Uploaded by Olivia Nadia Putri

JURNAL Skripsi Olivia

advertisement
PENURUNAN INDEKS PLAK PADA PENGGUNA ORTODONTI CEKAT
DENGAN PEMAKAIAN PASTA GIGI KHUSUS ORTODONTI DAN
PASTA GIGI KONVENSIONAL
Olivia Nadia Putri, Benny Saputra*, Anisa Ramadhani K*
Program Studi S1 Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
[email protected].
ABSTRAK
Latar belakang: Alat ortodonti cekat adalah alat ortodonti yang melekat pada
permukaan gigi dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien. Alat-alat ortodonti
cekat yang digunakan dalam rongga mulut memiliki bentuk yang rumit, seperti
bracket, hook, band, cleat, arch wire, elastic yang menyebabkan sulit untuk
dibersihkan sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak. Bakteri yang melekat
pada gigi mengakibatkan terjadinya plak dan plak yang tidak dibersihkan akan
meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal. Upaya
pengendalian plak dapat dilakukan secara mekanis meliputi penyikatan gigi dan
dengan bahan kimia seperti pasta gigi sebagai sarana penunjang pengendalian
plak. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai
produsen pasta gigi membuat inovasi untuk menambahkan zat lain yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi. Salah satu zat yang ditambahkan adalah
kolostrum pada pasta gigi khusus ortodonti. Tujuan penelitian: Untuk
mengetahui penurunan indeks plak pada pengguna ortodonti cekat dengan
pemakaian pasta gigi khusus ortodonti dan pasta gigi konvensional. Metode
penelitian: Jenis penelitian eksperimental klinis dengan pendekatan pretest-post
test group design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, dengan
2 kelompok kontrol, dilakukan 2 kali pemeriksaan yaitu skor plak indeks sebelum
menyikat gigi dan sesudah menyikat gigi menggunakan pasta gigi khusus
ortodonti dan pasta gigi konvensional. Hasil: Uji paired t-test (p<0,05) terdapat
perbedaan signifikan antara indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian pasta
gigi khusus ortodonti dan pasta gigi konvensional. Independent t-test (p<0,05)
terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang signifikan pada pengguna
ortodonti cekat antara pemakaian pasta gigi khusus ortodonti dan pasta gigi
konvensional. Kesimpulan: Pasta gigi khusus ortodonti lebih efektif dibanding
pasta gigi konvensional dalam menurunkan indeks plak pada pengguna ortodonti
cekat.
Kata Kunci : Indeks plak, Ortodonti cekat, Pasta gigi khusus ortodonti,
Pasta gigi konvensional.
*Penulis Penanggung Jawab
ABSTRACT
Decreasing Of Plaque Index In Fixed Orthodontic Appliances With
Orthodontic Toothpaste And Conventional Toothpaste
Olivia Nadia Putri, Benny Saputra¹, Anisa Ramadhani K²
1
Departement Orthodontia Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Departement Orthodontia Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2
Backround: A fixed orthodontic appliance is a device that is fixed directly on the
tooth and can not be removed by patient himself. The fixed orthodontic devices
used in the oral have a complicated shape, such as brackets, hooks, bands, cleats,
arch wire, elastic which are difficult to be cleaned so that the bacteria can
multiply more easily. The bacteria that attach to the teeth resulting a plaque and
if this plaque are not cleaned will increase susceptibility caries and periodontal
disease. Plaque control efforts can be carried out mechanically including
brushing the teeth and chemically such as toothpaste as a supporting plaque
control. Along with the advancement of science and technology, various
toothpaste manufacturers have made innovations to add other substances that are
beneficial to dental health. One of the substances added is colostrum on
orthodontic toothpastes. Objective: To determine the decrease of plaque index on
fixed orthodontic appliance users by using orthodontic toothpaste and
conventional toothpaste. Research method: The type of this study is clinical
experimental with approach pretest-post test group design. The number of
samples used in this study were 30 people, with 2 control scoring index plaque
which is two times the examination of index score plaque before and after
brushing teeth with orthodontic toothpaste and conventional toothpaste. Result:
Paired t-test (p <0.05) there were significant differences between the plaque index
before and after the use of orthodontic toothpaste and conventional toothpaste.
Independent t-test (p <0.05) there was a significant difference in plaque index
reduction in fixed orthodontic users between the use of orthodontic toothpaste and
conventional toothpaste. Conclusions: Orthodontic toothpaste is more effective
than conventional toothpaste in reducing the plaque index in fixed orthodontic
users.
