BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN AMI ( Akut Miokard Infark ) mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah koroner berkurang. (Smeltzer,2002) Infark Miokardium adalah keadaan iskemia yang berlangsung lebih dari 30 sampai 45 menit dan menyebabkan kerusakan sel inreversible serta nekrosis atau kematian otot jantung. (Price, 2006) Penyempitan arteri koroner akibat proses arterioklerosis oleh throbus sehingga sebagian miokardium tidak mendapat darah dan oksigen yang menyebabkan nekrosis, hal ini disebut infark miokardium. (herdin, 2009) B. 1. a. 1) a) b) c) 2) a) b) c) 3) a) b) c) b. 1) 2) 3) 4) c. 1) 2) 3) 2. a. 1) 2) 3) 4) b. 1) ETIOLOGI Faktor penyebab: Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu: Faktor pembuluh darah Aterosklerosis Spasme Arteritis Faktor sirkulasi Hipotensi Stenosos aurta Insufisiensi Faktor darah Anemia Hipoksemia Polisitemia Curah jantung yang meningkat Aktifitas berlebihan Emosi Makan terlalu banyak Hypertiroidisme Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada Kerusakan miocard Hypertropi miocard Hypertensi diastolic Faktor predisposisi Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah Usia lebih dari 40 tahun Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause Hereditas Ras: lebih tinggi insiden pada kulit hitam Faktor resiko yang dapat diubah Mayor a) b) c) d) e) f) 2) a) b) c) Hiperlipidemia Hipertensi Merokok Diabetes Obesitas Diet tinggi lemak jenuh Minor Inaktifitas fisik Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif) Stress psikologis berlebihan Thrombosis di pembuluh darah dipicu adanya lesi atau kerusakan pada dinding pembuluh darah (endotel). Pada keadaan ini factor-faktor pembekuan darah seperti platelet atau keeping darah dan trombosit diaktifkan sedemikian rupa sampai akhirnya dihasilkan fibrin yang stabil yang meningkat gumpalan komponen darah yang telah lebih dulu menyumbat lesi tersebut. Bila terjadi ketidakseimbanagan antara factor pembeku darah dan fibrin bisa menyebabkan thrombosis ataupun perdarahan. C. TANDA DAN GEJALA Menurut Smeltzer, 2002 1. Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibawah sternum dan perut atas 2. Nafas pendek 3. Pucat 4. Keringat dingin 5. Sakit kepala ringan 6. Mual dan muntah 7. Nadi kecil dan cepat 8. Tekanan darah rendah D. PATOFISIOLOGI Atherosklerosis ( pengerasan dari arteri ) dimana terdapat suatun penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah, sehingga terjadi pembekuan darah didalam pembuluh darah dan penyempitan arteri koronaria yang menyebabkan aliran darah kejantung menurun,akibatnya anaerob ( tanpa oksigen ) sehingga asam laktat meningkat terjadi perubahan PH endokardium dan mengakibatkan perubahan sistem konduksi jantung (Doenges). Disritmia ( gangguan irama jantung ) menyebabkan terjadinya kerusakan otot jantung yang mengakibatkan penurunan aliran darah dan terjadi hipovolemia (kebocoran) sehingga timbul masalah keperawatan resiko perubahan perfusi jaringan.(Mary Frances Moorhouse) Akut Miokard Infark (AMI) menyebabkan suplai oksigen miokard menurun dan mengalami Iskemia (kekurangan oksigen),sehingga timbul masalah keperawatan nyeri akut. Akut Miokard Infark juga dapat menyebabkan Hipoksemia (penurunan tekanan oksigen dalam darah) yang berakibat sianosis ventrikel terganggu sehingga peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan akhir diastolik ventrikel,akibatnya timbul Decompensasi Cordis (ketidakmampuan jantung memenuhi kebutuhan darah) yang mengakibatkan jumlah cairan meningkat dan terjadi oedem cop paru.Decompensasi cordis juga mengakibatkan cop menurun dan terjadi kontraktilitas miokard menurun dan perubahan frekuensi irama jantung sehingga timbul masalah keperawatan penurunan curah jantung.cop menurun sehingga suplai darah dan oksigen tidak adekuat (tidak terpenuhi) sehingga timbul masalah keperawatan intoleransi aktivitas.(Alice C.Geissler) E. PATHWAY Arterosklerosis, thrombosis, kontriksi arteri koronaria Aliran darah ke jantung menurun Oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi Metabolism anaerob Asam laktat meningkat Perubahan PH endokardium Perubahan sisitem konduksi jantung Disritmia Kerusakan otot jantung Penurunan aliran darah Nekrose lebih dari 30 menit dipovolemia/ kebocoran Resiko perubahan perfusi jaringan Akuty miokard infara (ami) perfusi jaringan Suplai oksigen ke jantung tidak seimbang hipoksemia resiko perubahan Suplai oksigen miokard menurun sianosis Iskemia respon peradangan Nyeri akut Nyeri akut fungsi ventrikel terganggu Peningkatan volume akhir Sistolik dan penurunan akhir Diastolic ventrikel Decompinsasi cordis menurun Akumulasi cairan kontraktilitas miokard Oedem paru menurunan dan cop suplai darah Oksigen tidak adekuat perubahan frekuensi Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas irama jantung Risiko Penurunan curah jantung F. PEMERIKSAAN PENUNJANG EKG : Mununjukkan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti : penurunan atau datarnya gelombang T, menunjukkan cedera ; dan adanya gelombang Q, nekrosis berarti. Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung ) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal. AST ( aspartat amonitransferase ) meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari. Elektrolit : Ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas , contoh Hipokalemia/hiperkalemia Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi. Kecepatan sedimentasi : Meningkat pada hari kedua-ketiga setelah IM, menunjukkan inflamasi. Kimia : Mungkin normal tergantung abnormalitas fingsi/perfusi organ akut/kronis GDA/Oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis. 1. 