FUNGSI HUKUM PERTEMUAN - 06 Fungsi Hukum menurut R. Soeroso Seperti diketahui bahwa di dalam setiap masyarakat senantiasa terdapat berbagai kepentingan dari warganya. Di antara kepentingan itu ada yang bisa selaras dengan kepentingan yang lain, tetapi ada juga kepentingan yang memicu konflik dengan kepentingan yang lain. Untuk keperluan tersebut, hukum harus difungsikan menurut fungsi-fungsi tertentu untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, fungsi hukum adalah menertibkan dan mengatur pergaulan dalam masyarakat serta menyelesaikan konflik yang terjadi. Dalam perkembangan masyarakat, fungsi hukum dapat terdiri dari : 1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat. 2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin. 3. Sebagai sarana penggerak pembangunan. 4. Sebagai fungsi kritis. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat Hal ini dimungkinkan karena sifat dan watak hukum yang memberi pedoman dan petunjuk tentang bagaimana perilaku di dalam masyarakat. Menunjukkan mana yang baik mana yang tercela melalui norma-normanya yang mengatur perintah-perintah ataupun larangan-larangan sedemikian rupa, sehingga warga masyarakat diberi petunjuk untuk bertingkah laku. Masing-masing anggota masyarakat telah jelas apa yang harus diperbuat atau tidak diperbuat sedemikian rupa, sehingga sesuatunya bisa tertib dan tertur. Contohnya, orang yang menonton bioskop samasama mengerti mengerti apa yang harus dilakukan, seperti : beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan. Kesemuanya berjalan tertib dan teratur, karena semua samasama mengerti dan mentaati peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang, sifat memaksa, serta daya yang mengikat fisik dan psikologis. Dengan sifat dan wataknya yang atara lain memiliki daya mengikat tersebut, maka hukum dapat memberi keadilan, yaitu dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Daya mengikat dan bila perlu memaksa ini adalah watak hukum yang bisa menangani kasus-kasus nyata dan memberi keadilan, menghukum yang bersalah, memutuskan agar yang hutang harus membayar dan sebagainya, sedemikian rupa, sehingga relatif dapat mewujudkan keadilan. Sebagai sarana penggerak pembangunan Salah satu daya mengikat dan memaksa dari hukum, juga dapat di manfaatkan atau didaya-gunakan untuk menggerakkan pembangunan. Hukum sebagai sarana pembangunan merupakan alat bagi otoritas untuk membawa masyarakat ke arah lebih maju. Dalam hal ini sering timbul kritik, bahwa hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat, sedangkan aparatur otoritas lepas dari control hukum. Sebagai imbangan dapat dilihat pada fungsi kritis daripada hukum. Fungsi kritis hukum Dr. Soedjono Dirdjosisworo, SH, dalam bukunya ‘Pengantar Ilmu Hukum” hal. 155 mengatakan : “Dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan bahwa hukum mempunyai fungsi kritis, yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada aparatur pemerintah (petugas) saja, melainkan aparatur penegak hukum, termasuk di dalamnya”. Syarat-syarat agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik Agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, maka bagi para penegak hukum dituntut kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum dengan baik, dengan seni yang dimiliki masingmasing petugas, misalnya : − Menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing. − Bila perlu diadakan penafsiran analogis penghalusan hukum atau memberi ungkapan a contrario. Fungsi Hukum menurut Franz Magnis Suseno Fungsi hukum menurut Franz Magnis Suseno, adalah untuk mengatasi konflik kepentingan. Dengan adanya hukum, konflik itu tidak lagi dipecahkan menurut siapa yang paling kuat, melainkan berdasarkan aturan yang berorientasi pada kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai objektif dengan tidak membedakan antara yang kuat dan yang lemah, dan orientasi itu disebut keadilan. Fungsi Hukum menurut Achmad Ali Dalam pandangan Achmad Ali, bahwa fungsi hukum itu dapat dibedakan ke dalam : a. fungsi hukum sebagai a tool of social control; b. fungsi hukum sebagai a tool of social engineering; c. fungsi hukum sebagai simbol; d. fungsi hukum sebagai a political instrument; e. fungsi hukum sebagai integrator. Hukum sebagai “a tool of social control“ Fungsi hukum sebagai “a tool of social control” bertujuan untuk memberikan batasan suatu tingkah laku masyarakat yang menyimpang dan akibat yang harus diterima dari penyimpangan itu. Misalnya: membuat larangan-larangan, tuntutan, pemberian ganti rugi, dan sebagainya. Penggunaan hukum sebagai sarana kontrol sosial berarti hukum mengontrol tingkah laku masyarakat. Menurut Rony Hantijo Soemitro, “kontrol sosial” merupakan aspek normatif dari kehidupan sosial, atau dapat disebut sebagai pemberi definisi dari tingkah laku yang menyimpang serta akibat-akibatnya, seperti laranganlarangan, tuntutan-tuntutan, pemidaan, dan pemberian ganti rugi. Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial dapat diterangkan sebagai fungsi hukum untuk menetapkan tingkah laku yang mana yang merupakan penyimpangan terhdap aturan hukum, dan apa sanksi atau tindakan yang dilakukan oleh hukum jika terjadi penyimpangan tersebut. Hukum sebagai “a tool of social engineering” Fungsi hukum sebagai sarana perekayasa sosial adalah untuk menciptakan perubahanperubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana. Artinya, untuk menata kembali kehidupan masyarakat secara terencana sesuai pembangunan bangsa. Konsep fungsi hukum sebagai “a tool of social engineering” pertama kali dicetuskan oleh Roscoe Pound pada tahun 1912. Fungsi hukum sebagai a tool of social engineering menurut Soerjono Soekanto: “Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, dalam arti bahwa hukum mungkin digunakan sebagai alat oleh agent of change. Dan, agent of change atau pelopor perubahan adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.” Perlu juga kita ketahui bahwa “social engineering” disini diterjemahkan sebagai rekayasa sosial. Hukum dalam fungsinya melakukan rekayasa sosial adalah untuk menimbulkan kondisi tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan hukum yang diprioritaskan. Fungsi hukum sebagai sarana perekayasa sosial juga dimaksudkan keberadaan hukum yang pada umumnya identik dengan pameo hukum “het recht hinkt achter defeiten aan“ atau hukum tetatih-tatih mengikuti perembangan masyarakat. Fungsi Hukum sebagai Simbol Fungsi ini dimaksudkan untuk menyederhanakan rangkaian tindakan atau peristiwa tertentu, sehingga mudah diperoleh pengertian yang bersifat umum. Penyimbolan yang dilakukan oleh hukum, jelas akan memudahkan baik oleh para pelaksananya maupun masyarakat untuk saling memahami tentang makna suatu peristiwa yang terjadi dalam interaksi warga masyarakat. Untuk lebih memahami makna fungsi hukum sebagai simbol, harus mengetahui tujuan penyimbolan-penyimbolan hukum yaitu sebagai berikut: 1. 2. Menyederhanakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa tertentu, agar mudah memperoleh pengertian yang bersifat umum dari tindakan atau peristiwa yang kemungkinan besar memiliki esensi sejenis. Memudahkan para pelaksana hukum dalam menerapkan simbol hukum tertentu terhadap suatu tindakan atau peristiwa yang tidak bersesuaian dengan hukum. Fungsi hukum sebagai “a political instrument” Fungsi hukum sebagai alat politik adalah untuk memperkokoh kekuasaan politik atau mengefektifkan kekuasaan negara. Keberadaan hukum dan politik dalam kenyataan memang tidak mudah dipisahkan, karena keberadaan hukum sebagai kaidah merupakan pesan-pesan politik, tetapi setelah ditetapkan pemberlakuannya, tidak boleh lagi ditafsirkan secara politik yang bermuatan “kepentingan”, tapi harus ditafsirkan secara yuridis. Fungsi hukum sebagai integrator Fungsi hukum sebagai sarana pengintegrasi sosial adalah untuk mengurangi konflik yang terjadi dan memperlancar proses integrasi pergaulan sosial. Artinya, hukum menjadi sarana untuk menciptakan keserasian berbagai kepentingan masyarakat, sehingga proses pergaulan masyarakat dapat berlangsung dengan tertib dan lancar. Fungsi Hukum menurut Lawrence M. Friedmann Menurut Lawrence M. Friedmann, dalam bukunya “Law and Society an Introduction”, fungsi hukum adalah : a. pengawasan/pengendalian sosial (social control); b. penyelesaian sengketa (dispute settlement); c. rekayasa sosial (social engineering). Fungsi Hukum menurut Joseph Raz Joseph Raz melihat fungsi hukum sebagai fungsi sosial, yang dibedakan kedalam : 1. fungsi langsung; dan 2. fungsi tidak langsung. Fungsi langsung Fungsi langsung yang bersifat primer mencakup : 1. Pencegahan perbuatan tertentu dan mendorong dilakukannya perbuatan tertentu. 2. Penyediaan fasilitas bagi rencana-rencana privat. 3. Penyediaan servis dan pengembalian kembali barang-barang. 4. Penyelesaian perselisihan di luar jalur reguler. Fungsi langsung yang bersifat sekunder, mecakup : 1. Prosedur bagi perubahan hukum 2. Prosedur bagi pelaksanaan hukum. Fungsi tidak langsung Termasuk di dalam fungsi yang tidak langsung ini adalah memperkuat atau memperlemah kecendrungan untuk menghargai nilai-nilai moral tertentu, sebagai contoh : a. Kesucian hidup b. Memperkuat atau memperlemah penghargaan terhadap otoritas umum c. Mempengaruhi perasaan kesatuan nasional d. Dan lain-lain.