Uploaded by User56420

pai fix-dikonversi

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN AKIBAT NIDDM HIPERGLIKEMIA TIPE II DI RUANG
PERAWATAN PATUHA RUMKIT TK 11.03.05.11 DUSTIRA
TANGGAL 23 DESEMBER 2019
A. PENGKAJIAN
a.
Identitas
1.
Identitas Pasien
Nama
: Ny.N
Umur
: 74 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
:-
Suku/Bangsa
: Sunda
Status Perkawinan
: Menikah
Golongan Darah
:O
Diagnosa Medis
: 18 Desember 2019 jam 19.00
Tanggal Pengkajian
: 23 Desember 2019 jam 14.30
No. Medrek
: 00594989
Alamat
: Jl. Cisangkan Gg. Umen No.120
03/10 Padasuka, cimahi tengah.
2.
Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn.M
Umur
: 40 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan dengan pasien
: Anak
Alamat
: Jl. Cisangkan Gg. Umen No.120
03/10 Padasuka, cimahi tengah
b. Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan Utama
Mual
2.
Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan Masuk RS
Pada hari rabu 18 desember 2019 pukul 12.00 WIB, pasien
merasakan mual muntah disertai badan lemas dan kesemutan
pada ekstremitas bawah, lalu pukul 15.00 WIB pasien dibawa ke
IGD dustira oleh anaknya, sebelumnya pasien dibawa ke klinik
dan telah dilakukan pemeriksaan kemudian pasien di rujuk ke RS
Dustira. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter IGD RS
Dustira, pasien disarankan untuk di rawat di ruang perawatan
patuha.
b) Keluhan Saat di Kaji
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 23 Desember 2019 Pukul
08.30 WIB, pasien mengeluh mual muntah, mual dirasakan
bertambah saat setelah makan dan berkurang saat minum air
hangat. Mual dirasakan seperti ingin muntah, mual dirasakan
dibagian perut disertai badan lemas dengan skala 5 mual sedang
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) rentang 0-10, mual
dirasakan hilang timbul.
3.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat dengan penyakit yang
sama, diabetes mellitus type II pada tahun 2014, namun setelah
dikatakan sembuh saat setelah dirawat pasien tidak melakukan
kontrol. Jika mengalami batuk pilek pasien memiliki kebiasaan
minum obat warung seperti ultraflu.
4.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita saat ini. Di keluarga pasien tidak ada
yang memliki penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi
atau penyakit menular seperti hepatitis, TBC.
c.
Pola Aktivitas/Activities Of Daily Living (ADL)
No
1
Aktivitas
Sebelum Masuk RS
Sesudah Masuk RS
Nutrisi
a. Makan
-
Frekuensi
3x/hari
3x/hari
-
Jumlah
1 porsi habis
+- 5 sendok makan
-
Jenis
Nasi,lauk
Bubur, lauk pauk dan sayur
pauk,sayuran
-
Diet
-
Diet rendah karbohidrat
-
Pantangan
-
Nasi putih, daging yang
digoreng
-
Keluhan
-
Mual muntah
b. Minum
2
-
Frekuensi
+- 8 gelas
+- 9 gelas
-
Jumlah
1000-1250 cc
1250-1500 cc
-
Jenis
Air putih
Air putih
-
Diet
-
-
-
Pantangan
-
-
-
Keluhan
-
-
Frekuensi
1x/hari
2x selama di RS
konsistensi
Lembek
Lembek
Warna
Kuning tengguli
Kuning tengguli
Eliminasi
a. BAB
-
-
-
Bau
Bau khas
Bau khas
b. BAK
-
Frekuensi
4-6x/hari
6-7x/hari
-
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