2. G. 1. 2. 3. H. 1. a b 2. a b 1) 2) 3) 4) 5) 6) Kolesterol/trigeliserida serum : Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IM. Foto dada : Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuer. Ekokardium : Mungkin dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup/dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup. Pemeriksaan pencritaan nuklir : Thalium : mengevaluasi aliran darah miokardia dan status sel miokardia, contoh lokasi/luasnya IM akut/sebelumnya Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik Pencritaan darah jantung/MUGA : Mengevaluasipenampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah) Angiografi koroner : menggambarkan penyempitan/penyumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung angioplasty/emergensi. Digital substraction angiography (DSA) : Tehnik yabg digunakan untuk menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer. PENATALAKSANAAN MEDIS Tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen Pemberian O2 tambahan , untuk meningkatkan suplai oksigen ke jantung Farmako terapi -vasodilator, untuk mengurangi nyeri jantung depan NGT (nitrogliserin intravena.menyebabkan dilatasi arteri yang mengakibatkan pengumpulan darah perifer sehingga mengurangi beban kerja jantung - antikoagulan, dengan heparin untuk membantu mempertahankan integritas jantung - trombolitik, untuk melarutkan setiap thrombus yang terbentuk di arteri pulmoner, tiga macam obat trombolik adalah streptokinase, aktivator plasminogen jaringan anistreplase. PENGKAJIAN FOKUS AKTIFITAS: Gejala: Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Pola hidup menetap, jadwal olahraga tidak teratur. Tanda:Takikardi, dispnea pada istirahat/aktifitas. SIRKULASI Gejala: Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes militus. Tanda: TD: dapat normal atau naik/turun: perubahan postural dicatat dari tidursampaiduduk/berdiri. Nadi: dapat normal; penuh/takkuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi Bunyi janung: bunyi jantu ng ekstra: S3/S4 mju ngkin menunjukkan gagal jantung/penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel. Murmur: bila ada menunjukkan gagal katupatau disfungsi otot papilar. Friksi: dicurigai perikarditis. Irama jamtung: dapat teratur atau tidak teratur. 7) Edama: distensi vena juguler, edema dependen/pafiler, edema umum, krekels mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel. 8) Warna: pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa dan bibir. 3. INTEGRITAS EGO a. Gejala: Menyangkal gejala penting/adanya kondisi. Takut mati, perasaan ajal sudah dekat. Marah pada penyakit/perawatan yang “tak perlu.” b. Tanda: Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontyak mata. Gelisah marah prilaku menyerang. Fokus pada diri sendiri/nyeri. 4. ELIMINASI a. Tanda : Normal atau bunyi usus menurun 5. MAKANAN ATAU CAIRAN a. Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan , bersendawa , nyeri ulu hati/terbakar b. Tanda : Penurunan turgor kulit , kulit kering/berkeringat, Muntah, Perubahan berat badan 6. HIGIENE a. Gejala/tanda Kesulitan Melakukan tugas perawatan NEUROSENSORI b. Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat ) c Tanda :Perubahan mental 7. NYERI/KETIDAKNYAMANAN a. Gejala: Nyeri dada Yang timbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin . (meskipun kebanyakan nyeri dan visceral. 20% IM dan nyeri). 1. Lokasi : tipikal pada dada anterior, subternal, prekordia:dapat menyebar ke tangan , rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium . siku, rahang , abdomen , punggung , leher 2. Kualitas : “chorusing”, menyempit, berat, menetap, tertekan, sepeti dapat terlihat. 3. Intensitas : Biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami 4. Catatan : Nyeri mungkin tak ada pada pasien pascaoperasi, dengan diabetes mellitus atau hipertensi atau lansia b. Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, Menangis, merintih, meregang, menggeliat, Menarik, kehilangan kontak mata Respon otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran 8. PERNAPASAN a. Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nocturnal, Batuk dengan/tanpa produksi sputum, Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis. b. Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, nefas sesak/kuat, Pucat atau sianosis, Bunyi napas : bersih atau krekels/mengi Sputum : Bersih, merah muda kental 9. INTERAKSI SOSIAL a. Gejala: stress saat ini contoh kerja, keluarga, Kesulitan koping dengan stressor Yang ada contoh penyakit , perawatan dirumah sakit b. Tanda :Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus menerus , takut). Menarik diri dari keluarga 10. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN a. Gejala :Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes, strok, hipertensi, penyakit vaskule perifer. Penggunaan tembakau Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,3 hari ; (2-4 hari/CCU) Rencana Pemulangan : Bantuan pada persiapan makan, belanja, transportasi, perawatn rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah. I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner. 2. Resiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan atau penghentian aliran darah. 