Uploaded by User64659

Laporan Pendahuluan CAD Valentina Indah Fitriani print

advertisement
Laporan
Pendahuluan
Profesi KGD &
KRITIS
Nama Mahasiswa :
Valentina Indah Fitriani
Kasus/Diagnosa Medis: CAD (Coronary
Artery Disease)
Ruangan : ICU
Kasus ke :
Gerbong : A
CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
KOREKSI II
(……………………………………………………
…)
(………………………..……...………………………
….)
1
LAPORAN PENDAHULUAN
CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)
A. DEFINISI
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang meliputi berbagai
kondisi patologi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai jantung,
biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang menyebabkan insufiensi suplai darah ke
miokard (Long, 1996)
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakterkan sebagai akumulasi dari plaq yang semakin
lama semakin membesar, menebal, dan mengeras di dalam pembuluh darah arteri (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darah arteri koroner dan
menyebabkan berkurangnya aliran darah dan suplai oksigen ke otot jantung disebut sebagai Coronary
Artery Disease (CAD).
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang menyalurkan
darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tidak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi.
Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner
tersumbat sama sekali, akibatnya aalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung)
B. ETIOLOGI
Penyebab tersering adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak
Pendarahan pada plak ateroma
Pembentukan trombus yang diawali agregasi trombosit
Embolisasi trombus/fragmen plak.
Spasme arteria koronaria
C. FAKTOR RESIKO TERJADINYA CAD
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Usia 30-50 tahun
Jemis kelamin
Memiliki riwayat jantung keluarga
Merokok
Hiperkoleterolemia
Obesitas
2
7.
8.
9.
10.
Hipertensi
Diabetes melitus
Inaktivitas fisik
Stress
D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intravascular, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi
tersering aterosklersis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,
tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin
adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus
menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut
dalam aliran darah dan menyumbat arteri serta kapiler disebelah distal plak yang
pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
arterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-berkelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
3
Pathway
Spasme Pembuluh Darah Koroner
Penyempitan pembuluh darah koroner
Terjadi iskemik pada arteri koroner
Hipoksia otot jantung
Metabolisme anaerob
Asam laktat meningkat
Ateroskelosis
reseptor saraf nyeri terangsang
Fungsi ventrikel terganggu
Nyeri daerah dada
Perubahan hemodinamik
Cardiak output menurun
merangsang katekolamin
Penurunan curah
jantung
Tekanan jantung meningkat
Tekanan pada paru
Sesak
Sesaknapas
napas
vasokonstriksi perifer
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Intoleransi aktivitas
MRS
Kurang pengetahuan
Ansietas
4
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
di bagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa lebih berat sampai tidak tertahankan.
Rasa nyeri yang tajam dan berat bisa menyebar ke bahu dan lengan
biasanya lengan kiri. Tidak seperti angina, nyeri ini muncul secara spontan
(bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selam
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak hilang setelah istirahat
maupun pemberian nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar
ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat
bila menderita infark miokardium, Karena neuropati yang menyertai
diabetes mempengaruhi neuroreseptor, sehingga menumpulkan nyeri
yang dialaminya.
2. Mual dan Muntah
Nyeri yang hebat dapat merangsang pusat muntah. Sedangkan
nfark merangsang reflek vasfagal.
3. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan
berkeringat.
4. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan
berlangsung paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel
yang nekrotik yang menyebabkan respon inflamasi.
5
5. Kelelahan
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot
selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita
merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara
bertahap atau mengira gejala ini sebagian dari penuaan.
6. Pusing dan Pingsan
Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang
abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing dan pingsan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG
EKG menunjukkan adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi,
gelombang T inverse atau hilang yang merupakan tanda dari injuri,
dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
a. Normal
Pola EKG normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada
segmen ST. Gelmbang T inverted menunjukkan iskemia,
gelombang Q menunjukkan nekrosis.
b. Disritmia dan Blok Jantung
Kondisi ini disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas
sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan
elektrolit dan stimulus saraf simpatis dapat berupa bradikardi,
takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi.
6
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan troponin T.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (factor resiko CAD).
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama
serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin
berubah
selama
serangan.
Ketidakseimbangan
yang
memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan
kontraktilitas seperti hipo atau hiperkalemia.
3. Chest X-Ray
Gambaran Chest X-Ray mungkin normal atau adanya cardiomegali,
CHF, atau
aneurisma ventrikuler.