Keywords : Plaque index, Fixed Orthodontic Appliances, Orthodontic
Toothpaste, Conventional toothpaste.
PENDAHULUAN
Perawatan ortodonti banyak
digunakan seiring meningkatnya
pengetahuan
masyarakat
akan
pentingnya kesehatan gigi dan mulut
(Lastianny,
2012).
Perawatan
*Penulis Penanggung Jawab
ortodonti adalah perawatan dalam
bidang kedokteran gigi yang
bertujuan untuk memperbaiki letak
gigi dan rahang yang tidak normal
sehingga didapatkan estetik yang
baik dan fungsi geligi yang stabil
(Prasad, 2011).
Alat yang digunakan pada
perawatan ortodonti secara umum
terbagi menjadi 2, yaitu peranti cekat
dan peranti lepasan (Wiedel dkk,
2015). Alat ortodonti lepasan
merupakan alat ortodonti yang dapat
dilepas sendiri oleh pasien untuk
dibersihkan, sedangkan alat ortodonti
cekat adalah alat ortodonti yang
melekat pada permukaan gigi dan
tidak dapat dilepas sendiri oleh
pasien (Lohakare, 2008). Alat-alat
ortodonti cekat yang digunakan
dalam rongga mulut memiliki bentuk
yang rumit, seperti bracket, hook,
band, cleat, arch wire, elastic yang
menyebabkan sulit untuk dibersihkan
sehingga bakteri lebih mudah
berkembang biak (Dewi dkk, 2011).
Bakteri yang melekat pada gigi
mengakibatkan terjadinya plak dan
plak yang tidak dibersihkan akan
meningkatkan kerentanan terhadap
karies dan infeksi periodontal
(Warongan dkk, 2015). Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil penelitian
Mantiri pada tahun 2013 didapatkan
sebanyak
26,31%
pengguna
ortodonti cekat terpapar karies dan
83,87% pengguna ortodonti cekat
mengalami inflamasi gingiva ringan.
Marchetti (2011) menyatakan bahwa
pada hasil penelitian sekitar 5-10%
pasien pengguna ortodonti cekat
mengalami
kegagalan
dalam
perawatan yang disebabkan oleh oral
hygiene yang buruk yang disebabkan
oleh adanya plak, sehingga sangatlah
penting
untuk
menjaga
dan
meningkatkan kebersihan gigi dan
mulut.
Salah satu indikator kebersihan
gigi dan mulut adalah plak. Plak
merupakan kumpulan bakteri yang
*Penulis Penanggung Jawab
terikat dalam suatu matriks organik
dan melekat erat pada permukaan
gigi (Suwondo, 2007). Sebagian
besar
60-90%
bakteri
yang
berkolonisasi dipermukaan gigi pada
tahap awal pembentukan plak adalah
Streptococcus sp yang merupakan
jenis bakteri aerob (Setianingtyas
dkk, 2018). Streptococcus sp yang
terdapat
dalam
plak
dapat
memetabolisme sisa makanan yang
bersifat kariogenik terutama yang
berasal dari jenis karbohidrat dan
dapat menghasilkan asam. Asam
yang
terbentuk
dari
hasil
metabolisme ini digunakan bakteri
untuk
mendapat
energi
dan
berkembang biak (Putri dkk, 2018).
Perkembangbiakan bakteri membuat
lapisan plak bertambah tebal dan
karena adanya hasil adhesi dari
bakteri-bakteri pada permukaan plak,
lingkungan dibagian plak berubah
menjadi anaerob. Akumulasi dari
plak mengakibatkan oral hygiene
menjadi buruk. Oleh karena hal
tersebut, keberadaan plak di dalam
rongga mulut harus selalu dikontrol
sehingga kesehatan dalam rongga
mulut dapat terpelihara dengan baik
(Megananda, 2011).
Kontrol plak adalah membuang
plak mikroba secara teratur dan
mencegah akumulasi plak pada
permukaan gigi. Kontrol plak dapat
dilakukan secara mekanis dan
kimiawi. Kontrol plak secara
mekanis dapat berupa penyikatan
gigi, penggunaan dental floss,
pembersihan dengan sikat interdental
dan perawatan dokter gigi (Perry,
2015). Sikat gigi merupakan alat
utama dalam pelaksanaan kontrol
plak secara mekanis (Iswari, 2010).