-
Jumlah
+- 1000 cc
+- 1500 cc
-
Keluhan
-
Sering
berkemih
pada
malam hari
3
Istirahat tidur
a. Siang
-
Kualitas
Tidak pernah tidur
Kurang nyenyak
-
Lama
Tidak pernah tidur
+- 1 jam
-
Keluhan
-
-
b. Malam
-
Kualitas
Nyenyak
Kurang nyenyak
-
Lama
6-7 jam
+- 5 jam
-
Keluhan
-
Sering berkemih saat malam
hari
4
Personal
Hygiene
a. Mandi
2x/hari
2x/hari (diseka)
b. Keramas
2x/minggu
Belum keramas sejak masuk
RS
c. Gosok gigi
2x/hari
1x/hari
d. Gunting
1x/minggu
Belum gunting kuku sejak
kuku
masuk rs
-
-
Tidak bekerja
ADL dibantu keluarga
e. Masalah
5
Aktivitas
a. Lama
bekerja
b. Olahraga 1x/minggu senam di komplek
6
c. Lain-lain -
-
d. Masalah
-
-
Balance cairan
Input :
Minum : 1500 cc
RL
: 1500 cc
Obat
: 274, 24 cc
Am
: 260 cc
+
3524 cc
Output :
BAK : 1500
IWL : 780
Drain : -
+
2280
Input – output = 3524-2280
= 1244 cc
d. No
1
Aktivitas
mandi
Mandiri (1)
Ketergantungan (0)
Mandi
tidak
Skor
dapat
dilakukan
sendiri
dibantu
dengan
0
keluarga (di seka)
2
Memakai baju
Memakai
memerlukan
baju
bantuan
karena tangan terpasang
infus
0
3
Toileting
Saat ke toilet pasien
harus
dibantu
oleh
0
keluarga
4
Berpindah
Saat berpindah tempat
tempat
dari tempat tidur ke
kursi
harus
0
dibantu
keluarga
5
Kontinensia
Dapat
mengendalikan
keinginan
1
untuk
BAB dan BAK
6
Makan
Dapat
makan
1
sendiri
Total Skor
2
0 – 3 = pasien sangat tergantung, 4-5 pasien ketergantungan sedang, 6 = pasien
mandiri
Kerangan = 2 (sangat ketergantungan)
e.
Pengkajian Resiko Jatuh (Skala Morse)
No
1
2
Resiko
Keterangan Nilai
Riwayat jatuh, yang baru dalam bulan
terakhir
Diagnose medis sekunder atau >1
Tidak
0
Ya
25
Tidak
0
Ya
15
Alat bantu jalan
3
15
b. Penopang, tongkat/walker
Memakai
heparin/intravena
terapi
0
15
0
a. Bedrest atau dibantu perawat
0
30
c. Furniture
4
Skor
lock
Tidak
0
Ya
25
25
Cara berjalan/pindah
5
a. Normal/bedrest/immobilisasi
0
b. Lemah
10
c. Tergantung
20
10
Status mental
6
a. Orientasi sesuai kemampuan diri
0
b. Lupa keterbatasan
15
Total Skor
0
40
Pasien tdaik beresiko (0-24), resiko jatuh rendah atau sedang (25-45), resiko
jatuh tinggi (>45)
Keterangan : 40 (pasien resiko jatuh sedang)
f.
Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan Umum
a.
2.
3.
Penampilan
: bersih, berpemnampilan seperti wanita
Tanda-tanda Vital
a.
Nadi
:
b.
TD
: 110/70 mmHg
1) Frekuensi
: 89x/menit
2) Area
: Arteri Radialis
3) Lama Denyut Nadi
: Reguler
4) Kualitas Denyut Nadi
: +4
5) Konfigurasi atau ciri Denyutan
:
6) Volume Denyut Nadi
: Pusat Magnus
c.
Respirasi
: 18x/menit
d.
Suhu
: 36,5oC
Antopometri
a.
Lingkaran Kepala : 54 cm
b.
BB sebelum sakit : 54 kg
c.
BB setelah sakit
: 52 kg
d.
TB
: 158 cm
e.
4.
IMT
𝐵𝐵
52
52
: 𝑇𝐵2 = 1,582= 2,49 = 20,88 (status gizi baik)
System Pernapasan
Bentuk hidung simetris, septum nasal berada di tengah, mukosa
hidung lembab, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernapasan
cuping hidung, kepatenan jalan nafas baik, trakea berada ditengah,
bentuk dada simestris, ekspirasi paru mengembang dengan seimbang
antara kanan dan kiri, tidak ada bantuan otot bantu pernapasan.
