MAKALAH WORKSHOP MATEMATIKA “MEDIA PROYEKSI” Dosen Pembimbing : Dr. Warli M.pd Disusun oleh :Kelompok 9 1. Roudlotus Sholihah (1104170012) 2. Siti Nurul Fatikhatul Inayah (1104170016) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN 2020 KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan taufik dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang diberikan sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Media Proyeksi” dapat diselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kenenaranya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat serta para pengikutnya. Semoga syafaatnya selalu menyertai kehidupan ini. Harapan bagi penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makala ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon Rahmad dan Ridho-Nya. Tuban, 29Maret 2020 Penulis i DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................................1 B. Perumusan Masalah .......................................................................................1 C. Tujuan .............................................................................................................1 BAB IIPEMBAHASAN ..............................................................................................1 A. Audio Dalam Media Proyeksi ........................................................................1 B. Desai Media Proyeksi .....................................................................................1 C. Teknik Produksi Media Proyeksi Pembelajaran Matematika .........................1 D. Penggunaan Proyeksi Sebagai Media Pembelajaran Matematika .................1 BAB III PENUTUP .....................................................................................................1 A. Kesimpulan .....................................................................................................1 B. Saran ...............................................................................................................1 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. UU di Indonesiamenjelaskan bahwa pendidikan wajibberlandaskanpada penananman nilai-nilaikarakter yang diimbnagi oleh perkembangan iptek.Perkembangan psikologi bagi para peserta didikkitawajibdiimbngi dengan perubahan pendidikan kita yang terus bergeser yang dilandaskan pada dinamika sosial, serta dinamika sistem pendidikan.Dunia pendidikan harus berinovasi secara berkelanjutan. Maknanya adalahsistem pendidikan wajib menjadifaktor utama dalamtercapainya tujuan pendidikandi Indonesia. Berbagai pihakwajib terlibat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan optimal.Peserta didik dapatdianggap sudah belajar apabila ada perubahan tingkah lakunya yang telah di setting dalam proses pembelajaransesuai dengan tujuan pembelajaran.Tidak mungkin berjalan baik sebuah tujuan pembelajaran apabila tidak diimbangi oleh penilaian yang tepat, akurat dan efektif.Di samping penilaian seorang guru dituntut mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, untuk mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar apabila media yang dibutuhkan belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.Media pembelajaran adalah aspek penunjang dalam proses belajar. Dimanamedia ini menjadi perantara dalam pembelajaran terhadap pola fikir peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Untuk itu ionvasi dan kualitas dalam kreatifitas sangat diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran. Tingkat keberhasilan dalam menggunakan media pembelajaran melalui isi pesan, cara mengolah materi yang menarik, dan memahami karekteristik peserta didik sehingga proses belajar mengajar agar tercapai sesuai tujuan.Pada sutu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat 1 penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memillih media. Selanjutnya berdasarkan media yang dipilihnya guru diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan secara efektif. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lainlain, juga untuk meningkatkan keberhasilan dalam menerima informasi. Dewasa ini semangat untuk memajukan pendidikan semakin bergeliat. Implementasi kurikulum 2013 menjadi awal untuk memulai reformasi kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa aspek yang harus termuat dalam setiap pembelajaran, yaitu spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Aspek-aspek tersebut tertuang dalam rancangan proses pembelajaran atau biasa disingkat RPP. Untuk menunjang proses pembelajaran kita di tuntut memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana meningkatkan daya serap materi dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.hal ini seorang guru dituntut untuk dapat mengetahui dan melakukan teknik produksi media dalam pembelajaran. Pembahasan lebih lanjut akan di jelaskan pada pembahasan makalah ini. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Audio Dalam Media Proyeksi? 2. Bagaimana cara desain media proyeksi? 3. Bagaimana teknik produksi media proyeksi pembelajaran matematika? C. TUJUAN MASALAH 1. Mengetahui audio dalam media proyeksi 2. Mengetahui desain media proyeksi 3. Mengertahui teknik produksi media proyeksi pembelajaran matematika 2 BAB II PEMBAHASAN A. Audio dalam Media Proyeksi Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Dalam hal ini media audio adalah sebagai alat bantu para pendiddik, karena sifatnya hanay sekedar membantu, maka dalam pemanfaatannya memerlukan bantuan media lain salah satunya media proyeksi melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. B. Desain media proyeksi Adapun cara mendesain yang dapat dilakukan agar media proyeksi menarik antara lain: 1. Memilih media proyeksi yang digunakan. 2. Menggunak beragam warna yang bersesuaian menarik. 3. Mempersiapkan sematang matangnya agar tidak terjadi kesalahan. 4. Menyampaikan materi menggunakan bahasa yang komunikatif. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran proyeksi yang sederhana sebagai berikut: 1. Menganalisis karakter siswa. 2. Menetapkan tujuan pembelajaran melalui sikap yang akan ditanam melalui memperoleh ketrampilan yang ingin dikembangkan. 3. Memiliki penyajian materi kepada siswa secara keseluruhan. 4. Menggunakan kartu indeks ukuran 8 x 14 cm membuat sketsa gambar, diagram, grafik,dll. 5. Pernyataan singkat yang didapat melalui gagasan materi yang dikandung oleh media visual. 6. Gunakan catatan naskah audio. 3 7. Penyajian media berupa slide yang ditayangkan. C. Teknik produksi media proyeksi pembelajaran matematika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan teknik adalah cara membuat atau melakukan sesuatu. Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Sudirman mengatakan bahwa media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dan media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Sedangkan Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan mengolah (produksi) media (benda visual maupun non visual) dengan cara mempergunakan segala sumber daya (tenaga, pikiran, dan dana). Dari ketiga hal pengertian diatas teknik produksi media pembelajaran adalah suatu upaya dan cara yang dialakukan untuk menciptakan alat bantu belajar mengajar dengan cara mempergunakan segala sumber daya yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Berikut ini merupakan macam-macam teknik produksi media pebelajaran 1. Teknik Produksi Media Pembelajaran Visual Media visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Media ini bersifat praktis sehingga dapat digunakan dimana saja baik didalam kelas ataupun diluar kelas. Secara umum, media pembelajaran visual terbagi menjadi 2, yaitu media visual yang tidak dapat diproyeksikan dan media visual yang dapat diproyeksikan, a. Media Visual yang Tidak Diproyeksikan Media visual yang tidak diproyeksikan kebanyakan berupa media grafis .Media ini secara umum dapat dengan mudah dimengerti, dan dapat dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Jenis-jenis media grafis yang tidak diproyeksikan: a) Gambar b) Sketsa 4 c) Diagram, grafik dan bagan d) Peta e) Papan tulis f) Papan bulletin Untuk memproduksi media tersebut, dapat dilakukan berbagai cara dari mulai yang paling sederhana hingga menggunakan cara modern dengan menggunakan teknologi yang canggih atau cara yang paling efektif yaitu dengan mengumpulkan gambar-gambar yang dapat dijadikan media pembelajaran dari majalah, koran dan lain-lain kemudian dibuat kliping. Hal yang perlu diperhatikan dalam produksi media pembeljaran visual ini adalah sebagai berikut : 1) Kesederhanaan: jumlah elemen yang dipakai sedikit, kata-kata yang dipakai sederhana, hingga memudahkan menangkap isi pesan yang terkandung 2) Keterpaduan: bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. 3) Penekanan: unsur yang menjadi pusat perhatian siswa seperti ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna. 4) Keseimbangan: menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. 