu yang meminum zat besi 90 tablet ke atas. Lokasi tempat tinggal di perdesaan mempunyai risiko 0,68 kali untuk terjadi BBLR dibandingkan ibu yang tinggal diperkotaan, sedangkan ibu yang mengalami komplikasi ketika hamil mempunyai risiko 2,3 kali untuk terjadi BBLR dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil. Patofisiologi BBLR 1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan 20 pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. 2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. 3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. Tanda dan Gejala BBLR Tanda dan gejala bayi Prematur a. Kulit tipis dan mengkilap 21 b. Tulang rawan elinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung d. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik e. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun f. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk g. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur h. Aktifitas dan tangisnya lemah i. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah Tanda dan gejala bayi dismaturitas 7. Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat 8. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis 9. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan 10. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun 11. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian 12. Menghisap cukup kuat Komplikasi BBLR Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu: 1. Hipotermi 2. Hipoglikemia 3. Gangguan cairan dan elektrolit 4. Hiperbilirubinemia 5. Sindroma gawat napas 6. Paten duktus arteriosus 7. Infeksi 8. Perdarahan Intraventrikuler 22 9. Apnea of prematurity 10. Anemia Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain : 1. Gangguan perkembangan 2. Gangguan pertumbuhan 3. Gangguan penglihatan(Retinopati) 4. Gangguan pendengaran 5. Penyakit paru kronis 6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit 7. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan Penanganan BBLR 1. Asuhan BBLR tanpa asfiksia 2. BBLR yang tidak bernapas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir dengan asfiksia Peran Bidan 1. Asuhan pada BBLR sehat 2. Asuhan pada BBLR sakit 3. Asuhan pra rujukan BBLR 4. Asuhan pasca perawatan BBLR 5. Pemantauan Tumbuh Kembang BBLR B. Saran Peningkatan kesehatan ibu hamil harus mendapat dukungan dari semua pihak. Agar kejadian BBLR bisa menurun. 23 DAFTAR PUSTAKA Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2000. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika. Jakarta Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson.2000. Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta www.depkes.go.id www.docstoc.com http://www.biomedcentral.com http://lontar.ui.ac.id Departemen Kesehatan RI.Direktorat Bina Kesehatan . 2008. Modul Masyarakat Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di Desa. Departemen Kesehatan RI. Jakarta 24