Uploaded by User53621

KELOMPOK 3 PPI

advertisement
MAKALAH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
“Menerapkan Penempatan Pasien Dan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Untuk Pengunjung”
Tugas diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Oleh:
Kelompok 3
Alma Asilla A
C1AA19007
Merry Andarwati
C1AA19054
Deana Arda
C1AA19023
Muhammad Adrian
C1AA19063
Doni Iman
C1AA19029
Na’rulsyani Ravi K
C1AA19069
Fikri Galuh
C1AA19035
Putri Dalilah
C1AA19079
Hermawan Sutanto
C1AA19039
Shalbinna Zethatya
C1AA19097
Lusiana Aprilia
C1AA19049
Wulandari Safitri
C1AA19115
Kelas I A
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
2020
Jl. Karamat No. 36 Kota Sukabumi 43122, Telp. (0266) 223759, Email: [email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Menerapkan Penempatan Pasien Dan Pencegahan Pengendalian
Infeksi Untuk Pengunjung”, sebagai tugas mata kuliah Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
Kemudian sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kapada junjungan
besar Nabi kita Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan keluarga beliau
hingga akhir zaman, karena beliaulah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke jalan yang terang benderang ini.
Dalam kesempatan ini saya juga akan mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ibu Nunung Liawati, M.Kep. Yang telah bersedia
menerima Makalah ini meskipun banyak terdapat kekurangan di dalamnya.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya
kami.
Sukabumi, 25 April 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG .........................................................................
1
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................
2
1.3 TUJUAN ..............................................................................................
2
1.4 METODOLOGI ...................................................................................
3
BAB II PENEMPATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN
INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG .............................................................
4
2.1 PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR .......
4
2.2 TRANSPORT PASIEN INFEKSIUS ..................................................
7
2.3 PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
UNTUK PENGUNJUNG ....................................................................
8
BAB III PENUTUP ........................................................................................
11
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................
11
3.2 SARAN ................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini
merupakan persoalan seriusyang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak
dapat langsung kematian pasien.Beberapa kejadian infeksi rumah sakit
mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akantetapi
dapat
menjadi
penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya
oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yangsudah
dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkanbahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara
potensial dapat dicegah.Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa
kualitas pencegahan danpengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat
rendah, berdampak pada rendahnyamutu pelayanan rumah sakit maupun
bertambahnya beban yang harus ditanggung olehpenderita. Suatu kejadian
infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-halseperti
memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya
kematianataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga
berdampak
padaperpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta
peningkatan biaya pengobatan yangditanggung oleh pasien maupun rumah
sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin
penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas
pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas
pengendalian infeksi di rumah sakitmemerlukan dukungan berbagai pihak
khususnya para klinisi serta komitmen pimpinanrumah sakit untuk secara terus
menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalampelayanan kesehatan
1
di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalianinfeksi.
Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut
untukmampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan
terhadap masyarakatkhususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient
safety). Memperhatikan kompleksnya permasalahan
tetapi di satu sisi
banyaknya manfaatyang dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan baik, maka kegiatan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RumahSakit ini seharusnya dapat
dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat danrapi, yang mampu
menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci danjelas,
sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar
danbertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pembinaansebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUP Sanglah
Denpasar.Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit
sepertidikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan
PengendalianInfeksi di RSUP Sanglah Denpasar dengan baik dan terarah
sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi
pelayanannya kepada masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penempatan pasien dan pencegahan pengendalian infeksi untuk pengunjung:

Penanganan pasien dengan penyakit menular

Transport pasien infeksius

Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjung
1.3 TUJUAN

Mahasiswa dengan tepat menerapkan penanganan pasien dengan penyakit
menular.