Menurut penelitian Lorena pada
tahun 2018 menunjukkan bahwa
sikat gigi khusus ortodonti lebih
efektif dalam menurunkan indeks
plak dibandingkan sikat gigi
konvensional
bagi
pengguna
ortodonti cekat. Kontrol plak secara
kimiawi
digunakan
sebagai
tambahan pada kontrol plak secara
mekanis, salah satunya adalah pasta
gigi (Sunnati, 2014).
Pasta gigi didefinisikan sebagai
bahan semi padat yang digunakan
bersama
sikat
gigi
untuk
membersihkan seluruh permukaan
gigi (Silje dan Silphi, 2003). Pasta
gigi yang digunakan pada saat
menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak,
memperkuat gigi terhadap karies,
membersihkan , dan memoles
permukaan gigi (Davies, 2010). Pasta
gigi memiliki komponen bahan
abrasif 20-50%, air 20-40%,
humectant atau pelembab 20-35%,
bahan pengental 1-2%, deterjen 13%, penambah rasa 0-2%, bahan
terapeutik 0-2% (Silje dan Silphe,
2003). Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi,
berbagai produsen pasta gigi
membuat
inovasi
untuk
menambahkan
zat
lain
yang
bermanfaat bagi kesehatan gigi.
Salah satu zat yang ditambahkan
adalah kolostrum pada pasta gigi
khusus ortodonti.
Perbedaan pasta gigi khusus
ortodonti dengan pasta gigi biasa
adalah pada kandungan kolostrum
didalamnya. Kolostrum adalah susu
yang diproduksi pada hari pertama
pasca
melahirkan.
Kolostrum
mengandung zat antimikroba seperti
laktoferin,
laktoperoksida,
dan
lisozim (Khotimah dan Farizal,
2013). Kolostrum juga memiliki
kandungan yang kompleks yaitu
*Penulis Penanggung Jawab
mengandung protein 85%, lemak
2,5%, karbohidrat 3,5%, garam
mineral 0,4%, vitamin, dan air 85%
(Roesli, 2009). Konsentrasi dari
kebanyakan
bahan-bahan
ini
terutama immunoglobulin sebesar
70-80% dari total protein. Kolostrum
dalam pasta gigi berfungsi untuk
melembabkan
mulut
dan
menghambat bakteri (Mubarok,
2012).
Mekanisme
dari
immunoglobulin dalam melakukan
aglutinasi
dapat
mengurangi
kemampuan bakteri untuk menempel
pada permukaan enamel gigi.
Immunoglobulin
mampu
menghambat
metabolisme
dari
bakteri dan mengurangi produksi zat
berbahaya seperti racun dengan cara
memblokir enzim serta reseptor dari
bakteri. Selain itu, immunoglobulin
juga mampu melakukan augmentasi
dan fagositosit terhadap bakteri
(Marnila dan Korhonen, 2011). Hal
tersebut dibuktikan oleh penelitian
Hurley (2011) bahwa kolostrum
dapat
mengurangi
perlekatan
Streptococcus mutan secara in vitro.
Dengan kemampuan tersebut maka
diharapkan dengan penambahan zat
kolostrum dalam pasta gigi dapat
menurunkan akumulasi plak lebih
banyak. Hal ini didukung oleh
penelitian
sebelumnya
oleh
Laksamitaputri (2013) mengenai
pasta gigi khusus ortodonti yang
menunjukan hasil signifikan dalam
menurunkan indeks plak.
Berdasarkan hal tersebut peneliti
tertarik
melakukan
penelitian
mengenai perbandingan penurunan
indeks plak pengguna ortodonti cekat
dengan pemakaian pasta gigi khusus
ortodonti
dan
pasta
gigi
konvensional.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental
klinis
dengan
pendekatan pretest-post test group
design.
Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Fakultas
Kedokteran Gigi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
pada bulan Mei-Juni 2019.
Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa kedokteran gigi Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri yang menggunakan ortodonti
cekat. Cara pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel
yang masuk dalam kriteria tertentu.
Dalam penelitian ini yang di gunakan
adalah populasi mahasiswa pasien
ortodontik cekat program studi
kedokteran gigi. Jumlah sampel yang
digunakan
adalah
30
orang
berdasarkan jumlah sampel minimal
dan sesuai dengan krieria inklusi
yaitu
:
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran Gigi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri,
menggunakan alat ortodonti cekat
atas-bawah dan sudah menjalani
perawatan selama lebih dari 3 bulan,
serta bersedia menjadi responden
penelitian.