5) Bentuk: unsur visual dalam penyajian pesan, informasi, atau isi pelajaran 6) Garis: untuk menghubungkan unsur-unsur. 7) Tekstur: unsur visual yang dapat menimbulkan kesa halus atau kasar. 8) Warna: untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, serta membangun keterpaduan. b. Media Pembelajaran Visual yang Diproyeksikan a) Transparansi OHP Overhead projector (OHP) merupakan jenis perangkat keras (hardware) yang sederhana, terdiri atas sebuah kotak yang bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi yang memuat materi pengajaran1. Overhead projector dapat menghasilkan cahaya yang amat terang dari lampu proyektor yang 5 diproyeksikan ke layar OHP. Overhead projector berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparansi. Overhead transparancy (OHT ) adalah sarana visual berupa huruf , lambang, gambar, grafis maupun gabungannya yang dibuat pada bahan tembus pandang atau transparan untuk diproyeksikan pada sebuah layar atau dinding dengan menggunakan alat yang disebut “overhead projector “ atau OHP. Over Head Proyektor/Over Head Transparansi (OHP/OHT) Pada dasarnya digunakan untuk memproyeksikan transparansi ke arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar atau tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dan dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antra siswa dan guru. b) Film bingkai/slide Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2x2 inci. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan yang dibutuhkan proyektor slide. 2. Produksi Media Pembelajaran Audio Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Suatu program audio akan sangat efektif bila, dengan menggunakan bunyi dan suara yang merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga pendengar dapat memvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Beberapa petunjuk yang perlu kita ikuti bila kita menulis naskah program media audio: a. Bahasa Bahasa yang digunakan yaitu bahasa percakapan, bukan bahasa tulis. Gunakan kalimat-kalimat yang pendek, hindari istilah-istilah yang sulit. 6 Bila menggunakan istilah yang sulitpun, istilah tersebut perlu diberi penjelasan. b. Musik dalam program audio Fungsi musik yang utama dalam program ini ialah menciptakan suasana. Musik perlu dipilih dengan hati-hati. Bila program bersuasana gembira, misalnya, diiringi oleh musik yang bersuasana sedih, tentu akan terasa sangat janggal. Jenis musik yang digunakan dalam program audio: a) Musik tema Musik tema adalah musik yang menggambarkan watak atau situasi sesuatu program. Musik tema sering kali diulang-ulang dalam suatu program. Musik tema dapat digunakan sebagai musik pengenal studio, musik pengenal program, atau musik pengenal tokoh dalam suatu cerita bersambung. b) Musik transisi Musik ini digunakan sebagai penghubung dua adegan. Musik transisi ini harus sesuai dengan suasana rata-rata dari program. Sering kali ada pembuat program yang menggunakan musik tema sebagai musik transisi. c) Musik jembatan (bridge) Musik ini merupakan bentuk khusus dari musik transisi, yaitu berfungsi menjembatani dua buah adegan. Musik ini digunakan bila suasana adegan terdahulu berbeda dengan adegan yang mengikutinya. d) Musik latar belakang Musik ini digunakan untuk mengiringi pembacaan teks atau percakapan. Musik ini dapat memberi variasi, memberi takanan dan menciptakan suasana. Musik pengiring tidak boleh keras, terlalu lemah, ataupun berubah-ubah dari lemah ke keras. e) Musik smash Musik smash adalah musik yang digunakan untuk membuat kejutan atau tekanan. Musik ini digunakan dengan singkat tetapi pada saat yang tepat. Tidak baik apabila kita menggunakan musik smash terlalu sering. c. Keterbatasan daya konsentrasi 7 Satu program audio yang panjangnya 15 menit mungkin cukup disajikan tiga konsep saja. Terbatasnya daya ingatan pendengar sebaiknya suatu pengertian tidak hanya disajikan atau dibicarakan sekali saja, tetapi perlu diberikan secara berulang. Bila satu pengertian diberikan berulang kali dengan cara yang berbeda-beda dan bervariasi, pengertian itu akan lebih meresap. Ketrampilan yang dapat dicapai dengan pengguanaan audio adalah sebagai berikut: 1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa mengidentifikasi permaslahan tertentu dari rekaman yang didengarnya. 