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan oksigen miokard dan kebutuhan. 4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal. 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan skunder terhadap sumbatan arteri koroner. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat mengendalikan nyeri Kriteria Hasil: a. Nyeri dada hilang atau terkontrol b. Penggunaan teknik relaksasi c. Klien tampak rileks d. Klien dapat beristirahat e. Klien dapat menggunakan metode distraksi f. TD = 110/80 mmHg – 130/90 mmHg g. Hasil EKG normal h. Nadi = 80-100x/menit 1. 2. 3. 4. Intervensi Kaji ulang riwayat angina sebelumnya,nyeri menyerupai angina,atau nyeri IM. Rasional : Dapat membandingkan nyeri yang ada dari pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi komplikasi seperti meluasnya infark, emboli peru atau perikarditis Berikan lingkungan yang tenang,aktivitas perlahan,dan tindakan nyaman. Rasional: menurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini Bantu melakukan teknik relaksasi. Rasional : membantu dalam penurunan persepsi atau respon nyeri. Memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positif. Koaborasi: berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi. Rasional : meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan 2. Resiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan atau penghentian aliran darah. Setelah dilakukan tindakan keperawatn diharapkan dengan kriteria hasil klien akan: 1. 2. 3. 4. Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual, contoh kulit hngat dan kering. Ada nadi perifer/ kuat, tanda vital dalam batas normal, pasien sadar/ berorientasi, keseimbangan pemasukan/ pengeluaran, tak ada edema, bebas nyeri/ ketidaknyamanan. Intervensi Kaji tanda human (nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi). Rasional : indicator thrombosis vena dalam Pantau pernafasan. Rasional : pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan namun dispnea tibatiba atau berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paru Anjurkan pasien dalam melakukan atau melepas kaus kaki antiembolik bila digunakan. Rasional : membatasi stasis vena, memperbaiki aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboflebitis pada pasien yang terbatas aktivitasnya Kolaborasi: panatau data laboratorium. Rasional : indicator perfusi atau fungsi organ 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan oksigen miokard dan kebutuhan. Setelah dilakukan tindakan keperawatn diharapkan dengan kriteria hasil klien akan: Meningkatkan toleransi aktivitas yaitu ferekuensi jantung, irama dan tekanan darah dalam batas normal kulit hangat, merah muda dan kering. Intervensi 1. Kaji ulang tanda / gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada perawat/dokter. Rasional : palpitasi nadi tak teratur, adanya nyeri ada, atau dispneaa dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan progam olahraga/obat 2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas Rasional : menurunkan kerja miokardia atau konsumsi oksigen menurunkan resiko komplikasi 3. Anjurkan peningkatan tekanan abdomen Rasional : aktivitas yang memerlukan menahan nafas dapat mengakibatkan bradikardi jugan menurunkan curah jantung dan taikhardi dengan peningkatan tekanan darah 4. Jelaskan pola peningkatan dari tingkat aktivitas Rasional : memberikan dukungan atau pengawasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses penyembuhan dan kesejahteraan 4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal. Setelah dilakukan tindakan keperawatn diharapkan dengan kriteria hasil klien akan: Penurunan curah jantung tidak terjadi. Stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah, curah jantung, intak dan output sesuai, tidak menunjukkan tanda distritmia). Intervensi 1. Pantau frekuensi jantung dn irama Rasional : frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan terjadinya komplikasi atau disritmia 2. Berikan makanan kecil atau mudah dikunyah Rasional : makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan menyebabkan rangsang vagel mengakibatkan bradikardia 3. Sediakan alat/obat darurat Rasional : sumbatan koroner tiba-tiba disritmia letal perluasan infark atau nyeri 4. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Rasional : meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard menurunkan iskemia dan disritmia lanjut BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada. Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung. B. Saran Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan Makalah selanjutnya, maka penulis memberikan saran kepada: 1. Mahasiswa Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah ini. 2. Pendidikan Pada Prodi Keperawatan Persahabatan Jakarta, khususnya perpustakaan. Agar dapat menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan makalah selanjutnya. Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang Asuhan Keperawatan Miocardium Infraction diharapkan mahasiswa mengetahui, mengerti, dan memahami akan arti, manfaat serta akibat / dampak dari apa yang telah dibahas pada makalah tersebut. Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi penulis pemakalah sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk pembuatan makalah selanjutnya.