Uploaded by ario_prawiro01

Analisa Peran Perawat dalam Promosi Kese

advertisement
Analisa Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Promosi Kesehatan
Dosen: Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.
KELOMPOK IV
1) Maria Yulita Meo
(22020114410003)
2) Herry Setiawan
(22020114410007)
3) Dwi Astuti
(22020114410012)
4) Kastuti Endang Trirahayu
(22020114410013)
5) Domianus Namuwali
(22020114410024)
6) Sri Rahayu
(22020114410029)
7) Khoirunnisa Munawaroh
(22020114410037)
8) Arlina Dhian Sulistyowati
(22020114410038)
9) Sarinti
(22020114410045)
10) Gandes Ambarwati
(22020114410047)
11) Nugroho Lazuardi
(22020114410048)
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosiospiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan nasional, 1983).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat, dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Fungsi utama perawat adalah membantu
klien mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan.
Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang,
tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Dari penjelasan tersebut
terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah penting dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan
(care provider), pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti
(researcher). Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik, perawat
dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan. Melalui promosi kesehatan
perawat dapat memberikan edukasi pada masyarakat secara luas terkait
dengan masalah kesehatan.
2
B. Rumusan Masalah
Perawat sebagai bagian integral dari layanan kesehatan mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Salah satu peran perawat dalam mewujudkan hal tersebut yaitu
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
melalui promosi kesehatan. Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk
membahas mengenai peran perawat dalam promosi kesehatan.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai peran perawat
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang promosi kesehatan
c. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan individu dan keluarga.
d. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat
kerja, dan tempat umum.
e. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan organisasi kemasyarakatan (ormas)/organisasi
profesi/LSM/Media massa.
f. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan program/petugas kesehatan
g. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan
h. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan lembaga pemerintahan/politisi/swasta.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan peran perawat dalam promosi kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Peran Perawat
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan
dengan UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa
“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai
dengan status sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur
dalam sebuah aturan yang jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki
sejumlah peran di dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan
kewenangannya. Peran utama dari perawat adalah sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik dan peneliti :
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan
layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien baik
individu, keluarga maupun komunitas sesuai dengan kewenangannya.
Dalamperannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk :
a. Memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien
b. Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan
seimbang
c. memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya
d. berusaha mengembalikan kesehatan klien
2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab
dalam mengelola layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan
baik dirumah sakit, puskesmas dan sebagainya maupun tatanan pendidikan
yang berada dalam tanggungjawabnya sesuai dengan konsep manajemen
keperawatan. Dalam fungsi perawat sebagai manager berarti perawat
4
melakukan fungsi manajemen keperawtan yaitu planning, organizing,
actuating, staffing, directing dan controlling.
a. Perencana (planning).seorang manajer keperawatan harus mampu
menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanaka untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi perencana meliputi, mengenali
masalah, menetapkan dan mengkhususkan tujuan jangka panjang
dan
jangka
pendek,
mengembangkan
tujuan
dan
terakhir
menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dapat dicapai.
b. Pengorganisasian
(Organizing).
Fungsi
ini
meliputi
proses
mengatur dan mengalokasikan suatu pekerjaan, wewenang serta
sumber daya keperawatan sehingga tujuan keperawatan dapat
tercapai
c. Gerak aksi (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manajer keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam unsur perencanaan dan
pengorganisasian
agar
dapat
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.
d. Pengelolaan staf (staffing) mencakup memperoleh, menempatkan
dan mempertahankan anggota atau staf pada posisi yang
dibutuhkan dalam pekerjaan keperawatan
e. Pengarahan (directing) mencakup mampu memberikan arahan
kepada
staf
sehingga
mereka
menjadi
perawat
yang
berpengetahuan dan mampu bekerja secara efektif guna mencapai
sasaran yang telah ditetapkan
f. Pengendali (controlling) mencakup kelanjutan tugas untuk melihat
apakah kegiatan yang dilaksanakan oleh staf telah berjalan dengan
baik.
3. Pendidik dalam keperawatan (educator). Perawat berperan mendidik
individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya. Perawat bertugas untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien sebagaiupaya menciptakan perilaku individu atau
masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Untuk dapat melaksanakan
5
perannya sebagaipendidik, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki
seorang perawat antara lain wawasan ilmu pengetahuan yang luas,
kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologis dan kemampuan
menjadi model atau contoh dalam perilaku profesional.
4. Peneliti (researcher) Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan
(Asmadi, 2008).