Pemeriksaan auskultasi bunyi napas di trakea dan bronchial ekspirasi
lebih panjang dari pada inspirasi, bunyi bronkoveskuler terdengar di
ICS 2 atau inspirasi sama dengan ekspirasi. Tidak terdapat bunyi
napas tambahan seperti ronchi atau wheezing-perkusi kanan paru ICS
1-6 resonan, area paru kiri resonan pada ICS 1-2.
5.
System Kardiovaskuler
Warna bibir merah muda, konjungtiva tidak anemis, CRT normal
kembali dalam 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada edema
pada ekstrimitas atas dan bawah, tidak ada pembesaran jantung, iktus
kordis teraba sama denyutnya dengan arteri radialis. Bunyi jantung SI
terdengar lup di ICS 5 midklavikula sinistra dan dup S2 ICS 2 dextra
di katup mitral. Pada saat perkusi di ICS 3-5 dada kiri pekak/dullnes.
Arteri radialis berdenyut normal dan teratur iramanya.
6.
System Gastrointestinal
Bentuk bibir simetris, warna bibil merah muda, bibir tampak kering,
ada pembesaran gusi, jumlah gigi 30, 2 gigi sudah tunggal (molar ke
3 kanan dan kiri), tidak ada karies gigi, tidak ada nyeri menelan, ovula
berada di tengah, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, bentuk
abdomen simetris, bising usus 8x/menit, tidak terdapat pembesaran
hepar, pancreas dan ginjal, tidak dilakukan pemeriksaan anus, namun
pasien mengatakan tidak ada masalah atau keluhan pada anusnya.
7.
System Perkemihan
Tidak terdapat pembengkakan ginjal baik kanan maupun kiri, tidak
ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi, tidak terdapat nyeri pada
saat perkusi, tidak adanya distensi kandung kemih.
8.
System Muskuloskeletal
a.
Leher
Leher simetris berada di tengah-tengah antara bahu kanan dan kiri
maupun melakukan mobilisasi gerakan aktif maupun pasif,
kekuatan otot leher 5.
b.
Punggung
Bentuk tulang punggung normal (tidak lordosis, kifosis,
scoliosis).
c.
Ekstremitas Atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema,
akral hangat, jumlah jam lengkap, tangan pasien dapat melakukan
mobilisasi dengan bebas dan dapat melakukan gerakan aktif dan
pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi, pronasi, supinasi),
terdapat infus di tangan kiri RL 20gtt/menit, berkuatan otot STS.
d.
Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
edema/varises, jumlah jari lengkap, kaki pasien dapat melakukan
mobilisasi aktif maupun pasif, kekuatan otot sTs.
9.
Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh tubuh,
kuku pendek dan bersih, distribusi rambut merata, keadaan kulit
kepala bersih, rambut tampak bersih tidak ada ketombe, turgor kulit
normal kembali dalam waktu < 2 detik.
10. System Persyarafan
a.
Keadaan umum
1) Kualitas Kesadaran
: Compos Mentis
2) Glass Glow Coma Scale (GCS)
: 15
E=4V=5M=6
b.
Status Mental
1.
Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, orang dan tempat baik
terbukti pasien mengatakan sedang berada di RS dustira,
masuk ruang perawatan hari rabu 18 Desember 2019 diantar
oleh anaknya.
2.
Daya Ingat
a) Jangka Panjang
Pasien mengingat tanggal lahirnya yaitu 15 Juni 1945
Pasien dapat menunjukkan 3 benda yang di tujukan
perawat yaitu pulpen, buku, papan nama.
3.
Perhatian dan Perhitungan
Perhatian pasien baik dan focus, ditandai dengan pasien
menyimak ketika ada yang mengajak bicara, perhitungan
pasien baik ditandai dengan psien mampu menghitung
penjumlahan dan pengurangan.
4.
Fungsi Bahasa dan bicara
Fungsi Bahasa dan bicara baik, pasien dapat berbicara
dengan perawat menggunakan Bahasa Indonesia.
c.
System Syaraf Kranial
1.