Mahasiswa dengan tepat menerapkan transport pasien infeksius.
2

Mahasiswa
dengan
tepat
menerapkan
petunjuk
pencegahan
dan
pengendalian infeksi untuk pengunjung.
1.4 METODOLOGI
Studi Literatur, yaitu, textbook, internet dan konsultasi pakar. Yang
berkaitan dengan pembahasan kajian karya tulis serta dijadikan suatu acuan
penyusunan karya tulis ini.
3
BAB II
PENEMPATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN
PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG
2.1 PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR
A. PENYAKIT MENULAR
Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit
penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan
bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari
orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang
rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuhtumbuhan atau binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan.
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria
atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia
(seperti keracunan). Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang
besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan
kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang
semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat
menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian
yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor
yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3).
B. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI AIRBORNE (UDARA)
1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanan negative
2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan
berikan masker bedah
3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau Tindakan
4
4. Batasi jumlah pengunjung
5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan tidak
diperbolehkan masuk ruangan pasien
6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) masker bedah
7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin
8. Goggle (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan
kemungkinan timbul aerosol
9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara :
10. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih
11. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang
kontak dengan petugas dan pasien
12. Bersihkan exhaust fan
13. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak
terkontamionasi dengan cairan tubuh pasien
14. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan
Negatif setelah pelaksanaan selesai.
C. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI DROPLET (PERCIKAN)
1. Tempatkan pasien di ruang terpisah sejauh mungkin atau paling
pinggir/pojok, bila tidak mungkin kohorting
2. Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap
udara dan ventilasi
3. Batasi gerak dan transportasi pasien
4. Batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien
5. Anjurkan pasien untuk menerapkan Hygiene Respirasi/Etika Batuk
dengan benar
6. Pakailah masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap
pasien
7. Peralatan untuk perawatan pasien tidak perlu penanganan khusus,
karena mikroba tidak bergerak jarak jauh
5
D. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS
TRANSMISI KONTAK
1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di
tempat paling pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT
2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja
4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke
pasien
5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya
feses, cairan drain, dan segera lepas sarung tangan tersebut
6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan
dengan antiseptic
7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk melindungi
baju dari kontak pasien, permukaan lingkungan, barang di ruang pasien,
cairan tubuh pasien. Lepaskan gaun sebelum ke luar dari ruang pasien
8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau
pasien dengan mikroba yang sama
10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien lain.
E. PENANGANAN
PASIEN
DENGAN
PENYAKIT
MENULAR
MELALUI UDARA
1. Jelaskan
kepada
pasien
mengenai
perlunya
tindakan-tindakan
pencegahan ini.
2. Letakkan pasien di dalam satu ruangan tersendiri.
3. Jika ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah
dikonfirmasi secara terpisah dari kasus yang belum di konfirmasi atau
sedang didiagnosis. Bila ditempatkan dalam satu ruangan, jarak antar
tempat tidur harus lebih dari 2 (dua) meter dan diantara tempat tidur
harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
4. Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara
bertekanan negatif yang dimonitor (ruangan bertekanan negatif) dengan
6
6-12 pergantian udara per jam dan sistem pembuangan udara keluar atau
menggunakan saringan udara partikulasi efisien tinggi (filter HEPA)
yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di rumah
sakit.
5. Jaga pintu tertutup setiap saat.
6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang
sesuai yaitu masker. Bila perlu memakai gaun, pelindung wajah atau
pelindung mata dan sarung tangan.
7. Bila perlu pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.
8. Bila perlu pakai gaun yang bersih, non steril ketika masuk ruangan jika
akan berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau
barang-barang di dalam ruangan.
9. Pada saat akan memasuki dan meninggalkan kamar harus cuci tangan.
10. Semua alat yang terkontaminasi oleh sekresi pasien harus didesinfeksi
2.2 TRANSPORT PASIEN INFEKSIUS
Transport pasien infeksius adalah proses pemindahan pasien yang beresiko
menularkan mikroorganisme infeksius melalui kontak langsung, udara (droplet
dan airborne), dan vehicle.
Tujuan transport pasien infeksius untuk menghindari penularan langsung
dan tidak langsung terhadap petugas, pasien, pengunjung dan lingkungan
sekitar.
Setiap melaksanakan pemindahan pasien infeksius harus memperhatikan
prinsip kewaspadaan standar berdasarkan transmisi, adapun prosedurnya yaitu:
1. Batasi pemindahan pasien dilakukan bila perlu saja
2. Bila mikroba pasien virulen, tiga hal yang perlu diperhatikan:
a. pasien diberikan APD (masker, gaun)
b. Petugas di informasikan sebelum pasien datang agar menerapkan
kewaspadaan standar
c. Pasien diberi penjelasan pentingnya penggunaan APD agar tidak terjadi
transmisi kepada orang lain
7
3. Pasien yang didiagnosis menderita SARS atau Flu burung
a. Pasien tidak dianjurkan meninggalkan tempat isolasi (kecuali untuk
pemeriksaan kesehatan penting)
b. Pindahkan pasien melalui alur yang dapat mengurangi kemungkinan
terpanjannya staf, pasien lain atau pengunjung
c. Bila pasien dapat menggunakan masker bedah, petugas kesehatan harus
menggunakan gaun pelindung dan sarung tangan.
 Unit yang terkait transport pasien infeksius
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Kamar Operasi
5. Hemodialisa
6. Ruang Isolasi
