Teori-teori Komunikasi

advertisement
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Teori-teori Komunikasi
Organisasi
S. Djuarsa Sendjaja, Ph, D..
Drs. Tandiyo Pradekso, M. A.
Dr. turnomo Rahardjo
PENDAHULUAN
K
omunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun
pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna
mencapai kesamaan makna. Tindakan komunikasi tersebut dapat dilakukan
dalam beragam konteks. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam
konteks antarpribadi (interpersonal communication), kita bisa pula berbagi pesan
dalam konteks kelompok (group communication), dapat juga dalam lingkup
organisasi (organizational communication), Berta tindak komunikasi kita dengan
memanfaatkan pesan dari media massa (mass communication).
Salah satu konteks komunikasi yang menarik untuk dikaji adalah tindakan"
komunikasi dalam suatu organisasi, karma pemahaman mengenai peristiwaperistiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan
sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan ataupun bagaimana bawahan
mencoba
menyampaikan
keluhan
kepada
atasan,
memungkinkan
tujuan
organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai, sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa
komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi
yang bertujuan mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat
social kemasyarakatan.
Bahasan yang ada dalam modul ini, akan terdiri dari tiga kegiatan belajar,
yaitu pentingnya komunikasi dalam organisasi, memahami komunikasi dalam
organisasi dan beberapa pendekatan dalam komunikasi organisasi. Setiap
kegiatan belajar akan dibahas secara lebih rinci beberapa aspek penting yang
berkaitan dengan kegiatan belajar tersebut. Karenanya, mempelajari materi dari
modal ini dengan cermat merupakan langkah terbaik untuk memahami
komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 1
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Setelah
kemampuan
mempelajari
untuk
modal
memahami
ini,
Anda
diharapkan
peristiwa-peristiwa
memiliki
komunikasi
yang
terjadi dalam suatu organisasi
Setelah mempelajari masing-masing kegiatan belajar dengan baik,
Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian tenting komunikasi organisasi;
2. menguraikan berlangsungnya suatu proses komunikasi;
3. menjelaskan fungsi komunikasi dalam organisasi;
4. menyebutkan dan menguraikan gaya komunikasi dalam organisasi;
5. menjelaskan upaya memperbaiki kemampuan komunikasi organisasi;
6. mengenal beberapa pendekatan dalam komunikasi organisasi.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 2
Teori–teori Komunikasi Organisasi
KEGIATAN BELAJAR 1
Pentingnya Komunikasi
dalam Organisasi
Dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan
yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi
atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoretis,
kita mengenal beragam tindakan komunikasi berdasarkan pada ko nteks
di mina komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi
massa.
Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari,
karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian
kepadanya guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk dapat di manfaatkan untuk mewujudkan tujuan
or ganisasi ,
baik
organisasi
komersial
seperti
lembaga
bisnis
dan
industri ataupun organisasiorganisasi sosial seperti lembaga rumah sakit
maupun institusi pendidikan. Di samping itu penting juga mempelajari
arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi, yaitu arus
komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah
(downward communication) dan arus komunikasi dari bawah ke atas
(upward communication) Berta arus komunikasi yang berlangsung
antara dan di antara bagian ataupun karyawan dalam jenjang atau
tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi
horizontal.
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Sebelum kita membahas pengertian komunikasi organisasi, sebaiknya
kita
uraikan
terminologi
yang
melekat
dalam
konteks
komunikasi
organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari
bahasa Latin c o mm u n i s a t a u co m mo n d al am b a ha s a I n g g r i s y a ng
b e r ar t i s am a . Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 3
Teori–teori Komunikasi Organisasi
mencapai kesamaan makna, 'commonness'. Atau dengan ungkapan yang
lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau
sikap
kita
dengan
berkomunikasi
partisipan
adalah
kita
lainnya.
Sering
kali
Kendala
utama
mempunyai
dalam
makna
yang
berbeda terhada p lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi
seharusnya
dipertimbangkan
sebagai
aktivitas
di
mana
tidak
ada
tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika
di i nter pr etasi k an
o l eh
par ti si pan
ko muni kasi
yang
ter l i bat,
demi ki an pengertian komunikasi yang diberikan Kathleen K. Reardon
dalam buku Interpersonal Communication, Where Minds Meet (1987).
Stewart
L.
Tubbs
dan
Sylvia
Moss
dalam
Human
buku
Communication m e n g u r a i k a n a d a n y a 3 m o d e l d a l a m k o m u n i k a s i .
P e r ta n z a , m o d e l komunikasi linier, yaitu pandangan komunikasi satu
arah (one-way view of communication). Dalam model ini, komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respons atau
tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.
Contoh dalam model komunikasi linier ini adalah teori jarum suntik
(hypodermic needle theory). "Jika saya ingin mempersuasi Anda, maka
saya menyuntikkan satu dosis persuasi kepada Anda, sehingga Anda
akin 'Iekas sembuh' dan melakukan apa yang saya inginkan", dernikian
pandangan dari teori jarum suntik tersebut.
Model
komunikasi
yang
kedua
adalah
interaksional
yang
merupakan kelanjutan dari Pendekatan linier-"' Pada model komunikasi
interaksional, diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (Feedback).
Dalam model ini, penerima (receiver) melakukan seleksi, interpretasi dan
memberikan
respons
terhadap
pesan
dari
pengirim
(sender).
Komunikasi dalam model ini, dipertimbangkan sebagai proses dua arah
(two-way) ataupun cyclical process, di mana setiap partisipan memiliki
peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai sender,
namun pada waktu yang lain berlaku sebagai receiver, penerima pesan.
Model
yang
transaksional,
ketiga
adalah
komunikasi
transaksional.
hanya
dapat
Dalam
dipahami
pandangan
dalarn
hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih.
konteks
p andangan
ini
nieneLnkan bahwa semua perilaku adalah komunikatif, tidak ada satu
pun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa
organisasi
merupakan satu kumpulan atau sistem individual
yang
melalui satu hierarki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan
yang ditetapkan (an organization is a collection, or system, of individuals
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 4
Teori–teori Komunikasi Organisasi
who commonly, through a hierarchy and division of labor, seek to achieve a
predetermined goal).
Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa di dalam
s u a t u organisasi mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ata upun
kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi
tersebut
memiliki
pimpinan, staf
o r gani sasi
perbedaan
pimpinan
ju g a
dan
posisi
yang
kar yawan.
sangat
Di
jelas,
sampi ng
seperti
i tu,
dal am
mensyar atkan adanya pembagian kerja, dalam arti
setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun
social,
memiliki
satu
biding
pekerjaan
yang
menjadi
tanggung
jawabnya.
Dengan
organisasi
landasan
sebagaimana
konsep -konsep
yang
telah
komunikasi
diuraikan,
maka
kita
dan
dapat
memberi batasan tentang komunikasi organisasi secara sederhana,
yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi
dalam
konteks
organisasi.
Atau
dengan
meminjam
definisi
dari
Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan
dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya soling bergantung satu
soma lain (the flow of messages Within network of interdependent relationships).
Sebagaimana telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi
dalam
organisasi
horizontal.
meliputi
Masingmasing
komunikasi
arus
vertikal
komunikasi
dan
komunikasi
tersebut
mempunyai
perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam
buku Understanding Human Communication,
mencoba menguraikan
masing-masing fungsi kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut.
Pertama
adalah
downward
communication.