Nervus I (olfactorius)
Fungsi penciuman pasien baik, pasien dapat mencium dan
membedakan bau kayu putih dan kopi dengan mata tertutup.
2.
Nervus II (optikus)
Penglihatan pasien tidak terdapat masalah, pasien dapat
membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm dan lapang
pandang baik.
3.
Nervus III (obulomotoris) IV (tochlearis) VI (abolusen)
Pasien mampu menggerakan bola mata ke 8 arah mata angin,
pupil miosis pada saat terkena cahaya, pupil isokor.
4.
Nervus V (trigeminus)
Pasien dapat mengunyah dengan baik, pasien dapat
menggerakan rahangnya kedepan, samping kanan dan kiri.
Pasien dapat merasakan sensori kedua pipi.
5.
Nervus VII (facialis)
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris, pasien
dapat mengerutkan dahinya, mengembangkan pipi dan
menunjukkan giginya, pasien dapat mengerutkan dahi,
menjukkan giginya, pasien dapat membedakan rasa manis
dan asin di 2/3 posterior lidah.
6.
Nervus VIII (audilotius)
Fungsi pendengaran pasien baik terbukti pasien dapat
menjawab setiap pertanyaan perawat tanpa harus mengulang
pertanyaannya. Test rinne baik, tes webber baik, ada laterasi
bunyi di telinga kanan dan kiri, tes swabach baik.
7.
Nervus IX (glosofsringeus)
Tidak dilakukan pemeriksaan rasa pahit di 1/3 posterior
lidah, terdapat reflek muntah saat lidah ditekan dengan
menggunakan tounge spatel.
8.
Nervus X (vagus)
Reflek menelan baik, ovula berada ditengah dan bergerak
terangkat ke atas ketika pasien mengatakan “aaa”.
9.
Nervus XI (asessorius)
Pergerakan kepala dan bahu normal, pasien dapat menahan
tekanan saat menoleh ke samping kanan dan kiri dengan
lemah pasien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, pasien
dapat melakukan rotasi kepala dengan lemah.
10. Nervus XII (hipoglosus)
Gerakan lidah normal, pasien dapat menggerakan lidah ke
segala arah.
d.
Pemeriksaan Motorik
Posisi tubuh tegap, tidak ada gerakan involunter abnormal seperti
tremor, pasien mampu fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi dan
pronasi pada ekstremitas bawah dan atas.
e.
Tes Fungsi Sensori
1.
Sensori Nyeri
Pasien dapat membedakan sensori tajam dan tumpul.
2.
Sentuhan
Pasien dapat merasakan sentuhan dengan jari perawat pada
bagian dahi, pipi dan kedua lengan, pasien dapat
membedakan sentuhan tajam dan halus, rasa sentuhan sama
seperti pada bagian-bagian lainnya.
3.
Diskriminasi
a.
Sterognosis
Pasien dapat menebak pulpen yang digenggamkan pada
telapak tangan pasien dengan kedua mata tertutup.
b.
Graphesteria
Pasien dapat menebak angka yang dituliskan oleh
perawat dikedua telapak tangan pasien dengan mata
tertutup.
c.
Two Point Stimulation
Pasien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat di telapak
tangan pasien dengan mata tertutup.
f.
Fungsi serebelum
Pasien tidak mengalami gangguan keseimbangan ketika berjalan
dan tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi.
g.
Tes fungsi reflek
1.
Reflek Fisiologis
a.
Reflek Bisep
= ++/++
b.
Reflek Trisep
= ++/++
c.
Reflek Brachiaradialis
= ++/++
2.
d.
Reflek Patella
= ++/++
e.
Reflek Achiles
= ++/++
Reflek Patologi
Reflek babynski
= -/-
11. System Endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri pada
kelenjar tyroid, tangan dan kaki tidak ada tanda-tanda akromegali,
tidak terdapat tanda-tanda trias politika diabetes mellitus. (GDS saat
pengkajian 368).
