Uploaded by amaliaevi31

MAKALAH ENERGI AMALIA EVY - AJ GIZI 2018

advertisement
Halaman judul
MAKALAH GIZI LANJUT
MAKRONUTRIEN, MIKRONUTRIEN DAN METABOLISME
“ENERGI”
Oleh:
AMALIA EVY PUSPITA SARI
NIM: 18113041
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ALIH JENJANG S1 ILMU GIZI
TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahNyalah sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat
berarti.
Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan
sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tugas ini disusun agar pembaca
dapat
memperluas
ilmu
tentang “Energi”, yang disajikan
berdasarkan referensi dari sumber buku Gizi Lanjut karya Carolyn D. Berdanier
dan Janos Zempleni.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Gizi yang
telah membimbing
dan memberikan
kesempatan
kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tak
lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pengajar maupun temanteman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna..
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa
meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Februari 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Definisi...................................................................................................................... 6
2.2 Kebutuhan Energi ..................................................................................................... 7
2.3 Kegunaan Energi ..................................................................................................... 10
2.4 Teori Pengaturan Berat Badan ................................................................................ 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
Secara
umm
faktor
yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet
yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada
pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar
nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal
di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi
molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk
menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan
penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak
penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal
bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal
dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan
menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level
optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat.
Dalam
penanganan
penyakit,
penggunaan
nutrisi
sebagai
pengobatan
komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang
bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi
sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas
hidup.
Hasil
ukur
bisa
dilakukan
dengan
metode
antropometri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Berapa kebutuhan energi bagi tubuh?
3. Apa saja kegunaan dari energi?
4. Bagaimana cara pengaturan berat badan?
5. Apa saja obat untuk obesitas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari energi
2. Untuk mengetahui kebutuhan energi sesuai usia
3. Untuk mengetahui kegunaan dari energi
4. Untuk mengetahui cara pengaturan berat badan
5. Untuk mengetahui obat apa saja untuk penyakit obesitas
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Para ahli gizi klasik menggunakan istilah kalori (kcal) untuk mewakili
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu dari 1 kg air 1°C. 1
kalori sama dengan 4,184 klj atau 4,2 joule (tl). Para ahli gizi sadar bahwa energi
yang digunakan bukan sekedar menghasilkan panas, alat ini juga digunakan
sebagai pekerjaan mekanis (gerakan otot) dan untuk sinyal listrik dan disempan
sebagai energi kimia. Joule adalah 107 ergs, dimana 1 erg adalah jumlah energi
yang dikeluarkan untuk mempercepat massa 1 g per 1 cm. Ineternasional joule
adalah definisi sebagai energi yang dilepas oleh satuan ampere internasional yang
melawan satu ohm internasional dalam satu detik.
Apabila sebuah sampel kecil ( biasanya 1 g) makanan dibakar (teroksidasi)
dengan adanya oksigen, akan menghasilkan panas. Oksidasi yang lengkap ini
diukur dengan sebuah bom calorprimeter. Bom caloprimeter adalah sangat
terisolasi, kotak seperti kontainer semua panas yang diproduksi selama oksidasi
sampel kering makanan diserap oleh jumlah air yang sekitarnya kebakaran ruang.
-
Sengatan listrik
-
Kotak berisolasi
-
Termometer pengaduk
-
Wilayah udara
-
Air mandi
-
Oksigen
-
Bom
-
Sample
Dalam tabel 1.1 beberapa makanan yang umum dan nilai energinya.
Bahan
Jumlah
Makanan (kcal)
Energi (kj)
Susu
8 gr
150
628
Susu skim
8 gr
85
356
Mentega
1 gr
204
854
Telur
50 gr
80
335
Daging
2 lembar
85
356
Hamburger
3 gr
185
774
Apel
½ buah
80
335
Alpukat
216 gr
370
1548
Pisang
119 gr
100
418
Jeruk bali
241 gr
50
209
Jeruk
131 gr
65
272
Roti putih
25 gr ( 1 lembar)
70
293
95
397
Brownis dengan 20 gr
kacang
Selai
16 gr
95
397
Kacang hijau
1 cangkir , 125 gr
30
126
Jagung
½ cangkir, 83 gr
65
272
Tomat
135 gr
25
105
2.2 Kebutuhan Energi
Dewan pengadaan pangan dan nutrisi dari lembaga ilmu nasional telah
membuat rekomendasi untuk berbagai intake kebutuhan energi dalam konfigurasi
kestabilan lemak, kh, protein yaitu :