Penelitian ini dimulai dengan
menyeleksi responden sesuai dengan
kriteria inklusi penelitian dan
kemudian dilakukan pencatatan
identitas responden. Selanjutnya
dilakukan
pengisian
informed
consent kepada responden dan
diberikan instruksi kepada responden
tentang jalannya penelitian dan tidak
diperkenankan makan dan minum
selama 1 jam sebelum penelitian
dilakukan dengan tujuan agar
*Penulis Penanggung Jawab
keadaan rongga mulut responden
dalam keadaan yang sama atau
homogen. Setelah itu dilakukan
penjelasan mengenai jenis sikat gigi
yang
akan
dipakai,
metode
penyikatan gigi yang akan digunakan
yaitu dengan metode kombinasi,
serta durasi penyikatan gigi selama 2
menit beserta alasan mengapa hal
tersebut dipilih oleh peneliti.
Responden dalam penelitian ini
dibagi
menjadi
2
kelompok
perlakuan,
pada
kelompok
I
menggunakan
pasta
gigi
konvensional dan kelompok II
menggunakan pasta gigi khusus
ortodonti. Selanjutnya persiapan
tempat, alat, dan bahan untuk
prosedur yang akan dilakukan dalam
penelitian. Kemudian melakukan
pengukuran awal indeks plak diawali
dengan pengolesan disclosing agent
pada permukaan gigi yang ditempati
bracket dan melakukan pengukuran
indeks plak menggunakan indeks
Orthodontic Index Plaque serta
mencatat skornya. Pencatatan skor
plak
bertujuan
untuk
membandingkan skor plak sebelum
dan sesudah menggunakan pasta gigi
konvensional dan pasta gigi khusus
ortodonti
Dilanjutkan
dengan
pembagian sikat gigi khusus
ortodonti kepada seluruh responden
dengan desain bulu sikat yang
memendek pada bagian tengahnya
dan pembagian pasta gigi sesuai
kelompok yang sudah dibagi
sebelumnya. Ukuran pasta gigi yang
digunakan
diseragamkan
yaitu
menutupi seluruh permukaan kepala
sikat gigi. Kemudian, pelaksanaan
penyikatan
gigi
dengan
menggunakan
pasta
gigi
konvensional pada kelompok I dan
pasta gigi khusus ortodonti pada
kelompok II dengan menggunakan
teknik kombinasi saat menyikat gigi
dengan durasi menyikat gigi yang
ditentukan adalah 2 menit . Setelah
itu, lakukan pengukuran skor indeks
plak OPI kembali setelah penyikatan
gigi dengan memberikan disclosing
agent pada gigi yang ditempati
bracket dan mencatat skornya.
Kemudian
setelah
prosedur
penelitian
selesai
dilanjutkan
pengumpulan data dan analisa data.
Untuk mengetahui perbedaan
antara pemakaian pasta gigi khusus
ortodonti dan pasta gigi konvensional
dalam menurunkan indeks plak
dilakukan uji independent t-test
dengan nilai derajat kemaknaan 95%
(< 0,05). Sebelumnya dilakukan uji
normalitas
menggunakan
uji
Shapiro-wilk kemudian dilanjutkan
uji
homogenitas
menggunakan
Levene
test.
Apabila
data
berdistribusi
normal
maka
dilanjutkan dengan uji parametrik
namun apabila tidak dapat dilakukan
uji
non
parametrik.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rerata Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menggunakan Pasta Gigi
Perlakuan
Indeks Plak
n
Sebelum
Sesudah
Selisih
Konvensional
15
53,89
36,28
17,61
Khusus Ortodonti 15
51,40
20,54
30,86
Tabel 1. Menunjukkan bahwa terjadi penurunan indeks plak responden, baik
pada kelompok yang menggunakan pasta gigi konvensional maupun pasta gigi
khusus ortodonti. Penurunan indeks plak paling besar nampak pada kelompok
responden yang menggunakan pasta gigi khusus ortodonti yaitu sebesar 30,86.
Sedangkan penurunan indeks plak pada kelompok yang menggunakan pasta gigi
konvensional hanya sebesar 17,61.
Tabel 2. Uji Shapiro-Wilk
Pretest pasta gigi konvensional
Posttest pasta gigi konvensional
Pretest pasta gigi khusus ortodonti
Posttest pasta gigi khusus ortodonti
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
,922
15
0,206
,976
15
0,939
,977
15
0,941
,964
15
0,759
Tabel 2. Uji Shapiro-wilk. Hasil menunjukkan nilai signifikansi masing-masing
kelompok > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi
normal.
*Penulis Penanggung Jawab
Tabel 3. Uji Homogenitas Levene Test
Levene Statistic
Sig.