12. System Reproduksi
Tidak ada massa/benjolan pada payudara, aerola mamae normal
berada di tengah, terdapat kulit ketiak. Tidak dilakukan pemeriksaan
genitalia dan anus, namun pasien mengatakan tidak ada masalah dan
keluhan pada genitalianya.
g.
Aspek Psikologis
1.
Status Emosi
pasien terlihat tenang, emosi pasien stabil, dilihat dari responnya yang
kooperatif pada saat diperiksa oleh perawat dan dokter.
2.
Pola Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya dan pasien mempunyai pola koping yang baik.
3.
Gaya Komunikan
Pasien dapat berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dan
pasien juga mampu berkomunikasi dengan kooperatif.
4.
Konsep Diri
a.
Gambaran Diri
Pasien menyukai seluruh tubuhnya, dan pasien bersyukur dengan
apa yang dimilikinya sekarang.
b.
Peran Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang wanita dan seorang
ibu dan istri, pasien mengatakan bahwa
c.
Harga Diri
Pasien mengatakan kondisinya saat ini tidak mempengaruhi harga
dirinya.
d.
Identitas Diri
Pasien seorang wanita dan berpenampilan seperti wanita.
e.
Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin kumpul
keluarga seperti dulu.
h. Aspek Social
Pasien mampu berhubungan dengan baik dengan orang lain, pasien
tampak harmonis dengan keluarganya.
i.
Aspek Spiritual
Pasien adalah seorang muslim, selalu menjalankan ibadahnya dengan
sholat, pasien selalu berdoa semoga cepat sembuh.
1.
Data Penunjang
Laboratorium
Nama
: Ny. N
No.RM : 00594989
Umur
: 74 Tahun
Ruang
: Patuha
Tanggal : 18 Desember 2019
No
1.
2.
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan Ketarangan
− Hemoglobin
16,4
g/dl
13,0-18,0
Normal
− Eritrosit
5,6
102/uL
4,0-5,5
Tinggi
− Lekosit
8,8
103 /uL
4,0-10,0
Normal
− Hematokrit
45,7
%
38,0-51,0
Normal
− Trombosit
300
103 /uL
150-430
Normal
− MCV
81,6
fL
75,0-100,0
Normal
− MCH
29,3
pg
25,0-32,0
Normal
− MCHC
35,9
g/dl
32,0-36,0
Normal
− RDW
12,4
%
10,0-16,0
Normal
− Basofil
1,4
%
0,0-10,0
Tinggi
− Eusinofil
4,2
%
1,0-4,0
Tinggi
− Neutrofil
47,6
%
50,0-80,0
Normal
− Limfosit
42,4
%
25,0-50,0
Normal
− Monosit
4,4
%
4,0-8,0
Normal
368
mg/dl
Hematologi
MCV, MCH,
MCHC
3.
Hitung Jenis
Segmen
4.
Kimia Klinik
Diabetes
Glukosa Darah
Sewaktu
Kajian Terapi
Nama
: Ny. N
No.RM : 00594989
Umur
: 74 Tahun
Ruang
No
Nama Obat
1.
Infus RL
Dosis
Rute
20 gtt/menit IV
Jam
24 jam
: Patuha
Indikasi
Memenuhu
kebutuhan cairan dan
elektrolit
2.
Ondansetron
2x4 mg
IV
06.00
Mencegah
serta
16.00
mengatasi mual dan
muntah
3.
Novorapid
3x8 unit
IM
06.00
Mengurangi
tingkat
11.00
gula darah tinggi
15.30
4.
Sucralfat
3x1 sdm
PO
06.00
Mencegah
10.00
lambung
tukak
14.30
5.
2.
Omeprazole
IV
06.45
Mengatasi gangguan
11.30
lambung
Analisa Data
No
1.