Komunikasi
ini
berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke
bawah ini adalah:
1. pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction);
2. penjelasan dari pi mpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
untuk dilaksanakan (job rationale);
3. penyampaian informasi mengenai peraturan -peraturan yang
berlaku (procedures and practices);
4. pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Sedangkan upward communication terjadi ketika bawahan (subordinate)
mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah
ke atas ini adalah:
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 5
Teori–teori Komunikasi Organisasi
1. penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang
sudah dilaksanakan;
2. penyampaian
informasi
tentang
persoalan-persoalan
pekerjaan
ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan;
3. penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan;
4. penyampaian
keluhan
dari
bawahan
tentang
dirinya
sendiri
maupun pekerjaannya.
Arus
komunikasi
berikutnya
adalah
horizontal
communication.
Tindak
komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang
memiliki
kedudukan
yang
setara.
Fungsi
arus
komunikasi
horizontal ini adalah:
1. memperbaiki koordinasi togas;
2. upaya pemecahan masalah;
3. Baling berbagi informasi;
4. upaya memecahkan konflik;
5. membina hubungan melalui kegiatan bersama.
B.
PROSES KOMUNIKASI
Dalam tataran teoretis, paliAg tidak kita mengenal atau memahami
komunikasi dari dua perspektif, yaitu perspektif kognitif dan perilaku.
Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif,
adalah
penggunaan
kesamaan
makna
lambang-lambang
atau
berbagi
(symbols)
informasi
untuk
tentang
satu
mencapai
objek
atau
kejadian. Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu
partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau
lambing lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat,
receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender,
oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi. Semen tara B.F. Skinner
dari perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai perilaku verbal
atau simbolik di mana sender berusaha mendapatkan satu efek yang
dikehendakinya pada receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX.
Dance menegaskan bahwa komunikasi a dalah adanya satu respons
melalui
lambang-lambang
bertindak
sebagai
verbal
stimuli
di
untuk
mana
simbol
memperoleh
verbal
respons.
tersebut
Kedua
pengertian komunikasi yang disebut terakhir, mengacu pada hubungan
stimulus-respons antara sender dan receiver.
Setelah kita memahami pengertian dari dua perspektif yang berbeda, kita
mencoba
melihat
Bacaan Kuliah
proses
komunikasi
dalam
suatu
organisasi
k hu s u s
Teori Komunikasi
Page 6
Teori–teori Komunikasi Organisasi
d i h ar a pk a n
oleh
pengirim
( s en der )
dari
setiap
pesan
yang
disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehen daki,
bukan suatu per soal an apakah i nformasi yang di sampai kan ter sebut
merupakan tindak berbagi informasi atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi antarmanusia
yang disajikan dalam suatu model berikut:
MODEL KOMUNIKASI ANTARMANUSIA
RECEIVER
SOURCE
Ideations
CHANNEL
Decode
Encode
Transsmitted
by
Reception
by
Decode
Info
Message
Words
Actions
Pictures
Speaking
Writing
Acting
Drawing
Listening
Reading
Observing
Encode
Feedback
Somber : Jerry W. Koehler, Karl W.E. Anatol, Ronald L. Applbaum: organizational
Communication, Behavioral Perspectives, hat. 6.
Proses komunikasi diawali oleh sumber
(source) baik individu
ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau
kelompok lain. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu
penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk
dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan
disampaikan. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding,
yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kata,
tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan
informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau
message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya
dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis ataupun perilaku nonverbal
seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 7
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian
pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada
penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun mclalui
suatu widakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah
channel it"m saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan.
saluran LIMA komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan
telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap
materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi katakata tertulis seperti: televisi, kaset video atau OHP (overhead projector).
Sumber berusaha untuk membebaskan saluran komunikasi dari gangguan
ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti
yang dikehendaki.
Langkah keempat, perhatian dialihkan k epada penerima pesan.
Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang
pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut
akan hilang. Dal arn proses i ni , peneri ma melakukan decoding, yai tu
memberi kan
di sampai k an
penafsi r an/i nte r pr etasi
k epadanya.
ter hadap
pesan
yang
Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima.
Akhirnya penerimalah yang akan m e ne n t u k a n b a g ai ma na m e m a ha r ni
s u a t u p e s an d a n b a g a i m a na p ul a memberikan respons terhadap pesan
tersebut.
Tahap terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau
umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali
pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau
umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat
berwujud kata-kata ataupun tindakan-ti ndakan ter tentu. Penerima bisa
mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik
inilah
yang
dapat
dijadikan
landasan
untuk
mengevaluasi
efektivitas
komunikasi.
1.
Fungsi Komunikasi dala m Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun
sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan
integratif. Kita akan membahas fungsi-fungsi di atas secara terperinci.
1.
Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing systems). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 8
Teori–teori Komunikasi Organisasi
organisasi berharap dapat memperole h informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada
dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan
dalam
suatu
organisasi.
Orang-orang
dalam
tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi kontlik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi
untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang
jaminan
keamanan,
jaminan
sosial
dan
kesehatan,
izin
cuti
dan
sebagainya.
2.
Fungsi Regul ati f
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan -peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lem baga atau organisasi,
ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama,
atasan atau orangorang yang berada dalam tataran manajemen yaitu
mereka
yang
memiliki
kewenangan
untuk
mengendalikan
semua
informasi yang disampaikan. Di samping itu mereka juga mempunyai
kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalarn
struktur organisasi kemungkinan mereka di tempatkan pada lapis
atas (position of authority) supaya peri ntah perintahnya dilaksanakan
sebagaimana
semestinya.
Namun
demi kian
sikap
bawahan
untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1. keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah,
2. kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi,
3. k e p e r c ay a a n
b a wa h a n
t e r h ad a p
at a s a n
s e ba g a i
se o r an g
p e m i m p i n sekaligus sebagai pribadi,
4. tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 9
Teori–teori Komunikasi Organisasi
oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan wring memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.
Fungsi Integratif
S et i ap o r g ani s asi b er usa ha un t uk m en ye di aka n sal ur a n ya ng
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
balk. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan
olah
raga
ataupun
kegiatan
darmawisata.
Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang le bih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 10
Teori–teori Komunikasi Organisasi
KEGIATAN BELAJAR 2
Memahami Komunikasi
dalam Organisasi
P
ersoalan-persoalan mengenai gaya komunikasi, pengaruh kekuasaan dalam
organisasi clan upaya memperbaiki kemampuan berkomunikasi
dalam
or ganisasi ,
merupakan
bahan -bahan
yang
akan
cli bahas
dalam Kegiatan Belajar 2 berikut.
G a ya k o m uni k asi at a u com mun ica tion s tyl e a kan memb er i ka n
pengetahuan kepada kite tenting bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu
organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan
gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita
akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam
tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi bawahan.
Dan
pada
bahasan
berkomunikasi
inemikirkan
mengenai
dalam
bagaimana
bagaimana
organisasi,
memperbaiki
kita
mendefinisikan
akan
tujuan
kemampuan
diajak
kita
untuk
sehubungan
dengan tugas dalam organisasi, bagaimana kita memilih orang yang
tepat untuk diajak k erja sama clan bagaimana kita memilih saluran
yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut.
A.
GAYA KOMUNI KASI
Gaya ko munik asi (communication style) di defi ni sikan sebagai
seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan
dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of interpersonal behaviors
that are used in a given situation).
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku
komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan
tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari situ gaya
komunikasi yang digunakan bergantung pada maksud dari pengirim
(sender) clan harapan dari penerima (receiver).
