Uploaded by [email protected]

PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT PASIEN DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI PELAYANAN KESEHATAN

advertisement
ESSAY PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT PASIEN DALAM PEMBERIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI PELAYANAN KESEHATAN
Oleh
: Aris Subyantoro
NIM
:ST182005
Profesi
keperawatan
merupakan
suatu
profesi
yang
mengedepankan
pelayanan asuhan keperawatan yang holistic, dimana kualitas dari pemenuhan
kebutuhan secara biologi, osikologi, sosiologi, budaya dan spiritual klien bersama
keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap pelayanannya. Pelayanan keperawatan
menuntut perawat menjadi sosok profesional dimana ketrampilan, pengetahuan,
sensitif, empati, semangat ingin menolong, rasa tanggungjawab, dorongan moral dan
sikap dari seorang perawat terhadap diri dan lingkungannya harus tetap terjaga
dengan mengedepankan nilai-nilai etik keperawatan.
Perawat adalah sebagai salah satu aset penting bagi sebuah rumah sakit.
Perawat menjadi garda terdepan rumah sakit yang berhubungan langsung dengan
pasien dalam waktu 24 jam. Kualitas asuhan sebagaimana seharusnya dituntut penuh
dalam peran perawat. Salah satu peran perawat adalah sebagai advokat pasien
dimana seorang pasien membutuhkan perlindungan dari perawat dari setiap tindakan
medis yang diberikan kepada pasien dalam proses kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya. Peran advokasi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pemberian asuhan keperawatan.
Hal ini juga mencegah terjadinya malpraktik yang akibatnya merugikan pasien bahkan
kematian pasien. Sebagai contoh peran perawat sebagai advokat adalah bagaimana
perawat memberikan penjelasan secara detail tentang tindakan yang diberikan dan
pemberian informed consent sebagai persetujuan pasien dengan tindakan yang akan
dilakukan.
Selama berada dalam masa perawatan di rumah sakit sangat mungkin
terjadinya human error oleh tenaga kesehatan tang mampu merugikan pasien.
Sebagai satu-satunya yang berhubungan langsung dengan pasien, seorang perawat
dituntut untuk lebih hati-hati dan teliti dalam setiap tindakan yang dilakukannya, baik itu
dalam kolaborasi dengan dokter dalam instruksi pemberian obat-obatan oral, tindakan
injeksi, bahkan sampai tindakan pemberian transfusi. Perawat harus memastikan
apakah hal tersebut dapat berdampak baik kepada pasien, bukan malah merugikan
atau sampai mengakibatkan kematian pasien. Ada tiga komponen perawat sebagai
advokat bagi pasien yaitu pelindung penentuan diri pasien, mediator, dan sebagai
pelaku.Perawat juga harus melindungi pasien sebagai manusia yang utuh sesuai
dengan hukum yang berlaku (suyanti dkk, 2014).Simamora (2013) dalam penelitiannya
juga membahas tentang perawat sebelum melakukan tindakan tidak menjelaskan
informasi tentang tindakan prosedur pemberian terapi yang akan dilakukan, dalam hal
ini pasien berhak memutuskan tindakan tersebut ditolak atau diterima oleh pasien.
Dalam kasus ini perawat sebagai advokasi pasien belum terlaksanakan.
Peran perawat sebagai advokasi pasien adalah perawat mampu memberikan
perlindungan terhadap pasien, keluarga pasien, dan orang – orang disekitar pasien.
Hal ini didukung dalam penelitian Umasugi (2018) bahwa perawat sebagai pelindung,
perawat mampu mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dari hasil
pengobatan contohnya mencegah terjadinya alergi terhadap efek pengobatan dengan
memastikan bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi. Salah satu untuk mencegah
terjadinya hal – hal yang merugikan pasien perawat harus saling berkoordinasi dengan
adanya standar komunikasi yang efektif dan terintegrasi dalam kegiatan timbang
terima yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan. Peran advokasi perawat
terhadap pasien juga terlaksana dalam pemberian penjelasan tindakan prosedur dalam
informed consend berperan sebagai pemberi informasi, pelindung, mediator, pelaku
dan pendukung (Tri Sulistyowati, 2016). Perawat memberikan perlindungan terhadap
pasien untuk mencegah terjadinya penyimpangan / malpraktik yang pada dasarnya
setiap profesi kesehatan sudah harus memahami tanggung jawab dan integrasinya
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Para profesional kesehatan terutama
perawat harus memahami hak – hak dan kewajiban pasien sebagai penggunaan
layanan kesehatan. Pasien berhak mendapatkan layanan yang manusiawi dan jujur,
pasien berhak mendapatkan pelayanan yang sama tanpa adanya diskriminasi, pasien
berhak didampingi oleh keluarga selama dirawat. Pasien juga berhak memilih tim
medis dan rumah sakit sesuai kebutuhannya, pasein berhak mengetahui hasil
pemeriksaan yang dilakukannya dan berhak mendapatkan perlindungan privasi. Dalam
hal ini perawat sebagai pendamping pasien selama 24 jam penuh wajib memenuhi hak
pasien tersebut yang berperan sebagai advokasi bagi pasien untuk menghindari
terjadinya kesalahan asuhan keperawatan.
Perawat harus menghargai pasien yang dirawatnya sebagai manusia utuh
sehingga tidak menjadi beban selama menjalani perannya sebagai advokat pasien.
Namun beberapa penghambat yang dialami perawat dalam menjalankan perannya
adalah salahnya paradigma perawat sebagai pembantu atau asisten dokter yang
masih menjadi pencetus hilangnya kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan
peran sebagai advokasi. Tingkat pendidikan juga harus ditingkatkan agar perawat
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga pada saat pelaksanaan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan bisa lebih teliti. Kemudian hal yang terpenting untuk
melaksanankan peran sebagai advokasi pasien adalah bagaimana seorang perawat
dapat berkomunikasi dengan baik dengan pasien maupun mitra sejawat. Komunikasi
adalah bentuk aksi untuk melakukan interaksi yang akan memberikan informasi silang
antara pasien dan mitra sejawat. Apabila komunikasi antar perawat dan pasien atau
keluarga akan memberikan feedback yang positif antara kedua pihak, yang tentunya
akan membantu proses perawatan yang lebih mudah dan pasien akan merasa nyaman
dengan tindakan yang dilakukan sehingga peran perawat sebagai advokasi pasien
salah satunya mediator antara pasien dan tenaga kesehatan lainnya dapat tercapai.
Perawat adalah sebagai aset utama layanan kesehatan yang harus mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas. Perannya sebagai seorang advokasi bagi
pasien dan keluarga adalah bentuk nyata integritas seorang perawat dalam
memberikan pelayanan berkualitas. Ketelitian dan pemahaman setiap prosedur yang
akan dilakukan harus tertanam dalam diri seorang perawat. Seorang perawat dapat
dikatakan sebagai sahabat baik pasien dalam layanan rumah sakit. Perlu bagi perawat
untuk meningkatkan pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya agar memiliki kepercayaan
diri untuk membela hak-hak pasien dan keselamatan pasien.
Download