B. Promosi Kesehatan
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep
pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan
paradigma kesehatan masyarakat (public health). Menurut Lawrence
Green (1984) definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi , politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan
Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat
yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan
perilaku(within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Menurut
Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa promosi kesehatan adalah
suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu
mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan
untuk mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas,
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of
enabling individuals and communities to increase control over the
determinants of health and thereby improve their health “ (proses
6
mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di
Indonesia pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat,
serta
terciptanya
lingkungan
yang
kondusif
untuk
mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
langsung maupun media massa
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju
keluarga atau rumah tangga yang sehat
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarganya
e. Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan
tempat umum
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
7
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat
3. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat
masyarakat
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
c. Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan
perilaku masyarakat
4. Program/ petugas kesehatan
a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan
kegiatan kesehatan
b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di
masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga,
dan atau kelompok yang menjadi kliennya
c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat
5. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
a. Peduli
dan mendukung upaya
kesehatan,
minimal
dalam
mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor
:
1193/MENKES/SK/X/2004
-
Jakarta,
Departemen Kesehatan RI, 2005)
3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan
kesehatan
8
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga;
tatanan kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum;
organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa;
program/ petugas kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga
daerah utama yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam
pelaksanaan program promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi
kesehatan di masyarakat, sekolah dan tempat kerja cenderung paling efektif
(Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi
kesehatan adalah pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran
primer, sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai
masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder
adalah individu atau keompok yang memiliki pengaruh oleh sasaran primer,
dan diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada
sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang
dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).
5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada
dasarnya merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam
berbagai kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi
kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan
kesehatan.
Dukungan
tersebut
dapat
berupa
kebijakan
yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara formal dan
informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar tentang issu
9
atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal
misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk
dana atau fasilitas lain.
2. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya
berupa pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar
berkembang
kesadaran
,
kemauan,
dalam
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu
penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)
Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan adalah
1. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy)
Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan
publik dan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
2. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)
Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan
fasilitasyang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
4. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)
Dengan memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang
cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.(Notoatmodjo,
2005)
Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004),
strategi peningkatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah
10
2. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
4. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
5. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi
Kesehatan
6. Peningkatan kerjasama dan kemitraan
7. Pengembangan Metode, Teknik dan Media
8. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga
Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
1.
Edukator.
Perawat
memberikan
pendidikan
kesehatan
melalui
penyuluhan kesehatan. Misalnya : sebagai perawat komunitas akan
secara berkala melakukan kunjungan rumah pada individu atau keluarga
yang mengalami penyakit TBC. Keluarga atau individu akan diberikan
pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat, PMO dan cara penularan
2.
Role
Model.
Perawat
akan
memberikan
contoh
tentang
cara
mempertahankan kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai
edukator. Misalnya seorang perawat keluarga melakukan kunjungan
rumah pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami
TBC. Pada kunjungan tersebut perawat akan memberikan penyuluhan
sekaligus contoh misalnya tentang tata cara batuk efektif. Dalam hal ini
perawat akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
3.
Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga.
Misalnya dalam kunjungan keluarga perawat menemukan masalah
kesehatan pada anggota keluarga tersebut. Perawat akan membantu
keluarga memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan keikutsertaan
keluarga merawat anggotakeluarga yang sakit
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga
pada dasarnya bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan
pengetahuan
individu atau keluarga dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan.
B. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan,
tempat kerja dan tempat umum
Promosi
kesehatan
adalah
upaya
memberdayakan
perorangan,
kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi
12
kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan
serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat sesuai dengan factor budaya setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya
dengan lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan
posyandu. Di lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan dengan
pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan anggota keluarga yang
memerlukan informasi mendalam yang berkenaan dengan status kesehatan.
Upaya promosi kesehatan dalam hal ini pendidikan kesehatan sangat
bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan pasien dan keluarga. Hal
yang dapat dilakukan pada lingkungan rumah sakit adalah melakukan
penyuluhan baik secara massal ataupun individu di rumah sakit. Kegiatan
pendidikan kesehatan maupun penyuluhan dilakukan di sisi pasien serta
keluarga secara khusus mengenai suatu penyakit dan upaya penyelesaian
masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawat di puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat
berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan,
pendidik atau penyuluh kesehatan, penemu kasus, penghubung dan
coordinator, pelaksana konseling keperawatan dan model peran. Dua peran
perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan
serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan.
(Efendi,Makhfudi, 2009)
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan
daripada di rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan
menindaklanjuti perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan
BAB di sungai sehingga mengotori dan mencemari sungai yang menjadi
sumber air bersih keperluan masyarakat setempat. Perawat beranggapan
bahwa suatu masalah kesehatan sebagai contoh diare. Diare yang terjadi
akibat tercemarnya sumber air bersih tidak akan tuntas apabila hanya
mengobati pasien di rumah sakit tanpa memotong atau menyingkirkan
penyebab
utamanya.
Penyebab
utamanya
yaitu
pencemaran
serta
13
pengkontaminasian sumber air sungai yang menyebabkan keadaan diare pada
masayarakat setempat.
Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama
halnya dengan program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi
kesehatan seperti penyuluhan dan upaya preventif seperti pemberian
imunisasi pada balita serta pemeriksaan kesehatan secara berkala pada lansia
yang berada di wilayah lingkungan posyandu.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya
promosi kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus
yang disusun selalu ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan
baik setting individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan
akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali
melakukan
kegiatan
pengabdian
masyarakat
yang
umumnya
juga
menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada
kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya
promosi kesehatan dalam tatanan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).