0,244
0,625
Nilai signifikansi dari uji Levene test sebesar 0,625. Nilai ini lebih besar dari
0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa varian data homogen.
Tabel 4. Uji t berpasangan
Kelompok Uji
Pretest-posttest pasta konvensional
Pretest-posttest pasta gigi khusus ortodonti
Sig.
0,017
0,002
Nilai signifikansi uji t berpasangan lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05) pada
kedua kelompok penelitian, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
penurunan yang signifikan antara indeks plak sebelum dan sesudah menggunakan
pasta gigi konvensional dan pasta gigi khusus ortodonti. Nilai signifikansi pada
kelompok pasta gigi khusus ortodonti lebih kecil (p= 0,002) dibandingkan dengan
nilai signifikansi kelompok pasta gigi konvensional (p= 0,017). Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan indeks plak pada kelompok yang menggunakan
pasta gigi khusus ortodonti lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan
indeks plak pada kelompok yang menggunakan pasta gigi konvensional.
Tabel 5. Uji independent t-test
Pengukuran
t
-5,361
Pretest-posttest kelompok uji
Sig.
0,000
Uji independent t menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
selisih penurunan indeks plak kelompok yang menggunakan pasta gigi
konvensional dengan kelompok yang menggunakan pasta gigi khusus ortodonti.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
membandingkan penurunan indeks
plak pada pengguna ortodonti cekat
dengan pemakaian pasta gigi khusus
ortodonti
dan
pasta
gigi
konvensional.
Penelitian
ini
dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri dengan jumlah
responden sebanyak 30 mahasiswa
yang dibagi menjadi 2 kelompok
*Penulis Penanggung Jawab
dengan masing-masing kelompok
berjumlah 15 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh,
terdapat
pengaruh
pemakaian pasta gigi khusus
ortodonti dan pasta gigi konvensional
pada pengguna ortodonti cekat
terhadap
indeks
plak.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
terjadi penurunan indeks plak
responden, baik pada kelompok pasta
gigi khusus ortodonti maupun
kelompok pasta gigi konvensional.
Penurunan indeks plak terbesar
terdapat pada kelompok responden
yang menggunakan pasta gigi khusus
ortodonti Dalam artian, penurunan
indeks plak pada pengguna pasta gigi
khusus ortodonti lebih efektif.
Plak adalah lapisan tipis, tidak
berwarna, dan melekat erat pada
permukaan gigi. Plak tidak berwarna
sehingga
untuk
melihatnya
diperlukan bahan yang disebut
disclosing agent (Forrest JO, 2005).
Plak merupakan masalah utama
dalam rongga mulut yang dapat
menimbulkan penyakit infeksi pada
jaringan lunak seperti gingivitis dan
jaringan keras seperti karies gigi
(Angela A, 2005). Mekanisme
terjadinya plak adalah terbentuknya
acquired pelicle pada permukaan
gigi yang berwarna transparan,
kemudian bakteri akan menempel
dan berproliferasi. Pelikel terdiri atas
glikoprotein yang diendapkan oleh
saliva yang terbentuk segera setelah
penyikatan gigi. Perkembangbiakan
bakteri akan membuat lapisan plak
bertambah tebal karena adanya hasil
metabolisme dan adhesi dari bakteribakteri pada permukaan luar plak
(Ladytama, 2014). Akumulasi dari
plak mengakibatkan oral hygiene
menjadi buruk. Oleh karena hal
tersebut, keberadaan plak di dalam
rongga mulut harus selalu dikontrol
sehingga kesehatan dalam rongga
mulut dapat terpelihara dengan baik
(Megananda,
2011).
Upaya
pengendalian plak dapat dilakukan
secara mekanis meliputi penyikatan
gigi dan dengan bahan kimia seperti
pasta gigi sebagai sarana penunjang
pengendalian plak (Pannuti, 2003).
Penurunan indeks plak pada
kelompok yang menggunakan pasta
gigi konvensional tidak terlalu besar
*Penulis Penanggung Jawab
dibandingkan pasta gigi khusus
ortodonti. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Yuwono (2012) yang
menyatakan bahwa pasta gigi
konvensional dapat menurunkan
indeks plak namun tidak secara
signifikan. Penelitian lain yang telah
dilakukan oleh Puspitasari (2018)
menyatakan hal serupa bahwa pasta
gigi
konvensional
mampu
menurunkan skor plak meskipun
penurunan skor tidak terlalu besar.