4. Echocardiogram
Echocardiogram mungkin harus dilakukan guna menggambarkan
fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
5. Exercise Stress Test
Exercise stress test menunjukkan kemampuan jantung beradaptasi
terhadap suatu stress/ aktivitas
G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan penyakit jantung tergantung jangkauan penyakit dan
gejala yang dialami pasien.
1. Perubahan Gaya Hidup
Pola makan sehat dan seimbang dengan lebih banyak sayuran atau
buah- buahan, penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan
7
yang kaya lemak, khususnya lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar
kolesterol tinggi yang merupakan komponen utama kumpulan yang
berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.
Olahraga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan
jantung. Olahraga membantu kita untuk menjadi fit dan membangun
system sirkulasi yang kuat. Ini juga membantu kita menurunkan berat
badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena mengakibatkan insiden
hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak menjadi lebih tinggi,
semua yang dapat merusak arteri jantung.
2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner
Diabetes mellitus, merokok, tingkat kolesterol, dan tekanan darah
tinggi adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit
jantung koroner lebih tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama
ini dengan baik melalui perubahan gaya hidupdan/ atau obat-obatan dapat
membantu menstabilkan progesi aterosklerosis, dan menurunkan resiko
komplikasi seperti serangan jantung.
3. Terapi Medis
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri
jantung. Yang paling umum diantaranya:
a. Aspirin/ Klopidogrel/ Tiklopidin
Obat-obatan
ini
mengencerkan
darah
dan
mengurangi
kemungkinan gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri
menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan jantung.
b. Beta Bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol)
Obat-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan
tekanan darah, sehingga menurunkan gejala angina juga
melndungi jantung.
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate)
Obat-obatan ini bekerja membuka arteri jantung dan kemudian
8
meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala
nyeri dada Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril trintrat umumnya
diberikan berupa tablet atau semprot dibawah lidah, biasa
digunakan untuk penghilang nyeri adada secara cepat.
d. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril,
Perindopril) and Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Loartan,
Valsartan)
Obat-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih
mudah dan juga membantu menurunkan tekanan darah.
e. Obat-obatan penurun lemak (fenofibrat, simvastatin, atorvastatin,
rosuvastatin)
Obat-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein
Densitas- Rendah) yang merupakan salah satu penyebab umum
untuk penyakit jantung koroner dini dan lanjut. Obat-obatan
tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
H. Pengkajian
1. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah
tinggi, diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada
merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
d. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
9
e. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung.
f. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
5. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
6. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7. Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri
yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di
dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis,
penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi
dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
8. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler.
Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
9. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
10
I.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST, gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls saraf
seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi saraf simpatis dan
berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.
Tabel 1. lokasi infark berdasarkan lokasi
Lokasi
Lead
Perubahan EKG
Anterior
V1-V4
ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal
V1-V3
ST elevasi, gelombang Q
Anterior eksterisif
V1-V6
ST elevasi, gelombang Q
Posterior
V1-V2
ST depresi, gelombang R tinggi
Lateral
I, aVL, V5-v6 ST elevasi, gelombang Q
Inferior
I, II, aVF
ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan
V4R, V5R
ST elevasi, gelombang Q
2. Pemeriksaan Foto data
Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan gagal jantung
kongestif/aneurisma ventrikel.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
-
CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 48-72 jam.
-
LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan kembali
normal dalam 7-14 hari
11
-
Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,
meningkat sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama serangan
angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah selama
serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri dada
tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga yang
mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur ini akan
menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.
5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume sistolik
dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot papiler dan
untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan pericardial.
J. Farmakologi
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko
serangan jantung.
2. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan
aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi
cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah
lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
12
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein DensitasRendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung
koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit
jantung koroner.
K. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen
miokardial.
2. Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
4. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
5. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah
jantung
L. Analisa Data
No
1
Data
DS :
- Klien mengatakan
nyeri di area dada
DO :
- Skala nyeri
meningkat (0-10)
- Klien tampak
gelisah
Etiologi
Aterosklerosis
Masalah
Nyeri
↓
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
13
- TTV meningkat
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan Miocard Iskemik
↓
Nekrose lebih dari 30 menit
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard turun
↓
Nyeri
2
DS:
Aterosklerosis
- Klien mengeluh
sesak nafas
DO :
-
RR meningkat
-
Batuk (+)
-
Rhonkhi +/+
-
Saturasi O2 turun
↓
Gangguan difusi
gas
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan miocard iskemik pada
ventrikel kiri
↓
Kemampuan pompa ventrikel kiri
menurun
↓
Tekanan dinding ventrikel kiri
↓
14
Resistensi vaskuler sistemik
↓
Aliran darah balik ke atrium kiri
↓
Tekanan intratrium meningkat
↓
Transudasi ke paru
↓
Edema paru
↓
3
DS :
- Klien mengeluh
lemas
DO :
Gangguan difusi gas
Aterosklerosis
↓
↓
klien tampak
Aliran darah ke jantung menurun
- Klien beraktivitas
minimal
- Kekuatan otot
turun
aktivitas
Konstriksi arteri koronaria
- Kondisi umum
lemah
Intoleransi
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan Miocard Iskemik
↓
Nekrose lebih dari 30 menit
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard turun
15
↓
Metabolisme anaerob
↓
Penurunan fosforilasi energi
tinggi
↓
ATP dan asam laktat meningkat
↓
Diassosiasi asam laktat menjadi
ion H+ dan laktat
↓
Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler
↓
Ikatan O2 oleh Hb di paru
terhambat
↓
Sintesis ATP terhambat
↓
fatigue
↓
4
DS:
- Klien mengatakan
kurang paham
perawatan di rumah
DO:
Intoleransi aktivitas
Aterosklerosis
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
- Klien menanyakan
Jaringan miocard iskemik
tentang pantangan
↓
yang harus dihindari
Cemas
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
16
- Klien menanyakan
kegunaan obat-obat
yang diminum
- Klien tampak
bingung
Gagal jantung kiri
↓
Timbul gejala: sesak, nyeri dada
↓
Perawatan di rumah sakit
↓
Klien dipulangkan
↓
Kurang informasi tentang
perawatan klien
↓
Cemas
5
DS : -
Aterosklerosis
Risiko gangguan
DO :
↓
perfusi jaringan
-
Urine kuning
pekat
-
Gambaran EKG
tidak normal
-
TTV tidak stabil
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan miocard iskemik
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard turun
↓
17
Hipoksia seluler
↓
Integritas membrane sel berubah
↓
Kontraktilitas turun
↓
After load meningkat
↓
Penurunan curah jantung
↓
Suplai darah ke jaringan
berkurang
↓
Resiko gangguan perfusi jaringan
18
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
M.
2020-2021
Rencana Asuhan Keperawatan
PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan
nyaman:
rasa Tupen :
nyeri
berhubungan dengan
menurunnya
INTERVENSI
TUJUAN
suplai
oksigen miokardial.
1. Kaji,
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24
jam klien tidak mengalami
nyeri dengan kriteria :
- Klien
tidak
mengeluh
nyeri dada
dapat beristirahat
- TTV dalam batas normal:
TD
:
dokumentasikan
110-120/60-80
mmHg
RR : 16-20 x/mnt
HR : 60-100 x/mnt
dan 1. Data
tersebut
dapat
membantu
laporkan :
menentukan penyebab dan efek nyeri dada
a. Keluhan klien mengenai
serta
nyeri dada meliputi lokasi,
radiasi, durasi nyeri dan
merupakan
garis
dasar
untuk
membandingkan gejala pasca therapy
a. Therapy pada berbagai kondisi yang
faktor yg mempengaruhi
berhubungan
nyeri
terdapat temuan klinik yang khas pada
b. Efek
- Klien tampak tenang dan
RASIONAL
perfusi
nyeri
dada
pada
hemodinamik
kardiovaskuler
terhadap
jantung, otak, ginjal.
dengan
nyeri
dada,
nyeri dada iskemik
b. Infark
mikard
menurunkan
kontraktilitas jantung dan komplience
ventrikel
dan dapat menimbulkan
distritmia (curah jantung menurun)
mengakibatkan tekanan darah dan
perfusi
jaringan menurun, frekuensi
jantung
dapat
mekanisme
meningkat
sebagai
kompensasi
untuk
mempertahankan curah jantung.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
T
: 36,5 –37,5 0C
2. Mengetahui adanya perubahan gambaran
EKG dan adanya komplikasi AMI
- Keluaran urine baik yaitu
1-2 cc/kg BB/jam
2020-2021
3. Peningkatan TD, HR, RR, menandakan
2. Monitoring EKG
nyeri yang sangat dirasakan oleh klien
4. Therapi O2 dapat meningkatkan suplai O2
ke jantung
5. Membantu memaksimalkan complience
3. Monitoring TTV
paru
6. Menurunkan konsumsi O2
4. Berikan O2 sesuai dengan
kondisi klien
5. Berikan posisi semi fowler
7. Menurunkan rangsang eksternal
6. Anjurkan klien untuk bedrest
total selama nyeri dada timbul
7. Berikan
lingkungan
yang 8. Therapi diberikan untuk
tenang, aktivitas perlahan dan
tindakan yang nyaman
8. Berikan
program :
therapy
sesuai
a. Jenis
nitrat
berguna
mengontrol
nyeri
vasodilatasi
coroner
dengan
untuk
efek
meningkatkan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
2020-2021
a. Nitrogliserin : ISDN
aliran darah coroner
b. Bisoprolol
miokard
dan
perfusi
b. Merupakan beta bloker yang efektif
untuk
angina
dengan
mengurangi
frekuensi denyut jantung, kontraktilitas
miokard dan tekanan darah sehingga
meningkatklan suplai oksigen
2. Gangguan difusi gas Tupan :
berhubungan dengan
oedem paru
1. Kaji
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5 x 24
jam masalah difusi gas dapat
teratasi
frekuensi,
kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
pernapasan, catat penggunaan
pernapsan dan atau kronisnya proses
otot-otot aksesori, napas bibir,
penyakit.