Ada enam gaya ko munikasi yang akan kita bahas dalam Kegiatan
Belajar 2 ini, yaitu Controlling Style, Equalitarian Style, Structuring Style,
Dynamic Style dan Relinquishing Style Berta Withdrawal Style.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 11
Teori–teori Komunikasi Organisasi
1.
The Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan
gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-
way communicators.
Pihak-pihak yang memakai Controlling Style of communication ini, lebih
memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka
untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut
digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikato - satu arch
tersebut tidak khav atir dengan pandan g an negatif orang lain, tetapi justru
berusal..t menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk mernaksa orang
lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha
menjual
gagasan
agar
dibicarakan
bersama,
namun
lebih
pada
usaha
menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The Controlling style
of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi oran,-, lain supaya
bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik.
Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak
jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons
atau tanggapan yang negatif pula.
2.
The Equalitarian Style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan.
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana
yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan
dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah oran g -orang yang memiliki sikap kepedulian yang
tinggi serta kemampuan membina hubungan baik den g an orang lain baik
d a l a m k o n t e k s p r i b a d i m a up u n da l am l i n g k u p h ub u n ga n k e r ja .
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 12
Teori–teori Komunikasi Organisasi
The equalitarian style ini akin lebih memudahkan tindak komunikasi
dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja
sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin
berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu
organisasi.
3.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara
tertulis
maupun
lisan
guna
memantapkan
perintah
yang
harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi ten tang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State
University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang
mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan
Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah
orang-oran g yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih
memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan member ikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4.
The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
kar ena pengi rim pesan atau sender memahami bahwa li ngkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style
of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun
supervisor yang membawahi para wiraniaga (salesmen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi
atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan
lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa
karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5.
The Relinguishing Style
Gaya
komunikasi
ini
lebili
mencerminkan
kesediaan
untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 13
Teori–teori Komunikasi Organisasi
keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pecan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim
p e s a n a t a u s e n d er s e d a n g b e k e r j a l a m a d e n g a n o r a n g - o r a n g y a n g
berpengetahuan
lu g s,
berpengalaman,
teliti
Berta
bersedia
untuk
bertanggung jawab atas sernua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6.
The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang -orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karma ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.
Dalam
deskripsi
yang
konkret
adalah
ketika
seseorang
mengatakan: "Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini". Pernyataan
ini bermakna bahwa i s i nenco ba mel epaskan
diri
dari
tanggung
jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya komunikasi ini
tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa
the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi
yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring,
dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategic untuk
menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya
komunikasi
terakhir:
controlling,
dan
withdrawal
mempunyai
kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat
dan produksi
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 14
Teori–teori Komunikasi Organisasi
TABEL GAYA KOMUNIKASI
Gaya
Controlling
Komunikator
Membeh perintah,
butuh
perhatian orang lain
Maksud
Tujuan
Mempersuasi
orang lain
Menggunakan
kekuasaan dan
wewenang
Equalitarian
Akrab, hangat
Menstimulasi
Menekankan
orang lain
pengertian
bersama
Structuring
Dynamic
Objektif, tidak
memihak
Mengendalikan,
agresif
Mensistemisasi
Menegaskan
lingkungan keda,
ukuran, prosedur,
memantapkan
aturan yang
struktur
dipakai
Menumbuhkan
Ringkas dan
sikap untuk
singkat
bertindak
Relinguishing Bersedia menerima
gagasan orang lain
Mengalihkan
tanggung jawab
Mendukung
pandangan
kepada orang lain. orang lain
withdrawal
Independen/berdiri
Sendiri
Menghindad
komunikasi
Mengalihkan
Persoalan
Sumber: Jerry W Koehler, Kar I W.E. Anatol, Ronald L. Applbaum: Organizational
Communication, Behavioral Perspectives.. hal. 48
B.
KEKUASAAN DALAM ORGANISASI
Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi
seperti: manajer, direktur, kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan (power)
dalam k o n t ek s memp e ng ar u hi p er i l ak u o r a ng -o r a ng y an g se car a
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 15
Teori–teori Komunikasi Organisasi
s tr uk tur at
organisatoris
berada
di
bawahnya.
Sebagian
pemimpin
menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan
motivasi bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih
baik.
Namun,
sebagian
pemimpin
kekuasaan dengan efektif,
sehingga
lainnya
tidak
aktivitas
mampu
untuk
memakai
melaksanakan
pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena
itu, sebaiknya kita bahas secara terperinci jenis jenis kekuasaan yang
Bering digunakan dalam suatu organisasi.
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kua litas yang melekat
dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent
in an interaction between two or more individuals). Jika setiap individu
mengadakan interaksi untuk mempengarAi tindakan satu sama lain,
maka Yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaltil: lewarel,
coercive, referent, expert dan legitimate power.
1.
Reward Power
Tipe kekuasaan i ni memusatkan perhatian pada kernampuan
untuk memberi ganjaran ata u imbalan atas pekerjaan atau tugas yang
dilakukan
orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu
kejadian atau situasi Yang memungkinkan orang Twin menemukan
kepuasan. Dalam deskripsi konkret adalah "jika Anda dapat menjamin
atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, Anda dapat
menggunakan
reward
power
Anda
kepada
saya".
Pernyataan
ini
mengandung makna, bahwa seseorang dapat melakukan reward power
karena ia mampu memberi kepuasan kepada orang
lain.
2.
Coercive Power
Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan
pada kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe
koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya mempunyai
'lisensi'
untuk
mencaci-maki
menghukum
sampai
dengan
kektiasaannya
tugas -tugas
memotong
yang
gaji
sulit,
karyawan.
Menurut David Lawless, jika tipe keku asaa n yan g ko er si f i ni t er l al u
ba ny ak d i g una k an , a k an m emba wa kemungkinan bawahan inclakukan
tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya
tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau
karyawan
akan
meni nggal k an pek er jaan yang i -nenj adi tanggung jawabnya.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 16
Teori–teori Komunikasi Organisasi
3. Referent Power
Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan 'kesukaan' atau liki n g,
da l am
ar ti
k e ti k a
s es eo r a ng
me n gi d en ti fi ka si
o r an g
l ai n
y an g
mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya.
Dalam uraian yang lebih konkret, seorang pimpinan akan mempunyai
referensi t e r h a da p p a r a ba w a ha n n ya y a n g m a mp u me l a k sa n ak a n
p e k e r ja a n da n bertanung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.
4. Expert Power
Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri pada suatu
keyakinan bahwa seseorang y ang mempunyai kekuasaan, pastila h ia
memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang l ebih banyak
dalam
suatu
persoalan
tertentu.
Seorang
atasan
akan
dia nggap
memiliki expert power tentang pemecahan suatu persoalan tertentu,
kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pi mpinan tersebut dan
menerima jalan pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari
munculnya expert power.
5. Legitimate Power
Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power),
ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak
untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu
organisasi. Tipe kekuasaan ini masih bersandar pada stru ktur social
dalam suatu organisasi,
Da l am
co n to h
yan g
dan
ny at a,
t er u tama
ji ka
pada
seseorang
ni l ai -ni l ai
dianggap
k ul tur al .
lebih
tua,
memiliki senioritas dalam organisasi, maka o r a n g l a i n s e t u j u u n t u k
' m e n g i z i n k a n ' o r a n g t e r s e b u t m e l a k s a n a k a n kekuasaan yang sudah
dilegitimasi tersebut.
