MAKALAH PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI “Menerapkan Penempatan Pasien Dan Pencegahan Pengendalian Infeksi Untuk Pengunjung” Tugas diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Oleh: Kelompok 3 Alma Asilla A C1AA19007 Merry Andarwati C1AA19054 Deana Arda C1AA19023 Muhammad Adrian C1AA19063 Doni Iman C1AA19029 Na’rulsyani Ravi K C1AA19069 Fikri Galuh C1AA19035 Putri Dalilah C1AA19079 Hermawan Sutanto C1AA19039 Shalbinna Zethatya C1AA19097 Lusiana Aprilia C1AA19049 Wulandari Safitri C1AA19115 Kelas I A PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI 2020 Jl. Karamat No. 36 Kota Sukabumi 43122, Telp. (0266) 223759, Email: [email protected] KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Menerapkan Penempatan Pasien Dan Pencegahan Pengendalian Infeksi Untuk Pengunjung”, sebagai tugas mata kuliah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Kemudian sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kapada junjungan besar Nabi kita Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan keluarga beliau hingga akhir zaman, karena beliaulah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke jalan yang terang benderang ini. Dalam kesempatan ini saya juga akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Nunung Liawati, M.Kep. Yang telah bersedia menerima Makalah ini meskipun banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Dalam pembuatan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya kami. Sukabumi, 25 April 2020 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 2 1.3 TUJUAN .............................................................................................. 2 1.4 METODOLOGI ................................................................................... 3 BAB II PENEMPATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG ............................................................. 4 2.1 PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR ....... 4 2.2 TRANSPORT PASIEN INFEKSIUS .................................................. 7 2.3 PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG .................................................................... 8 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11 3.1 KESIMPULAN .................................................................................... 11 3.2 SARAN ................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan seriusyang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien.Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akantetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yangsudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkanbahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan danpengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnyamutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung olehpenderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-halseperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematianataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak padaperpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yangditanggung oleh pasien maupun rumah sakit. Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakitmemerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinanrumah sakit untuk secara terus menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalampelayanan kesehatan 1 di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalianinfeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untukmampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakatkhususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety). Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya manfaatyang dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RumahSakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat danrapi, yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci danjelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar danbertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaansebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUP Sanglah Denpasar.Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit sepertidikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan PengendalianInfeksi di RSUP Sanglah Denpasar dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat. 1.2 RUMUSAN MASALAH Penempatan pasien dan pencegahan pengendalian infeksi untuk pengunjung: Penanganan pasien dengan penyakit menular Transport pasien infeksius Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjung 1.3 TUJUAN Mahasiswa dengan tepat menerapkan penanganan pasien dengan penyakit menular. Mahasiswa dengan tepat menerapkan transport pasien infeksius. 2 Mahasiswa dengan tepat menerapkan petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjung. 1.4 METODOLOGI Studi Literatur, yaitu, textbook, internet dan konsultasi pakar. Yang berkaitan dengan pembahasan kajian karya tulis serta dijadikan suatu acuan penyusunan karya tulis ini. 3 BAB II PENEMPATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG 2.1 PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR A. PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuhtumbuhan atau binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan. Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3). B. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI AIRBORNE (UDARA) 1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanan negative 2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan berikan masker bedah 3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau Tindakan 4 4. Batasi jumlah pengunjung 5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan tidak diperbolehkan masuk ruangan pasien 6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) masker bedah 7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin 8. Goggle (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol 9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara : 10. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih 11. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang kontak dengan petugas dan pasien 12. Bersihkan exhaust fan 13. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak terkontamionasi dengan cairan tubuh pasien 14. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan Negatif setelah pelaksanaan selesai. C. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI DROPLET (PERCIKAN) 1. Tempatkan pasien di ruang terpisah sejauh mungkin atau paling pinggir/pojok, bila tidak mungkin kohorting 2. Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan ventilasi 3. Batasi gerak dan transportasi pasien 4. Batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien 5. Anjurkan pasien untuk menerapkan Hygiene Respirasi/Etika Batuk dengan benar 6. Pakailah masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien 7. Peralatan untuk perawatan pasien tidak perlu penanganan khusus, karena mikroba tidak bergerak jarak jauh 5 D. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI KONTAK 1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di tempat paling pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT 2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain 3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja 4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke pasien 5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya feses, cairan drain, dan segera lepas sarung tangan tersebut 6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan dengan antiseptic 7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju dari kontak pasien, permukaan lingkungan, barang di ruang pasien, cairan tubuh pasien. Lepaskan gaun sebelum ke luar dari ruang pasien 8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain 9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien dengan mikroba yang sama 10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien lain. E. PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR MELALUI UDARA 1. Jelaskan kepada pasien mengenai perlunya tindakan-tindakan pencegahan ini. 2. Letakkan pasien di dalam satu ruangan tersendiri. 3. Jika ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah dari kasus yang belum di konfirmasi atau sedang didiagnosis. Bila ditempatkan dalam satu ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 (dua) meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat. 4. Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara bertekanan negatif yang dimonitor (ruangan bertekanan negatif) dengan 6 6-12 pergantian udara per jam dan sistem pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan udara partikulasi efisien tinggi (filter HEPA) yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di rumah sakit. 5. Jaga pintu tertutup setiap saat. 6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai yaitu masker. Bila perlu memakai gaun, pelindung wajah atau pelindung mata dan sarung tangan. 7. Bila perlu pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan. 8. Bila perlu pakai gaun yang bersih, non steril ketika masuk ruangan jika akan berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang-barang di dalam ruangan. 9. Pada saat akan memasuki dan meninggalkan kamar harus cuci tangan. 10. Semua alat yang terkontaminasi oleh sekresi pasien harus didesinfeksi 2.2 TRANSPORT PASIEN INFEKSIUS Transport pasien infeksius adalah proses pemindahan pasien yang beresiko menularkan mikroorganisme infeksius melalui kontak langsung, udara (droplet dan airborne), dan vehicle. Tujuan transport pasien infeksius untuk menghindari penularan langsung dan tidak langsung terhadap petugas, pasien, pengunjung dan lingkungan sekitar. Setiap melaksanakan pemindahan pasien infeksius harus memperhatikan prinsip kewaspadaan standar berdasarkan transmisi, adapun prosedurnya yaitu: 1. Batasi pemindahan pasien dilakukan bila perlu saja 2. Bila mikroba pasien virulen, tiga hal yang perlu diperhatikan: a. pasien diberikan APD (masker, gaun) b. Petugas di informasikan sebelum pasien datang agar menerapkan kewaspadaan standar c. Pasien diberi penjelasan pentingnya penggunaan APD agar tidak terjadi transmisi kepada orang lain 7 3. Pasien yang didiagnosis menderita SARS atau Flu burung a. Pasien tidak dianjurkan meninggalkan tempat isolasi (kecuali untuk pemeriksaan kesehatan penting) b. Pindahkan pasien melalui alur yang dapat mengurangi kemungkinan terpanjannya staf, pasien lain atau pengunjung c. Bila pasien dapat menggunakan masker bedah, petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung dan sarung tangan. Unit yang terkait transport pasien infeksius 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Instalasi Kamar Operasi 5. Hemodialisa 6. Ruang Isolasi 2.3 PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG Infeksi Nosokomial di dapat dan berkembang saat seseorang berada dilingkungan rumah sakit. Infeksi Nosokomial salah satu penyebab kematian terbesar pada saat seseorang berada di rumah sakit. Prevalensi infeksi nosokomial pada negara berkembang bervariasi antara 5,7% - 19,1% dengan rata-rata lebih dari 10% angka kejadian (WHO 2010). Di Jawa Tengah, angka infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro mengalami peningkatan dari tahun 2010 sd 2011 (dari 0,37% menjadi 1,48% kasus) (Nugraheni et al. 2012). Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjugi pasien merupakan salah satu cara dalam mencegah Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Munculnya kejadian infeksi nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu pelayanan medis, sehingga perlu 8 adanya upaya pencegahan dan pengendaliannya. Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nosokomial adalah dengan menjalankan Standard Precaution yang salah satunya adalah dengan mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit. (3) Seorang pengunjung pasien atau pasien itu sendiri rentan terhadap masuknya mikroorganisme, jika tubuh orang tersebut terdapat pintu masuk yang dapat digunakan untuk jalan masuk mikroorganisme tersebut. Pasien, petugas kesehatan, keluarga dan pengunjung pasien merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga pasien ataupun dari petugas ke pasien. Promosi Kesehatan di RSUD Adhyatma Semarang, dalam bentuk Media Cetak Poster yang ditempatkan pada lokasilokasi strategis dan Media Cetak Leafet, diharapkan dapat membantu pengunjung pasien dalam memperoleh informasi disaat menunggu pasien. Pengetahuan dari Media cetak dapat menumbuhkan kesadaran bagi Pengunjung Pasien dalam Melakukan Praktik Cuci Tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien. Kebutuhan pengunjung pasien mengenai pesan hand hygiene sejalan dengan Uses and Gratifcation theory bahwa pengunjung pasien memiliki kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media. Media poster dan leafet hand hygiene dapat memenuhi kebutuhan ini karena sesuai dengan keinginan pengunjung pasien. Karena pengunjung pasien dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain. Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2012), bahwa suatu praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu: 1. Respons terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik tingkat pertama. Dalam media cetak hand hygiene 9 tercantum secara runut langkaha-langkah cuci tangan pakai sabun. Pemakaian Gambar memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang di sampaikan. 2. Mekanisne (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuai itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat kedua. Salah satu media cetak yang digunakan ada pemakaian gambar atau foto mengenai kebiasaan hand hygiene dapat di mulai dengan langkah sederhana di mana sehari2 sudah sering di lakukan. 3. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifkasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Media cetak memberikan gambaran yang utuh bahwa hand hygiene dapat memakai sabun apa saja apabila sabun ati septik tidak tersedia. A. SIMPULAN 1. Kemudahan informasi dalam media poster dan media leafet dari segi desain, bahasa, isi dan kemasan secara keseluruhan memudahkan pengunjung pasien dalam mendapatkan informasi mengenai hand hygiene. 2. Media leafet hand hygiene dikemas menarik, mudah di simpan dan suatu saat bila memerlukan informasi lagi dapat di baca ulang. B. REKOMENDASI 1. Memperjelas isi pesan hand hygiene pada media cetak dengan variasi kemasan pesan dengan menambahkan informasi bagianbagian tangan yang harus dibersihkan saat hand hygiene. 2. Meningkatkan strategi promosi media poster MMT dam leafet hand hygiene berupa peningkatan kualitas (design, susunan kata/kalimat, ukuran), peningkatan jumlah, dan lokasi penempatan yang mudah dilihat pengunjung pasien. 10 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan. Transport pasien infeksius adalah proses pemindahan pasien yang beresiko menularkan mikroorganisme infeksius melalui kontak langsung, udara (droplet dan airborne), dan vehicle. Adapun tujuan transport pasien infeksius yaitu untuk menghindari penularan langsung dan tidak langsung terhadap petugas, pasien, pengunjung dan lingkungan sekitar. Unit yang terkait transport pasien infeksius yaitu Instalasi Gawat Darurat,Instalasi Rawat Inap,Instalasi Rawat Jalan,Instalasi Kamar Operasi,Hemodialisa,Ruang Isolasi. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjugi pasien merupakan salah satu cara dalam mencegah Infeksi Nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lain. Munculnya kejadian infeksi nosokomial dapat menyebabkan turunnya kualitas mutu pelayanan medis, sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan pengendaliannya. Cara paling ampuh untuk mencegah infeksi nosokomial adalah dengan menjalankan Standard Precaution yang salah satunya adalah dengan mencuci tangan pada setiap penanganan pasien di rumah sakit. 11 3.2 SARAN Dalam rangka menerapkan penempatan pasien dan pencegahan pengendalian infeksi untuk pengunjung, kita sebaiknya harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita terlebih dahulu agar mudah dan terbiasa. Dan juga agar sempurna harus dilakukan pembinaan kepada klien, keluarga serta pengunjung mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi karna minat baca di Indonesia sendiri tergolong buruk bahkan ada yang masih buta huruf. 12 DAFTAR PUSTAKA Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011. Husodo. Puspa Run Canti. 2016. PAPARAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN DENGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI BAGI PENGUNJUNG RUMAH SAKIT. Jurnal Ilmiah Komunikasi, Vol. 6 No 2. 2016: 173-177 Endradita M Galih. 2017. Panduan Penyakit Menular. Wordpress, diakses pada 22 April 2020. “Lesson 1 Section 8: Concepts of Disease Occurrence". CDC. Diakses tanggal 22 April 2020. “Lesson 1 Section 10: Chain of Infection". CDC. Diakses tanggal 22 April 2020. Permenkes No 27 Tahun 2017 I