KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS) PADA PANDEMI COVID-19 BAGI PEMBERI PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH DAN SWASTA DI WILAYAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2021 A. Pendahuluan Secara global istilah ‘Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) atau Mental Health and Psychososcial Support (MHPSS)’ digunakan dalam Panduan Inter Agency Standing Committee (IASC) dalam Situasi Kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/atau mencegah serta menangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial. DKJPS dipakai berbagai pihak untuk merespons kondisi kedaruratan maupun bencana, salah satunya pandemi COVID-19. DKJPS mengintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas, serta untuk menekankan perlunya pendekatan-pendekatan yang beragam dan saling melengkapi dari berbagai profesi dalam memberikan dukungan yang sesuai. DKJPS dalam Situasi Kedaruratan mengedepankan berbagai tingkatan intervensi agar diintegrasikan dalam kegiatan respons pandemi. B. Latar Belakang Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi global dan di Indonesia telah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID19) dan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, sehingga wajib dilakukan upaya penanggulangan. Pandemi COVID-19 merupakan bencana non-alam yang dapat memberikan dampak pada kondisi kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, menurut data dari Dinas Kesehatan dilaporkan jumlah total kasus COVID-19 sebanyak 10.517 kasus, dengan jumlah kasus yang sedang dirawat 1.084 kasus (10,31%), sembuh 8.990 kasus (85,48%), dan meninggal sebanyak 443 kasus (4,21%) berada di atas rata-rata nasional (2,71%). _________________________________________________________________________ “ Rumah Sakit Jiwa Dambaan Masyarakat dengan Mutu Terkini ” Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisan masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang dampak COVID-19 terhadap kesehatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait pandemi (antara lain flu burung dan SARS) menunjukkan adanya dampak negatif terhadap kesehatan mental penderitanya. Penelitian pada penyintas SARS menunjukkan bahwa dalam jangka menengah dan panjang, 41—65% dari penyintas mengalami berbagai macam gangguan psikologis (Maunder, 2009). Sebuah penelitian di Hongkong menunjukkan bahwa masalah psikologis pada penyintas SARS tidak berkurang dalam kurun waktu satu tahun setelah kejadian. Bahkan, diperkirakan 64% dari penyintas berpotensi mengalami gangguan psikiatrik (Lee, dkk, 2007). Adapun faktor risiko terbesar untuk mengalami berbagai distres psikologis terdapat pada perempuan dan tenaga kesehatan. Sebuah penelitian yang juga dilakukan di Hong Kong bahkan menunjukkan bahwa 30 bulan paskainfeksi SARS, 25.6% dari penyintas mengalami Post Traumatic Disorders (PTSD) dan 15.6% mengalami gangguan depresi. Secara rata-rata, setidaknya 30% penyintas mengalami salah satu dari gejala tersebut (Mak, dkk, 2009). Sebuah studi baru mengkaji kesehatan jiwa dari sebanyak hampir 1.300 tenaga kesehatan (nakes) di China yang menangani pasien Covid-19. Studi ini melihat apakah ada gejala depresi, cemas, insomnia, dan stres. Mereka memfokuskan pada nakes garda terdepan yang langsung terlibat dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan dari pasien Covid-19. Hal ini disebabkan para tenaga kesehatan dengan kondisi ini memiliki risiko berat mengalami stres psikologis dan masalah kesehatan jiwa lainnya. Beberapa faktornya antara lain jumlah kasus yang meningkat, membludaknya kerja, membanjirnya informasi, dan minimnya alat pelindung diri serta obat. Beberapa studi lampau yang menunjukkan di situasi yang sama, para tenaga kesehatan mengalami stigmatisasi, serta rasa takut akan infeksi kepada diri mereka dan keluarganya. Beberapa hal yang cukup memprihatinkan juga mulai muncul di wilayah Prov. NTB yakni masyarakat yang telah mulai acuh terhadap protokol kesehatan yang selalu digaungkan oleh pemerintah. Beberapa di antara mereka mulai melakukan kegiatan secara berkelompok, melakukan kegiatan layaknya kegiatan telah normal kembali. Hal ini telah menambah beban pemerintah dan masyarakat sendiri dan meningkatkan risiko kemungkinan terpapar yang semakin tinggi dimana angka kasus postif COVID-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat belum beranjak menunjukkan gejala berkurang. Beberapa kasus juga telah dilaporkan menimpa karyawan atau pegawai di kantorkantor pelayanan publik baik pemerintah maupun swasta. Hal ini jelas memberikan dampak psikologis yang kuat bagi karyawan atau pegawainya dan masyarakat yang dilayaninya. Dampak psikologis yang muncul dapat berupa kecemasan, penurunan energi dan produktivitas yang dapat mengganggu pelayanan publik di Kantor tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa bermaksud melakukan advokasi kepada pihak terkait agar mendapatkan dukungan dalam penyelenggaraan kegiatan “Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial (DKJPS)” bagi pemberi pelayanan publik baik