2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti sama. 3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menetukan urutan-urutan kejadian atau kejadian peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan menjadi akibat dari pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarngarnya. 4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan penyataan yang belum lengkap dan berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan dalam konteks kalimat. 5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan sisiwa menglompokan informasi kedalam dua kelompok itu. 6) Merangkum, mengemukakan kembali, mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau cerita, siswa diminta kembali untuk mengungkapkan dengan kalimatnya sendiri. 3. Teknik Produksi Media Pembelajaran Video Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program 8 video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga pada siswa. Selain itu, program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu kewaktu. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi seperti mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, expresi wajah, ataupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui pemanfaatan teknologi video. Kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan format sajian video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, CD dan DVD. Hal ini dapat mempermudah kita dalam menontonnya, dapat lewat video player, VCD, dan DVD. Bahkan dapat didistribusikan melalui saluran televisi. Oleh karena itulah, suatu materi yang telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan. Baik untuk proses pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh tanpa guru.karena kemampuan itulah maka teknologi video banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam system pendidikan, terutama di negara-negara maju. Terlepas dari keuntungan– keuntungan tersebut, video juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut. a. Fine details Video, terutama kalau media tayangnya televisi tidak dapat menampilkan obyek yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. Jadi, dalam menulis naskah hindarilah visualisasi yang terlalu mendetail. b. Size information Video tidak dapat menampilkan obyek dengan dengan ukuran yang sebenarnya. Oleh karena itu, obyek yang ditampilkan harus selalu disertai obyek lainnya sebagai pembanding. Misalnya kalau kita menampilkan bola pingpong secara close up, orang yang melihat akan ragu apakah itu bola pingpong atau voli. Akan tetapi, kalau di samping bola pingpong itu kita tampilkan pula bat (alat pemukulnya) maka orang akan segera mengenali bahwa itu bola pingpong. 9 c. Third dimention Gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk dua dimensi. Untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasi dengan mengaturnya pengambilan gambar, letak properti, atau pengaturan cahaya. d. Opposition Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. Oleh karena itu, penulis naskah harus mencantumkan dengan jelas apa yang sebenarnya yang ingin diperlihatkan pada penonton. e. Setting Kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap di antara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton untuk menebak di mana kejadian tersebut berlangsung, bisa saja ditafsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lainnya. Oleh karena itu, penulis naskah harus menuliskan dalam naskahnya dimana kejadian itu berlangsung atau obyek itu berada. f. Material pendukung Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya. g. Budget Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk membayar pemain, membeli atau menyewa peralatan dan tenaga pendukung lainnya Seperti halnya produk audio visual lainnya, video juga dapat menyajikan gambar bergerak, warna, dan disertai penjelasan berupa tulisan ataupun suara. Beberapa penelitian bahwa informasi yang disajikan melalui gambar dapat diserap dengan baik oleh penonton. Namun demikian, apabila disampaikan melalui suara, informasi tersebut hanya bisa diserap dengan baik oleh penonton sebesar 40%. Jelas bahwa unsur gambar lebih dominan daripada unsur suara, apalagi kalau gambar tadi disertai dengan gerak. Hal tersebut penting apabila kita hendak menulis naskah untuk program yang bersifat pembelajaran. Si penulis hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan 10 pesan melalui penampilan visual. Ini bukan berarti penggunakan audio menjadi tidak penting. Pada saat yang tepat penggunaan audio di samping penampilan visual akan memberikan efek yang sangat berarti. 