Uploaded by User54141

RMK AKMEN BAB IX KEL 3

advertisement
RINGKASAN MATERI KULIAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
LEAN ACCOUNTING,PERHITUNGAN BIAYA TARGE,
DAN BALANCED SCORE CARD
Dosen: Dr.Ni Made Dwi Ratnadi,S.E.,M.Si.,Ak.CA
Oleh:
I kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
(1807531044)
Ida Bagus Indrayana
(1807531057)
Putu Agus Juniharta giri
(1807531077)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
Lean Accounting, Perhitungan Biaya Target, dan Balanced Scorecard
Lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki cirri pengiriman produk yang
benar (tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya
serendah mungkin.
Sistem lean manufacturing menungkinkan para manajer untuk meniadakan buangan,
mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang mengimplementasikan lean
manufacturing
mengejar strategi pengurangan biaya dengan cara mendefinisikan ulang
berbagai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan. Pengurangan biaya secara langsung
berkaitan dengan kepemimpinan biaya. Lean manufacturing menambah nilai melalui
pengurangan buangan. Implementasi lean manufacturing yang baik akan memberi berbagai
perbaikan besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan
waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu penyetelan,
penurunan biaya produksi dan peningkatan tingkat produksi.
Nilai Berdasarkan Produk
Nilai ditentukan oleh pelanggan-minimal, nilai merupakan suatu bagian atau fitur yang
membuat pelanggan bersedia membayar untuk mendapatkan nilai tersebut. Nilai bagi
pelanggan adalah perbedaan antara nilai yang direalisasi dengan pengorbanan. Realisasi adalah
hal yang diterima pelanggan pengorbanan ini hal yang dilepas oleh pelanggan, termasuk uang
yang bersedia mereka keluarkan untuk fitur dasar dan khusus produk, kualitas merk, dan
reputasi. Jadi, nilai berkaitan dengan produk tertentu dan fitur produk tertentu, menambah nilai
dan fungsi yang tidak diinginkan pelanggan adalah penyia-nyiaan waktu dan sumber daya.
Menilai nilai adalah proses yang berorientasi eksternal dan tidak dapat dilakukan secara
internal. Hanya fitur yang bernilai tambah yang seharusnya dihasilkan sehingga aktivitas yang
tidak bernilai tambah harus ditiadakan.
Arus Nilai
Arus nilai terdiri atas semua aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
yang dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya (contohnya;
pesanan pelanggan atas suatu produk baru) ketahap produk jadi ditangan pelanggan. Ada
beberapa arus nilai, pertama arus nilai yang paling umum adalah arus nilai pemenuhan
pesanan. Arus nilai pemenuhan pesanan berfokus pada pemberian produk yang ada ketangan
pelanggan yang ada. Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal
yang dilakukan, baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa kepelanggan. Jadi,
menganalisis arus nilai akan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasi
buangan.
Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.
Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas ini terdiri atas dua jenis:
1. Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
2. Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau
metode produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang dapat ditiadakan dengan
sangat cepat, sedangkan jenis kedua membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
Pull Value
Sebagian besar perusahaan berproduksi untuk persediaan, kemudian mencoba menjual
barang yang telah mereka produksi. Berbagai usaha dilakukan untuk menciptakan permintaan
atas barang yang berlebih, tetapi barang tersebut yang mungkin tidak diinginkan oleh
pelanggan.
Lean
manufacturing
menggunakan
system
demand-pull.
Tujuan
lean
manufacturing adalah meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika
dibutuhkan melalui proses produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang dilakukan
sampai ada tanda dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi.
Permintaan pelanggan bermula dari rantai nilai dan mempengaruhi cara produsen
berhubungan dengan pemasok juga merupakan hal yang vital dalam lean manufacturing.
Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim berbagai suku cadang dan bahan baku
secara tepat waktu untuk digunakan dalam produksi.
Mengejar Kesempurnaan
Waktu penyetelan nol, tingkat kecacatan nol, persediaan nol, tingkat buangan, produksi
berdasar permintaan, peningkatan tariff produksi sel, meminimalisasi biaya dan
memaksimalkan nilai pelanggan adalah berbagai hasil ideal yang dicari dari lean
manufacturing. Sejalan dengan mulai jelasnya lean dan mencapainya perbaikan, kemungkinan
mencapai kesempurnaan menjadi lebih memungkinkan. Sejalan dengan peningkatan arus dan
perbaikan berbagai proses, buangan cenderung tampak lebih banyak. Tujuannya adalah
menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan jumlah waktu paling
minimum. Untuk mencapai tujuan ini, produsen lean harus mengidentifikasi dan meniadakan
berbagai bentuk buangan.
Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai. Buangan adalah
segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan
identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya dianggap
sebagai bentuk dari sumber buanga.