Dari lima tipe kekuasaan di atas, mana yang terbaik? Scott dan
Mitchell menawarkan satu jawaban. Harus dii ngat bahwa kekuasaan
hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan
rangsangan (insentio) atau paksaan (coercion) guna mengamankan
tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Scharusnya orang orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit
menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling
efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukar el a dan patuh untuk
mel aksanakan peker jaan adalah dengan car a mempersuasi mereka.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 17
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Cara-cara koersif dan insentif ini selalu lebih mahal, dibanding jika
karyawan secara spontan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah (legitimate authority ).
C.
MEMPERBAIKI KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Salah
satu
karakteristik
komunikasi
antarmanusia
(human
communication) menegaskan, bahwa tindakan komunikasi akan mempunyai
efek yang dikehendaki (intentional effect) dan efek yang tidak dikehendaki
(unintentional effect). Pernyataan tersebut bermakna, bahwa apa yang kita
katakan dan apa yang kita lakukan pada orang lain tidak selalu
diinterpretasikan sama sepern yang kita kehendaki. Ken yataan ini dapat
t e r j a d i p ad a s e t i ap k o n t e k s k o m u n i k a si , b ai k ko n t e k s k o m u n i k a si
antarpribadi, kelompok, massa, ataupun komunikasi organisasi.
Mengakhiri uraian pada Kegiatan Belajar 2 ini, kita akan membahas
prinsip-prinsip umum untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi
dalam organisasi.
Prinsip yang pertam4 adalah bagaimana mendefinisikan tujuan kita
berkomunikasi. Orang berkomunikasi untuk memperoleh hasil yang diharapkan,
namun mereka tidak selalu tabu dengan tepat hasil -hasil apa Yang
mereka sari. Untuk itulah, memberi batasan terhadap tujuan kita
berkomunikasi merupakan faktor yang menentukan keber hasilan kita
berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Ada dua car a yang bi sa di lakukan untuk mendefi ni si kan tujuan
berkomunikasi, yaitu apa yang kita inginkan untuk terjadi. Artinya
pastikan bahwa tujuan kita berkomunikasi sudah spesifik, karena kalau
tujuan
kita
tidak
jelas,
maka
menyampaikan pesan kepada
kita
oran g
tidak
akan
selalu
slap
untuk
lain. Cara kedua yang dilakukan
adalah memastikan apakah tujuan kita realistis, dalam arti apa tujuan
yang kita harapkan memiliki
peluang
untuk
berhasil
atau
tidak.
Misalnya, apakah atasan kita akan mempromosikan jabatan kita atau
menaikkan gaji kita, kalau penampilan dan prestasi kerja kita masih di
bawah ukuran normal? Kalau itu yang terjadi, maka tujuan kita tidak
realistis.
Prinsip
kedua
dalam
memperbaiki
kemampuan
berkomunikasi
dalam organisasi adalah bagaimana memilih audiens yang `terbaik'.
Setiap pesan yang kita sampaikan akan mempunyai beberapa audiens
yang
potensial,
Bacaan Kuliah
karena
berkomunikasi
dengan
setiap
orang
Teori Komunikasi
Page 18
Teori–teori Komunikasi Organisasi
mensyaratkan
satu
pendekatan
Yang berbcda dan kemungkinan akan
mendapatkan hasil yang berbeda pula.
Dalam suatu organisasi, Prosedur yang ada biasanya mensyaratkan
orang untuk menjelaskan setiap ga g asan ataupun persoalannya kepada
oran g lain dengan tegas. Kalau pimpinan suatu organisasi terlalu sibuk,
tidak ramah ataupun tidak tertarik dengan gagasan ataupun persoalan
yang kita lontarkan, masih ada cara lain untuk menyampaikan keinginan
kita, misalnya dalam suatu pertemuan yang diadakan. Oleh karena itu,
memilih siapa audiens yang memungkinkan kita dapat menyampaikan
persoalan,
pendapat
ataupun
gagasan
secara
bebas,
perlu
kita
perhatikan kalau kita menginginkan pesan pesan organisasional yang
kita sampaikan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Prinsip ketiga adalah menggunakan saluran (channel) yang terbaik.
Ada beberapa saluran komunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang
dapat
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan-pesan
organisasional.
Memilih satu dari bebera pa saluran ko munikasi yang ada seharusnya
tidak menjadi k e pu t usa n y an g di l aku kan se car a sam bi l l al u , kar ena
s e ti ap s al ur a n komunikasi mempunyai keuntungan sekaligus kerugian.
Ada dua jenis saluran, yaitu saluran komunikasi lisan (oral
communication) dan saluran komunikasi tertulis (written communication).
Keuntungan terbesar dari komunikasi lisan adalah kecepatannya, dalam
arti ketika kita melakukan tindak komunikasi dengan orang lain, pesan
dapat disampaikan dengan segera. Aspek kecepatan ini akan bermakna
kalau waktu menjadi persoalan yang esensial. Keuntungan kedua dari oral
communication ini adalah munculnya umpan balik yang segera (instant
feedback). Artinya, penerima pesan dapat dengan segera memberi
tanggapan alas pesan-pesan Yang kita sampaikan. Dan keuntungan
ketiga dari tindak komunikasi lisan adalah memberi kesempatan kepada
pengirim pesan untuk mengendalikan situasi, dalam arti sender dapat
melihat keadaan penerima pesan pada saat
berlangsungnya tindak
komunikasi tersebut. Jika kita memiliki kemampuan berbicara yang baik,
memungkinkan pesan-pesan yang kita sampaikan akan menjadi lebih jelas
dan cukup efektif untuk dapat diterima oleh receiver.
Sedangkan pada komunikasi tertulis, keuntungannya adalah bahwa
is
bersifat
permanen,
karena
pesan -pesan
organisasional
yang
disampaikan dilakukan secara tertulis. Selain itu, catatan-catatan tertulis
juga
mencegah
kita untuk melakukan penyimpangan (distorsi) terhadap
gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Dengan perkataan lain, ada
jaminan bahwa apa yang kita katakan adalah apa yang akan diterima receiver.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 19
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Mana yang terbaik dari kedua saluran komunikasi di atas? Tidak
ada jawaban atas pertanyaan tersebut, karena beberapa pesan hanya
akan efektif kalau disampaikan secara lisan dan beberapa pesan lain
akan lebih mudah diterima, apabila disampaikan secara tertulis. Oral
communication biasanya disarankan untuk dilakukan, kalau pesan yang
ingin
disampaikan
membutuhkan
bersifat
umpan
balik
pribadi.
yang
la
juga
cepat.
berguna
S e m e n t ar a
kalau
kita
k o m u ni ka s i
t e r t u l i s m e r u p ak an p i l i h a n t e r b ai k k a l a u k i t a menginginkan pesan
yang kita sampaikan menjadi lebih formal atau resmi. Juga saluran
tertulis akan lebih baik jika kita harus memilih kata-kata dengan
c er m a t,
di
s a mpi n g
j u ga
kal a u
ki ta
i n gi n
me n gom uni k asi ka n
g a gasa n -gagasan yang rumit (complicated).