1) Unsur-Unsur dalam Video a. Unsur visual Unsur-unsur visual utama yang ada dalam suatu naskah video adalah sebagai berikut. a) Pemain Pemain adalah orang yang tampil secara langsung ataupun tidak langsung seperti narator, baik memerankan diriny maupun orang lain. b) Setting Merupakan tempat di mana kejadian atau adegan berlangsung. c) Properties Merupakan segala benda atau perlengkapan yang didapat dipindahpindahkan untuk melengkapi, memperindah, dan memberikan ciri pada set tersebut berada. d) Lighting Sama halnya dengan mata manusia, kamera video juga membutuhkan cahaya agar dapat “melihat” dn berfungsi sebagai mana mestinya. e) Gerak Gerak yang tampak dalam layar proyeksi belumlah sempurna kalau tidak di lengkapi gerak. b. Unsur audio Unsur ini ditampilkan apabila gambar sudah tidak mampu lagi menjelaskan suatu informasi. Selain itu, informasi yang disampaikan melalui gambar dianggap kurang efektif ataupun efisien. Unsur audio mencakup: 1) Suara pemain, berupa dialog ataupun monolog/komentar/narasi. 2) Sound effect, yaitu segala macam bunyi, selain musik dan suara manusia yang mendukung suasana. Penggunaan sound effect dapat memberikan suasana yang realistis pada gambar, bahkan menimbulkan suasana dramatis.Musik, yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 11 a) Pembuka: untuk memperkenalkan atau membuka suatu program. b) Penutup: untuk mengakhiri program. c) Bridge atau transitional: menjembatani satu scene dengan scene berikutnya d) Background: untuk memberi latar belakang suasana. e) Smash: untuk memberikan penekanan tertentu, menimbulkan efek dramatis (suara besar tiba-tiba) 2) Istilah-Istilah dalam Video Istilah dalam video meliputi istilah pengambilan gambar, pergerakan, kamera, pencahayaan, pengambilan gambar bukan berdasarkan ukuran gambar, dan musik. a. Istilah-istilah dalam Pengambilan Gambar Terdapat beberapa macam istilah dalam pengambilan gambar, yang berkenaan dengan ukuran obyek gambar. a) Extreem/Very long shoot Pengambilan gambar dari jarak sangat jauh sehingga tampak seperti suatu panorama atau pemandangan saja. b) Long shoot Pengambilan gambar dari jarak jauh sehingga obyek yang sedang diambil gambarnya dapat terlihat secara penuh dan lengkap dengan situasi lokasi sekitarnya. c) Medium shoot Pengambilan gambar yang dilakukan pada jarak sedang, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. d) Close up Pengambilan gambar dengan jarak dekat sehingga spesifik dan hanya memperlihatkan bagian tertentu saja, tanpa situasi lingkungan di sekitar obyek yang diambil. e) Extreem close up Pengambilan gambar dengan jarak sangat dekat sehingga sangat spesifik dan hanya memperlihatkan subbagian kecil tertentu tanpa keseluruhan bagian yang lebih besar. 12 f) One shoot Pengambilan gambar berupa obyek tunggal. g) Two shoot Pengambilan dua obyek secara bersamaan, biasanya dalam adegan dialog antara dua orang. h) Multi shoot Pengambilan beberapa obyek secara bersamaan, seperti adegan diskusi misalnya. i) Caption Tulisan yang muncul dalam visualisasi video j) Establishing shoot Pengambilan gambar pemandangan suatu tempat b. Istilah dalam Pergerakan Kamera Istilah dalam pergerakan kamera ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut: a) Zoom in Gerakan kamera untuk memperoleh gambar seperti mendekat sehingga obyek menjadi lebih “close up”. b) Zoom out Gerakan kamera untuk memperoleh gambar seperti menjauh sehingga obyek menjadi terlihat lebih utuh “long shoot”. c) Fade in Gerakan bagian fokus kamera dari gambar kabur menjadi lebih tajam. d) Fade out Gerakan bagian fokus kamera dari gambar yang tampak jelas atau tajam ke arah mengabur. e) Tilt up/tilt down Gerakan keseluruhan kamera ke arah atas atau bawah untuk mendapatkan suatu gambar yang di inginkan. f) Panning Gerakan keseluruhan kamera ke samping untuk memperoleh sudut gambar yang diinginkan. 13 g) Dolying Gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek gambar yang sedang diambil gambarnya. c. Istilah yang Terdapat dalam Pencahayaan Ada beberapa istilah dalam pencahayaan menurut datangnya arah cahaya pada obyek, yaitu: a) Back light Arah cahaya dari belakang obyek b) Fill light Sumber cahaya utama, biasanya dari depan c) Key light Arah cahaya dari samping d) Top light Arah cahaya dari atas d. Istilah Pengambilan Gambar Bukan Berdasarkan Ukuran Gambar Size a) Scene , suatu kejadian dalam satu setting. b) Shoot, suatu pengambilan satu adegan dalam satu scene. c) Take, beberapa pengambilan gambar dalam satu shoot. d) Cut, perpindahan antara scene ataupun shoot ke shoot. e) Istilah dalam music f) Fade under, musik melemah tetapi tidak menghilang menjadi musik background. g) Voice of sound, suara presenternya muncul dalam gambar. e. Istilah dalam Kejadian Setting Istilah dalam penyettingan video, antara lain sebagai berikut. 