Penurunan indeks plak terbesar
terdapat pada kelompok responden
yang menggunakan pasta gigi khusus
ortodonti. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian
sebelumnya
oleh
Laksamitaputri (2013) dimana pasta
gigi
khusus
ortodonti
dapat
menurunkan indeks plak lebih
banyak pada pemakai alat ortodonti
cekat secara signifikan. Hal ini
sejalan dengan penelitian Loimaranta
dkk (2017) yang menyatakan
kandungan kolostrum dalam pasta
gigi dan jenis dental care lain seperti
obat kumur memiliki efek terhadap
plak gigi. Pasta gigi khusus ortodonti
merupakan
pasta
gigi
yang
mengandung kolostrum sapi.
Kolostrum adalah susu yang
diproduksi pada hari pertama pasca
melahirkan. Fungsi kolostrum sapi
pada pasta gigi adalah untuk
melembabkan
mulut
dan
menghambat pertumbuhan bakteri.
Kolostrum mengandung protein yang
tinggi (Playford, 2000). Kandungan
protein sebanyak 70-80% merupakan
immunoglobulin.
Immunoglobulin
juga disebut sebagai antibodi
merupakan protein yang terkandung
dalam susu maupun kolostrum oleh
seluruh spesies menyusui. Jenis
immunoglobulin dalam kolostrum
sapi adalah IgM, IgA, and IgG
(Mehra R dkk, 2006). IgM yang
terdapat dalam kolostrum dapat
menghambat pergerakan bakteri
dengan cara mengikat flagela yang
digunakan
bakteri
pada
saat
bergerak. Kandungan IgA dalam
kolostrum sapi mampu melakukan
aglutinasi dan mengaktifkan antigen
untuk melakukan netralisasi pada
virus serta zat toksin pada bakteri.
Sedangkan untuk fungsi dari IgG
yakni dapat melakukan fiksasi
komplemen
dalam
bakteri,
opsonisasi, serta mampu melakukan
proses aglutinasi pada bakteri. Secara
umum
immunoglobulin
dapat
menggumpalkan
bakteri
serta
mengurangi kemampuan bakteri
untuk melekat pada permukaan epitel
maupun permukaan enamel gigi.
Immunoglobulin dapat menghambat
metabolisme bakteri dan mengurangi
komponen membahayakan seperti
racun dengan cara memblokir enzim
dan
reseptor
dari
bakteri.
Pemblokiran
ini
juga
dapat
membantu mengurangi kemampuan
bakteri
dalam
menghasilkan
komponen yang digunakan untuk
menempel pada permukaan epitel
(Marnila dan Korhonen, 2011). Hal
tersebut dibuktikan oleh penelitian
Hurley (2011) bahwa kolostrum
dapat
mengurangi
perlekatan
Streptococcus mutan secara in vitro.
Penurunan indeks plak terjadi
pada kedua kelompok perlakuan,
meskipun dengan besar angka
penurunan berbeda secara signifikan.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
kandungan deterjen yang mempunyai
fungsi menurunkan tegangan pada
permukaan gigi. Bahan tersebut
bekerja dengan cara menurunkan
tegangan pada permukaan dan
melonggarkan ikatan yang menempel
*Penulis Penanggung Jawab
pada permukaan gigi sehingga pada
saat adanya upaya mekanik yang
diberikan terhadap permukaan gigi
akan sangat membantu untuk
eleminasi dari plak (Hartono, 2010).
Selain itu kandungan abrasif pada
pasta gigi mampu meningkatkan
daya eliminasi terhadap plak
(Mutmainah, 2013).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pasta gigi khusus ortodonti
lebih efektif dalam menurunkan
indeks plak gigi pada pengguna
ortodonti cekat dibanding dengan
pasta gigi konvensional. Hal ini
terjadi karena adanya kandungan
kolostrum dalam pasta gigi khusus
ortodonti. Kandungan kolostrum
dapat menghambat metabolisme dari
bakteri dan dapat mengurangi
kemampuannya
melekat
pada
permukaan enamel gigi. Oleh karena
hal tersebut pengguna ortodonti cekat
lebih disarankan menggunakan pasta
gigi khusus ortodonti dalam kegiatan
kontrol plak sehari-hari agar lebih
optimal dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan,
maka
dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pasta gigi konvensional dan
pasta gigi khusus ortodonti
dapat menurunkan
jumlah indeks plak pada
pengguna
alat
ortodonti
cekat.
2. Pasta gigi khusus ortodonti
lebih
efektif
dalam
menurunkan indeks plak
pengguna ortodonti cekat
dibandingkan dengan pasta
gigi konvensional.
