Uploaded by User62070

Askep Ulkus Duodenum

advertisement
Askep Ulkus Duodenum
Kelompok: 2
Absen 22-42
Pengertian
• Ulkus duodenum secara anatomis didefenisikan sebagai suatu efek
mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus muskularis
mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi.
• Secara klinik, suatu tukak adalah hilangnya epitel superficial atau
lapisan lebih dalam dengan diameter > 5 mm yang dapat diamati
secara endoskopi atau radiologis. (Akil H.A.M) 2006
Etiologi
• 1)
• 2)
• 3)
H. Bakteri pylori
Penggunan obat-obatan anti inflamasi nonsteroid
Peningkatan asam lambung
Patofisiologi
H. Bakteri pylori adalah suatu bakteri gram negative yang dapat hidup
dalam susunan asam didalam lambung atau duodenum (Antrum,
korpus, dan bulbus). Bakteri ini berada pada lapisan mukus dan
sewaktu-waktu dapat menembus sel-sel epitel, bila terjadi infeksi H
pylori maka bakteri ini akan melekat pada permukaan epitel dengan
bantuan adhesin, kemudian bakteri ini efektif merusak mukosa dengan
melepaskan sejumlah zat seperti ensim dan sitotoksia, sehingga akan
terjadi gastritis akut yang akan berlanjut menjadi gastritis kronik aktif
dan berlanjut lagi ke duodenum kronik aktif.
Lanjutan
• Bila terjadi infeksi H pylori akan memberi respon untuk mengeliminasikan atau
memusnakan bakteri.
• 2 faktor menentukan terjadinya tukak duodenum yaitu faktor-faktor agresif yang dapat
merusak mukosa dan faktor-faktor definisif yang memelihara keutuhan dan daya tahan
mukosa.
• Mekanisme kerja faktor-faktor yang disebabkan diatas adalah sebagai berikut:
• 1) Asam lambung
• Pada tukak duodenum terjadi peningkatan produksi dan pelepasan gastrin, sensivitas
mukosa lambung terhadap ransangan gastrin meningkat secara berlebihan, jumlah sel
parietal, pepsinogen juga meningkat
• 2) Helicobakteri
• H bakteri adalah bakteri gram negative infeksi extrtaseluler, ditularkan secara vecal oral
atau oral-oral atau latroganik dan reservoarnya adalah manusia.
Obat-obatan
• Obat-obatan spesifik yang dewasa ini tersedia dan dianjurkan
kedalam pengobatan tukak duodenum adalah:
• Antasida yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: Mampu
menetralkan asam, tidak diabsorbsi oleh saluran cerna. Sedikit atau
tidak mengandung natrium, dengan pemberian dosis berulang dapat
ditoleransi oleh penderita dan tidak menimbulkan efek samping
Pemeriksaan Penunjang
1) Endoskopy
• Dilakukan dengan pemeriksaan endoskopy saluran cerna bagian atas
dan sekaligus dilakukan biopsi lambung untuk detikasi H. Pylori
2) Sinar X
• Pada pemeriksaan sinar x tukak duodenum, terlihat sebagai suatu
kawah yang terpisah (diskret) dibagian proksimal bulbus duodenum.
Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan b.d kurang terpajannya informasi tentang
penyakit
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik
4. Ansietas b.d copyngin efektif
5. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penghancuran dinding mukosa
duodenum
Intervensi
1. Kurang pengetahuan b.d kurang terpajannya informasi tentang penyakit.
Tujuan: Pasien beserta keluarga menyatakan pemahaman mengenal proses
penyakit, proogram pengobatan dan potensial komplikasi
• Intervensi:
1. Tinjau ulang dengan pasien atau orang terdekat untuk memahami diagnosa
khusus.
2. Berikan informasi verbal dan tertulis sesuai indikasi
3. Berikan peran aktif untuk pasien atau orang terdekat dalam proses belajar
4. Tinjauuan ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual
bebas
Lanjutan..
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah. Tujuan : Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.
Intervensi:
1. Pertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah
makananmakan dan menimbulkan mual
2. Tawarkan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi parasaan tegang pada
lambung.
3. Atur agar dapat nutrien agar berprotein atau kalori yang disajikan pada saat individu
untuk makanan.
4. Timbang BB pasien saat ia bangun dari tidur dan setelah berkemih pertama.
5. Konsultasikan dengan ahli gizi mengenal kebutuhan kalori harian yang realitis dan
adekuat
Lanjutan..
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik. Tujuan : Setelah dilakukan
asuhan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien dapat
beraktifitas
Intervensi:
1. Berikan makanan porsi kecil dan sering
2. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas
3. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
4. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan
Lanjutan..
4. Ansietas b.d copyngin efektif. Tujuan: Kecemasan klien dapat teratasi
Intervensi:
1. Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik
2. Berikan kenyamanan dan kententraman hati
3. Berikan penjelasan mengenai prosedur perawatan, perjalanan
penyakit, dan prognosisnya
4. Berikan atau tempatkan alat pemanggil yang mudah dijangkau oleh
klien
Lanjutan..
5. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penghancuran dinding mukosa
duodenum. Tujuan: Nyeri terkontrol
Intervensi:
1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan
intensitas, tindakan penghilang yang digunakan.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar
3. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, tertawa,
musik, sentuhan terapeutik
4. Berikan analgesik sesuai indikasi
Kesimpulan
• Pada pengkajian ditemukan kesenjangan teori yaitu sering ditemukan
adanya nyeri perut hebat
• Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukkan 8
diagnosa keperawatan dan kemungkinan kasus ,nyata kadang hanya
ditemukan 4 diagnosa keperawatan
• Pada teori intervensi keperawatan tidak disesuaikan dengan prioritas
masalah dan tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan atau
evaluasi, sedangkan pada kasus disesuaikan dengan prioritas masalah
yang telah disusun berdasarkan SMART dan ada batas waktu.
Daftar Pustaka..
http://rikardbaek.blogspot.com/2016/10/asuhan-keperawatandengan-tukak.html
Download