MAKALAH KAJIAN SENI RUPA DALAM KURIKULUM 2013 Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Seni Rupa Dosen Pengampu : Novy Trisnani, M.Pd Disusun Oleh : Azis Aldi 17013004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI WATES 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya serta kerja keras kami sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami menyadari dan menyakini bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi. Meskipun makalah ini jauh dari sempurna kami berharap agar makalah kami dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami, atas perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih. Wates , 29 Maret 2020 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni dan budaya memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara pribadi maupun sosial, sehingga sangat beralasan jika seni dan budaya masuk dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah seperti yang dinyatakan dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 37 ayat 1. Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), materi seni dan budaya dikemas dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), sementara dalam kurikulum 2013 SBK diganti namanya menjadi mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (selanjutnya ditulis SBDP) dengan demikian, mata pelajaran SBDP di SD wajib disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Mata pelajaran SBDP diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini hanya dapat diberikan melalui mata pelajaran seni. Pentingnya seni dalam pendidikan, disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari. Namun demikian seiring diberlakukannya kurikulum 2013 penulis belum menemukan suatu kajian atau evaluasi, yang mengkaji secara detil sejauh mana proses pembelajaran seni dan budaya dilasanakan pada proses pembelajaran dalam penerapan kurikulu sebelumya (KTSP). Apakah sudah berjalan sesuai dengan tuntutan rumsan kurikulum atau belum. Hal ini mendorong penulis untuk mengetahui sejauhmana implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran SBDP di SD dilaksanakan. Apakah sudah diterapkan sesuai tuntutan kurikulum atau belum, upaya ini dilakukan sebagai dasar pertimbangan dalam mengantisipasi berbagai kendala di lapangan terkait diberlakukannya kurikulum 2013 tersebut. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar ? 2. Bagaimana Peran Seni Rupa dalam Pendidikan ? 3.Bagaimana Ruang Lingkup Seni Rupa ? 4.Bagaimana Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa ? 5.Bagaimana Fungsi dan Kegunaan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya ? 6.Bagaimana Alokasi Waktu Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD ? 7.Apa Saja Cakupan Materi Seni Budaya dan Prakarya di SD ? 8. Bagaimana Kompetensi Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD ? C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Bagaimana Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar 2. Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Seni Rupa dalam Pendidikan 3. Untuk Mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup Seni Rupa 4. Untuk Mengetahui Bagaimana Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa 5. Untuk Mengetahui Bagaimana Fungsi dan Kegunaan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya 6. Untuk Mengetahui Bagaimana Alokasi Waktu Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD 7. Untuk Mengetahui Apa Saja Cakupan Materi Seni Budaya dan Prakarya di SD 8. Untuk Mengetahui Bagaimana Kompetensi Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD BAB II PEMBAHASAN A. Kurikulum 2013 Sekoalah Dasar Kurikulum yang digunakan dalam system pendidikan di Indonesia telah terjadi beberapa kali pergantian dalam kurun waktu 44 tahun telah melahirkan 5 kurikulum yaitu kurikulum 1968, 1975, 1984, 1994,2004 KBK),2006 (KTSP), dan yang diberlakukan pada saat ini adalah kurikulum 2013. Tujuan dari semua kurikulum yang dirumuskan pada hakikatnya sama yaitu untuk mengahasilkan pesertadidik yang berkualitas yang mencakup tiga kemampuan yaitu, pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Beberapa perubahan yang terdapat pada kurikulum 2013 dari KTSP 2006 yang merupakan lanjutan dari rintisan kurikulum berbasis kompetensi (KBK 2004) di