2x40 mg
Data
Etiologi
Ds:
Defisiensi Insulin
− Pasien mengeluh
mual
muntah,
mual
dirasakan
bertambah
setelah
dan
saat
Glukoneogenesis Metabolism
mual
Nutrisi
kurang
Metabolisme lemak meningkat
Ketogenesis
Ketonemia nefropati
dari
kebutuhan
tubuh.
saat minum air
hangat,
Ketidak
seimbangan
makan
berkurang
Masalah
dirasakan seperti
ingin
muntah,
mual
dirasakan
dibagian
perut
disertai
badan
lemas,
skala
5
mual mal sedang
PH serum menurun
Mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
Kurang dari kebutuhan tubuh
menggunakan
Numeric
Scale
Rate
(NRS),
rentang
mual
0-10,
dirasakan
hilang timbul
Do:
− TD
:
110/70
mmHg
N : 89 x/menit
R : 18 x/menit
S
: 36,5
− Berat
Badan
setelah sakit 52
Kg
− Porsi makan tidak
habis
2.
Ds:
Defisiensi Insulin
− Pasien mengeluh
kesemutan
pada
Aktivitas
Produk energi menurun
ektermitas bawah.
− Pasien mengeluh
badan lemas
Intoleran
Metabolik fisik menurun
Do:
Kelemahan
− Pengkajian
Intoleran aktivitas
emosional pasien
sangat
ketergantungan.
− Pasien
terlihat
lemas
3.
Ds:
Defisiensi Insulin
− Pasien
Gangguan
pola tidur
Hiperglikemia
mengatakan tidur
malam
kurang
nyenyak
karena
Glorosuria
sering berkemih
Diuresis osmotik meningkat
Polidipsi dan poliuri
Gangguan pola tidur
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Asupan diet kurang.
2.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan metabolisme fisik.
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan diuresis osmotik.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang
Definisi: Asupan Nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Domain : 2. Nutrisi
Kelas
Kriteria Hasil/ Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan
1. Timbangan berat badan
keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nutrisi klien
Rasional
1. Mengkaji makanan adekuat
sesuai indikasi.
2. Auskultasi bising usus,
terpenuhi dengan kriteria hasil
Indikator
: 1. Makan
2. Hiperglikemia dan gangguan
catat adanya nyeri
keseimbangan cairan dapat
abdomen, kembung, mual
menurunkan motivasi atau
muntah.
fungsi lambung
Awal Target 3. Identifikasi makanan yang 3. Meningkatkan nafsu makan
Berat Badan
4
5
Mual Muntah
3
4
Kadar Glukosa
2
3
Keterangan:
1 : Sangat Berat
disukai atau dikehendaki.
4. Ajikan makanan dalam
klien
4. Menambah nafsu makan
kondisi hangat
5. Libatkan keluarga dalam
perencanaan diet.
2 : Berat
5. Melibatkan peran akhir
keluarga dalam perawatan
klien
3 : Sedang
6. Kolaborasi dengan dokter
4 : Ringan
untuk pemberian obat.
6. Mempercepat penyembuhan
5 : Tidak Ada
(Moorhead Sue, 2018)
(Buleckheck, Gloria M,
2018)
(Dongoes, 2012)
Intoleran Aktivitas berhubungan dengan penurunan metabolism fisik
2.
Definisi: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari yang harus / yang ingin dilakukan
Domain : 2. Nutrisi
Kelas
Kriteria Hasil/ Tujuan
: 1. Makan
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji kemampuan pasien
keperawatan selama 1x24 jam
untuk melakukan aktivitas
diharapkan intoleran aktivitas
normal catat laporan
dapat teratasi dengan kriteria
kelemahan.
hasil.
2. Awasi dan pantau tandatanda vital.
Indikator
Kelemahan
Mengungkapan
Awal Target 3. Motivasi kemandirian
3
3
4
4
peningkatan
Rasional
1. Mengetahui kemudahan dalam
tidur.
2. Mengetahui penyebab, untuk
dilakukan intervensi.
3. Minum banyak akan memicu
klien dalam melakukan
berkemih sehingga
aktivitas.
mengganggu tidur.
4. Ajarkan teknik relaksasi
dan distraksi.
4. Menenangkan pasien dari
kegelisahan
energi
Aktivitas
3
4
Keterangan:
1 : Sangat Berat
2 : Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak Ada
(Moorhead Sue, 2018)
(Buleckheck, Gloria M,
2018)
(Dongoes, 2012)
Gangguan pola tidur berhubungan dengan divensi osmotik
3.
