Uploaded by User55873

Referat Ileus Obstruksi PPT

advertisement
Ileus Obstruksi
Oleh:
Fatma Aperta Daswat, S.Ked
(G1A219086)
Pembimbing:
dr. Ade Tan Reza, Sp.B
OUTLINE
1. Anatomi & Fisiologi
2. Definisi
3. Epidemiologi
4. Etiologi
5. Patofisiologi
6. Klasifikasi
7. Gejala Klinis
8. Diagnosis
9. Komplikasi
10.Penatalaksanaan
11.Prognosis
12.Kesimpulan
Anatomi & Fisiologi
1. Pada duodenum pars superior terdapa
t sel liberkeuhn yang berfungsi untuk
memproduksi sejumlah basa  menaik
kan pH dari chymus yang masuk ke du
odenum dari gaster
2. Duodenum merupakan muara dari duct
us pancreaticus (enzyme maltase, lact
ase dan sukrase.)
3. jejunum dan ileum memiliki vili vhoriali
s  menyerap zat2 gizi hasil akhir dr
proses pencernaan spt glukosa, frukto
sa, galaktosa, peptide, asam lemak da
n 2 asilgliserol.
DEFINISI
Ileus Obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya
pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mek
anik sehingga isi lumen saluran cerna tidak bisa dis
alurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/h
ambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus
, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kel
ainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang me
nyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
EPIDEMIOLOGI
Obstruksi usus halus menempati sekitar 20%
dari seluruh pembedahan darurat
Hampir seluruh obstruksi pada usus besar atau
kolon memerlukan intervensi pembedahan
Obstruksi kolon sering terjadi pada usia lanjut
karena tingginya insiden neoplasma dan
penyakit lainnya pada populasi ini
Pada neonatus, obstruksi kolon bisa disebabkan
karena adanya kelainan anatomi seperti anus
imperforata
ETIOLOGI
Obstruksi usus halus dapat dise
babkan oleh :
1) Perlekatan usus atau adhesi
2) Jaringan parut
3) Hernia inkarserata
4) Neoplasma
5) Intususepsi
6) Volvulus
7) Benda asing
8) Batu empedu
9) Penyakit radang usus, striktu
r, fibrokistik dan hematoma
Kira-kira 15% obstruksi usus
terjadi di usus besar:
1. Karsinoma.
2. Volvulus.
3. Kelainan divertikular (Diver
tikulum Meckel), Penyakit
Hirschsprung
4. Inflamasi.
5. Tumor jinak.
6. Impaksi fekal
PATOFISIOLOGI
1) Pada obstruksi mekanik, usus bagian proksimal mengalami distensi
2) Cairan yang terperangkap di dalam usus halus ditarik oleh sirkulasi
darah dan sebagian ke interstisial, dan banyak yang dimuntahkan k
eluar
3) Obstruksi yang berlangsung lama mungkin akan mempengaruhi pem
buluh darah vena, dan segmen usus
4) Septikemia akibat dari perkembangbiakan kuman anaerob dan aero
b di dalam lumen.
5) pada obstruksi tingkat tinggi semakin sedikit distensi dan semakin
cepat munculnya muntah. Dan sebaliknya pada pasien dengan obstr
uksi letak rendah.
6) Hipotensi dan takikardi  tanda dari kekurangan cairan.
7) lemah serta leukositosis  tanda adanya strangulasi
8) Jika abdomen menjadi diam  suatu perforasi atau
KLASIFIKASI
1. Kecepatan timbul (speed of onset) : Akut, kronik, kronik d
engan serangan akut
2. Letak sumbatan : Obstruksi tinggi & Obstruksi rendah
3. Sifat sumbatan : Simple obstruction & Strangulated obstr
uction
4. Etiologi : Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar
dinding usus.
GEJALA KLINIS
1. Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen,
mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstip
asi)
2. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yan
g banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi be
rlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen seri
ng dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Se
makin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekul
en.
3. Obstruksi disertai proses strangulasi gejalanya seperti obstruksi
sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat.
4. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana
nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilaku
kan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis u
sus
DIAGNOSIS
1. Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam men
egakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan pe
nilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi.
2. Radiologis posisi supine (terlentang): tampak herring bone
appearance. Posisi setengah duduk: tampak step ladder ap
pearance atau cascade. Adanya dilatasi dari usus disertai g
ambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos
abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi.
Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pa
da obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada o
bstruksi kolon
3. Pemeriksaan radiologi dapat berupa: Foto polos abdomen ti
ga posisi, MRI, USG, CT-Scan,Angiografi
KOMPLIKASI
1. Strangulasi
2. Peritonitis
3. Shock septic
PENATALAKSANAAN
1. Persiapan Operasi  Pipa lambung harus dipasang untuk me
ngurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi disten
si abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilak
ukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan k
eadaan umum.
2. Operasi  Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekomp
resi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi
diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik b
edah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama lapar
otomi
3. Pasca Operasi  Pengobatan pasca bedah sangat penting t
erutama dalam hal cairan dan elektrolit. Harus dicegah terj
adinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup
PROGNOSIS
1. Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor se
perti umur, etiologi, tempat dan lamanya obstruksi.
2. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan
obstruksi usus halus.
3. Obstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi
mempunyai angka kematian 5 %.
4. Obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyai
angka kematian sekitar 8 % jika operasi dilakukan dalam jan
gka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala-gejala, dan 25 %
jika operasi diundurkan lebih dari 36 jam
5. Pada obstruksi usus besar, biasanya angka kematian berkisar
antara 15–30 %.
KESIMPULAN
1. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstr
uksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.
2. Etiologi ileus obtruktif adalah adhesi, hernia inkaserata, neoplasma, volvu
lus, cacing askaris, radang usus.
3. Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual, muntah,
perut distensi, obstipasi.
4. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi, takikardi, adanya distensi ab
domen, hiperperistaltik, borborigmus, methallic sound.
5. Pada pemeriksaan foto polos abdomen ditemukan adanya dilatasi pada pro
ksimal sumbatan, herring bone appearance, air fluid level.
6. Penanganan pada ileus adalah koreksi keseimbangan cairan dan menghilan
gkan obstruksi dengan laparotomi.
7. Komplikasinya adalah strangulasi, perforasi, shock septic.
8. Prognosis ileus jika > dari 36 jam tidak segera ditangani 25 % menyebabk
an kematian.
Download
Study collections