Uploaded by User52773

resume penganggaran sektor publik

advertisement
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Oleh :
KADEK IRDAYUSI PRATAMI
1817051264
4F
JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2020
PENGANGARAN SEKTOR PUBLIK
1. Pengertian penganggaran sektor publik
Menurut
Governmental
Accounting
Standarts
Board
(GASB),
anggaran/budget merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi
pengeluaran dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam
periode waktu tertentu. biasanya satu tahun. Dalam organisasi sektor publik sendiri
anggaran dapat diartikan sebagai suatu rencana financial yang didalamnya terdapat
biaya atas rencana yang dibuat dan juga terdapat pendapatan yang digunakan untuk
mendanai perencanaan tersebut. Anggaran menjadi rahasia publik yang wajib untuk
dikritik dan didiskusikan. Anggaran sebagai bentuk pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program pemerintah. Penganggaran sektor publik sendiri diatur dalam
UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan 4
Negara dan UU No 15/2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dan UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Karakteristik anggaran sektor publik
Anggaran sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapatahun,
jangka pendekn menengah atau panjang
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapaisasaran
yang ditetapkan.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih
tinggidari penyusunan anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu
3. Prinsip-prinsip anggaran sektor publik
Beberapa prinsip anggaran sector public adalahsebagai berikut (Mardiasmo, 2009:6768) :
a. Otorisasi oleh legislative : Mendapatkan otorisasi dari legislatif sebelum
eksekutif dapat menggunakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif/menyeluruh : Menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana nonbudgetair pada dasarnya menyalahi
prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan anggaran : Penerimaan dan pengeluaran pemerintah tercakup dalam
dana umum.
d. Nondiscretionary appropriation : Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif
harus termanfaatkan secara ekonomis, efisiensi dan efektif.
e. Periodik : Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat
tahunan atau multitahunan.
f. Akurat : Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
pemborosan
dan
ketidakefisienan anggaran, serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate
pendapatan dan overestimate pengeluaran.
g. Jelas : sederhana, dapat dipahami oleh masyarakat dan tidak membingungkan.
h. Transparan : anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
4. Fungsi anggaran sektor publik
Fungsi dari anggaran sector public adalah sebagai berikut:
a. Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)
Untuk merencanakan tindakan maupun program yang akan dan harus dilakukan
oleh pemerintah, banyaknya biaya yang akan dihabiskan, dan berapa hasil yang
diperoleh pada akhir periode. Anggaran ini digunakan untuk merumuskan
kesesuaian tujuan dan sasaran dengan visi misi organisasi, merencanakan berbagai
program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan
alternatif sumber pembiayaannya, mengalokasikan dana pada berbagai program
kegiatan yang telah disusun, menentukan indikator kinerja serta tingkat
pencapaian strategi.
b. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
dapat
dipertanggungjawabkan
kepada
publik.
Anggaran
ada
untuk
mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif guna menghindari overspending,
underspending,
dan
salah
sasaran
(misappropriation)
dalam
pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan prioritas. Anggaran juga
digunakan untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional
program pemerintah. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara, antara
lain: (a) membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan, (b)
menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances), (c)
menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable), serta (d) merevisi standar biaya atau target
anggaran untuk tahun berikutnya.
c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Menunjukkan arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksiprediksi
dan
estimasi
ekonomi
dengan
mendorong,
menfasilitasi
dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
d. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill, coalition skill, keahlian
bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh
para manajer publik. Kegagalan dalam mewujudkan apa yang telah direncanakan
dapat menjatuhkan kepimpinan maupun kredibilitas pemerintah.
e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and
communication tool)
Anggaran yang dibuat harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk
dilaksanakan. Setiap unit kerja pemerintahan harus terlibat dalam proses
penyusunan anggaran tersebut. Anggaran yang telah dibuat dengan baik akan
mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organisasi.
f. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurement tool)
Kinerja eksekutif dapat dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran dengan adanya anggaran, lingkungan eksekutif
dapat lebih terkendali dan kinerja eksekutif juga dapat terukur. Hal ini merupakan
komitmen dari budget holder kepada pemberi kuasa.
g. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran yang dibuat harus bersifat challenging but attainable atau demanding
but achieveable untuk memotivasi para pembuat anggaran. Sehingga para manajer
dan staf dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target
dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
h. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (public sphere)
Dengan melibatkan banyak kalangan seperti kabinet, birokrat, DPR/DPRD, LSM,
Perguruan Tinggi, masyarakat, dan berbagai organisasi kemasyarakatan dengan
harapan akan dapat menciptakan ruang publik. Kelompok yang terorganisir akan
menuntut pencapaian target dari anggaran tersebut. Sementara kelompok yang
tidak terorganisir akan menyerahkan keseluruhan pencapaian anggaran kepada
pemerintah.
5. Pendekatan Penyusunan Anggaran Sektor Publik
a. Anggaran Tradisional
Pendekatan ini banyak digunakan di negara berkembang dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism
Hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran
yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya
sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan
tanpa dilakukan kajian yang mendalam yang menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan riil dan juga mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut.