antaranya jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran. Mata Pelajaran SBK pada KTSP yang semula diberikan pada kelas 4, 5 dan 6 dengan waktu 4 jam dalam 1 minggu, pada kurikulum 2013 berubah nama menajdi mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBDBP) yang diberikan kepada kelas 1 sampai 6 melalui pendekatan pembelajaran tematik dengan jumlah jam pelajaran untuk kelas 1, 2, dan 3 (4 jam pelajaran), sementara untuk kelas 4, 5, dan 6 (6 jam pelajaran). Dengan demikian ada dua hal yang sangat krusial yang harus ditelusuri secara detail dengan diberlakukannya kurikulum 2013 terkait mata pelajaran SBDP pada kurikulum 2013 di SD. Kedua hal tersebut adalah: pertama, penguasaan materi SBDP dan kedua pemahaman dan penguasan pendekatan pembelajaran tematik. Kedua hal tersebut sangat penting dikuasai guru dalam memgiplentasikan kurikulum 2013. Seperti pada mata pelajaran SBK di SD pada KTSP, SBDP merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Budaya yang dimaksud dalam mata pelajaran SBK pada KTSP/SBDP pada Kurikulum 2013, tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran SBDP, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran SBDP pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Mata pelajaran SBDP/SBK pada KTSP memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap kemajemukan budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang beragam. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni dan keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Mata pelajaran SBDP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Ruang lingkup mata pelajaran SBDP meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya 2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik 3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari 4. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran 5. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills ) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik. Guru kelas diharapkan minimal mengajarkan satu dari keempat bidang seni yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata pelajaran Keterampilan ditekankan pada keterampilan vokasional, khusus kerajinan tangan (sumber KTSP 2006). Berdasarkan uiraian tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran SBK di SD merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh guru SD yang berstatus sebagai guru kelas, mengapa demikian kerena sistem dalam pendidikan SD kita tidak memberlakukan guru mata pelajaran tetapi guru kelas. Oleh karena itu, setiap guru kelas harus menguasai berbagai mata pelajaran kecuali mata pelajaran agama dan olah raga. Walaupun mata pelejaran SBK bukan salah satu mata pelajaran yang tercantum pada standar kompetensi guru kelas (SKGK), karena di SD tidak ada guru SBDP khusus seperti pada mata pelajaran agama dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) namun demikian guru SD dituntut menguasai mata pelalajaran SBDP. B. Peran Seni dalam Pendidikan Mata pelajaran seni dan budaya diberikan di sekolah (SD,SMP,SMA) pada dasarnya bukan bertujuan untuk mencetak pesertadidik menjadi seniman atau budayawan, tetapi seni dan budaya diberikan bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan anak secara utuh (cerdas akalnya, sehat jasmaninya, indah perilakunya). Lebih lanjut Cut Camaril (2003) menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan”. Hal senada disampaikan Primadi Tabrani (2003) yang menyatakan bahwa pendidikan manusia seutuhnya-pendidikan integral tak akan tercapai bila seni dianaktirikan dalam kurikulum SD, SMP dan SMA kita". Melalui seni anak dapat mengembangkan kretivitasnya secara optimal, orang yang kreative akan lebih mudah menjalani hidup dimasa depan dibandingkan dengan anak yang memiliki kecerdasan secara kognitif belaka. Oleh karena itu pemberlakuan Kurikulum 2013 di antaranya berupaya mendorong pesertadidik memiliki kreativitas tinggi. Seperti disampaiakan Prof.Alkaf pada pressworkshop kurikulum 2013 mengutif dari pendapat Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review menjelaskan: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: - Observing [mengamat] - Questioning [menanya] - Experimenting [mencoba] Personal - Associating [menalar] - Networking [Membentuk