pemerintah maupun swasta yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan dukungan dalam penyelenggaraan kegiatan DKJPS bagi pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta. 2. Tujuan Khusus a. Terlaksananya penyampaian kegiatan DKJPS pada masa pandemi COVID-19 bagi pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta kepada pihak terkait; b. Tersusunnya kebijakan pelayanan DKJPS pada masa pandemi COVID-19 bagi pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta; c. Tersedianya anggaran pelaksanaan kegiatan DKJPS pada masa pandemi COVID19 bagi pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta. D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan No 1. Kegiatan Pokok Advokasi pelaksanaan dukungan kesehatan Rincian Kegiatan kegiatan 1. Menyusun agenda kegiatan advokasi jiwa dan 2. Rapat Koordinasi Internal RSJ Jiwa Mutiara psikososial (DKJPS) pada pandemi Sukma sekaligus Rapat pembentukan tim COVID-19 bagi pemberi pelayanan pelaksana kegiatan advokasi publik pemerintah dan swasta di 3. Menyusun kelengkapan administrasi wilayah Provinsi Nusa Tenggara (Materi/instrumen advokasi, jadwal dan Barat undangan advokasi) 4. Pertemuan Lintas Sektoral dalam rangka advokasi 5. Membuat Laporan Hasil Advokasi E. Cara Melaksanakan Kegiatan 1) Melaksanakan/mengadakan rapat penyusunan agenda advokasi; 2) Mengadakan rapat koordinasi sekaligus pembentukan tim advokasi; 3) Mengumpulkan bahan-bahan dan menyusun kelengkapan administrasi advokasi; 4) Mengadakan rapat dengan Gubernur, Dinas Kesehatan, Bappeda, BPKAD; 5) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan advokasi. No 1. Pelaksana Kegiatan Kegiatan Melaksanakan/mengadakan rapat penyusunan agenda Bid. Pelayanan Lintas program terkait - Bag. TU Lintas Sektor terkait Sumber Dana - DPA advokasi; 2. Mengadakan rapat Bid. koordinasi sekaligus Pelayanan pembentukan tim advokasi Bag. TU, Subbag. Umum (Humas), Seksi Pelayanan Medik, Seksi Keperawatan, DPA 3. Mengumpulkan bahanbahan dan menyusun kelengkapan administrasi advokasi Mengadakan rapat dengan Gubernur, Dinas Kesehatan, Bappeda, BPKAD Seksi Pelayanan Medik Seksi Keperawatan - DPA Bid. Pelayanan Bag. TU, Subbag. Umum (Humas), Seksi Pelayanan Medik, Seksi Keperawatan, DPA laporan Seksi kegiatan Pelayanan Medik Seksi Keperawatan, Subbag. Umum Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bappeda, Kepala BPKAD Provinsi NTB - 4. 5. Menyusun pelaksanaan advokasi F. Sasaran Pihak terkait yang berwenang menetapkan kebijakan. DPA G. Jadwal Kegiatan Kegiatan advokasi dilakukan pada Bulan Januari 2021. No Januari 2021 Kegiatan 1 1. Menyusun agenda kegiatan advokasi 2 Rapat Koordinasi Mutiara Internal Sukma pembentukan tim RSJ sekaligus pelaksana 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 X X X 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X X X x Jiwa Rapat kegiatan x advokasi 3 Menyusun kelengkapan administrasi (Materi/instrumen advokasi, jadwal dan undangan advokasi) 4 Mengadakan Pertemuan Lintas Sektoral X dalam rangka advokasi 5 Membuat Laporan Hasil Advokasi _________________________________________________________________________ “ Rumah Sakit Jiwa Dambaan Masyarakat dengan Mutu Terkini ” 31 H. Indikator dan Target Indikator 1. Indikator Input: 2. Indikator Output : Jumlah pihak terkait yang mendapatkan advokasi 3. Indikator Outcome : Terlaksananya kegiatan DKJPS 4. Dampak : Meningkatnya derajat kesehatan pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta 5. Target : 4 pihak I. Sumber Biaya dan Pembiayaan Sumber biaya pelaksanaan advokasi berasal dari DPA RSJ Mutiara Sukma, dengan RAB sebagai berikut. No. 1 2 3 J. Uraian Volume ATK rapat - rapat penyusunan agenda kegiatan advokasi - rapat koordinasi dan pembentukan tim - rapat lintas sektoral ATK pelaksanaan kegiatan advokasi Makan dan minum - rapat penyusunan agenda kegiatan advokasi Nasi kotak Snack - rapat koordinasi dan pembentukan tim Nasi kotak Snack - rapat lintas sektoral Nasi kotak Snack 20 20 20 60 Satuan paket paket paket paket Harga Jumlah (volume x harga) 25.000 500.000 25.000 500.000 25.000 500.000 25.000 1.500.000 20 20 Pcs Pcs 20.000 10.000 400.000 200.000 20 20 Pcs Pcs 20.000 10.000 400.000 200.000 20 20 Pcs Pcs 20.000 10.000 400.000 200.000 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan memuat bukti pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan Pencatatan dan pelaporan ini menggunakan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke Direktur RSJ Mutiara Sukma. K. Penutup Demikian Kerangka Acuan ini disusun sebagai bahan pertimbangan penyelenggaraan kegiatan advokasi pelaksanaan kegiatan Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial (DKJPS) pada masa pandemi COVID-19 bagi pemberi pelayanan publik pemerintah dan swasta di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021. Mataram, Januari 2021 DIREKTUR RSJ MUTIARA SUKMA, _________________________________________________________________________ “ Rumah Sakit Jiwa Dambaan Masyarakat dengan Mutu Terkini ” Dr. EVI KUSTINI SOMAWIJAYA, MM. Pembina Tk. I NIP. 19640805 199603 2 001