Dikarenakan oleh tidak diketahuinya apakah pengeluaran periode sebelumnya
yang dijadikan sebagai tahun dasar penyusunan anggaran tahun ini telah sesuai
dengan kebutuhan yang wajar
2) Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item
Didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran dimana
tidak memungkinkan menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaraan
yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara nyata
item sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena
memiliki sifat yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak
memungkinkan dilakukan penilaian kinerja secara akurat karena tolak ukur
yang digunakan hanya semata-mata pada ketaatan menggunakan dana yang
diusulkan.
3) Cenderung sentralistis
4) Bersifat spesifikasi
5) Tahunan
Pendekatan tradisional ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
tidak adanya informasi yang memadai bagi pembuat keputusan, terlalu
berorientasi pada pengendalian dan kurang memperhatikan proses perencanaan
dan evaluasi. Dalam pendekatan tradisional ini lebih difokuskan pada input,
sehingga mengakibatkan kurangnya perhatian pada pertimbangan jangka panjang
dan pertimbangan lain yang relevan terhadap program organisasi secara
keseluruhan. Lebih mendorong pengeluaran daripada penghematan, di sini unitunit organisasi terdorong untuk membelanjakan seluruh anggarannya, dibutuhkan
atau tidak dibutuhkan.
b. Anggaran dengan Pendekatan New Public Manajement (NPM)
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja bukan pada kebijakan yang berorientasi pada
pengukuran outcome (hasil), bukan lagi sekadar pengukuran input atau output saja
(Mahmudi, 2007). Penggunaan paradigma new public management menuntut
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada
masyarakat, pemangkasan biaya (cost cutting) dan kompetisi tender dengan
karakteristik umum sebagai berikut:Komprehensif/komparatif, Terintegrasi dan
lintas departemen, Proses pengambilan keputusan yang rasional, Bersifat jangka
panjang, Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas, Analisis total cost dan
benefit, Berorientasi pada input, output dan outcome, bukan sekadar input dan
Adanya pengawasan kinerja. Salah satu model pemerintah di era New Publik
Management adalah model pemerintah yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler
(1992) yang dikenal dengan konsep “reinventing government”, yaitu:
a. Pemerintah Katalis : berfokus pada pemberian pengarahan, bukan produksi
pelayanan publik. Pemerintah hanya memproduksi layanan yang belum bisa
diproduksi oleh pihak non pemerintah.
b. Pemerintah Milik Masyaraka : memberdayakan daripada melayani dengan
memberikan wewenang kepadamasyarakat sehingga mereka dapat menolong
dirinya sendiri.
c. Pemerintah yang Kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam
pemberian pelayanan public untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan.
d. Pemerintah yang Digerakkan oleh Misi : Mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan menjadi digerakkan oleh misi.
e. Pemerintah yang Berorientasi pada Hasil : membiayai hasil, bukan
masukkan dengan mengembangkan suatu standar kinerja yang mengatur
sebarapa baik suatau unit kerja mampu memecahkan permasalahan yang
menjadi tanggung jawabnya.
f. Pemerintah yang Berorientasi pada Pelanggan : memenuhi kebutuhan
pelanggan bukan birokrasi dengan mengidentifikasi pelanggan yang
sesungguhnya.
g. Pemerintah Wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
menghasilkan pendapatan, seperti BUMN/BUMD, pemberian hak guna usaha
yang menarik kepada masyarakat, penyertaan modal, dan lain-lain.
h. Pemerintah Antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati dengan
bersifat antisipatif tidak reaktif tetapi proaktif tidak hanya mencegah masalah
melainkan juga bekerja keras untuk mengantisipasi di masa depan
menggunakan perencanaan strategis untuk menciptkan visi.
i. Pemerintah Desentralisasi : dari hierarkis menuju partisipatif dan tim kerja
dengan keputusan yang mulai bergeser dari pusat ke tangan masyarakat, dan
lembaga lain yang berada di bawah pemerintah pusat.
j. Pemerintah yang Berorientasi pada (mekanisme) Pasar : mengadakan
perubahan dari mekanisme adminsitratif (sistem prosedur dan pemaksaan) ke
mekanisme pasar (system insentif) yang terbukti lebih baik dalam
mengalokasikan sumber daya.
Berikut Perbandingan Anggaran Tradisional dan Anggaran Berbasis NPM
Anggaran Tradisional
New Public Management
Sentralistis
Desentralisasi & devolved management
Berorientasi pada input
Berorientasi pada input, output dan outcome
(value for money)
Tidak terkait dengan perencanaan Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
jangka panjang
Line-item dan incrementalism
Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan departemen yang kaku
Lintas departemen
Menggunakan aturan klasik : vote Zero-Base Budgeting, Planning Programming
accounting
Budgeting System
Prinsip anggaran bruto
Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan
Bottom-up budgeting
Spesifik
Download