jejaring] interpersonal Mengacu pada pendapat tersebut pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%). Sarana untuk mengembangkan kreativitas pesertadidik yang paling tepat yaitu melalui pembelajaran seni budaya dan prakarya. Terkait dengan pendekatan tematik yang diberlakukan pada kurikulum 2013, seni dapat dijadikan sebagai media untuk memahami materi pelajaran lain hal ini seyogyanya dapat membantu guru SD dalam mengimplentasikan kurikulum 2013 tersebut yang menggunakan pendekatan tematik mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Penguasan materi seni dan budaya yang dikuasai guru dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara keseluruhan. Pendekatan pendidikan seni yang dilakukan dalam pendekatan pembelajaran tematik adalah pendekatan “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni. Melalui pembelajaran seni musik, tari, dan rupa guru dapat menjelaskan materi yang terkait dengan mata pelajaran, bahasa, matematika, IPA, IPS, PKn, olah raga serta agama (memlaui lagu religi). Peran dan fungsi seni lebih lanjut disampaikan oleh Hajar Pamadhi dkk (2009) dalam Buku Matrei Pokok (BMP) Pendidikan Seni di SD untuk mahasiswa S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka yang menjelaskan bahwa salah satu fungsi pendidikan seni adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan (mengembangkan kedisiplinan, keteraturan dan berpikir sistematis) dan otak kiri (mengembangkan kemampuan kreasi yang unstructured seperti ekspresi, kreasi, imajinasi yang tidak membutuhkan sistematika kerja agar terjadi perpaduan gerak yang dinamis). Dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan para ahli ditemukan bahwa ternyata seni dapat membantu pengembangan daya pikir anak, mengembangkan kepekaan anak, dapat membantu memahami materi pelajaran lain, dan melalui kegiatan produksi karya seni mampu membangkitkan karsa anak. Untuk lebih mengoptimalkan proses pembelajaran mata pelajaran seni budaya dan prakarya dalam melaksanakan kurikulum 2013, guru dituntut lebih menguasai dan memahami bukan saja hanya sekadar teori, tetapi praktik seni budaya dan prakarya sesuai cakupan materi yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Guru harus memahami dan mengerti tentang fungsi pendidikan seni yang di antaranya sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai media pembinaan kreativitas, serta sebagai media pengembangan hobi dan bakat. Melalui seni guru dapat melatih anak untuk belajar mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-kata, memberikan kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berujud tarian, demikian pula seni memberi kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan pikiran anak melalui rangkaian nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar atau prakarya lainya. C. Pengertian Seni Setiap manusia memiliki sisi kreatifitasnya masing-masing dengan hasil keterampilan dan rasa keindahan yang sering disebut sebagai sebuah karya seni. Pengertian seni diartikan sebagai sebuah karya pengungkapan rasa keindahan yang menyajikan beberapa bentuk kreatifitas. Pengungkapan seni tersebut bisa terbagi ke dalam berbagai jenis dan macamnya. Beberapa contoh jenis atau macam-macam seni dapat terbagi menjadi 3 macam sebagai berikut: 1. Seni Rupa adalah sering dianggap sebagai salah satu macam seni yang hasilnya berupa gambar, lukisan, patung, dan kerajinan tangan. Hasil karyanya lebih berupa sebuah seni yang berwujud benda 2 dimensi ataupun 3 dimensi. Seni yang satu ini paling banyak digemari oleh pecinta seni karena keindahan bentuknya. a) Pengertian Seni Rupa Menurut Ahli 1) La Mery. Seorang ahli seni rupa 2 dimensi mengungkapkan apa itu seni rupa. Seni rupa adalah penglihatan ekspresi secara simbolis yang berbentuk dan berwujud lebih tinggi serta menjadi lebih indah sebagai bentuk pengekspresian dan emosi. 2) Haukin. Seni rupa merupakan bentuk ekspresi jiwa dari seseorang yang diimajinasikan pada sebuah bentuk yang indah, kemudian diungkapkan serta dinikmati oleh banyak orang dalam pertunjukan atau pameran-pameran seni. 3) Kamala Devi Chattopadhayaya. Seni rupa ialah suatu desakan ekspresi diri pada sebuah bentuk yang kemudian menjadikan seseorang mampu meluapkan apa yang sedang dirasakan, sehingga mampu membuat orang-orang yang melihatnya merasakan karya seni tersebut. b) Unsur Seni Rupa 1) Titik Titik adalah unsur terkecil dan dasar dari semua ide-ide seni yang akan dibuat atau diciptakan. 