Uploaded by rifayinqap

IKGM 12-03 21

advertisement
Nama : Rifayinqa Ruyani Putri
NIM : 021811133034
PROMOSI KESEHATAN
Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari sejarah
praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik
pendidikan kesehatan secara global. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk
memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi pendidikan kepada
masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat melakukan hidup sehat seperti yang diharapkan.
Tetapi pada kenyataannya, perubahan perilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga
dampaknya terhadap perbaikan kesehatan sangat kecil. Dari hasil studi yang dilakukan oleh World
Health Organization (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan, mengungkapkan memang benar
bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah cukup baik, tetapi praktik mereka masih
rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya. Belajar dari pengalaman
pelaksanaan pendidikan kesehatan dari berbagai tempat, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kesehatan tersebut belum “memampukan” (ability) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, tetapi
baru dapat “memaukan” (wiliness) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Dari pengalaman ini
juga menimbulkan kesan yang negatif bagi pendidikan kesehatan, bahwa pendidikan kesehatan hanya
mementingkan perubahan perilaku melalui pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan.
Sedangkan pendidikan kesehatan kurang melihat bahwa perubahan perilaku atau perlakuan baru
tersebut juga memerlukan fasilitas, bukan hanya pengetahuan saja. Misalnya Untuk praktik atau
berperilaku memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, minum air bersih dan makan-makanan yang
bergizi bukan hanya perlu pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan kesehatan, manfaat air bersih
atau tahu manfaat tentang makanan yang bergizi, tetapi juga perlu sarana atau fasilitas
keterjangkauan pelayanan kesehatan, fasilitas air bersih dan bagaimana cara mendapatkan serta
mengolah makanan yang bergizi.
Jika sebelumnya pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya yang terencana untuk
perubahan perilaku masyarakat sesuai dengan norma kesehatan, maka promosi kesehatan tidak
hanya mengupayakan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi
perubahan perilaku tersebut. WHO menyelenggarakan konferensi internasional pertama bidang
promosi kesehatan pada tanggal 21 November 1986 di Ottawa, Kanada. Konferensi dihadiri oleh para
ahli kesehatan seluruh dunia dan telah menghasilkan dokumen yang disebut Piagam Ottawa (Ottawa
Charter) . Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter,1986) sebagai hasil rumusan Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, mengatakan bahwa :
“….Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve their
health. To reach a state of complete physical, mental, and social well-being, and individual or 2 group
must be able to indetify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the
environment”
Dari kutipan diatas jelas dinyatakan bahwa, promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata
lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan
ini mencakup 2 dimensi yakni “kemauan” dan “kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya
kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Lebih lanjut dinyatakan,
bahwa dalam mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial,
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Lingkungan disini mencakup lingkungan fisik, lingkungan
sosio budaya, dan lingkungan ekonominya
Dalam Ottawa Charter dirumuskan 3 hal penting untuk mengimplementasikan Promosi
Kesehatan sebagai Misi Promosi Kesehatan yaitu:
1. Advokasi (Advocacy)
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan
sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para pejabat
pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan
tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat
tersebut.
2. Memampukan atau memperkuat (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta meningkatkan
kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk memampukan masyarakat.
Hal ini berarti baik secara langsung atau melalui tokoh – tokoh masyarakat, promosi
kesehatan harus memberikan keterampilan – keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mandiri di bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama bahwa kesehatan dipengaruhi banyak
faktor luar kesehatan seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab itu,
dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang
ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya perlu
dikembangkan melalui promosi kesehatan ini
3. Mediasi (Mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani antara sektor
kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan kata lain promosi kesehatan
merupakan perekat kemitran di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat
penting sebab tanpa kemitraan niscaya sektor kesehatan tidak mampu menangani masalah –
masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Kanada pada tahun 1986 menghasilkan
piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru
promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir , yaitu:
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau pembuat
kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam bentuk
peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya , ada peraturan atau undang-undang yang
mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah
sakit, dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik,
harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat). Dalam
proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya
kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses
pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan
2.
3.
4.
5.
kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah
kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum
tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain:
tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air
bersih, tersedianya ruangan bagi para perokok dan non-perokok dan sebagainya.
Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan
kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan
kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau
pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi
lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi
sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi
pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah
maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga
dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Keterampilan Individu (Personnal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga,
dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila
kesehatan individu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud.
Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (Personnal skills) dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari
peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah
memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik
pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada massa.
Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh
karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau
masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat
tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi
Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri.
Download