2.1 Minuman Keras dalam Medis Minuman keras merupakan minuman yang mengandung alkhohol. Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan hilangnya kesadaran pada diri seseorang. Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan RI No.86 /Menkes /per /IV /77 tentang minuman alkohol, minuman beralkohol dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan kandungan etanol per volume pada suhu 200C. Golongan A mengandung etanol sebesar 1-5%, golongan B memiliki kandungan etano sebesar 5-20% dan golongan C mengandung etanol sebesar 20- 55%. 1. Alkohol adalah zat yang paling sering disalah gunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadaral kohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit.Setelah diserap, alkohol/etanol disebar luaskan kesuluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.2 Mengkonsumsi minuman keras secara terus menerus mengakibatkan munculnya bebagai penyakit berbahaya seperti, jantung, kadiovakuler, kejang,tekanan darah tinggi dan liver yang dapat merusak bagian hati, gangguan penyerapan zat pada makanan dan kekurangan gizi, mengakibatkan naiknya tekanan darah dan menurunnya nafsu makan.3 Berdasarkan laporan dari World Health Organisation(WHO) tahun 2014 menyebutkan bahwa lebih dari 3 juta orang di dunia meninggal akibat minuman keras di setiap tahunnya, dan jumlah terbesar terjadi di eropa. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran mereka akan bahaya yang ditimbulkan minuman keras bagi kesehatan. WHO juga menyebutkan rata-rata di umur 15 tahun setiap orang mengkonsumsi 6,2 liter alkohol di tiap harinya.4 Minuman beralkohol merupakan salah satu faktor risiko utama untuk masalah kesehatan secara global. Dari segi kesehatan, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dapat menimbulkan Gangguan Mental Organik (GMO), merusak saraf dan daya ingat, oedema otak (pembengkakan otak), sirosis hati (pengerasan hati oleh karena timbulnya jaringan parut pada hati), gangguan jantung, gastritis (peradangan pada lambung), paranoid (adanya waham curiga) dan lain sebagainya. Sedangkan dari segi sosial, biasanya orang yang mabuk karena alkohol jika tidak dikontrol akan merusak tatanan sosial masyarakat, mengganggu ketertiban keamanan (memicu terjadinya keributan dan tindak kekerasan), bahkan sampai menjurus pada tindak pidana kriminal berat 5 Secara umum, senyawa alkohol bersifat narcosis atau memabukkan dan berimplikasi pada gungguan kesehatan fsik, jiwa, dan mental. Efek fsik yang dialami dari mengonsumsi minuman beralkohol di antaranya kerusakan hati, ginjal, paruparu, jantung, pankreas, peradangan lambung, otot saraf, dan gangguan metabolisme tubuh. Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko timbulnya lebih dari 200 penyakit, termasuk siroris hati, tuberkolosis dan beberapa jenis kanker. Bagi kaum perempuan, peluang terjadinya kerusakan saraf otak lebih besar dibanding laki-laki. Konsumsi minuman beralkohol bagi perempuan yang sedang hamil juga dapat merusak jabang bayinya. Kondisi ini akan berdampak pada kemampuan kognitif si anak di kemudian hari. Sedangkan bagi ibunya dapat mengalami masalah dengan rendahnya perhatian dan reaksi. Kerusakan jaringan otak juga dapat terjadi secara permanen. Jika kondisi ini terjadi, akan menimbukam gangguan daya ingat, kemampuan penilaian baik dan buruk, kemampuan belajar karena terganggunya daya ingat, gangguan jiwa tertentu, dan perubahan kepribadian. Sedangkan bagi laki-laki, dapat terjadi impotensi dan gangguan seks lainnya 6 Alkohol bukan satu-satunya senyawa kimia yang dapat menyebabkan mabuk, masih banyak senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam minuman keras dan bersifat memabukkan, yaitu jika diminum pada konsentrasi yang cukup tinggi. Selain itu, ada juga komponen-komponen lain yang umumnya digunakan untuk bahan industri namun digunakan sebagai bahan minuman keras yang dikenal dengan istilah oplosan, di antaranya aseton, spritus, dan lain-lain. Secara patofsiologi, jika seseorang untuk pertama kalinya mengonsumsi minuman beralkohol, walau jumlah yang masuk ke dalam tubuh masih sedikit, alkohol tersebut tetap akan memberikan efek pada otak dan tubuh. Alkohol akan memengaruhi penilaian dan waktu reaksi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Jika jumlahnya lebih banyak lagi, maka alkohol dapat menyebabkan reaksi dan koordinasi menjadi lamban. Sampai pada akhirnya, ketika jumlah konsumsi alkohol tersebut cukup banyak, maka dapat menekan beberapa fungsi organ tubuh dan dalam kondisi berat dapat menyebabkan kematian. 6 Dapus 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.86 /Menkes /per /IV /77 2013 2. Lestari, T. R. P. (2016). Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman Beralkohol di Indonesia. Jurnal Aspirasi, Vo. 7(2), 127-141. 3. Eka viora. Bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan www.depkes.go.id/pdf.php?id=14122200003 4. World Health Organization. 2014. Global status report on alcohol and health2014. 5. Badan Legislasi. 2014. Naskah Akademik RUU Larangan Minuman Beralkohol. Jakarta: DPR RI. 6. Kementerian Kesehatan. 2015. Bahan Rapat Kerja Pansus RUU Tentang Larangan Minuman Beralkohol dengan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Disampaikan pada RDPU Pansus RUU Larangan Minuman Beralkohol Tanggal 2 Desember 2015.