BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap industri dan perusahaan perlu menghasilkan produk yang sukses dan terjual di pasaran. Produk-produk yang sukses akan menjadikan nama perusahaan menjadi terkenal di pasar sehingga produk akan dicari masyarakat/ konsumen. Dengan memiliki produk yang sukses, maka dengan sendirinya perusahaan akan memperoleh untung/profit dari penjualan produk tersebut, selain itu perusahaan dapat terus bersaing dengan industri atau perusahaan lain yang menjadi kompetitornya. Sebagaimana dengan industri lainnya, industri obat bebas juga perlu menghasilkan produk sukses di pasar obat Indonesia. Pasar obat bebas di Indonesia merupakan pasar yang tumbuh terus menerus dimana konsumsinya terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2007 konsumsi obat bebas mencapai 10,9 trilliun rupiah dan meningkat lebih dari 100% pada 2014 hingga 23,06 trilliun rupiah. Peningkatan konsumsi obat bebas tersebut disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang meningkat dan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat, khususnya kelas menengah, akan kesehatan tubuh (IFT, 2013). Peningkatan konsumsi obat bebas ini ditunjukan pada Gambar 1.1. Peningkatan konsumsi obat bebas ini seharusnya memberikan peluang yang baik untuk pertumbuhan industri farmasi di Indonesia, namun kenyataannya bukan demikian. Peningkatan konsumsi obat bebas ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan industri farmasi di Indonesia. Pada 2008 terdapat 260 industri farmasi terdaftar dan pada 2013 jumlahnya menjadi 240 industri. Jumlah industri farmasi di Indonesia dari tahun ke tahun ditunjukan pada Gambar1.2. 1 2 25 20 15 Rp 10 Trilliun 5 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Gambar 1.1. Jumlah Konsumsi Obat Bebas di Indonesia pada Tahun 2007 - 2011 dalam trilliun rupiah (Permenkes, 2013 dan SWA, 2015) Unit 270 260 250 240 230 220 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Gambar 1.2. Jumlah Industri Farmasi Terdaftar di Indonesia dari tahun 20082013 (BPS, 2014) Pasar obat bebas yang meningkat setiap tahun dan tidak diikuti dengan peningkatan jumlah industri farmasi ini menunjukan adanya kekuatan pangsa pasar yang dimiliki beberapa industri atau perusahaan farmasi. Hal ini dijelaskan dengan data Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan 2011 yang menunjukan bahwa pada tahun 2010, sebesar 50% pasar konsumsi obat bebas dikuasai oleh 7 perusahaan farmasi dan grupnya (anak perusahaannya) saja. Data pangsa pasar obat bebas tahun 2010 ini ditunjukan dengan pada Gambar 1.3. 3 Kalbe Group, 14% Soho Group; 8% Perusahaan dan Industri lain; 50% Pharos Group; 7% Tempo Group; 7% Abbott Group; 5% GSK Group; 4% Konimex; 5% Gambar 1.3. Persentase Penguasaan Pasar Konsumsi Obat Bebas di Indonesia Tahun 2010 (Pharma Community Indonesia, 2012) Tujuh kelompok perusahaan di atas adalah perusahaan – perusahaan besar dengan produk obat bebas yang sukses dan sudah terkenal di masyarakat Indonesia sehingga dapat menguasai 50% pangsa pasar konsumsi obat bebas. Beberapa produk ternama yang dihasilkan oleh 7 perusahaan di atas antara lain; Mixagrip, Procolod, dan Promaag produksi Kalbe Group, kemudian Paramex, Konidin, Inza diproduksi oleh KONIMEX, Polysilane diproduksi Pharos Group, Panadol diproduksi oleh GSK Group, Bodrex dan Hemaviton yang diproduksi oleh Tempo Group, serta produk-produk lainnya. Selain itu masih ada beberapa perusahaan besar yang memiliki produk obat bebas yang sukses antara lain perusahaan Sanbe Farma, Merck Tbk, Boehringer German, dll. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penting bagi industri farmasi untuk memiliki produk sukses yang didukung dengan tool untuk memprediksi kesuksesan produk di pasaran. Tool untuk memprediksi kesuksesan obat ini dapat digunakan untuk memperkirakan sejauh apa kesuksesan produk obat yang akan dihasilkan oleh suatu perusahaan/industri obat. Dengan tool kesuksesan produk, 4 maka industri dan perusahaan dapat memfokuskan pada peningkatan nilai variabel bebas atau faktor-faktor yang tepat bagi produk yang akan diproduksi sehingga dapat mengasilkan produk obat bebas yang sukses di pasaran dan perusahaan dapat terus bersaing. Pada penelitian ini dibahas variabel-variabel/faktor-faktor kesuksesan yang berkontribusi dalam kesuksesan obat bebas dan selanjutnya dibangun model yang bisa digunakan sebagai tool untuk memprediksi kesuksesan suatu merek obat bebas. Diharapkan model kesuksesan ini dapat membantu perusahaan dan industri farmasi sebagai acuan dalam menentukan nilai variabel-variabel obat yang akan diproduksi. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa masalah yang dibahas dalam penelitian ini antara lain: a. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesuksesan obat bebas? b. Bagaimana model matematis sederhana berbasis model Kano yang dibangun untuk memprediksi kesuksesan obat bebas? 1.3.Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan dalam penelitian ini antara lain: a. Penelitian mencakup obat bebas (OTC) yang diproduksi oleh beberapa perusahaan farmasi di Indonesia dengan merek-merek yang berbeda. b. Bentuk sediaan obat (padat/cair) dan porsi dianggap tidak berpengaruh model dan market share. c. Model pendekatan yang digunakan berbasis Model Kano. d. Penjualan pada beberapa distributor dan retailer farmasi yang tidak didapatkan datanya diasumsikan dapat diwakilkan dengan penjualan pada apotek. 5 1.4.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan masalah diatas dengan hasil sebagai berikut: a. Menentukan variabel/faktor produk obat bebas (OTC) yang dapat mempengaruhi kesuksesan obat bebas dan dapat digunakan dalam penyusunan model kesuksesan produk. b. Membuat sebuah model berbasis metode Kano yang dapat digunakan untuk memprediksi kesuksesan obat bebas. 1.5.Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan atau industri farmasi sebagai pertimbangan dalam memutuskan nilai suatu variabel obat agar dapat memperkirakan nilai kesuksesan obat tersebut. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu dalam bidang pemodelan persamaan, yang nantinya dapat dikembangkan lagi dengan model yang lebih baik dan lebih luas penggunaannya.