Komunikasi Lisan dan Komunikasi Tertulis
Komunikasi Lisan
Lebih personal (pribadi)
Efektif untuk gagasan yang relatif
sederhana
Memberikan umpan balik segera
Off the record
Komunikasi Tertulis
Lebih formal (resmi)
Efektif untuk gagasan yang
relatif kompleks
Memberikan umpan balik yang
tertunda
Ada catatan resmi
Efektif kalau mencan respons yang Efektif kalau mencari respons
yang tertunda
cepat
dan emosional
Sumber
B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communication,
— :-Ronald
I
Second Edition, hal 249
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 20
Teori–teori Komunikasi Organisasi
KEGIATAN BELAJAR 3
Beberapa Pendekatan dalam Komunikasi
Organisasi
S
osiolog Amitai Etzioni mengatakan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat
organisasi. Kita dilahirkan dalam organisasi dan dididik dalam suatu
organisasi pula serta sebagian benar dari kita menghabiskan mayoritas
hidupnya dengan bekerja untuk organisasi.
Dalam Kegiatan Belajar 3 ini, kita akan mempelajari beberapa
pendekatan yang berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi dalam suatu
organisasi. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi struktur dan fiingsi
organisasi; hubungan manusiawi (human relations); komunikasi sebagai
proses pengorganisasian serta pendekatan organisasi sebagai kultur.
A. PENDEKATAN STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANISASI
Teori pertama yang memiliki keterkaitan dengan pendekatan ini adalah
teori birokrasi yang diperkenalkan oleh Max Weber, seorang teoritisi terkenal
sepanjang zaman. la mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari suatu
aktivitas tertentu yang bertujuan dan berkesinambungan.
Intl dari teori Weber mengenai birokrasi adalah konsep mengenai
kekuasaan, wewenang dan legitimasi. Menurut Weber, kekuasaan adalah
kemampuan seseorang dalam setiap hubungan sosial guna mempengaruhi
orang lain. la juga mengemukakan adanya tiga jenis kewenangan (otoritas),
yaitu otoritas tradisional, otoritas birokratik (rasional-legal) dan otoritas
karismatik. Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan
sebagai sesuatu yang sudah pastas atau sudah benar menurut ukuran tradisi.
Sedangkan kewenangan birokratik merupakan bentuk yang paling relevan
dalam birokrasi, karena kekuasaan diperoleh dari aturan-aturan birokrasi
yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi. Dan kewenangan karismatik
merupakan kekuasaan yang diperoleh karena karisma dari kepribadian
seseorang. Selain itu, Weber juga mengemukakan pandangannya mengenai
enam prinsip birokrasi yang terdiri dari:
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 21
Teori–teori Komunikasi Organisasi
1 . bi r o k r asi di da sar k an pads a tur an -a t ur an ya ng me mu n gki nk an
diselesaikannya suave persoalan;
2.
birokrasi mengenai pembagian secara sistematis terhadap tenaga kerja.
Setiap tenaga kerja memiliki hak dan kekuasaan yang terdefinisikan
secara jelas;
3.
esensi dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hierarki);
4.
pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka;
5.
birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan sumber sumber yang ada dalam lingkup pengaruhnya;
6.
birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yang rapi.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan fungsi
organisasi adalah teori sistem. Salah satu teoritisinya adalah Chester Barnard
yang merupakan Presiders dari Bell Telephone Company di New Jersey,
Amerika Serikat. Barnard mengungkapkan sebuah tesis, bahwa organisasi
hanya dapat berlangsung melalui kerja sama antar manusia, dan bahwa
kerja sama adalah sarana di mana kemampuan individu dipadukan guna
mencapai tujuan bersama atau tujuan yang lebih tinggi. Selain itu, kita
juga
dapat
menyimak
karya
Daniel
Katz
dan
Robert
Kahn
yang
mengatakan bahwa sebagai suatu sistem sosial, organisasi memiliki
keunikan di dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan
untuk menjaga agar perilaku manusia di dalam organisasi tersebut
tetap dalam keadaan terkendali. Dengan perkataan lain, sistem memiliki
tujuan-tujuan bersama yang mengharuskannya menomor-duakan kebutuhan
individu-individu.
B. P E N D E K A T A N H U B U N G A N M A N U S I A W I ( H U M A N RELATIONS)
Dalam banyak hal, pendekatan struktural dan fungsional mengenai
organisasi hanya menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas,
sedangkan
faktor
manusia
dipandang
sebagai
variabel
dalam
suatu
pengertian yang lebih luas. Menurut Chris Agrys, praktik organisasi yang
demikian
dipandang
tidak
manusiawi,
karena
penyelesaian
suatu
pekerjaan telah mengalahkan perkembangan individu dan keadaan ini
berlangsung secara berulang-ulang. Atau dalam bahasa Agrys, ketika
kompetensi teknis tinggi, maka kompetensi antarpribadi dikurangi. Oleh
karena itu, munculnya pendekatan human relations ini merupakan kritik
terhadap perspektif struktural fungsional.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 22
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan human relations, yaitu:
1. produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan faktor psikologis;
2. seluruh imbalan yang bersifat non-ekonomis, sangat penting
dalam mernotivasi para karyawan;
3. karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu persoalan,
lebih sebagai anggota kelompok daripada individu;
4. kepemimpinan
memegang
peranan
yang
sangat
penting
dan
mencakup aspek-aspek formal dan informal;
5. penganut aliran human relations menganggap komunikasi sebagai
fasilitator penting dalam proses pembuatan keputusan.
Teori mengenai human relations lebih terperinci, dikemukakan oleh
Rensis Likert dan dikenal dengan Hama Empat Sistem Likert, yaitu sistem
exploitative authoritative; sistem benevolent-authoritative; sistem
consultative dan sistem participative management.
Sistem yang pertama, exploitative authoritative, pimpinan menggunakan
kekuasaan dengan Langan besi. Keputusan yang dibuat oleh pimpinan tidak
memanfaatkan atau memperhatikan umpan balik dari para bawahannya.
Sedangkan sistem kedua, benevolent authoritative, hampir sama dengan
sistem yang pertama. Perbedaannya, pada sistem yang kedua, pimpinan
cukup memiliki kepekaan terhadap kebutuhan para karyawan. Pada sistem
yang ketiga, consultative, pimpinan masih memegang kendali, namun mereka
juga mencari masukan-masukan dari bawah. Dan sistem yang keempat,
participative management, mernberi kesempatan kepada para karyawan
untuk berpartisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
ini mengarahkan para bawahan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
dan motivasi bekerja yang lebih baik.
C. PENDEKATAN KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU PROSES PENGORGANISASIAN
Salah satu gagasan paling penting dalam referensi tentang komunikasi
organisasi adalah, bahwa komunikasi bukan semata -mata sesuatu yang
dilakukan oleh para anggota organisasi, bukan pula merupakan alai
untuk menyelesaikan suatu persoalan. Namun, komunikasi itu sendiri
lebih dipandang sebagai suatu proses pengorganisasian. Dalam bahasan
ini, kita akan menyimak dua teori yang dikemukakan oleh Carl Weick dan
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 23
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Marshall Scott Poole mengenai teori pengorganisasian, Berta teori strukturasi
dalam organisasi yang merupakan basil pemikiran Robert D. McPhee.
Teori pengorganisasian memandang organisasi bukan sebagai struktur
atau kesatuan, tetapi suatu aktivitas. Oleh karena itu, lebih sesuai untuk
disebut seba gai 'pengorganisasian' dari organisasi, sebab organisasi adalah
sesuatu yang akan dicapai oleh sekelompok orang melalui proses yang terusmenerus dilaksanakan. Jadi ketika sekelompok orang melakukan apa yang
mereka lakukan, dalam arti aktivitas mereka menciptakan organisasi, maka
pengorganisasian dilakukan secara berkesinambungan.
