Tuas Resume Dan Main Map : Metode Harga Pokok Proses Mata Kuliah Akuntansi Biaya I Kelas D Dosen Pengampu : Moch. Shulthoni, S.E, MSA. Nama Anggota Kelompok : Ibnatul Kariimah N W (170810201337) Bagas Al Rasyid (170810201350) Kiki Averenata Ulfa (180810201199) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JEMBER 2019 Metode Harga Pokok Proses Tujuan dari Metode Harga Pokok Proses adalah menentukan harga pokok atau biaya per unit yang diperoleh dengan cara membagi jumlah biaya pada suatu periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan pada periode tersebut. Karakteristik dari Metode Harga Pokok Proses adalah sebagai berikut: 1. Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan. 2. Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang dalam proses dari masing-masing departemen. 3. Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen harus dinyatakan dalam bentuk tingkat penyelesaiannya dan unit yang dianggap selesai, diperoleh dengan mengonversikan jumlah unit yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat peneyelesaian pada akhir periode. 4. Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya. 5. Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi. 6. Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya baik secara keseluruhan maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi. Biaya produksi per departemen Biaya produksi (Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) yang dikeluarkan pada setiap departemen diakumulasikan dalam akun barang dalam proses yang dihasilkan untuk setiap departemen yang bersangkutan. Dalam metode harga pokok proses, elemen-elemen biaya produksi secara keseluruhan maupun per unit diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus Produksi Terdapat tiga jenis arus produksi yakni, arus produksi berurutan, parallel dan selektif. Dalam arus produksi berurutan, unit-unit produk mengalir melalui semua tahapan produksi atau departemen dalam urutan yang sama yang akan ditunjukkan pada akun barang dalam proses berikut. Barang Dalam Proses Departemen A Barang Dalam Proses Barang Dalam Proses Departemen B Departemen C Bahan Baku Produk Selesai Tenaga Kerja Produk Selesai Tenaga Kerja Produk selesai Langsung Langsung Langsung Tenaga Kerja Overhead Overhead Langsung Pabrik Pabrik Overhead Pabrik Barang Jadi Dalam arus produk parallel, bahan baku pada mulanya mengalir melalui beberapa departemen yang berbeda hingga disatukan dalam suatu proses tahapan terakhir atau tahapan penyelesaian untuk barang jadi. Dalam arus selektif, bahan baku yang sama mengalir dalam beberapa tahapan produksi atau urutan departemen yang berbeda, dan masing-masing urutan departemen dalam pengolahan tersebut akan menghasilkan barang jadi yang berbeda. Barang Dalam Proses Departemen A Bahan Baku Langsung Barang Dalam Proses Departemen D Produk Selesai Produk Selesai Barang Jadi Produk A Tenaga Kerja Langsung Produk B Overhead Pabrik Produk C Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Barang Dalam Proses Departemen B Tenaga Kerja Produk selesai Langsung Overhead Pabrik Barang Dalam Proses Departemen C Tenaga Kerja Produk selesai Langsung Overhead Pabrik Prosedur Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Overhead Pabrik 1. Akuntansi Biaya Bahan Baku Bahan baku langsung dibebankan kepada departemen-departemen, bukan pada pekerjaan-pekerjaan pesanan yang biasanya berjumlah jauh lebih banyak. Selain itu biasanya bahan baku digunakan hanya pada departemen produksi yang pertama melakukan proses produksi, sedangkan departemen produksi berikutnya hanya memerlukan tambahan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik saja. Contoh, anggaplah departemen pemotongan adalah departemen yang pertama kali melakukan proses produksi dan menggunakan bahan baku langsung sebesar Rp. 38.000.000. ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat penggunaan bahan baku langsung pada departemen produksi adalah berikut: Barang Dalam Proses – Departemen pemotongan 38.000.000 Persediaan Bahan Baku 38.000.000 Perusahaan akan mendebit akun barang dalam proses dan mengkredit akun persediaan bahan baku atas penggunaan bahan baku langsung. 2. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada masing-masing departemen produksi ditentukan menurut penghasilan bruto dari karyawan yang bertugas dalam departemen-departemen tersebut. Dalam metode harga pokok pesanan diperlukan suatu pekerjaan tambahan yaitu mengalokasikan gaji para karyawan pabrik kepada pekerjaan-pekerjaan pesanan yang dilaksanakan. Contoh, perusahaan membayarkan gaji dan upah sebesar Rp 160.760.000 dengan pendistribusian sebagai berikut. Departemen Pemotongan …………………………………………….. Rp 78.400.000 Departemen Perakitan ……………………………………………….. Rp 82.360.000 Ayat jurnal untuk mencatat pendistribusian biaya tenaga kerja langsung dari akun gaji dan upah masing-masing departemen produksi adalah: Barang Dalam Proses – Dep. Pemotongan 78.400.000 Barang Dalam Proses – Dep. Perakitan 82.360.000 Gaji dan Upah 160.760.000 3. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Pada saat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya telah terjadi, biaya ini dicatat dalam akun biaya overhead pabrik dan juga dihimpun dalam masing-masing buku besar pembantu atau kartu biaya dari departemen-departemen produksi dan departemendepartemen pendukung. Contoh ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya (aktual) adalah sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik 151.180.000 Biaya yang Masih Harus Dibayar 10.780.000 Utang Dagang 41.000.000 Akumulasi Penyusutan 73.000.000 Biaya Dibayar Dimuka 14.400.000 Persediaan Bahan Baku 7.000.000 Gaji dan Upah 5.000.000 Adapun pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif overhead yang ditetapkan lebih dahulu untuk Departemen Pemotongan dan Departemen Perakitan adalah sebagai berikut Departemen Pemotongan …………………………………………. Rp. 73.500.000 Departemen Perakitan …………………………………………….. Rp. 82.360.000 Ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan overhead yang dibebankan untuk Departemen Pemotongan dan Departemen Perakitan adalah sebagai berikut. Barang Dalam Proses – Dep. Pemotongan Barang Dalam Proses – Dep. Perakitan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan 73.500.000 82.360.000 155.860.000 Pengaruh Otomatisasi Struktur biaya produksi akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan manufaktur. Seberapa jauh struktur biaya ini akan berubah bergantung pada tinggi atau rendahnya perubahan tingkat otomatisasi. Biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan menjadi bagian yang tidak berarti dalam jumlah biaya produksi apabila otomatisasi dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek. Sebaliknya biaya overhead pabrik akan meningkat dengan adanya otomatisasi dalam pabrik . Laporan Biaya Produksi Laporan ini dapat digunakan sebagai dokumen sumber untuk pembuatan ikhtisar ayat-ayat jurnal secara periodik atas kegiatan yang dilakukan oleh setiap departemen produksi yang selanjutnya akan dipindahbukukan ke berbagai akun biaya. Laporan ini terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: 1. Produksi dalam unit, bagian ini meliputi informasi tentang jumlah unit barang yang masuk dan keluar untuk setiap departemen. Informasi dari bagian ini digunakan untuk menentukan biaya per unit yang ditambahkan pada suatu departemen selama periode yang bersangkutan. 2. Biaya produksi, biaya yang dipertanggungjawabkan biasanya berasal dari, biaya yang ditambahkan selama periode yang bersangkutan, biaya yang diterima dari departemen sebelumnya dan barang dalam proses awal periode. Untuk menyusun laporsn biaya produksi diperlukan informasi tentang: 1. Unit Produksi Ekuivalen, angka unit produksi ekuivalen merupakan jumlah unit yang selesai dan ditambah dengan jumlah barang dalam proses dengan memperhitungkan tingkat penyelesaiannya. Ilustrasi penyusunan: Jumlah unit yang telah selesai di Departemen Pemotongan dan Ditransfer ke departemen perakitan pada januari 2017 berjumlah 32.000 unit. Jumlah unit yang telah selesai ini memiliki tingkat penyelesaian sebesar 100% untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dasn overhead pabrik. Jumlah unit dalam proses Departemen Pemotongan di akhir Januari 2017 adalah 8000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan baku 100%, tenaga kerja 50% dan overhead pabrik 50%. Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya Ditambah: Unit barang dalam proses akhir x tingkat penyelesaian Bahan baku langsung = 8.000 x 100% Tenaga Kerja Langsung = 8000 x 50% Overhead Pabrik = 8000 x 50% Unit Produksi Ekuivalen Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Langsung Langsung Pabrik 32.000 32.000 32.000 8.000 4.000 4.000 40.000 36.000 36.000 2. Biaya Per Unit, setelah unit produksi ekuivalen diketahui, maka biaya per unit per departemen untuk setiap elemen biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead) dapat dihitung dengan membagi jumlah dari masasing-masing biaya tersebut dengan angka produksi ekuivalen. Biaya per unit suatu departemen = total biaya departemen Jumlah unit ekuivalen Ilustrasi penyusunan Berikut adalah biaya produksi yang terjadi selama Januari 2017 pada Departemen Pemotongan Bahan Baku Langsung ………………………………………. Rp 38.000.000 Tenaga Kerja Langsung ………………………………………Rp 39.240.000 Overhead Pabrik ………………………………………….….. Rp 36.720.000 Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Total Langsung Langsung Pabrik Biaya yg Rp. 38.000.000 Rp.39.240.000 Rp. dikeluarkan di 36.720.000 Januari Unit Produksi Rp. 40.000.000 Rp. Rp. Ekuivalen 36.000.000 36.000.000 Biaya Per Rp. 950 Rp. 1.090 Rp. 1020 Rp. Unit* 3.060 *Biaya Per Unit = Biaya yang dikeluarkan di Januari / Unit Ekuivalen 3. Pertanggungjawaban Biaya Dalam laporan biaya produksi terdapat bagian yang menunjukkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang harus dipertanggungjawabkan, dan pertanggungjawaban atas biaya tersebut diatas. Dengan demikian maka biaya yang telah dikeluarkan dan dipertanggungjawabkan harus sama dengan jumlah yang menunjukkan pertanggungjawaban biayanya. Ilustrasi penyusunan. Dalam laporan biaya produksi pada bagian biaya kelompok A menunjukkan bahwa jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan adalah sebesar Rp. 113.960.000 yang merupakan penjumlah dari biaya-biaya produksi yang dibebankan kepada departemen-departemen yang terdiri atas biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 38.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 39.240.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 36.720.000 . Kelompok B dari bagian biaya menjelaskan mengenai pertanggungjawaban atas biaya diatas tersebut. Dari jumlah tersebut terdapat biaya dari unit yang ditransfer sejumlah Rp. 97.920.000 (32.000 unit x Rp. 3.060 unit) ditambah dengan biaya dari barang dalam proses akhir periode sebesar Rp. 16.040.000 yang terdiri atas biaya bahan baku langsung sejumlah Rp. 7.600.000 (8000 unit x 100% x Rp. 950) dengan tingkat penyelesaian 100%, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik masing-masing sebesar Rp 4.360.000 (8000 unit x 50% x Rp 1.090) dan Rp. 4.080.000 (8000 unit x 50% x Rp. 1.020) dengan tingkat penyelesaian yg sama yaitu 50%. Dengan demikian jumlah butir A yaitu biaya yang telah dikeluarkan dan dipertanggungjawabkan harus sama dengan jumlah butir B yang menunjukkan pertanggungjawaban biayanya. PT Berjaya Sejahtera Laporan Biaya Produksi Departemen Pemotongan Bulan Januari 2017 Produksi Dalam Unit A.Produksi yang harus dipertanggungjawabkan Unit yang dimasukkan dalam proses Jumlah Unit yang harus dipertanggungjawabkan B.Pertanggungjawaban Produksi Unit yang ditransfer ke Dep. Berikutnya Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian: bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) Jumlah Unit yang dipertanggungjawabkan BIAYA PRODUKSI A.Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Biaya yang ditambahkan Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan B.Pertanggungjawaban Biaya: Biaya ditransfer ke Dep. Berikut (32.000 x Rp. 3.060) Barang dalam proses akhir periode Bahan baku (8.000 x 100% x Rp 950) Tenaga Kerja Langsung (8.000 x 50% x Rp. 1.090) Overhead Pabrik (8.000 x 50% x Rp. 1.020) 40.000 40.000 32.000 8.000 40.000 Total 38.000.000 39.240.000 36.720.000 113.960.000 Unit Ekuivalen 40.000 36.000 36.000 97.920.000 7.600.000 4.360.000 4.080.000 16.040.000 Per Unit (Rp) 950 1.090 1.020 3.060 Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan 113.960.000 C.Perhitungan Biaya Per Unit Produksi Ekuivalen: Bahan Baku 32.000 + (100% x 8.000) = 40.000 unit Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik 32.000 + (50% x 8.000) = 36.000 unit Proses pemindahan biaya dari departemen pemotongan ke departemen perakitan akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut: Barang dalam proses – Dep. Perakitan Barang dalam proses – Dep. Pemotongan 97.920.000 97.920.000 Departemen