2) Garis Unsur garis merupakan penghubung dari suatu titik ke titik lainnya. Umumnya unsur garis ada beberapa macam, yang mana garis-garis yang diciptakan tersebut kemudian membentuk watak atau ciri unik yang akan menjelaskan arti dari karya tersebut. Apakah karya tersebut bersifat keras, lentur, kaku, atau lainnya.https://www.mypurohith.com/pengertian-ekonomimaritim/ 3) Bidang Pengembangan dari garis yang apabila digabungkan bisa membentuk beberapa sisi pada hasil yang tersebut. 4) Bentuk Unsur yang satu ini berfungsi untuk memberikan karya seni menjadi lebih hidup dengan menambahkan berbagai sentuhan serta detail yang sangat sempurna. Kemudian akan menghasilkan suatu karya yang indah. 5) Ruang Ruang memiliki dua sifat yakni semu dan nyata. Dimensi yang dihasilkan dari kedua sifat unsur ruang tentu saja sangat berbeda. Apakah nanti menghasilkan karya dua dimensi atau tiga dimensi. 6) Warna Salah satu unsur penting yang akan menjadikan suatu karya seni jauh lebih indah. Paduan corak warna pada suatu karya seni tergantung dari yang membuat karya tersebut. Warna yang diberikan biasanya akan menggambarkan sesuatu dari karya tersebut. Seperti apakah suasana hati, apakah sedang senang, sedih, dan berbagai suasana hati lainnya. 7) Tektur Dalam seni rupa tekstur yang dimaksud adalah keadaan atau sifat yang ada pada hasil karya tersebut. Unsur tekstur juga dibagi menjadi dua kelompok yaitu semu dan nyata. Tekstur semu ialah unsur tekstur dengan kesan berbeda antara penglihatan dan indera peraba. Berbeda dengan tekstur nyata yang teksturnya mengandung kesamaan pada hasil karya tersebut baik melalui indera peraba dan penglihatan. 8) Gelap Terang Unsur ini akan membuat hasil karya semakin terlihat sangat nyata. Karena pada saat membuat karya tersebut sang penciptanya sangat memperhatikan intensitas cahaya dari objek yang akan dijadikan karya. c) Fungsi Seni Rupa Seni rupa memiliki beberapa fungsi yang dilihat dari sudut pandang pengaruhnya dalam kehidupan individu dan komunitas masyarakat di suatu tempat. 1) Fungsi Individu Fungsi individu dalam seni rupa yakni memiliki sifat yang berguna untuk memuaskan diri sendiri. Intinya seseorang yang membuat suatu karya seni bertujuan hanya untuk pengekspresian dan memuaskan batin sendiri.Biasanya hasil karya tersebut akan mengeluarkan aura yang sangat dalam karena dibuat berdasarkan luapan ekspresi dari seseorang. Apakah itu ekspresi senang, sedih, dan lainnya. 2) Fungsi Sosial Fungsi sosial dalam seni rupa merupakan fungsi yang memberikan bentuk kepuasan bagi banyak orang. Seperti contoh seni rekreasi yang dapat dinikmati banyak orang atau seni komunikasi agar mampu menarik saat berada di hadapan orang banyak. d) Jenis Seni Rupa Seni rupa dapat digolongkan kedalam beberapa jenis, berdasarkan dari bentuk karya yang dihasilkan. 1) Seni rupa murni Suatu cabang seni yang menghasilkan karya menjadi lebih fokus akan nila-nilai keindahan saja serta tidak memperdulikan nilai praktis dari karya seni yang dibuat. Contoh karya yang masuk dalam jenis seni rupa murni ialah: seni lukis, seni grafis, seni kaligrafi, seni patung, seni keramik. 2) Seni desain Jenis seni rupa yang satu ini berhubungan dengan proses-proses kreatif ketika merancang bentuk. Contoh jenis seni desain adalah: arsitektur, desain busana, desain interior. 3) Seni kriya Seni rupa jenis ini ialah sebuah karya yang dibuat menggunakan keterampilan tangan yang sangat memperhatikan nilai seni serta aspek-aspek fungsional pada hasil karya seni tersebut. beberapa contoh seni kriya yakni: seni pahat, ukir kayu, kriya bambu, kriya rotan. 2. Seni Musik adalah sesuai dengan namanya, yaitu seni ini berupa hasil karya sebuah melodi ataupun harmoni yang menghasilkan suara ataupun bunyi yang indah. Pengertian seni musik lebih mengacu pada hasil karya yang dinikmati para penggemarnya. Hasil seni ini biasanya berupa sebuah lagu, alunan nada, ataupun suara permainan sebuah alat musik. 3. Seni Budaya Seni ini sangat lekat dengan kebudayaan suatu negara atau daerah yang menghasilkan suatu atau beberapa keindahannya. Misalnya saja seperti seni tari-tarian, adat, ataupun seni lainnya. Seni budaya menjadi seni yang jenisnya paling beranekaragam sesuai dengan masing-masing daerahnya. D. Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa Kurikulum Pendidikan Guru atau secara lebih khusus Kurikulum Pendidikan Guru Seni Rupa, dalam penyusunannya tentu memperhatikan berbagai aspek, karena kualitas pendidikan guru hakikatnya diwarnai oleh kualitas kurikulumnya, terutama kurikulum dalam dimensi rencana dan dimensi proses. Kedua dimensi kurikulum tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kurikulum dalam dimensi rencana (written curriculum) menjadi dasar bagi kurikulum proses (experiences curriculum). Berbagai aspek yang patut dipertimbang-kan dalam penyusunan Kurikulum Pendidikan Guru; antara lain tujuan pendidikan guru, model kurikulum, dan konten kurikulum mata pelajaran. Hamalik (2004:63) mengatakan bahwa dalam penyusunan kurikulum pendidikan guru sesungguhnya tidak dapat didasarkan pada tradisi, adat istiadat, atau intuisi; namun harus dengan pertimbangan akal sehat atau logika, hasil refleksi, dan metode ilmiah. Dengan demikian dalam rangka penyusunan kurikulum pendidikan gurudiperlukan kerangka sistemik yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis tujuan atau kebutuhan pendidikan guru, konten kurikulum, pengorganisasian, dan berbagai nilai yang patut dikembangkan dalam masyarakat yang senantiasa selalu berubah dan berkembang. Oleh karena itu, dibutuhkan kurikulum pendidikan guru yang fleksibel; artinya kurikulum pendidikan guru tersebut diharapkan dapat menjawab dan mengakomodasi tantangan serta kebutuhan masyarakat yang dinamis. Untuk menjawab dinamika perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat pendukung pendidikan guru tersebut, diperlukan formulasi tujuan pendidikan guru berdasarkan pada kondisi masyarakat pendukungnya, pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai subjek pendidikan guru, dan perkembangan IPTEKS. Dengan kata lain, bahwa dalam pengembangan kurikulum untuk pendidikan guru patut diperhatikan asas filosofis, asas psikologis, dan sosiologis-teknologis (baca Sanjaya, 2005:17) dan menurut Ismiyanto (2011), selain ketiga asas tersebut, perlu ditambahkan pertimbangan IPTEKS. Pendidikan guru itu diharapkan mampu mengekspresikan nilai-nilai luhur masyarakat; prinsip-prinsip belajar; keseimbangan dalam pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik; keseimbangan antara materi kependidikan dan disiplin ilmu; dan sebagainya. Dalam rangka menanggapi tantangan kebutuhan guru tersebut, diperlukan pilihan model kurikulum. Hudoyo (1991) menawarkan model concurrent dan consecutive. Kedua model kurikulum dapat dielaborasi lagi ke dalam 4 (empat) pendekatan. Model Concurrent Curriculum menjadi (a) Guru yang Ilmuwan dan Akademik dan (b) Guru yang Ilmuwan dan Profesional. Model Consecutive Curriculum menjadi (a) Ilmuwan yang Guru dan Akademik dan (b) Ilmuwan yang Guru dan Profesional. Pendekatan Guru yang Ilmuwan dan Akademik adalah model pendidikan guru yang mengutamakan penguasaan dan keluasan wawasan ilmu keguruan yang diterapkan pada mata pelajaran yang diajarkan serta memperhatikan kedalaman - keluasan pengetahuan mata pelajaran. Pendekatan Guru yang Ilmuwan dan Profesional adalah model pendidikan guru dengan pilihan pengutamaan penguasaan dan keluasan wawasan ilmu keguruan yang diterapkan pada mata pelajaran yang diajarkan tanpa memperhatikan kedalaman maupun keluasaan materi pengetahuan mata pelajaran (hanya didasarkan pada kurikulum). Pendekatan Ilmuwan yang Guru dan Akademik, penyusunan program pendidikannya akan lebih mengutamakan penguasaan konsep dasar ilmu yang akan diajarkan disertai dengan ilmu keguruan yang memadai sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pendekatan Ilmuwan yang Guru dan Profesional, program pendidikannya disusun dengan lebih mengutamakan penguasaan konsep dasar ilmu yang akan diajarkan dan disertai dengan latihan keterampilan mengajarkan mata pelajaran tertentu. Isi kurikulum pendidikan guru tentu harus relevan dengan tujuan dan model atau pendekatan pendidikan guru, perkembangan dan tuntutan masyarakat dan IPTEKS; selain itu juga isi yang terkait dengan pengembangan kepribadian dan sosio-psikologis. Beberapa kriteria pemilihan isi