Esensi dari setiap organisasi adalah bahwa orang bertindak atau beraksi
dalam suatu Cara tertentu, sehingga perilaku mereka saling terkait. Dalam
deskripsi yang konkret, perilaku seseorang bergantung pada perilaku orang
lain. Ukuran dasar dari perilaku yang saling terkait tersebut adalah, bahwa
komunikasi inernainkan peran di antara orang-orang dalam or ganisasi. Jadi
aktivitas pengorganisasian terdiri dari interaksi ganda', yaitu suatu tindakan
yang diikuti oleh suatu respons dan kemudian tindakan penyesuaian oleh
orang pertama. Contoh: seorang pimpinan meminta sekretarisnya untuk
melakukan sesuatu (aksi). Ka rena belum paham, sekretaris meminta
penjelasan kepada pimpinann~a (interaksi), dan pimpinan tersebut
menjelaskan kembali perintahnya tersebut (interaksi ganda). Weick sangat
meyakini bahwa seluruh aktivitas pengorganisasian adalah interaksi ganda,
karena dari aktivitas seperti yang dicontohkan di atas, suatu organisasi
dibangun.
Pemikiran strukturasi dalam organisasi yang dikemukakan Poole dan
McPhee, dijelaskan bahwa struktur organisasi diciptakan ketika sekelompok
orang saling berkomunikasi melalui saluran tertentu. Komunikasi tersebut
terjadi dalam tiga tempat atau pusat-ousat dari strukturasi, yaitu konsepsi,
implementasi dan penerimaan (reception). Pertania adalah tempat dari
`konsepsi' yang meliputi seluruh bagian dari kehidupan organisasi di many
orang-orang membuat berba gai keputusan dan pilihan. Contoh: ketika sebuah
panitia yang dibentuk oleh pimpinan universitas memutuskan untuk
mendirikan sebuah jurusan baru di lingkungan universitas tersebut, maka alur
komunikasi selanjutnya dalam fakultas tersebut akan 'distrukturkan' oleh
keputusan yang telah dibuat tersebut.
Tempat yang kedua dari strukturasi organisasi adalah 'implementasi',
yaitu kodifikasi formal dan pemberitahuan mengenai berbagai keputusan dan
pilihan. Contoh: sekali keputusan telah diambil untuk mendirikan jurusan baru,
maka pimpinan universitas akan mengeluarkan memorandum resmi kepada
fakultas yang memberitahukan adanya perubahan. Pemberitahuan resmi itu
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 24
Teori–teori Komunikasi Organisasi
sendiri akan berguna untuk mempertegas struktur organisasi tersebut di
masa mendatang.
Strukturasi yang ketiga terjadi di tempat penerimaan (reception), yaitu
ketika para anggota kelompok bertindak dengan menyesuaikan diri kepada
keputusan-keputusan organisasi. Dalam uraian yang lebih konkret, setelah
diambil keputusan untuk mendirikan jurusan baru, maka akan diangkat
seorang ketua jurusan dan karenanya alur komunikasi dalam fakultas akan
mengalami perubahan.
Meskipun setiap orang dalam suatu organisasi dapat berpartisipasi pada
setiap atau keseluruhan dari ketiga tempat tersebut, nam un strukturasi
cenderung untuk dikhususkan. Artinya, manajemen tingkat tinggi biasanya
terlibat dalam komunikasi konseptual, personal staf melaksanakan pekerjaan
implementasi dan karyawan pada umumnya berpartisipasi dalam penerimaan
atau reception.
D. PENDEKATAN ORGANISASI SEBAGAI KULTUR
Ketiga pendekatan yang telah diuraikan di atas, memandang organisasi
sebagai struktur togas, dalam arti bahwa organisasi selalu berkaitan dengan
upaya pencapaian tujuan. Pada bahasan terakhir kita akan melihat suatu
pandangan yang agak berbeda, yaitu organisasi sebagai kultur, dalam arti
bahwa organisasi jugs merupakan pandangan hidup (way of life) bagi para
anggotanya. Secara khusus kita akan mempelajari teori kultur organisasi
sebagai suatu penampilan (performance) sebagaimana dikemukakan oleh
Michael Pacanowsky dan Nick O'Donnell-Trujillo. Menurut Pacanowsky dan
Trujillo, ada lima bentuk penampilan organisasi, yaitu ritual, hasrat
(passion), sosialitas, politik organisasi dan enkulturasi.
Ritual merupakan suatu penampilan yang diulang-ulang secara teratur,
suatu aktivitas yang dianggap oleh suatu kelompok sebagai sesuatu yang
sudah biasa dan rutin. Ritual merupakan bentuk penampilan yang penting,
kar ena secara tetap akan memper bar ui pemahaman kita mengenai
pengalaman bersama dan memberikan legitimasi terhadap sesuatu yang kita
pikirkan, rasakan dan kita lakukan.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 25
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Missing
Text
Kategori
penampilan
ini
ketiga
akan
dari
penampilan
memperkuat
suatu
adalah
`sosialitas'.
pengertian
bersarna
Bentuk
mengenai
kebenaran ataupun norma-norma dan penggunaan aturan-aturan dalam
organisasi, seperti tata susila dan sopan santun. Aspek lain dari sosialitas
ini adalah privacy, yaitu penampilan sosialitas yang dikomunikasikan
dengan penuh perasaan dan bersifat sangat pribadi. Pengakuan, memberi
nasihat dan penyampaian kritik merupakan wujud dari privacy tersebut.
Politik organisasi merupakan bentuk penampilan yang keempat.
Bentuk penampilan tersebut menciptakan dan memperkuat minas terhadap
kekuasaan
dan
pengaruh,
seperti
memperlihatkan
kekuatan
diri,
kekuatan untuk mengadakan proses tawar-menawar (bargaining power) dan
sebagainya.
Kategori terakhir dari penampilan adalah 'enkulturasi' atau proses
mengajarkan budaya kepada Para anggota organisasi. Contoh bentuk
penampilan ini adalah learning the ropes yang terdiri dari urut-urutan
penampilan ketika orang mengajarkan kepada orang lain tentang bagaimana
mengerjakan sesuatu, Meskipun hal tersebut dapat dilakukan melalui
instruksi secara langsung, namun sering kali jenis belajar semacam ini
terjadi ketika orang berbicara mengenai sesuatu yang terjadi, dalam
upaya untuk membantu orang lain belajar mengartikan suatu kejadian tertentu.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 26
Teori–teori Komunikasi Organisasi
KEGIATAN BELAJAR 4
Teori Integratif dalam Komunikasi
Organisasi
T
eori sistem dalam komunikasi organisasi biasanya dipandang pula sebagai
struktural-fungsionalisme, seperti yang telah sedikit dibahas pada
bagian awal Kegiatan Belajar 3. Berangkat dari kerangka pikir klasik yang
dikemukakan oleh Weber mengenai struktur dan fungsi organisasi, teoriteori sistem yang antara lain dikemukakan oleh Chester Barnard, Daniel Katz
dan Robert Kahn, Herbert Simon dan James March, dianggap telah
memberikan semacam otot dan daging bagi kerangka yang telah disusun oleh
Weber. Teori-teori sistem yang mereka kemukakan telah memberikan lebih'
banyak substansi, kompleksitas, dan reliabilitas mengenai organisasi daripada
yang dilakukan oleh aliran klasik.
Pada
bagian
berikut
kita
akan
membahas
lebih
lanjut
suatu
pendekatan sistem yang menekankan pada proses integratif dari konsep-konsep
sistem.