Produk cacat

Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan

Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan

Pemrosesan yang tidak dibutuhkan

Perpindahan karyawan yang tidak perlu

Transportasi barang yang tidak perlu

Waktu tunggu

Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas manajemen. Suku cadang
yang cacat akan menghentikan produksi. Produksi lean tidak dapat diimplemantasikan tanpa
komitmen atas pengendalian kualitas total (Total Quality Control-TQC). TQC adalah usaha
tidak berkesudahan untuk menyempurnakan kualitas; keinginan keras untuk mencapai proses
desai dan produksi produk bebas cacat.
Akuntansi Lean
System manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan
lean. Bahkan, pendekatan perhitungan biaya tradisional dan pengendalian operasional
mungkin tidak akan benar-benar berjalan dalam lingkungan lean. Variansi perhitungan biaya
standard dan variansi anggaran departemen cenderung mendorong produksi berlebih dan tidak
sesuai dengan system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa penggunaan tariff
overhead kelseluruhan pabrik dalam pabrik yang memiliki multiple produk dapat
menghasilkan biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan
produksi terfokus atau pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan
dapat menandakan kegagalan dalam lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang
signifikan.
Arus nilai Terfokus dan Dapat Tidaknya Ditelesurinya Biaya Overhead
System perhitungan biaya menggunakan tiga metode untuk membebankan berbagai
biaya ke tiap produk: pene;usuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga
metode tersebut yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Di lingkungan lean
manufacturing, biaya overhead yang dulu dibebankan oada berbagai produk dengan
menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi, menggunakan penelusuran langsung ke
produk saat ini.
Biaya Arus Nilai
Perlengkapan
Dukungan
Produksi
Dukungan
Operasional
Fasilitas
Arus Nilai
Tenaga Kerja Sel
Bahan Baku Langsung
Pemeliharaan
Lain-lain
Manajemen Biaya Siklus-Hidup
Manajemen biaya siklus-hidup menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian
biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang berguna untuk
pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan yang
dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per
unit yang diinginkan. Harga penjualan mencerminkan spesifikasi produk atau fungsi yang
dinilai oleh pelanggan (dihubungkan sebagai fungsi produk).
Balanced Scorecard: Konsep Dasar
Balanced scorecard adalah system manajemen yang mendefinisikan system akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan
strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
(infrastruktur).
Perspektif
keuangan
menjelaskan
konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan
mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan dimana unit bisnis akan bersaing. perspektif
bisnis internal menjelaskan proses internal yang diperlikan untuk memberikan nilai kepada
pelanggan dan pemilik. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur)
mendefinisikan kemampuan yang diperlukan organisasi untuk memperoleh pertumbuhan
jangka panjang dan perbaikan. Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor utama yang
memungkinkannya, yaitu kemampuan pegawai, kemampuan system informasi, dan perilaku
pegawai (motivasi, pemberdayaan, dan penyejajaran).
Peranan Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja diturunkan visi misi strategis dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran ini
harus diseimbangkan antara lag dan lead, objektif dan subjektif, keuangan dan non keuangan,
serta ukuran eksternal dan internal. Ukuran lag adalah ukuran output, ukuran hasil dari usaha
di masa lalu (contoh: profitabilitas pelanggan). Ukuran lead (penggerak kinerja) adalah faktorfaktor yang menggerakkan kinerja masa depan (contoh: jumlah jam pelatihan karyawan).
Ukuran objektif adalah ukuran yang bisa langsung dihitung dan diversifikasi (contoh: pangsa
pasar), sedangkan ukuran subjektif lebih sulit dihitung dan lebih bersifat praduga (contoh:
kemampuan karyawan). Ukuran keuangan adalah ukuran yang dinyataan dalam istilah
moneter, sedangkan ukuran nonkeuangan menggunakan unit-unit nonmoneter (contoh: biaya
per unit dan jumlah pelanggan yang tidak puas). Ukuran eksternal berkaitan dengan pelanggan
dan pemegang saham (contoh: kepuasan pelanggan dan pengembalian atas investasi). Ukuran
internal adalah ukuran yang berkaitan dengan proses dan kemampuan yang menciptakan nilai
bagi pelanggan dan pemegang saham (contoh: efisiensi proses dan kepuasan karyawan).
Empat Perspektif dan Ukuran Kinerja
1. Perspektif Keuangan; menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka
panjang. Perspektif keuangan, mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga
perspektif lainnya.