Lingkungan pabrik yang umumnya mempunyai paparan terhadap debu, polusi
serta risiko adanya cidera sangat penting bagi perawat dalam memberikan
pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan maupun penyuluhan
mengenai pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD yang mereka pakai
diharapkan dapat melingdungi dari segala risiko yang mungkin terjadi pada
para pekerja.
Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya
promosi
kesehatan
karena
disana
masyarakat
sering
berkumpul,
bercengkrama bahkan melakukan aktivitas. Beberapa contoh tempat umum
antara lain Pasar, Halte Bus, Terminal, Stasiun, Pelabuhan bahkan Bandara
yang semuanya sangat diharapkan tidak terdapat kegiatan ataupun perilaku
yang merugikan bahkan membahayakan orang lain. Merokok di tempat
umum sebagai contoh sangat dilarang karena dapat menyebabkan polusi
udara. Peran perawat untuk mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan
14
kegiatan merokok di tempat umum merupakan salah satu upaya dalam
promosi kesehatan.
C. Peran perawat dalam tatanan Organisasi kemasyarakatan/organisasi
profesi/LSM/Media massa
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar tercapai masyarakat yang
sehat dan mandiri, hal ini tidak hanya dilakukan oleh perawat maupun tenaga
kesehatan
namun
harus
bekerja
sama
dengan
organisasi
kemasyarakatan/LSM/organisasi profesi dan media massa yang peduli dengan
kesehatan. Kerja sama tersebut dapat berupa pemberian informasi yang terusmenerus agar klien dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge) dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau
menjadi mampu melakukan perlaku yang diperkenalkan (aspek practise).
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan ini
adalah memberikan advokasi, hal ini penting untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari sasaran advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi
dapat beberapa tahap antara lain : Menyadari adanya suatu masalah, Tertarik
untuk ikut mengatasi masalah, Pedulu terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah, Sepakat untuk
memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif dan memutuskan
tindak kanjut kesepakatan. Dengan demikian advokasi harus dilakukan secara
terencana, cermat dan tepat.
D. Peran perawat dalam tatanan Program/petugas kesehatan
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan
penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat,
propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat stategi promosi
kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
15
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang
besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan
dalam pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor
dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan
sektor terkait dalam promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program
kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan
di kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara
berkala untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang
mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi
`pada akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran
perbaikan program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait
untuk perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan integrasi promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina
suasana dan advokasi yang meliputi :
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
16
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan
kesehatan ( JPK ).
e. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)
E. Peran perawat dalam tatanan Lembaga pemerintahan/politisi/swasta
Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Perawat mempunyai peran penting dalam meningkatakn
kesehatan salah satunya bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
memanfaatkan dan memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Setiap indivividu memiliki kesempatan untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman, hal ini sejalanan dengan
UU RI no. 36 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa, setiap orang mempunyai
hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Dalam UU tersebut pasal 16 dinyatakan bahwa pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang
adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya
bertujuan untuk mensukseskan dan mendukung program pemerintah, antara
lain mendukung dalam program :
1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2. Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).
3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular (P2PTM)
(Panduan Integrasi Promosi Kesehatan, 2006)
Sesuai dengan tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli dan
mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan
17
dan perilaku sehat. Selain itu, membuat kebijakan dan peraturan perundangundangan dengan memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Dukungan
yang optimal dari berbagai pihak seyogyanya dapat memecahkan masalah
kesehatan dan dapat membantu tenaga kesehatan terutama dalam hal promosi
kesehatan. Perawat diharapkan menjadi lini terdepan dalam upaya promosi
kesehatan untuk mempengaruhi semua sasaran yang ada.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
2. Promosi kesehatan adalah komponen penting dalam praktek keperawatan
dan merupakan suatu cara berpikir yang bertujuan agar masyarakat
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan
3. Promosi kesehatan secara garis besar mendorong masyarakat agar mau dan
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
4. Sasaran dalam promosi kesehatan bersifat langsung dan tidak langsung.
Sasaran promosi kesehatan dan kaitannya degan profesi keperawatan
meliputi: Sasaran Primer (Primary Target), sekunder (Secondary target)
dan tersier (TerttiaryTarget).
5. Misi dalam promosi kesehatan antara lain advokat
(advocate),
Menjembatani (mediate), dan memampukan (enable).
6. Peran perawat dalam promosi kesehatan ada di beberapa lingkup antara
lain; individu atau keluarga, tempat kerja, institusi pendidikan,pemerintah.
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan peran perawat antara lain sebagai
educator, role model, fasilitatormaupun educator.
B. Saran
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah satu
diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya mengenal nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa langkah dapat dilakukan oleh perawat antara lain dengan
memahami
pentingnya
promosi
kesehatan dan melakukan program
pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam menerima berbagai program kesehatan.
19
Download