Sasaran akuntansi bila dipandang dari sudut pandang sains dan teknologi menghasilkan teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini merupakan konsekuenasi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains dan teknologi. Teori akuntansi positif berisi pernyataan tentang suatu kejadian atas dasar pengamatan empiris, sedangkan teori akuntansi normatif berisi tentang pernyataan atau penalaran yang dilandasi oleh pertimbangan nilai. untuk menilai apa yang sebaiknya dilakukan atau diputuskan untuk tujuan sosial dan ekonomik. Bila dikaitkan dengan dikotomo sains-teknologi, maka teori akuntansi positif erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains, sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi Aspek Sasaran Teori Aspek sasaran teori akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif (berisi pernyataan tentang suatu kejadian, tindakan, atau perbuatan seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas dasar empiris) dan normatif (berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam hubungannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar ilmiah. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan. TEORI AKUNTANSI POSITIF Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktikpraktik akuntansi. Sedangkan teori normatif dianggap mer upakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dari teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan dangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku. Teori akuntansi positif sesuai dengan penjelasan sebelumnya merupakan pendekatan yang dipakai oleh Scott dalam bukunya yang berjudul “Financial Accounting Theory”. Teori akuntansi: – Normatif: apa yang seharusnya dilakukan (Suwardjono) Positif: penjelasan tentang apa & Bagaimana‖ (Scott) Inti buku Scott: tentang akuntansi, bukan tentang bagaimana menghitung. Tujuan buku memberi pemahaman tentang lingkungan akuntansi dan pelaporan keuangan yang ada sekarang ini, dari sudut pandang investor maupun manajer. Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agentuntuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Sehingga denganadanya asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatankepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management) dalam rangkamemaksimumkan utilitynya Kajian agency theory: 1.Pihak stockholder(principal) 2.Pihak manajemen ENRON(agent) 3.Pihak independen akuntan publik, KAP Arthur Andersen (AA). AA sebagai KAP telah mencelakai kepercayaan dari pihak stockholder atau principal untuk memberikan suatu fairness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Merupakan suatu hubungan ada jika satu pihak (prinsipal) menyewa pihak yang lain (agen) untuk menjalankan beberapa jasa. Jasa yang dimaksud membutuhkan prinsipal untuk mendelegasikan beberapa otorisasi pembuatan keputusan kepada agen. Ada dua bentuk hubungan keagenan. Pertama, adanya kesepakatan dimana pemilik ataupun pemegang saham suatu perusahaan menyewa Chief Executive Officer untuk menjadi agen mereka dalam mengelola perusahaan dengan menjaga kepentingan terbaik perusahaan tersebut. Kedua, adanya persetujuan dimana CEO perusahaan bertindak sebagai principal dan menyewa manajer suatu bagian atau divisi sebagai agen untuk mengelola suatu unit organisasi yang telah didesentralisasi. Untuk lebih mudah dipahami contoh teori akuntansi positif adalah praktik akuntansi yang saat ini sering kita dengar antara lain creative accounting, earning management, big bath, dan income smoothing. Pada dasarnya praktik akuntansi ini sudah dilakukan cukup lama, tetapi praktik ini semakin mencuat diantaranya pada kasus ENRON, dan Worldcom yang terjadi pada tahun 2000. Kasus ini mengakibatkan krisis kepercayaan publik terhadap auditor. Kasus ini telah meruntuhkan KAP Arthur Andersen, tidak saja keluar dari The big five, bahkan sampai pencabutan ijin usaha. Kasus inilah yang menjadi titik tolak bagi para auditor dan lembaganya untuk meningkatkan kembali jaminan terhadap hasil audit mereka. Sedangkan akuntansi normatif adalah praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau GAAP. Salah satu bagian kecil dari PABU adalah SAK atau standar akuntansi Keuangan.