ketidakmampuan berbicara.
2. Atur posisi klien head up 30o.
3. Lakukan palpasi fremitus
Tupen :
2. Meminimalkan arus balik vena
Setelah dilakukan tindakan 4. Awasi tingkat kesadaran atau
keperawatan
klien
menunjukan
perbaikan
ventilasi
dan
oksigenasi
jaringan
adekuat
dengan
AGD dalam rentang normal
status mental klien
3. Penurunan getaran vibrasi diduga ada
pengumpulan cairan atau udara terjebak
4. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
umum pada hipoksia. AGD memburuk
disertai
bingung
menunjukan
disfungsi
atau
somnolen
cerebral
berhubungan dengan hipoksemia
yang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
dan bebas dari gejala distress 5. Evaluasi
pernapasan
tingkat
2020-2021
toleransi 5. Selama distress pernapasan berat atau akut
aktivitas, berikan lingkungan
pasien
tenang dan nyaman. Batasi
melakukan aktivitas sehari-hari karena
aktivitas pasien, dorong untuk
hipoksemia dan dispnea. Istirahat diselingi
istirahat
tidur.
aktivitas perawatan masih penting dari
pasien
program pengobatan, namun program
melakukan aktivitas secara
pelatihan ditunjukan untuk meningkatkan
bertahap dan tingkatkan sesuai
ketahanan
toleransi individu
menyebabkan dispnea berat dan dapat
atau
Mungkinkan
secara
total
dan
tidak
mampu
kekuatan
tanpa
meningkatkan kesehatan
6. Awasi TTV dan irama jantung
6. Takikardia, disritmia dan perubahan tanda
vital dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistem pada fungsi jantung
7. Kolaborasi
pemeriksaaan 7. Pa CO2 biasanya meningkat dan Pa O2
AGD
biasanya
menurun
sehingga
hipoksia
terjadi dengan derajat lebih kecil atau lebih
besar. Pa CO2 normal atau meningkat
menandakan kegagalan pernafasan
8. Dapat
8. Berikan O2 tambahan yang
sesuai dengan hasil AGD
hipoksia
memperbaiki
atau
mencegah
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
3. Intoleransi aktivitas Tupan :
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
suplai
oksigen
miokard
dengan
kebutuhan
1. Observasi
Kebutuhan
aktivitas
terpenuhi setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 4 x 24 jam
Tupen :
Setalah dilakukan tindakan
keperawatan :
ulang
tingkat
kelelahan dan kelemahan klien
2020-2021
1. Sebagai data dasar untuk mengembangkan
rencana pada klien.
terhadap aktivitas.
2. Anjurkan
klien
untuk
mempertahankan bedrest.
2. Mengurangi beban jantung klien
3. Bantu kebutuhan klien yang
tidak boleh dilakukan, melatih
aktivitas yang dapat dilakukan
3. Memaksimalkan
istirahat
akan
mengurangi pengunaan energi.
seperti makan, minum.
4. Monitoring TTV dan warna
-
Kelemahan umum (-)
-
Tanda-tanda vital dalam 5. Berikan O2 atau tingkatkan O2
batas normal
TD:110-120/60-80
mmHg
HR: 60-80 x / menit
kulit tiap jam.
selama aktivitas
4. Mengevaluasi respon terhadap aktivitas
6. Buat rencana aktivitas secara
bertahap
sesuai
dengan
kemampuan klien.