Definisi: Intrupsi julah waktu dan kualitas tidur akibat faktor plasternal
Domain : 4. Aktivitas/Istirahat
Kelas : 1. Tidur/Istirahat
Kriteria Hasil/ Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji pola dan kualitas
keperawatan selama 1x24 jam
tidur pasien.
diharapkan gangguan pola tidur 2. Identifikasi gangguan
teratasi dengan kriteria hasil
Indikator
Pola tidur
tidur.
Awal Target 3. Batasi asupan cairan.
3
Rasional
1. Mengetahui kemudahan dalam
tidur
2. Mengetahui penyebab, untuk
dilakukan intervensi.
3. Minum banyak akan memicu
berkemih sehingga
4
mengganggu tidur.
Kualitas tidur
3
4
4. Ajarkan teknik relaksasi
dan distraksi.
4. Menenangkan pasien dari
kegelisahan
Keterangan:
1 : Sangat Berat
2 : Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak Ada
(Moorhead Sue, 2018)
(Buleckheck, Gloria M,
2018)
(Dongoes, 2012)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No
Dx. Kep
Hari/Tgl/Jam
1.
Ketidakseimbangan
Senin,
nutrisi kurang dari
23/12/2019
kebutuhan tubuh
08.30
Implementasi
1. Menimbang berat
Evaluasi
S:
badan sesuai indikasi
Pasien mengeluh
R/ Berat Badan
mual
berhubungan
sebelum sakit :54
dengan asupan diet
Kg
kuarng
Berat Badan
O:
sesudah sakit: 52
TTV:
Kg
08.32
2. Melakukan auskultasi
TD: 120/80 mmHg
N : 78x /menit
bising usus, catat
R : 20x /menit
adanya nyeri
S : 36,60C
abdomen, kembung,
08.35
mual muntah.
A:
R/ Bising usus
Ketidakseimbangan
8x/menit, pasien
nutrisi kurang dari
mengeluh mual.
kebutuhan tubuh
3. Mengidentifikasi
belum teratasi
makanan yang disukai
pasien.
P:Lanjutan Intervensi
R/ Pasien lahap
1. Timbangan berat
memakan makanan
badan sesuai
yang disukainya
indikasi.
dengan
10.00
2. Auskultasi bising
mempertimbangkan
usus, catat adanya
diet.
nyeri abdomen,
4. Menyajikan makanan
saat hangat
mual muntah.
Paraf
R/ Porsi makan masih
10.30
3. Identifikasi
belum habis,
makanan yang
karena mual.
disukai
5. Memberikan obat
4. Sajikan makanan
ondansetron
R/ Mual muntah
saat hangat
5. Berikan obat
berkurang
sesuai advice
6. Melibatkan keluarga
dalam perencanaan
2.
Intoleran aktivitas
12.10
dokter
6. Libatkan keluarga
diet.
dalam
R/ Keluarga mengerti
perencanaan diet
1. Mengkaji kemampuan
S:
berhubungan
pasien untuk
Pasien mengatakan
dengan penurunan
melakukan aktivitas
masih merasa lemas.
metabolisme fisik
dan catat laporan
O:
kelelahan
− Pasien tampak
R/ Pasien masih lemah
dan dibantu
lemas
− ADL masih
keluarga adlnya.
12.30
2. Memantau TTV
A:
TD :120/80 mmHg
Intoleran aktivitas
N : 87x /menit
belum teratasi
R : 18x /menit
P: Intervensi
S : 36,50C
12.05
dibantu keluarga.
3. Membantu pasien
dilanjutkan
1. Kaji kemampuan
untuk memotivasi
pasien untuk
pasien dalam
melakukan
beraktivitas
aktivitas dan catat
laporan kelelahan
2. Pantau TTV
3. Bantu pasien
untuk memotivasi
pasien dalm
beraktivitas
3.