Perakitan Setelah unit selesai di departemen pemotongan maka unit tersebut akan dikirim ke departemen perakitan. Berikut adalah informasi yang diperoleh dari departemen perakitan. Produk selesai yang diterima dari departemen pemotongan sebanyak 32.000 unit senilai Rp 97.920.000. produk ini kemudian diproses lebih lanjut lagi di departemen perakitan dengan menambahkan biaya tenaga kerja langsung dsn biaya overhead pabrik. Departemen perakitan tidak menambahkan bahan baku pada unit yang diterima dari departemen pemotongan. Perhitungan unit produksi ekuivalen Berikut adalah data dari departemen perakitan januari 2017 Unit barang dalam proses, 1 Januari ………………………………….. 0 Unit yang diterima dari departemen sebelumnya …………………….. 32.000 Unit yang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi ……………… 28.000 Unit barang yang dalam proses, 31 Januari (tingkat penyelesaian tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%) ………………………………………………… 4.000 Perhitungan unit produksi ekuivalen untuk setiap komponen biaya produksi pada Departemen Perakitan adalah: Unit yang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi Ditambah: unit barang dalam proses akhir x tingkat penyelesaian Departemen sebelumnya: 4.000 x 100% Tenaga kerja langsung: 4.000 x 60% Overhead pabrik: 4.000 x 60% Unit Ekuivalen Biaya dari Tenaga Kerja Overhead departemen Langsung Pabrik sebelumnya 28.000 28.000 28.000 4.000 2.400 32.000 30.400 2.400 30.400 Biaya Per Unit Berikut adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditambahkan pada departemen perakitan selama Januari 2017 Tenaga kerja langsung ……………………………………………….. 43.168.000 Overhead pabrik ……………………………………………………… 39.824.000 Biaya per unit untuk setiap komponen dalam biaya produksi dapat diperoleh dengan cara membagi setiap komponen biaya produksi dengan unit produksi ekuivalennya seperti berikut: Biaya dari departemen Tenaga Kerja Overhead Total sebelumnya Langsung Pabrik 97.920.000 43.168.000 39.824.000 Biaya yang dikeluarkan di Januari Unit Ekuivalen 32.000 30.400 30.400 Biaya Per Unit* 3.060 1.420 1.310 *Biaya per unit = biaya yang dikeluarkan di Januari / unit produksi ekuivalen 5.790 Pertanggungjawaban Biaya Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen perakitan terdiri atas biaya yang diterima dari departemen pemotongan dan biaya yang ditambahkan sendiri oleh departemen perakitan seperti berikut: Total Biaya Per Unit Biaya dari departemen sebelumnya 97.920.000 3.060 Biaya tenaga kerja langsung 43.168.000 1.420 Biaya overhead pabrik 39.824.000 1.310 Total 180.192.000 5.790 Pencatatan mengenai biaya yang ditambahkan sebesar 82.992.000 oleh departemen perakitan diuraikan pada laporan biaya produksi departemen perakitan, jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan seluruhnya adalah 180.912.000 (97.920.000+2.992.000) PT BERJAYA SEJAHTERA Laporan Biaya Produksi Departemen Perakitan Bulan Januari 2017 Produksi dalam Unit A.Produksi yang harus dipertanggungjawabkan: Unit yang diterima dari departemen sebelumnya Jumlah unit yanh harus dipertanggungjawabkan B.Pertanggungjawaban Produksi Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%) Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 32.000 32.000 28.000 4.000 32.000 Biaya Produksi A.Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Biaya dari departemen sebelumnya Biaya yang ditambahkan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan B.Pertanggungjawaban Biaya: Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi (28.000 x 5.790) Barang dalam proses akhir periode Biaya dari departemen sebelumnya (4000 x 3.060) Tenaga Kerja Langsung (4.000 x 60% x 1.420) Overhead Pabrik (4.000 x 60% x 1.310) Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan C.Perhitungan biaya per unit Unit produk ekuivalen Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik {28.000 x (60% x 4.000)} Biaya per unit Tenaga kerja langsung Overhead pabrik Total 97.920.000 Per Unit 3.060 43.168.000 39.824.000 82.992.000 180.912.000 1.420 1.310 2.730 5.790 162.120.000 12.240.000 3.408.000 3.144.000 18.792.000 180.912.000 30.400 unit 43.168.000 30.400 39.824.000 30.400 Penambahan bahan baku pada departemen berikutnya 1. Meningkatkan total biaya dan biaya per unit 2. Meningkatkan total biaya dan adanya penambahan jumlah unit produk 1.420 1.310