anak usia 1-3 th : 30-40, 45-65, 5-20

anak usia 4-18 th : 25-35, 45-65, 10-30

dewasa : 20-35, 45-65, 10-35
sebenarnya kebutuhan energi bervariasi sehingga konsumsi yang akan
menyebabkan obesitas pada seseorang mungkin sama sekali tidak cukup.oleh
karena itu , resep atau rekomendasi untuk konsumsi energi saat ini tidak tersedia.
Mungkin cara terbaik untuk memahami dimensi dari kebutuhan energi adalah
dengan memeriksa apa yang terjadi pada energi makanan yang disediakan ketika
dikonsumsi.
Tabel 1. 2 Metode dan persamaan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan
energi basal:
Metode
Satuan Unit
Produksi panas
kcal.(kJ)/m2.(surface.area)
Konsumsi oksigen
O2.cons./W.0.75
Produksi panas
Insensible.water.loss.(IWL).=.insensible
Weight.loss.(IW).+.(CO2.exhaled.–
.O2.inhaled)
Heat.production.=.IWL.×.0.58.×.(100/25)
Energi yang digunakan
Basal.energy.=.
creatinineN( ) 0.00482(W)
Estimasi
(Energi
tidak
diukur, Harris Benedict)
Estimasi
(Energi
diukur)
tidak
perlu BMR.=.66.4730.+.13.751W.+.5.0033L.–
.6.750A.(laki-laki)
perlu BMR.=.66.4730.+.13.751W.+.5.0033L.–
.6.750A.(laki-laki)
BMR.=.71.2W0.75.(laki-laki)
BMR.=.65.8W0.75.(wanita)
Sebagimana disebutkan sebelumnya energi yang dilepaskan sebagai panas
dapat dipastikan secara langsung dengan menggunakan calorprimeter. Instrumen
ini mirip dalam konsep dengan bomcaloriprimeter yang digunakan dalam energi
bruto makanan.
Jika seseorang mengukur kehilangan energi diatas dan di bawah zona ini,
kehilangan energi akan meningkat dan diamati dalam setiap ekstrem , seperti yg
terlihat pada gambar 15.