kurikulum pendidikan guru dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) up to date, sesuai dengan laju-pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni rupa; (2) dapat memberikan kemudahan bagi calon guru dalam memahami prinsip pokok dan generalisasigeneralisasi sebagai asas memilih informasi yang sedang berkembang, (3) membantu para calon guru terampil menggunakan kompetensi berpikir rasional, logis, runtut, serta mampu membedakan antara fakta dan perasaan, (4) membantu pengembangan moralitas yang esensial dalam rangka evaluasi dan penggunaan ilmu pengetahuan, (5) bermakna dan bermanfaat bagi calon guru, (6) berupa tantangan dan mendorong untuk selalu belajar, (7) memungkinkan calon guru kreatif dalam memecahkan permasalahan yang mengemuka dalam tugasnya, dan (8) membantu calon guru mengkomunikasikan gagasan dengan berbagai media, secara lisan maupun tertulis, (9) membantu calon guru melakukan interaksi edukatif dan mampu memahami orang lain, (10) membantu calon guru memahami konsep, prinsip-prinsip, pendekatan, dan strategi/metode pembelajaran (baca juga Hamalik, 2004:70-82). Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru, patut pula jika dipertimbangkan standar penerimaan karena calon guru adalah determinan psikologis yang ikut menentukan keberhasilan kurikulum. E. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) MI/SD Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) sebagai salah satu Mata Pembelajaran yang diajarkan di sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu Mata Pembelajan yang membantu mengembangkan jasmani dan rohani anak untuk membentuk kepribadian dan menyiapkan manusia yang memiliki nilai estetis dan me mahami perkembangan seni budaya nasional. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki peranan dalam membentuk pribadi peserta didik yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual, musikal, linguistik, logika, matematis, naturalis, dan kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual, moral, serta kecerdasan emosional. Mata Pelajaran bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebgaia berikut: 1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Mata Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) termasuk kelompok Mata Pelajarab unun kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait di lingkungan dalam bidang sosial, budaya dan seni. F. Alokasi Waktu Struktur Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) MI/SD Alokasi waktu adalah waktu yang digunakaan untuk menyampaikan matapelajaran kepada siswa dalam waktu satu minggu. Alokasi waktu yang dibuat sudah sesuai dengan karakteristik atuan pendidian. Susunan mata Pembelajaran dan alokasi waktu untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut: ALOKASI MATAPELAJARAN WAKTU PER MINGGU I II III IV V VI 4 4 4 4 4 4 5 5 6 5 5 5 Kelompok A 1. 2. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 4. Matematika 5 6 6 6 6 6 5. lmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3 6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 30 32 34 36 36 36 Kelompok B 1. Seni Budaya dan Prakarya Pendidikan Jasmani, Olah 2. raga, dan Kesehatan JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU Keterangan: Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Tabel diatas mengelompokkan Matapelajaran menjadi 2 kategori, yaitu Kategori Mata Pembelajaran Kelompok A dan Mata Pembelajaran Kelompok B. Kelompok Mata Pembelajaran A adalah kelompok mata Pembelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Sedangkan matapelajaran B adalah kelompok mata Pembelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Mata Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) masuk dalam Kelompok Mata Pelajaran B yaitu mata pembelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran perminggu untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaiaan kompetensi yang diharapkan. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Perubahan signifikan berkenaan dengan jumlah matapelajaran di SD/MI. Pada kurikulum 2006 untuk tingkat SD, ada 10 matapelajaran yang diajarkan, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. Sedangkan Kurikulum 2013, matapelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi delapan mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Enam mata pelajaran tersebut dalam Kelompok A. Kemudian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Seni Budaya merupakan kelompok B. Bahkan semula rencananya hanya enam mata pelajaran saja, karena IPA dan IPS rencanya diintergasikan ke dalam mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk kelas I-III dalam satu minggu ada 4 jam. Sedangkan Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk kelas IV-VI mengalami peningkatan pada jam pelajaran yaitu menjadi 5 jam setiap satu minggunya. Durasi waktu setiap satu jam pelajaran adalah 35 menit sesuai pada pasal 7 Permendikbud No. 57 Tahun 2014. G. Cakupan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) MI/SD Cakupan materi matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) tingkat pendidikan dasar (Kelas I-VI) pada kurikulum 2013 sebagai berikut: 1. Apresiasi dan Kreasi karya seni rupa (gambar ekspresif, mosaik/aplikasi, relief dan patung dari bahan lunak). 2. Apresiasi dan Kreasi/rekreasi (cipta-ulang) karya seni music (lagu, elemen music, dan ritme) 3. Apresiasi dan Kreasi/rekreasi (cipta-ulang) karya seni tari (gerak anggota tubuh, gerak tiruan). 4. Apresiasi dan Kreasi prakarya (kerajinan dari bahan alam, kerajinan menggunting dan melipat, produk rekayasa yang digerakan oleh air, makanan olahan). 5. Apresiasi warisan budaya (ceritera dalam bahasa daerah) 6. Apresiasi dan kreasi seni rupa (dua dimensi : gambar dekoratif, gambar bentuk, montase, kolase) dan (3 dimensi : terbentuk darii bahan lunak). 7. Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni music (lagu wajib, lagu permainan, alat music ritmis dan melodis). 8. Apresiasi dan kreasi/ rekreasi karya seni tari (gerak tari bertema, tari nusantara daerah setempat) 9. Apresiasi dan kreasi prakarya (kerajinan dari bahan alam/ buatan, karya rekayasa : menganyam, meronce, membantik teknik ikat celup, membuat aksesoris, karya rekayasa bergerak dengan angin dan tali temali, bertani sayuran. 10. Apresiasi warisan budaya (cerita rakyat dalam bahasa daerah). 11. Apresiasi dan kreasi karya seni rupa 2 dimensi (gambar perspektif , gambar ilustrasi) dan 3 dimensi ( topeng dan patung nusantara daerah lain). 12. Aresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni musik (lagu anak-anak, lagu nusantara daerah lain, lagu wajib, music ansambel, alat music). 13. Apresiasi dan kreasi/ rekreasi karya seni tari (gerakmtari bertema, busana dan iringan tari nusantara daerah lain) 14. APresiasi dan kreasi prakarya (kerajinan dari bahan tali temali bahan keras, batik, dan teknik jahit ; apotik hidup dan merawat hewan peliharaan ; olahan p[angan bahan makanan umbi-umbian dan olahan non pangan sampah organic atau anorganik 15. Apresiasi warisan budaya (cerita secara lisan dan tuln unsure-unsue budaya daerah, bahasa daerah). 16. Pameran dan pertunjukan karya seni rupa, music, tari, dan prakarya H. Kompetensi Mata Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk MI/SD yang Mendukung Pencapaiaan Kompetensi Lulusan Pada Permendikbud No 54 tahun 2014 dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI paada setiap tingkat yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/ MI pada setiap tingkat kelas. kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas atau usia tertentu. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu, sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berada dapat dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi yaitu, kompetenai inti 1 untuk kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti 2 untuk kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti 3 untuk kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti 4 untuk kompetensi inti keterampilan. Kriteria kompetensi dasar mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saran dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan proses belajar disatuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: Tujuan Kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) Kompetensi sikap spiritual (2) Sikap sosial (3) Pengetahuan dan (4) Keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler dan elstrakurikuler. Rumusan Kompetensi sikap spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianututnya. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial adalah “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinterkasi dengan keluarga, teman dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteeladann, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran , serta kebutuhan dan kondisi siswa Kompetensi Pengetahuan dan keterampilan pada kelas I dirumuskan sebagai berikut: KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI (PENGETAHUAN) 3. cara 4 (KETERAMPILAN) Memahami pengetahuan faktual 4. dengan INTI Menyajikan pengetahuan faktual mengamati dalam bahasa yang jelas dan logis, (mendengar, melihat, membaca) dalam karya yang estetis, dalam dan menanya berdasarkan rasa gerakan mencerminkan anak sehat, ingin tahu tenteng dirinya, makhluk dan ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dalam mencerminkan tindakan yang perilaku anak dan enda-benda yang dijumpainya bermain dan berakhlak mulia. di rumah dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengenal karya ekspresi dua 4.1 membuat ekspresi dua dan tiga dan tiga dimensi (C1) 3.2 Mengenal elemen melalui lagu dimensi (P2) musik 4.2 Menirukan elemen music melalui lagu (P1) 3.3 mengenal gerak anggota tubuh 4.3 Meragakan gerak aggota tubuh melalui tari melalui tari (P1) 3.4 mengenal bahan alam dalam 4.4 Membuat karya dari bahan berkarya alam (P2) Kompetensi inti pada dimensi pengetahuan didalam kelas I terdiri dari KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4, sedangkan kompetensi inti keterampilan terdiri dari 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. kompetensi dasar 3.1-3.4 memuat Kata Kerja Operasional (KKO) “Mengenal” masuk kedalam aspek kognitif yaitu C1 pengetahuan. Kompetensi dasar pada dimensi keterampilan hampir sama tingkatannya. Pada Kompetensi Dasar 3.1 dan 3.4 memuat Kata Kerja Operasional (KKO) “membuat” masuk pada tigkat taksonomi Bloom pada P2 Sedangkan Kompetensi Dasar 3.2 dan 3.3 memuat Kata Kerja Operasonal (KKO) “menirukan” dan “meragakan” ” masuk pada tigkat taksonomi Bloom pada P1. KESIMPULAN 1. Subtsansi Mata Pelajaran Umum Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) meliputi Secara spesifik mata Pelajaran SBK meliputi aspek-aspek diantaranya seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan keterampilan. 2. Fungsi Tujuan, Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) juga memiliki peranan dalam membentuk pribadi peserta didik yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi-kecerdasan. 3. Alokasi waktu Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk kelas I-III dalam satu minggu ada 4 jam. Sedangkan untuk kelas IV-VI mengalami peningkatan pada jam pelajaran yaitu menjadi 5 jam setiap satu minggunya. Durasi waktu setiap satu jam pelajaran adalah 35 menit. 4. Cakupan materi Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) meliputi apresiasi dan kreasi/rekreasi baik seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan keterampilan. 5. Kompetensi bahasa Indonesia dari kelas I-VI itu sudah tercatum dan menunjang kompetensi lulusan SD/MI. Kompetensi ini sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir anak dan dikembangkan setiap tingkatan kelasnya DAFTAR PUSTAKA A.Tatang Sopandi. 2010. Pemanfaatan Video Penunutun Buku Materi Pokok (BMP) Mata Kuliah Pendidikan Seni di SD dalam Meningkatkan Kemampuan Mengajar Seni dan Budaya (SBK) Mahasiswa Program S1 PGSD FKIP-UT UPBJJ-UT Bandung. Tesis Program Pasca sarjan Universitas Suultan Ageng Tirtayasa BAnten. Tidak diterbitkan. Cut Kamaril. 2001. Konsep Pendidikan Seni. Makalah yang disajika pada semiloka nasional Pendidikan Seni. Jakarta: FF the Ford Foundation-UPI. Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah N0. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas 2006. Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Ditjen. Pendidikan Tinggi. Made Pidarta. 1997. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Primadi Tabrani. 2001. Peran Pendidikan Seni dalam Pendidikan Integral. Jakarta: FF the Foundation-UPI. www.romadecade.org/seni.rupa www.id.wikipedia.org/wiki/Seni www.jurnal.unes.ac.id www.journal.ugm.ac.id www.researchgate.net www.journal.untan.ac.id www.ejournal.unp.ac.id www.repository.upi.edu www.journal.stkip11april.ac.id www.jurnal.univrab.ac.id