2.3 PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK
PENGUNJUNG
Infeksi Nosokomial di dapat dan berkembang saat seseorang berada
dilingkungan rumah sakit. Infeksi Nosokomial salah satu penyebab kematian
terbesar pada saat seseorang berada di rumah sakit. Prevalensi infeksi
nosokomial pada negara berkembang bervariasi antara 5,7% - 19,1% dengan
rata-rata lebih dari 10% angka kejadian (WHO 2010). Di Jawa Tengah, angka
infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro mengalami peningkatan dari tahun
2010 sd 2011 (dari 0,37% menjadi 1,48% kasus) (Nugraheni et al. 2012).
Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjugi pasien merupakan salah satu
cara dalam mencegah Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi risiko
penularan mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Munculnya
kejadian infeksi nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu
pelayanan
medis,
sehingga
perlu
8
adanya
upaya
pencegahan
dan
pengendaliannya. Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nosokomial
adalah dengan menjalankan Standard Precaution yang salah satunya adalah
dengan mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit. (3)
Seorang pengunjung pasien atau pasien itu sendiri rentan terhadap masuknya
mikroorganisme, jika tubuh orang tersebut terdapat pintu masuk yang dapat
digunakan untuk jalan masuk mikroorganisme tersebut. Pasien, petugas
kesehatan, keluarga dan pengunjung pasien merupakan kelompok yang paling
berisiko terjadinya infeksi nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari
pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga pasien
ataupun dari petugas ke pasien. Promosi Kesehatan di RSUD Adhyatma
Semarang, dalam bentuk Media Cetak Poster yang ditempatkan pada lokasilokasi strategis dan Media Cetak Leafet, diharapkan dapat membantu
pengunjung pasien dalam memperoleh informasi disaat menunggu pasien.
Pengetahuan dari Media cetak dapat menumbuhkan kesadaran bagi Pengunjung
Pasien dalam Melakukan Praktik Cuci Tangan sebelum dan sesudah
mengunjungi pasien.
Kebutuhan pengunjung pasien mengenai pesan hand hygiene sejalan
dengan Uses and Gratifcation theory bahwa pengunjung pasien memiliki
kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu
dari media. Media poster dan leafet hand hygiene dapat memenuhi kebutuhan
ini karena sesuai dengan keinginan pengunjung pasien. Karena pengunjung
pasien dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung
jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana
memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan
kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.
Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2012), bahwa suatu praktik mempunyai
beberapa tingkatan, yaitu: 1. Respons terpimpin (guided response) Dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
merupakan indikator praktik tingkat pertama. Dalam media cetak hand hygiene
9
tercantum secara runut langkaha-langkah cuci tangan pakai sabun. Pemakaian
Gambar memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang di sampaikan. 2.
Mekanisne (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau sesuai itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mencapai praktik tingkat kedua. Salah satu media cetak yang
digunakan ada pemakaian gambar atau foto mengenai kebiasaan hand hygiene
dapat di mulai dengan langkah sederhana di mana sehari2 sudah sering di
lakukan. 3. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang
sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifkasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Media cetak memberikan gambaran
yang utuh bahwa hand hygiene dapat memakai sabun apa saja apabila sabun ati
septik tidak tersedia.
A. SIMPULAN
1. Kemudahan informasi dalam media poster dan media leafet dari segi
desain, bahasa, isi dan kemasan secara keseluruhan memudahkan
pengunjung pasien dalam mendapatkan informasi mengenai hand
hygiene.
2. Media leafet hand hygiene dikemas menarik, mudah di simpan dan suatu
saat bila memerlukan informasi lagi dapat di baca ulang.
B. REKOMENDASI
1. Memperjelas isi pesan hand hygiene pada media cetak dengan variasi
kemasan pesan dengan menambahkan informasi bagianbagian tangan
yang harus dibersihkan saat hand hygiene.
2. Meningkatkan strategi promosi media poster MMT dam leafet hand
hygiene berupa peningkatan kualitas (design, susunan kata/kalimat,
ukuran), peningkatan jumlah, dan lokasi penempatan yang mudah
dilihat pengunjung pasien.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit
penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang
terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau
binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan.
Transport pasien infeksius adalah proses pemindahan pasien yang beresiko
menularkan mikroorganisme infeksius melalui kontak langsung, udara (droplet
dan airborne), dan vehicle. Adapun tujuan transport pasien infeksius yaitu untuk
menghindari penularan langsung dan tidak langsung terhadap petugas, pasien,
pengunjung dan lingkungan sekitar.
Unit yang terkait transport pasien infeksius yaitu Instalasi Gawat
Darurat,Instalasi
Rawat
Inap,Instalasi
Rawat
Jalan,Instalasi
Kamar
Operasi,Hemodialisa,Ruang Isolasi.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjugi pasien merupakan salah
satu cara dalam mencegah Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi
risiko penularan mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Munculnya
kejadian infeksi nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu
pelayanan
medis,
sehingga
perlu
adanya
upaya
pencegahan
dan
pengendaliannya. Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nosokomial
adalah dengan menjalankan Standard Precaution yang salah satunya adalah
dengan mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit.
11
3.2 SARAN
Dalam
rangka
menerapkan
penempatan
pasien
dan
pencegahan
pengendalian infeksi untuk pengunjung, kita sebaiknya harus menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari kita terlebih dahulu agar mudah dan terbiasa. Dan
juga agar sempurna harus dilakukan pembinaan kepada klien, keluarga serta
pengunjung mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi karna minat baca
di Indonesia sendiri tergolong buruk bahkan ada yang masih buta huruf.
12
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011.
Husodo. Puspa Run Canti. 2016. PAPARAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
DENGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI BAGI PENGUNJUNG
RUMAH SAKIT. Jurnal Ilmiah Komunikasi, Vol. 6 No 2. 2016: 173-177
Endradita M Galih. 2017. Panduan Penyakit Menular. Wordpress, diakses pada 22
April 2020.
“Lesson 1 Section 8: Concepts of Disease Occurrence". CDC. Diakses tanggal 22
April 2020.
“Lesson 1 Section 10: Chain of Infection". CDC. Diakses tanggal 22 April 2020.
Permenkes No 27 Tahun 2017
I
Download