Kerugian energy

Zona aman

Temperature
Zona netral mal bagi manusia, kontrol enverumental ini (pemanasan/ac)
berfungsi untuk mengurangi pemborosan energi dan hal ini pada gilirannya
mempengaruhi keseimbangan energi, menambah jumlah energi yang tersedia
untuk penyimpanan sebagai lemak dan digunakan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh. Proses metabolisme tidak selalu menghasilkan panas tetapi
juga mengabiskan oksigen. Konsumsi oksigen dan produksi panas berkorelasi
langsung satu sama lain. Dengan demikian konsumsi oksigen dapat diukur
sebagai metode tidak langsung untuk menilai penggunaan dan kebutuhan energi.
(tabel 1.2)
Tabel 13. Jika campuran metabolis dikonsumsi dan dioksidasi diketahui,
perubahan energi dapat dihitung.
Jika setiap ATP memiliki nilai energi 7,3 kcal (30,5 kj/ tinggi obligasi
energi, maka secara teori oksidasi glukose untuk piruvate seharusnya 7,3 kcal
(30,5 kj/mol) x 8 ATP on 58,4 kcal (244,3 kj) per molekul. Oksidasi glukose
secara lengkap harus menghasilkan 262,8 kcal (1099,6k) dan palmitate harus
menghasilkan 73 kcal x 129 ATP atau 9417 kcal (3940k) termasuk dalam ikatan
ATP tinggi.
Ketahanan Energi
Energi disimpan dalam lemak dan glikogen diperlukan untuk mempertahankan
pertumbuhan produksi, hal ini terjadi jika BB naik atau turun maka keseimbangan
energi (energi ditahan) adalah nol.
Efisiensi Energi
Makanan yang menyediakan energi menyediakan bahan bakar untuk oksidasi yg
memberikan panas, ATP,CO dan air. Panas yang dihasilkanmelalui oksidasi ini
diperlukan agar tubuh tetap hangat, tetapi hal ini juga dapat mengukur kebutuhan
energi.
Orang yang obesitas genetis kemungkinan besar lebih efisien dalam menyimpan
lemak dari pada orang yang kurus genetis.
Efisiensi makanan adalah menggambarkan efisiensi manusia / hewan dalam
membangun jaringan tubuh yang hilang melalui kondisi kehidupan yang baru.
2.3 Kegunaan Energi
Energy yang digunakan untuk melakukan pekerjaan tubuh, bagi orang
yang kurang gerak hanya sedikit yang digunakan tetapi bagi orang yang sangat
aktif dibutuhkan sebanyak 200%.
Sejalan dengan kontraksi otot, oksigen digunakan untuk oksidasi metabolic oleh
otot yang bekerja. Panas dilepaskan, dan air dan karbon dioksida diproduksi,
semakin aktif seseorang, semakin banyak oksigen dibutuhkan untuk oksidasi
bahan bakar metabolism oleh otot.
Ringkasan dari dampak pelatihan terhadap metabolism dan komposisi tubuh
RQ menurun selama latihan menurun massa lemak
Pertumbuhan otot yang meningkat
Meningkatnya penyerapan asam lemak selaman latihan sintesis glukosa yang
meningkat oleh liver meningkatkan kapasitas aerobic otot meningkatkan toleransi
glukosa.
Kebutuhan akan insulin menurun untuk memudahkan penggunaan glukosa.
Penurunan produksi panas melalui aktivasi dari protein yang tidak dapat
digandakan dalam otot mungkin tergantumg pada jenis moscles yang digunakanan
untuk kegiatan itu.
Efek pelatihan pada serapan oksigen dan penggunaan bahan bakar
Subjek
02
RQ
GLUKOSE
L
CO2/02
MMOL/MIN
Terlatih
3.0
0.90
10.6
Tidak terlatih
3.0
0.95
13.3
Themogenesis
Cara lain energy hilang dari tubuh sebagai panas adalah panas yang hilang karena
satu atau lebih protein yang diaktifkan.
Tingkatan Energi Normal Dan Kurang Gizi
Respon metabolisme dasar terhadap kelaparan dari individu yang tidak sehat
adalah konservasi. Saat perut kekurangan makanan waktu untuk mengosongkan
berkurang, pertama perutnya, lalu duodenum, ijjenum, ileum, dan usus besar
kehilangan isinya dan menyusut dalam ukuran.
Sumber metabolism bahan bakar untuk yubuh manusia kelaparan. Lipid
digunakan terutama asam lemak yang dilepaskan dari triacylgliserol oleh depot
jaringan adipose. Protein terutama yang dibantu dari kerusakan ginjalbydrat dan
mukel glycoken dan yang disintesis oleh ginjal dan hati melalui gluconeogenesis
dari asam manis terpilih dan dari gerak gliserol tryacil lycerol elecarbooleh tissue
adipose.
Malnutrisi Protein Energi
Kelaparan adalah keadaan kekurangan gizi ekstrem sewaktu seseorang diberi
sedikit atau tidak ada makanan untuk menunjang tubuh. Apabila asupan
malnutrisi makronutrien tidak memadai, sindrom ini disebut malnutrisi protein
kalori (PCM) atau lebih tepatnya malnutrisi energy protein.
Malnutrisi kronis dicirikan tidak hanya oleh kekurangan energy tetapi juga oleh