A. TEORI INTEGRATIF
Teori yang dikemukakan oleh Richard Farace, Peter Monge, dan Hamish
Russel ini menunjukkan suatu pandangan umum yang sangat menarik
mengenai konsep-konsep sistem dari organisasi. karya mereka merupakan
integrasi dari berbagai gagasan terbaik ke dalam suatu bentuk yang secara
internal telah memberikan suatu sintesis mengenai pandangan sistem.
Sebagai tambahan, karya mereka jUga menyatukan sejumlah besar pemikiran
yang didasarkan atas penelitian, dan terakhir mereka menempa tkan
komunikasi sebagai pusat dari struktur organisasi.
Mereka mendefinisikan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang
setidaknya terdiri dari dua orang (atau lebih), ada saling ketergantungan,
input, proses dan output. Kelompok ini berkomunikasi dan bek erja sama
untuk menghasilkan suatu hasil akhir dengan menggunakan energi,
informasi, dan bahan-bahan lain dari lingkungan.
Salah satu sumber daya penting dalam organisasi adalah informasi.
Dengan menggunakan teori informasi sebagai dasar, Farace dan rekannya
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 27
Teori–teori Komunikasi Organisasi
mendefinisikan informasi dalam pengertian untuk mengurangi ke t i dak pastian.
Ketika orang mampu untuk memperkirakan pola-pola terjadi dalam aliran
tugas yang terjadi dalam aliran tugas dan h u b u n g a n - h u b u n g a n n y a ,
maka
k e t i d akpastian
diperoleh.
dapat
Komunikasi
dikurangi
sendiri,
dan
sebagian
informasi
merupakan
berhasil
pengurangan
ketidakpastian melalui informasi, pencygunaan 'bentUk-bentuk simbolis' umum
karena komunikasi mencakup yang saling dimengerti oleh para partisipannya.
Dalam
teorinya
mereka
mengemukakan
dua
bentuk
komunikasi-
komunikasi yang mengemukakan dengan dua bentuk informasi. Pertama adalah
informasi
absolut'
yang
terdiri
dari
keseluruhan
kepingan
pengetahuan-
pengetahuan yang ada dalam sistem. Jadi keseluruhan informasi yang
dikomunikasikan d alam suatu organisasi
adalah komunikasi absolut.
Sebaliknya informasi yang didistribusikan adalah info r m a si
d i s e ba r k a n
m el al u i
o r g a ni s as i .
K en y a t a a
ba h wa
yang
i nf o rmasi
t el a h
ada
dalam suatu organisasi tidak menjamin bahwa informasi tersebut
cukup
diko munikasik an
i nfo r m a s i
absolute
di
dalam
berkaitan
si stem.
dengan
Per tanyaan
apa
mengena i
Yang
diketahui
s e d a n g k a n pertanyaan mengenai distribusi berkenaan dengan siapa yang
mengetahuinya. Implikasi praktis dari perbedaan teoritis ini adalah bahwa
kegagalan
dalam
kebijakan
kegagalan
manajer
untuk
distribusi
mengenali
informasi
kelompok
disebabkan
mana
yang
oleh
perlu
mengetahui suatu hal tertentu atau kesalahan untuk men gar ahkan di
mana
sehar usnya
k elompok -kelompok
tersebut
dapat
memperoleh
komunikasi
organisasi
informasi yang mereka butuhkan.
Kerangka
structural
fungsional
bagi
terletak pada tiga dimensi analisis. Pertama adalah
terdiri
atas
empat
organisasional,
sublevel:
dalam
i ndivi dual,
suatu
prinsip
` system
dyadic,
hierarki
level' yang
kel ompok,
sistem.
dan
Individu
berkomunikasi satu dengan yang yang lain dalam d y a d ; b e b e r a p a d y a d
berkerumun
sebagai
bersama-sama
suatu
kelompok-k elo mpok
ke
keseluruhan
yang
sal i ng
dalam
adalah
berkelompok.
suatu
ber hubungan
O r g anisasi
sistem
dan
dari
mem bentuk
suatu jar i ngan k er ja makro.
Pada setiap level ana lisis, kita dapat mengam ati fungsif u n g s i komunikasi yang sekaligus juga merupakan dimensi analisis
yang kedua. Di antara berbagai fungsi komunikasi yang ada, Farace
menekankan
pada
tiga
fungsi,
yaitu
produksi,
inovasi,
da n
pemeliharaan. Produksi mengacu pada pengarahan, koordinasi dan
kontrol terhadap aktivitas organisasi. Inovasi membangkitkan atau
mendorong perubahan dan gagasan barn dalam sistem. Sedangkan
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 28
Teori–teori Komunikasi Organisasi
pemeliharaan diartikan untuk melindungi nilai -nilai individual dan
hubungan antarpribadi yang dibutuhkan untuk mempertahankan system.
Dimensi ketika adalah struktur. Jika fungsi berkaitan dengan isi
pesan, maka struktur berkaitan dengan tumbuhnya pola -pola atau
aturan-aturan dalam penyampaian pesan. Pada setiap level o rganisasi
(individual, dyadic, kelompok, dan organisasional) kita dapat meneliti
cara-cara
bagaimana
distrukturkan.
terperinci
komunikasi
Selanjutnya,
masing-masing
dapat
Farace
dari
berfungsi
mengemukakan
keempat
level
dan
secara
pengorganisasian.
Tetapi, pada bagian berikut kita hanya akan membahas l e v e l i n d i v i d u ,
d y a d , d a n k e l o m p o k s e c a r a r i n g k a s , s e k e d a r u n t u k memperoleh
gambaran umum sebagai latar belakang. Oleh karn a fokus perhatian
Farace
lebih
kepada
jaringan
kerja
makro,
seb agai
kontribusi
terpenting teori ini, maka kita akan lebih banyak memusatkan perhatian
pada masalah tersebut.
Konsep kunci yang berhubungan dengan komunikasi individual
dalam
organisasi
adalah
'beban'
(load).
Beban/muatan
komunikasi
adalah tingkatan dan kompleksitas dari masukan informasi terhadap
seseorang. Tingkatan a d a l a h k u a n t i t a s d a r i m a s u k a n s e p e r t i p e s a n p e s a n a t a u p e r m i n t a a n permintaan, sedangkan kompleksitas adalah
jumlah faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam memproses
informasi.
Ada
dua
lingkup
persoalan
berkaitan
dengan
muatan
tersebut, yaitu underload dan overload. Underload terjadi ketika aliran
pesan kepada seseorang berada di bawah kapasitas orang tersebut
untuk
memprosesnya.
Overload
terjadi
ketika
muatan
melampaui
kapasitas seseorang.
S e m e n t ar a
p en g e r t i a n
m e n g e n ai
l oa d ,
un d erl oad ,
dan
o v er lo ad berhubungan secara optimal dengan komunikasi yang diterima
oleh individu tunggal, sehi ngga ko nsep ini juga dapat di terapkan
pada
sel ur uh
l evel
lainnya,
termasuk
dyadic,
kelompok,
dan
o r g a n i s a s i o n a l . J a d i , a d a kemungkinan suatu keseluruhan organisasi
dapat menjadi underloaded atau overloaded.
Konsep kunci yang dapat diterapkan pada level dyad adalah
aturanaturan (rules). Para anggota dyad saling berhubungan sesuai
dengan polapola harapan/tuntutan, di camping aturah -aturan eksplisit,
maupiin iffiplis'it u n tuk b er ko m uni ka si . At ur a n - at ur an i ni se car a
e ksp l i si t
d an
i mp l i ci t
menunjukkan
kebijakan
komunikasi
dari
organisasi. Isinya mengajarkan pada a n g g o t a o r g a n i s a s i b a g a i m a n a
h a r u s b e r k o m u n i k a s i , k a p a n h a r u s berkomunikasi, kepada siapa
harus
berkomunikasi,
Bacaan Kuliah
dan
hal -hal
yang
harus
dikomunikasikan.