7. Monitor takikardi, disritmia,
RR: 16-20 x/menit
diaporesis atau pucat setelah
S : 36,5 –37,5 0C
melakukan aktivitas.
dan mengatur kebutuhannya.
5. Meningkatkan O2 atau tingkatan O2 selama
aktivitas.
6. Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
dimana dengan cepat meningkatkan beban
jantung.
7. Indikator dari penurunan suplay O2
dikardium seperti takikardi, disritmia,
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
-
Tidak terjadi perubahan 8. Bantu klien dalam melakukan
diaporesis,
warna
aktivitas.
kulit
kelembaban
atau
aktivitas
9. Kolaborasi dalam
pemberian
laxadine
2020-2021
membutuhkan
penurunan
8. Mengurangi pemakaian energi dan O2
klien.
9. Mengedan
pada
saat
defekasi
akan
meningkatkan tekanan intra torakal yang
dapat meningkatkan tekanan arteri koroner
sehingga dapat menyebabkan angina dan
aritmia.
4. Gangguan rasa aman :
cemas
dengan
berhubungan
kurangnya
Tupen :
1. Berikan penjelasan tentang 1. Dengan mengetahui faktor resiko, klien
faktor-faktor resiko timbulnya
CAD : merokok, diit tinggi
dan
keluarga
dapat
mencegah
dan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
pengtehuan
penyakitnya.
tentang Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam klien menunjukkan :
Hipertensi,
Stress,
memodifikasi gaya hidup yang
lebih
sehat.
2. Berikan dukungan emosional:
- Klien maupun keluarga
tenang
sikap hangat dan empati
2. Klien akan merasa dihargai
3. Jelaskan setiap prosedur yang
- Klien dan keluarga dapat
mengetahui
menyebutkan
tentang
kolesterol, DM,
2020-2021
dan
akan dilakukan pada klien dan
keluarga.
kembali
penyakit
yang 4. Berikan penjelasan tentang
dialami klien serta cara
perawatan klien di rumah :
pencegahan
- Pengaruh CAD
perawatannya.
dan
- Proses penyembuhan
- Jenis-jenis pengobatan
- Pengaruh obat-obatan
- Pembatasan diit : rendah
kolesterol
- Olahraga 3 x / minggu :
joging, aerobik
- Merokok stop
- Manajemen stress
- Saat BAB tidak mengedan
3. Dengan mengetahui prosedur klien dan
keluarga
akan
berpartisipasi
dalam
melakukan tindakan disamping itu juga
dapat menurunkan tingkat cemas klien.
4. Meningkatkan pengetahuan klien dan
keluarga
sehingga
keluarga
mengantisipasi serangan ulang
dapat
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
2020-2021
5. Kaji ulang tingkat cemas
5. Untuk mengetahui dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan dari intervensi yang
telah dilakukan
5.
Resiko
terjadinya Tupen :
gangguan
perfusi
jaringan berhubungan
dengan
penurunan
curah jantung
Setelah dilakukan tindakan
1. Pertahankan
tirah
baring 1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi
selama fase akut
sehingga meningkatkan dieresis
keperawatan selama 2x24
jam, curah jantung
membaik/stabil, dengan
kriteria :
- Tidak ada edema
ginjal dan menurunkan produksi ADH
2. Laporkan adanya tanda – tanda
penurunan TD
2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD
dapat meningkatkan sehubungan dengan
SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasi tidak dapat normal
lagi.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
- Jumlah urine normal
2020-2021
3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan
- TTV dalam batas normal
CO. Kelebihan cairan dapat
- Tidak ada disritmia
menimbulkan edema.
3. Monitor haluaran urin. Catat 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
intake
output.
Laporkan
adanya edema
aktifitas karena efek obat (vasodilasi),
perpindahan secara diuretic atau
4. Pantau TTV tiap jam
pengaruh fungsi jantung
5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada
untuk pemakaian miokardia dan juga
mengurangi ketidaknyamanan
sehubungan dengan iskemia jaringan.
5. Berikan
oksigen
sesuai
kebutuhan
6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan
penunjang thd terapi yang akan diberikan
bila ditemukan kelainan-kelainan pada
gambaran EKG
7. Aspilet adalah obat untuk mencegah
6. Pantau EKG tiap hari
7. Pertahankan cairan parenteral
dan obat-obatan sesuai advis
(Aspilet, Captopril)
platelet, captopril sebagai ace-inhibitor
yang mencegah angiotensin I berubah
menjadi angiotensin II yang
menyebabkan TD meningkat
Laporan Pendahuluan Profesi KGD & KRITIS
2020-2021
Download