deficit konsumsi protein dan konsumsi zat-zat yang mengandung mikronutrien.
Obesitas
Meskipun kelaparan, kurang asupan
energy dan trauma emnggambarkan
keseimbangan negative(lebih banyak energy digunakan daripada disempernakan).
Obesitas menggambarkan kondisi dimana lebih banyak energy dikonsumsi
daripada yang dihabiskan. Ini adalah keseimbangan enegi yang positif.
Penimbunan lemak yang berlebihan ini dalam tubuh sebagai lemak.
Komposisi Tubuh
Dari empat tubuh utama yang terdiri dari lemak, protein, air, dan abu (mineral),
air adalah yang paling banyak -71 tubuh normal biasanya terdiri dari 16-20%
protein, 3-5% zat mineral, 10-12% lemak, dan 60-70% air, Umur, diet, latar
belakang genetic, aktivitas fisik, status hormone, dan jenis kelamin dan menu
makanan semuanya telah terbukti memperngaruhi komposisi tubuh.
2.4 Teori Pengaturan Berat Badan
Hal ini menjelaskan mengapa manusia yang sudah berumur bisa menjadi
gemuk sewaktu mengurangi konsumsi makanan untuk mempertahankan berat
badan.Mereka mengurangi aktivitas fisik mereka dan komposisi tubuh mereka
berubah, mereka kehilangan massa otot dan mendapatkan lemak tubuh. Bentuk
tubuh mereka berubah juga. Dapat melihat peningkatan ukuran lemak mereka di
perut dan di paha dan pantat. peneliti telah mengamati perbedaan risiko kesehatan
yang berkaitan dengan lokasi lemak yang berlebih, yaitu bentuk apel dan pir.
Orang-orang yang lemaknya didistribusikan secara merata di antara tempattempat penyimpanan, bahu, perut, pinggul, dan paha disebutkan sebagai "apel".
Risiko obesitas yang berkaitan dengan berbagai kelainan ini lebih besar daripada
yang terjadi pada orang-orang yang menumpuk lemak di bawah pinggang, yakni
"buah pear", yakni depot tidak sama dengan tingkat penempatan asam lemak.
Maksudnya, mereka berbeda dalam betapa mudahnya mereka dapat melepaskan
lemak yang mereka simpan untuk digunakan oleh jaringan-jaringan lain.
2.5 Pengobatan Obesitas
Sepenuhnya 0% dari semua orang yang menurunkan berat badan kembali dalam
waktu 5 tahun.Salah satu konsekuensi menurunkan berat badan secara cepat,
terutama jika disebabkan oleh pola makan rendah kalori, rendah karbohidrat,
adalah hilangnya protein tubuh atau massa tubuh yang tidak berlemak.
Pemeliharaan berat tubuh tanpa lemak merupakan proses yang mahal energi.
Massa tubuh langsing adalah jaringan yang paling aktif dalam tubuh sehubungan
dengan kebutuhan energi, yang mendukung kalori untuk memenuhi kebutuhan
energi basall (contohnya 60-70% kebutuhan energi dasar untuk orang dewasa).
Karena itu, semakin sedikit protein tubuh, semakin rendah kebutuhan energi. Jika
menurunkan berat badan terdiri dari protin yang cukup besar, orang yang
sebelumnya kelebihan lemak memiliki kebutuhan dasar yang rendah dan anl
meningkatkan efisiensi energi dalam hal berat akan menjadi lemak lagi.
Obat Untuk Pengobatan Obesitas
1. Yang pertama adalah turunan fenetilamina, yang bekerja karena mempengaruhi
pembebasan maupun reup-i dari norepinefrin. Obat ini menekan nafsu makan.
Akan tetapi, bisa menyebabkan insomnia. Sebagai tambahan, dengan erm lama
menggunakannya efektivitas sel.
2. kedua adalah fenfluramine. obat ini menekan selera dengan meningkatkan
kadar serotonin di bagian otak tersebut (hipotalamus) yang mengendalikan
konsumsi makanan. Efek samping membuat mulut kering dan insomnia. Bisa
juga menyebabkan hipertensi, paru-paru.
3. Ktiga Serotonin reuptake. Itu juga mengurangi selera makan. Obat ini
umumnya digunakan sebagai antidepresi, bukan sebagai obat antiobesitas.
Subutramine, penghambat amine uptake, blok reuptake dari nefrrine norepi,
sehingga menekan asupan makanan.
Semua obat yang disebutkan di atas mengandung suatu kadar risiko yang
berkaitan dengan penggunaannya. Beberapa sulit didapat karena terlalu
berisiko untuk digunakan. Bahan-bahan lain hanya tersedia melalui resep dan
hendaknya digunakan hanya di bawah pengawasan dokter. Bahkan bila
digunakan dengan tepat, obat tersebut mungkin tak menghasilkan penanda dan
penurunan berat.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi
keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap
hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat
imune tubuh yang menurun.
Download