1) Exterior (Ext) : tempat kejadian adegan berada di luar ruangan 2) Interior (Int) : tempat kejadian adegan berada di dalam ruangan. D. Kegunaan Proyeksi Sebagai Media Pembelajaran Matematika Suatu pandangan sederhana yang seringkali ada dalam kehidupan, media pembelajaran dikaitkan dengan benda-benda elektronik. Dalam hal ini peralatan seperti overhead projector (OHP), pesawat TV, tape-recorder, slide- 14 projector, dipandang sebagai media pembelajaran. Apabila media pembelajaran diidentikkan dengan peralatan tersebut, maka seorang guru matematika yang hanya memanfaatkan papan tulis dikatakan tidak menggunakan media pembelajaran. Tetapi menurut Gambar 1, ucapan lisan guru atau buku teks dapat dipandang sebagai media pembelajaran. Selanjutnya, dalam konteks ini dibicarakan media pembelajaran selain guru, buku teks, alat peraga matematika, dan peristiwa yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini, sesuai pendapat Gerlach, dkk (1980:243), adalah kemasan isi pembelajaran (software) yang dapat dikemas dan disajikan dengan peralatan/perlengkapan (hardware). Misalnya gambar dan ucapan verbal konsep segitiga merupakan kemasan konsep segitiga yang dapat dicetak pada papan tulis. Gambar dan ucapan verbal konsep segitiga sebagai software, dan papan tulis sebagai hardware. Jadi bila diperhatikan fisiknya saja, peralatan seperti OHP, pesawat TV, pesawat radio, papan tulis, bukan media pembelajaran tetapi sebagai peralatan media pembelajaran. OHP dengan overheadtransparancy (OHT), televisi dan pesawat televisi, radio dan pesawat radio, slide-film dan slide projector, pita kaset dan cassette- deck, pita video dan video cassette-deckyang berisi kemasan isi pembelajaran merupakan perlengkapan media pembelajaran, sedangkan kemasan isi pembelajarannya merupakan media pembelajaran. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Adapun cara mendesain yang dapat dilakukan agar media proyeksi menarik antara lain: 1. Memilih media proyeksi yang digunakan. 2. Menggunak beragam warna yang bersesuaian menarik. 3. Mempersiapkan sematang matangnya agar tidak terjadi kesalahan. 4. Menyampaikan materi menggunakan bahasa yang komunikatif. Kegunaan Proyeksi Sebagai Media Pembelajaran Matematika Suatu pandangan sederhana yang seringkali ada dalam kehidupan, media pembelajaran dikaitkan dengan benda-benda elektronik. Dalam hal ini peralatan seperti overhead projector (OHP), pesawat TV, tape-recorder, slide-projector, dipandang sebagai media pembelajaran B. Saran Demikian makalah ini kami buat dan tentunya masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangaun para pembacanya sebagai penyempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat untuk para pembaca dan terkhusus untuk kami Amin. 16 DAFTAR PUSTAKA Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center. Nurdyasnyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi teknologi pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia learning center. Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia learning center. Nurdyansyah, N., Rais, P., & Aini, Q. (2017). The Role of Education Technology in Mathematic of Third Grade Students in MI Ma’arif Pademonegoro Sukodono. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School, 1(1), 3746. Nurdyansyah, N. (2016). Developing ICT-Based Learning Model to Improve Learning Outcomes IPA of SD Fish Market in Sidoarjo. Jurnal TEKPEN, 1(2). Nurdyasnyah, N., & Andiek, W. (2017). Manajemen Sekolah Berbasis ICT. Sidoarjo: Nizamia learning center. Syarifuddin dan Muadip, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X Bahasa SMA Al-Ashriyyah Nurul Yudhi Iman Parung-Bogor, Muhadi.Media pembelajaran Jakarta:Gaung Azhar,arsyad. Nasrudin., Jurnal sebuah Educate. Vol. pendekatan baru.2010. Perseda Media Desain pembelajaran.2009. media pembelajaran 1. Press.H. Jakarta:rajawali press. : media klasifikasi pembelajaran.2013.universitas tadulako. Cahaya bulan.media proyeksi.2015. http://relisagustien.blogspot.co.id/2014/12/media-proyeksi.html diakse pada (15 november 2017 pada jam 13.30) s 17