SARAN
1. Diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat melakukan
penelitian
lebih
lanjut
mengenai pengaruh pasta gigi
khusus
ortodonti
secara
laboratoris terhadap bakteri
dalam plak.
2. Dapat melanjutkan penelitian
mengenai
pengaruh
pemakaian pasta gigi khusus
ortodonti terhadap indeks
plak namun untuk jenis sikat
gigi menggunakan jenis sikat
gigi konvensional.
3. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan dapat melakukan
penelitian mengenai pasta
gigi jenis lainnya untuk
membandingkan
pengaruh
penggunaannya
terhadap
indeks plak pada pemakai
peranti ortodonti cekat.
4. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, peneliti
menyarankan
kepada
pengguna peranti ortodonti
cekat untuk menggunakan
pasta gigi khusus ortodonti
karena lebih efektif dalam
menurunkan skor plak.
*Penulis Penanggung Jawab
DAFTAR PUSTAKA
Angela, A. 2005. Pencegahan Primer
pada Anak yang Beresiko
Karies Tinggi. Dent J; 38(3):
131.
Dewi, S., Jazaldi F., Soegiharto B.
2011. Herbal and Conventional
Toothpaste Roles in Gingivitis
Control
in
Orthodontic
Patients. Journal of Dentistry
Indonesia; 18(3): 68-72.
Forrest J, O. 2005. Pencegahan
Penyakit Mulut, alih bahasa:
Anastasia. Jakarta: Hipokrates.
Hartono,
SWA.
2010.
Peran
Kebersihan Rongga Mulut
pada Pencegahan Karies dan
Penyakit Periodontal. Majalah
Kedokteran Gigi. Dent. J;
34(3a): 643-8.
Hurley, Walter L. 2011. Perspectives
on
Immunoglobulin
in
Colostrum and Milk. Nutrients
Journal; 10(3) : 442-474.
Hurley, Walter L. 2011. Perspectives
on
Immunoglobulin
in
Colostrum and Milk. Nutrients
Journal; 10(3) : 442-474.
Iswari AP, Riyanti E, Hadidjah D.
2010. Plaque index difference
before and after teeth brushing
with and without propolis
dentifrce. Padadjaran J Dent
Maret, 22(1): 37-42.
Ladytama, Sarah. 2014. Efektivitas
Larutan Ekstrak Jeruk Nipis (
Citrus aurantifolia) Sebagai
Obat
Kumur
Terhadap
Penurunan Indeks Plak PADA
Remaja Usia 12 – 15 Tahun.
ODONTO Dental Journal;
1(1): 39-43.
Laksamitaputri, Prawatya. 2013.
Perbandingan
Antara
Pemakaian
Pasta
Gigi
Ortodontik dan Pasta Gigi
*Penulis Penanggung Jawab
Herbal Terhadap Penurunan
Indeks Plak Pada Pasien
Ortodontik Cekat. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Laksamitaputri, Prawatya. 2013.
Perbandingan
Antara
Pemakaian
Pasta
Gigi
Ortodontik dan Pasta Gigi
Herbal Terhadap Penurunan
Indeks Plak Pada Pasien
Ortodontik Cekat. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Lastianny, Sri Pramestri. 2012.
Dampak
Pemakaian
Alat
Ortodontik
Terhadap
Kesehatan
Jaringan
Periodontal.
Majalah
Kedokteran Gigi; 19(2): 181184.
Lohakare, SS. 2008. Orthodontic
Removable Appliances. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. p. 4
Loimaranta, V. Effect of Bovine
Immune and Non-Immune
Whey Preparations on The
Composition and pH Response
of Human Dental Plaque. Eur J
Oral Science; 107: 244-50.
Lorena, Imelda. 2018. Penurunan
Indeks Plak pada Pengguna
Ortodonti
Cekat
dengan
Pemakaian
Sikat
Gigi
Konvensional dan Sikat Gigi
Khusus Ortodonti. Skripsi.
Kediri: Fakultas Kedokteran
Gigi Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
Mantiri
SC.
2013.
Status
Kebersihaan Mulut dan Status
Karies
Gigi
Mahasiswa
Pengguna Alat Ortodontik
Cekat. Journal e-GiGi. Vol
1(1).
Marchetti E. 2011. Efficacy of
Essential Oil Mouthwash With
and Without Alcohol: A 3 Day
Plaque Accumulation Model.
Trials Journal; 12(1).
Marnila P dan Korhonen H. 2011.
Milk
Proteins
|
Immunoglobulins. In: Fuquay
JW, Fox PF and McSweeney
PLH (eds). Encyclopedia of
Dairy Sciences 2nd Edition.