Gangguan pola
12.35
1. Mengkaji pola dan
S:
tidur berhubhnagn
kualitas tidur
Pasien mengatakan
dengan
R/ Tidur kurang
pola tidurnya kurang
peningkatan
nyenyak karena
nyenyak karena
osmotik diuretik
berkemih terus.
sering berkemih pada
12.45
2. Mengidentifikasi
penyebab gangguan
13.00
O: TTV:
tidur
TD: 120/80 mmHg
R/ Pasien sering
N : 78x /menit
berkemih pada
R : 20x /menit
malam hari
S : 36,50C
3. Membatasi asupan
A:
cairan.
Gangguan pola tidur
R/ Pasien masih suka
belum teratasi.
minum banyak air
putih, karena haus
12.50
malam hari.
4. Mengajarkan relaksasi
dan distraksi.
R/ Pasien tampak
mencoba relaksasi
P: Intervensi
dilanjutkan
1. Kaji pola dan
kualitas tidur.
2. Identifikasi
penyebab
gangguan tidur.
3. Batasi asupan
cairan.
4. Ajarkan relaksasi
dan distraksi.
4.
Ketidakseimbangan
Selasa
nutrisi kurang dari
24/12/2019
kebutuhan tubuh
14.30
1. Menimbang berat
S:
badan sesuai indikasi.
Pasien mengatakan
R/ R/ Berat Badan
mual dan muntah
berhubungan
sebelum sakit :54
berkurang.
dengan asupan diet
Kg
O: TTV:
kurang.
Berat Badan
TD: 120/80 mmHg
sesudah sakit: 52
N : 78x /menit
Kg
R : 18x /menit
14.32
14.35
2. Melakukan auskultasi
bising usus, catat
Berat badan tidak
adanya nyeri
terkaji.
abdomen, kembung,
A:
mual muntah.
Ketidakseimbangan
R/ Bising usus
nutrisi kurang dari
8x/menit, pasien
kebutuhan tubuh
mengeluh mual.
teratasi sebagian.
3. Mengidentifikasi
intervensi dengan
pasien.
kolaborasi doter
− Libatkan keluarga
memakan makanan
dalam
yang disukainya
perencanaan diet
dengan
diabetes mellitus.
mempertimbangkan
diet.
4. Menyajikan makanan
saat hangat
R/ Nafsu makan
pasien bertambah.
17.30
P: Lanjutkan
makanan yang disukai
R/ Pasien lahap
17.00
S : 36,50C
5. Memberikan obat
ondansetron
R/ Mual muntah
berkurang
15.00
6. Melibatkan keluarga
dalam perencanaan
diet.
R/ Keluarga mengerti
5.
Intoleran aktivitas
15.10
1. Mengkaji kemampuan
S:
berhubungan
pasien untuk
Pasien mengatakan
dengan penurunan
melakukan aktivitas
sudah tidak lemas
metabolisme fisik.
dan catat laporan
seperti hari pertama
kelelahan.
dirawat.
R/ Pasien sudah bisa
O:
duduk sendiri.
15.30
− Pasien tampak
2. Memantau TTV
tidak lemas.
− Pasien sudah bisa
R/
TD :120/80 mmHg
duduk sendiri
N : 87x /menit
tanpa bantuan.
R : 18x /menit
A: Intoleran aktivitas
S : 36,50C
15.05
teratasi
3. Membantu pasien
P: Intervensi
untuk memotivasi
dihentikan
pasien dalam
beraktivitas.
R/ Pasien mencoba
duduk sendiri.
6.
Gangguan pola
20.00
1. Mengkaji pola dan
tidur berhubungan
kualitas tidur
dengan peningktan
R/ Tidur kurang
osmotik diuretik
S:
− Pasien
mengatakan dapat
nyenyak karena
mengatur dan
berkemih terus.
membatasi air
20.10
2. Mengidentifikasi
minum pada
penyebab gangguan
tidur
R/ Pasien sering
malam hari.
O: TTV:
TD: 120/80 mmHg
berkemih pada
N : 87x /menit
malam hari
R : 18x /menit
3. Membatasi asupan
S : 36,50C
cairan.
R/ pasien mengatur
rasa haus.
4. Mengajarkan relaksasi
A:
Gangguan pola tidur
teratasi
dan distraksi.
P:
R/ Pasien tampak
Hentikan Intervensi
mencoba dan
mengerti.
Download