Teori Komunikasi
Page 29
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Beberapa topik umum mengenai aturan -aturan tersebut antara lain
meliputi siapa yang berinisiatif untuk berinteraksi, bagaimana memperlakukan
penundaan, topik-topik apa yang dibicarakan dan bagaimana menyel eksi nya,
bagai mana
menangani
per ubahan
topik,
bagaimana
mengakhiri
interaksi, dan seberapa sering komunikasi terjadi.
Melalui kontak setiap hari antar anggota organisasi, individu individu
dalam
berinteraksi,
berbagai
dan
kelompok
berkomunikasi
cenderung
secara
untuk
bersama -sama.
beker ja,
Kenyataan
menunjukkan bahwa struktur dari keseluruhan organisasi tergantung
pada
pengelompokan
ini.
Sejak
orang
bekerja
bersama-sama
dalam
kelompok dan fungsi yang berbeda, maka muncul berbagai jenis kelompok
yang berbeda dalarn suatu organisasi. Dan seseorang secara bersama
dapat menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus. Dengan
menganalisis lebih jauh, kita harus menyadari bahwa organisasi terdiri dari
banyak struktur (multiple structures). Misalnya: struktur dapat dibentuk
berdasarkan
hubungan
tugas,
hubungan
kekuasaan,
kesukaan
dan
sebagainya. Kita akan kembali pada struktur organisasional kemudian,
namun sebelumnya kita akan melihat pada beberapa aspek dari berbagai
kelompok individual.
Kita menyadari bahwa kelompok -kelompok itu cenderung untuk
memiliki struktur internal, yang menurut Farace dapat dibagi menjadi tiga.
Pertama, struktur komunikasi; atau jaringan kerja mikro, yaitu pola -pola
interaksi di dalarn k°Iompok. Pertanyaan yang muncul di sini adalah siapa
berkomr iikasi dengan siapa di dalam kelompok? Jenis struktur kedua adalah
struktur kekuasaan. Di sini pertanyaannya adalah siapa memiliki kekuasaan
atas siapa? Jenis struktur ketiga yang ditekankan dalam teori ini adalah
kepernimpinan. Struktur kepemimpinan berkaitan dengan distribusi peran di
dalarn
kelompok,
terutama
distribusi
dari,
peran-peran
yang
berhubungan dengan pengaruh antarpribadi dari para anggota kelompok.
Kembali pada jaringan kerja makro, Farace mengemukakan bahwa
jaringan
kerja
makro
adalah
suatu
pola
yang
berulang-ulang
dari
transmisi informasi di antara kelompok-kelompok dalam suatu organisasi.
Jenis-jenis jaringan kerja 'dapat terjadi dalam suatu organisasi, clan
masing-masing mempunyai fungsi tersendiri bagi organisasi. Mungkin
jaringan kerja yang biasanya mudah dipahami adalah label atau diagram
susunan organisasi formal, yang menjabarkan jaringan tugas. Meskipun
demikian terjadi pula sejumlah jaringan tidak resmi atau informal networks, di
mana setiap jaringan aringan terdiri dari dua bagian pokok yaitu: para anggota
dan rantai/pertautan/kaitan yang menghubungkannya.
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 30
Teori–teori Komunikasi Organisasi
Rantai (links) ditandai oleh lima sifat. Pertama adalah 'simetri' atau
tingkat yang menghubungkan para anggota, umumnya berupa suatu
rantai
interaksi
atas
dasar
keseimbangan/kesejajaran .
Dalam
suatu
hubungan yang simetris, para anggota memberi dan rnencrima informasi
secara seimbang. Sedangkan rantai yang asimetris sifatnya searah, artinya
memisahkan secara tegas pengirim dan penerima informasi. Ciri kedua
adalah 'kekuatan' (strength) yang mengacu pada frekuensi interaksi.
Orang yang lebih sering berkomunikasi akan memiliki rantai yang lebih kuat
dari pada orang yang jarang berkomunikasi.
Sifat
ketiga
adalah
'resiprositas'
(timbal-balik),
yaitu
tingkat
kesepakatan para anggota mengenai hubungan mereka, jika seseorang
merasa yakin bahwa dia sering berkomunikasi dengan orang lain, tetapi
orang lain menyangkalnya, maka rantai hubungannya tidak resiprokal.
Ciri keempat adalah `i si '
(content) yang mer upakan es ensi dari
i nteraksi . H al i ni menyangkut apakah ko munikasi yang dilakukan
ter utama mengenai pekerjaan, masalah social, atau materi lainnya.
Dengan mengamati isi dari berbagai rantai dalam suatu jaringan, kita
dapat mengenai fungsi keseluruhan dari jaringan. Sifat kelima adalah 'cara'
(mode), di sini pertanyaannya adalah bagaimana komunikasi dapat dicapai
clan melalui saluran apa. Caranya dapat berupa pembicaraan langsung,
pertemuan kelompok, atau komunikasi melalui surat/telepon.
S uatu jari ngan terdiri dari anggo ta -anggo ta yang bersama sama dihubungkan dalam berbagai cara untuk berbagi informasi. Untuk
memahami suatu jaringan, kita harus memperhatikan pula beberapa faktor
tambahan. Para anggota organisasi memiliki peran-peran yang berbeda
dalam jaringan. Salah satu peran tersebut adalah isolasi/terpencil. Orang yang
termasuk dalam kategori isolasi tidak memiliki rantai hubungan dengan anggota
jaringan lainnya. Dari mereka yang B aling berhubungan satu sama lain,
beberapa di antaranya berkerumun menjadi kelompok -kelompok. Dalam
pengertian jaringan, kelompok ditandai oleh empat kriteria, yaitu:
1. lebih dari separuh aktivitas komunikasi yang dilakukan kelompok berada
di dalam kelompok;
2. setiap individu harus dikaitkan dengan individu lain dalam kelompok,
3. kelompok tidak akan hancur oleh keluarnya satu orang atau rusaknya
satu rantai hubungan;
4. kelompok harus memiliki minimal tiga anggota.
Keempat kriteria di atas akan rnembuat kelompok relatif stabil
J adi
suatu
jari ngan
adal ah
suatu
rangkaian
kelompok -
kelo mpo k dan anggota-anggota yang saling berkaitan. Dua peran lain
Bacaan Kuliah
Teori Komunikasi
Page 31
Teori–teori Komunikasi Organisasi
yang juga penting dalam struktur jaringan adalah peran 'penghubung'
(liaison) dan jembatan' (bridge). Bridge adalah anggota kelompok yang
juga berhubungan dengan kelompok lainnya. Sementara liaison bukan
anggota dari kelompok mana pun, meskipun dia menghubungkan dua
kelompok atau lebih. Gambar 4.1 menunjukkan aspek-aspek dari struktur
jaringan, yang memberikan suatu logika untuk mengamati struktur dan
fungsi organisasi dalam pengertian komunikasi.
Gambar 4.1
Kelompok :
Kelompok 1-4, 5, 6, 7, 8
Kelompok 2-9,10,11,12
Kelompok 3-14,15,16,17,18
Bacaan Kuliah
Bridge-5, 9
Liaison-13
Liaison-19
Tunggal-1
Dyad-2,3
Teori Komunikasi
Page 32
Download