San Diego: Academic Press;
vol 3 807-815.
Marnila P dan Korhonen H. 2011.
Milk
Proteins
|
Immunoglobulins. In: Fuquay
JW, Fox PF and McSweeney
PLH (eds). Encyclopedia of
Dairy Sciences 2nd Edition.
San Diego: Academic Press;
vol 3 807-815.
Megananda, H. P., Eliza, H., dan
Neneng, N. 2011. Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras
Dan
Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta :
EGC.
Megananda, H. P., Eliza, H., dan
Neneng, N. 2011. Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras
Dan
Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta :
EGC.
Mehra R, Marnila P, and Korhonen
H.
2006.
Milk
immunoglobulins for health
promotion:
A
review.
International Dairy Journal;
16(11): 1262-1271.
Mubarok, MAR. 2012. Ada Apa
Dengan Sapi, Manusia, dan
Kolostrum.
http://TanyaKenapa.staff.UB.a
c.id, (Diperoleh tanggal 19
*Penulis Penanggung Jawab
November 2018, Pukul 17.00
WIB)
Mutmainah, M. 2013. Pengaruh
Pasta Gigi yang Mengandung
Ekstrak Daun Sirih dalam
Mengurangi
Plak
dan
Gingivitis pada Gingivitis
Marginalis Kronis. Skripsi.
Makassar: Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Hasanudin.
Pannuti CM. 2003. Clinical effect of
a herbal dentrifice on the
control
of
plaque
and
gingivitis. Pesqui Odontol
Bras; 17: 314-8.
Perry DA. 2015. Plaque biofilm
control for the periodontal
patient. In: Newman MG,
Takei HH, Klokkevold PR,
Carranza FA. Carranza’s
Clinical Periodontology. 12th
ed. Missouri: Saunders: 48593.
Playford, RJ. 2000. Colostrum and
Milk Derived Peptide Growth
Factors For the treatment of
Gastrointestinal Disorders. Am
J Clin. Nutr; 72: 5-12.
Prasad, P.N., Phull, T.S., Sharma,T.
2011. Timing of Orthodontic
Treatment, J. Oral Health
Comm.v Dent; 5(2) 94-96.
Puspitasari, Ambar. 2018. Perbedaan
Pasta Gigi Herbal dan Non
Herbal Terhadap Penurunan
Plaque Index Score Pada Anak.
E-Prodenta
Journal
of
Dentistry; 2(1): 116-123.
Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah
N. 2018. Ilmu pencegahan
penyakit jaringan keras dan
jaringan
pendukung
gigi
Cetakan 2018. Jakarta: EGC.
Setianingtyas, Prastiwi., Prihastari,
Lisa., Wardhani, Nurul. 2018.
Efektivitas Berkumur Teh
Hitam Terhadap Penurunan
Akumulasi Plak Pada Anak
Usia 7-8 Tahun. ODONTO
Dental Journal; 5(1) : 61-65.
Silje Storehagen, Shilpi Midha OS.
2003. Oslo University of
andidatus/candidate
Odonto
degree quide to Clinic:
Dentifrices and Mouthwashes
Ingredients and Their Use; 144.
Sunnati. 2014. Efektifitas berkumur
dengan obat kumur kombinasi
minyak esensial dan teh hijau.
Cakradonya Dent J 6(1): 66771
Suwondo,
S.
2007. Skrining
Tumbuhan
Obat
yang
Mempunyai Aktivitas Anti
Bakteri Penyebab Karies Gigi
dan Pembentukan Plak. Jurnal
Bahan Alam Indonesia; 6(2):
65-69.
Warongan Mega, Anindita P,
Mintjelungan Christy. 2015.
Perbedaan
Indeks
Plak
Penggunaan
Obat
Kumur
Beralkohol Dan Non Alkohol
Pada
Pengguna
Alat
Ortodontik Cekat: Jurnal eGigi (eG), 2(3).
Wiedel AP, Bondemark L. 2015.
Fixed
versus
removable
orthodontic
appliances
to
correct anterior crossbite in the
mixed
dentition
–
a
randomized controlled trial.
European
Journal
of
Orthodontics; 32(2) : 123-127.
Yuwono,
Citra
L.
2012.
Effectiveness of Herbal and
Non-Herbal Toothpastes in
Reducing
Dental
Plaque
Accumulation. Journal of
Dentistry Indonesia; Vol.
19(3): 70-74.
*Penulis Penanggung Jawab
Download