Pertumbuhan pendapatan
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain: meningkatkan jumlah produk baru,
menciptakan aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan
dan pasar yang baru, serta pengadopsian strategi penentuan harga baru.

Penurunan biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan, atau per jalur distribusi adalah contoh
tujuan penurunan biaya.

Penggunaan aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama.
2. Perspektif Pelanggan; adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dans segmen pasar dimana
perusahaan memutuskan untuk bersaing.

Tujuan dan ukuran utama
Adalah sesuatu yang umum di semua organisasi. Tujuan nya adalah peningkatan pangsa
pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan
kepuasan pelanggan , dan peningkatan profitabilitas pelanggan.

Nilai pelanggan
Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan
penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama.
Keandalan berartioutput dikirim tepat waktu.
3. Perspektif Proses; proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham.
Jadi, perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan
perspektif ini, rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses:
proses inovasi, proses operasional, proses pascapenjualan.

Proses inovasi: Tujuan dan ukuran
Tujuannya meliputu peningkatan jumlah produk baru, peningkatan persentase
pendapatan dari produk baru, peningkatan persentase pendapatandari produk yang
dimiliki, dan penurunan waktu untuk mengembangkan produk baru.

Waktu Siklus dan Velositas
Waktu untuk merespon suatu pesanan pelanggan disebut responsiveness. Waktu siklus
dan velositas adalah dua ukuran operasional untuk responsiveness.

Efisiensi Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency-MCE), ukuran
operasional berdasarkan waktu

Laporan takt time dan hari berdasar jam
Salah satu tujuan laporan tersebut adalah menjaga agar para pekerja berfokus pada
kegiatan memproduksi produk yang dibutuhkan pelanggan ketika pelanggan
menginginkannya.

Proses pelayanan pasacapenjualan: Tujuan dan ukuran.
Peningkatan efisiensi, dan penurunan waktu pemrosesan juga merupakan tujuan yang
dibutuhkan pada proses pelayanan pasca penjualan.
4. Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan;
adalah
sumber
kemampuan
yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan 3berikut.

Kemampuan karyawan
Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan
karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan.

Motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan karyawan
Karyawan seharusnya tida hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga
memiliki kebebasan motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian nya tersebut
secara efektif.

Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan kemampuan system informasi berarti memberikan informasi yang lebih
akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan
melaksanakan produk baru secara efektif.
Daftar Pustaka
Hansen dan Mowen. 2017. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta : Salemba
Empat
Download